Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkah dan rahmat-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Adapun
yang menjadi judul dari makalah ini adalah Penggunaan Radioisotop Pada Bidang
Industri .
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah Radiokimia beserta teman-teman Kimia NK12 yang
telah banyak memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini dibuat dalam memperdalam penjelasan mengenai penggunaan
radioisotop dalam berbagai hal pada bidang industri sehingga dapat disimpulkan
bahwa radioisotop sangat penting digunakan dalam hal industri selain itu makalah ini
bertujuan untuk mengetahui keuntungan dan kerugian dari radioisotop yang
digunakan dalam bidang industry serta pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas
dalam mata kuliah radiokimia.
Di dalam penyelesaiannya, penyusun menyadari makalah ini masih jauh dari
predikat sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh pembaca. Akhir kata, penyusun mengucapkan terima kasih.

Medan, 4 April 2013


Penyusun,

Fanni Zati Hulwany


4123210014

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang . 3
2. Rumusan Masalah .... 4
3. Tujuan Makalah ... 4
4. Manfaat Makalah . 4
BAB II. PEMBAHASAN
1. Pengertian Radioisotop 5
2. Pembuatan Radioaktif . 5
3. Sifat Khas Radioisotop 5
4. Sinar-Sinar Radioaktif . 6
5. Peluruhan Sinar Radioaktif ..... 6
6. Deret Radioaktif .. 8
7. Kegunaan Radioisotop dalam Bidang Industri ... 9
8. Aplikasi Teknik Nuklir dalam Industri ... 13
9. Bahaya Radiasi Radioaktivitas 16
BAB III. PENUTUP
1. Kesimpulan . 17
2. Saran ... 17
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kita telah mengetahui bahwa atom terdiri atas inti atom dan elektron
elektron yang beredar mengitarinya. Raksi kimia biasa ( seperti reaksi pembakaran
dan pengaraman ) hanya mnyangkut pada kulit atom, terutama elektron pada kulit
terluar, sedangkan inti atom tidak berubah. Reaksi yang menyangkut pada perubahan
inti adalah reaksi inti atau reaksi nuklir.
Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir
spontan terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak
stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan dapat terjadi pada
inti yang stabil maupun inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai perubahan energi
berupa radiasi dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang
sangat dasyat, lebih besar dan reaksi kimia biasa.
Radioisotop adalah isotop dari zat

radioaktif.

Radioisotop

mampu

memancarkan radiasi. Radioisotop dapat terjadi secara alamiah atau sengaja dibuat
oleh manusia dalam reaktor penelitian. Produksi radioisotop dengan proses aktivasi
dilakukan dengan cara menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor.
Proses ini lazim disebut irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut
target atau sasaran. Neutron yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target
sehingga jumlah neutron dalam inti target tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat
mengakibatkan ketidakstabilan inti atom sehingga berubah sifat menjadi radioaktif.
Bagi sebagian orang, radioisotop masih memberikan kesan menyeramkan dan
bahkan menakutkan. Namun, sesungguhnya radioisotop telah memberikan kontribusi
yang berarti dalam kehidupan manusia. Mereka memberikan manfaat baik secara
langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh
umat manusia. Oleh sebab itu mulai dari sekarang kita tidak boleh takut terhadap
radioisotop. Sebenarnya Radioisotop bukanlah sesuatu yang menyeramkan bagi
kehidupan manusia melainkan sesuatu yang dapat dimanfaatkan dan berguna bagi
kehidupan manusia. Selain di bidang kesehatan, Radioisotop juga dapat dimanfaatkan
dalam bidang industri, pertanian, arkeologi, pertambangan, kimia dan kesenian.
Berdasarkan latar belekang diatas, maka disusunlah makalah untuk
mengetahui kegunaan

Radioisotop dalam bidang industri serta teknik yang digunakannya sehingga dapat
bermanfaat dalam kegiatan manusia.

2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini, yaitu :
1. Apakah yang dimaksud dengan radioisotop ?
2. Bagaimana sifat-sifat radioisotop?
3. Apakah kegunaan radioisotop dalam bidang industri ?
4. Bagaimanakah teknik aplikasi radioisotop dalam bidang industri ?
3. Tujuan Makalah
Tujuan makalah ini adalah :
1. Mengetahui tentang radioisotop.
2. Mengetahui sifat-sifat radioisotop
3. Mengetahui kegunaan radioisotop dalam bidang industri.
4. Mengetahui teknik aplikasi radioisotop dalam bidang industry.
4. Manfaat Makalah
Manfaat makalah ini adalah :
Mahasiswa dan pembaca mengetahui aplikasi radioisotop dalam bidang industri.

BAB II
PEMBAHASAN
4

1. Pengertian dan Perkembangan Radioisotop


Radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif. Radioisotop mampu memancarkan
radiasi. Radioisotop dapat terjadi secara alamiah atau sengaja dibuat oleh manusia
dalam reaktor penelitian. Produksi radioisotop dengan proses aktivasi dilakukan
dengan cara menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini
lazim disebut irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut target atau
sasaran. Neutron yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target sehingga
jumlah neutron dalam inti target tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat
mengakibatkan ketidakstabilan inti atom sehingga berubah sifat menjadi radioaktif.
Reaksi nuklir ada yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir spontan
terjadi pada inti-inti atom yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak stabil ini
disebut zat radioaktif. Adapun reaksi nuklir tidak spontan dapat terjadi pada inti yang
stabil maupun inti yang tidak stabil. Reaksi nuklir disertai perubahan energi berupa
radiasi dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai pembebasan kalor yang sangat
dasyat, lebih besar dan reaksi kimia biasa.
2. Pembuatan Radioaktif
Radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif. Radioisotop mampu memancarkan
radiasi. Radioisotop dapat terjadi secara alamiah atau sengaja dibuat oleh manusia
dalam reaktor penelitian. Produksi radioisotop dengan proses aktivasi dilakukan
dengan cara menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini
lazim disebut irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut target atau
sasaran. Neutron yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target sehingga
jumlah neutron dalam inti target tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat
mengakibatkan ketidakstabilan inti atom sehingga berubah sifat menjadi radioaktif.
3. Sifat Khas Radioisotop
Radioisotop senantiasa memancarkan radiasi di manapun dia berada dan mudah
dideteksi. Laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan fungsi
jumlah atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik
temperatur, tekanan, pH dan sebagainya. Intensitas radiasi ini tidak bergantung pada
bentuk kimia atau senyawa yang disusunnya . Radioisotop memiliki konfigurasi
elektron yang sama dengan isotop lain sehingga sifat kimia yang dimiliki radioisotop
5

sama dengan isotop-isotop lain dari unsur yang sama . yang dipancarkan, utamanya
radiasi gamma, memiliki daya tembus yang besar.
4. Sinar-Sinar Radioaktif

4.1. Sinar alfa


a. Sinar alfa bermuatan positif (2+).
b. Dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
c. Memiliki daya tembus yang paling rendah dibandingkan sinar beta maupun
gamma.

4.2. Sinar beta


a. Sinar beta bermuatan negatif (1).
b. Dibelokkan oleh medan listrik maupun medan magnet.
c. Memiliki daya tembus yang lebih besar dari sinar alfa, tetapi di bawah sinar
gamma.

4.3. Sinar gamma


a. Sinar gamma tidak bermuatan sehingga tidak dibelokkan oleh medan listrik
maupun medan magnet.
b. Sinar gamma memiliki daya tembus yang paling kuat di antara ketiga sinar
radioaktif yang ada.
5. Peluruhan Sinar Radioaktif
Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa sinar alfa, beta, dan gamma termasuk
sinar radioaktif. Demikian halnya dengan partikel-partikel radioaktif lain, sinar-sinar
tersebut juga mengalami peluruhan. Mekanisme peluruhan sinar-sinar radioaktif dapat
dijelaskan sebagai berikut.

5.1. Peluruhan alfa


Adalah salah satu bentuk peluruhan radioaktif dimana sebuah inti atom berat tidak
stabil melepaskan sebuah partikel alfa dan meluruh menjadi inti yang lebih ringan
dengan nomor massa empat lebih kecil dan nomor atom dua lebih kecil dari semula.
dimana X dan X' menyatakan jenis inti yang berbeda.
Bentuk kedua juga digunakan karena, bagi pengamat awam, bentuk pertama
tampak tidak stabil secara listrik. Pada dasarnya, inti yang baru terbentuk akan segera
6

melucuti dua elektronnya untuk menetralisir kation helium yang lapar. Partikel alfa
sebenarnya adalah sebuah inti helium. Inti helium merupakan inti stabil dengan nomor
massa dan nomor atom yang kekal. Peluruhan alfa dapat dianggap sebagai sebuah
reaksi fisi nuklir sebab inti induk terpecah menjadi dua inti "anak" (daughter).
Peluruhan alfa adalah salah satu contoh dari efek terowongan dalam mekanika
kuantum. Tidak seperti peluruhan beta, peluruhan alfa diatur oleh gaya nuklir kuat

5.2. Peluruhan beta


Adalah peluruhan radioaktif yang memancarkan partikel beta (elektron atau
positron). Pada kasus pemancaran sebuah elektron, peluruhan ini disebut sebagai
peluruhan beta minus (), sementara pada pemancaran positron disebut sebagai
peluruhan beta plus (+). Pada tingkatan partikel dasar, peluruhan beta terjadi karena
konversi sebuah quark bawah menjadi sebuah quark atas oleh pemancaran sebuah
boson W.
Pada peluruhan , interaksi lemah mengubah sebuah netron menjadi sebuah
proton ketika sebuah elektron dan sebuah anti-neutrino dipancarkan. Elektron yang
dipancarkan bukanlah elektron orbital. Juga bukan elektron yang semula berada di
dalam inti atom, karena asas ketidakpastian melarang elektron hadir di dalam inti
atom. Elektron tersebut diciptakan oleh inti atom dari energi yang ada. Jika beda
energi diam antara kedua inti atom sekurang-kurangnya E=mc, maka hal tersebut
memang mungkin terjadi.
Dalam peluruhan +, sebuah proton dikonversi menjadi sebuah netron, sebuah
positron dan sebuah neutrino. Jadi, tidak seperti peluruhan beta minus, peluruhan beta
plus tidak dapat terjadi dalam isolasi, sebab harus ada suplai energi dalam proses
penciptaan massa, karena massa netron (sebagai inti anak) ditambah massa positron
dan neutrino lebih besar daripada massa proton (sebagai inti induk). Jika proton dan
netron merupakan bagian dari inti atom, proses peluruhan men-transmutasikan satu
elemen kimia ke dalam bentuk lainnya.

5.3. Peluruhan Gamma


Merupakan radiasi gelombang elektromagnetik dengan energi sangat tinggi
sehingga memiliki daya tembus yang sangat kuat. Sinar gamma dihasilkan oleh
transisi energi inti atomdari suatu keadaan eksitasi ke keadaan dasar. Saat transisi
7

berlangsung terjadi radiasi energi tinggi (sekitar 4,4 MeV) dalam bentuk gelombang
elektromagnetik. Sinar gamma bukanlah partikel sehingga tidak memiliki nomor atom
(A=0) maka dalam peluruhan sinar- tidak dihasilkan inti atom baru.
6. Deret Radioaktif
Deret radioaktif merupakan deret nuklida radioaktif. Pada deret ini setiap
anggotanya terbentuk dari hasil peluruhan nuklida sebelumnya. Deret akan berakhir
dengan nuklida stabil. Ada empat deret radioaktif alamiah, yaitu deret torium,
neptunium, uranium, dan aktinium.

6.1. Deret Torium


Deret torium dimulai dari inti induk 232Th 90 dan berakhir pada inti 208Pb 83 . Deret
ini juga disebut dengan deret 4n, sebab nomor massanya selalu kelipatan 4.

6.2. Deret Neptunium


Deret neptunium dimulai dari induk 237Np 93 dan berakhir pada inti 209Bi 83 . Deret
ini juga disebut deret (4n +1), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam
bentuk 4n +1.

6.3. Deret Uranium


Deret uranium dimulai dari inti induk 235U 92 dan berakhir pada 207Pb 82 . Deret ini
disebut juga deret (4n +2), karena nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam
bentuk 4n + 2.

6.4. Deret Aktinium


Deret aktinium dimulai dari inti induk U dan berakhir pada Pb. Deret ini juga disebut
deret (4n +3), sebab nomor massanya selalu dapat dinyatakan dalam bentuk 4n + 3.

7. Kegunaan Radioisotop dalam Bidang Industri

7.1.Pemeriksaan tanpa merusak


8

Pemeriksaan tak merusak dalam menentukan kualitas suatu sistem dapat


dilakukan baik dengan metode teknik nuklir maupun non-nuklir. Radiasi berdaya
tembus tinggidapat dipakai untuk melakukan pemeriksaan bahan tanpa merusak bahan
yang diperiksa ( non destructive testing ). Teknik pemeriksaan dengan radiasi ini
disebut juga radiografi industri. Uji tak merusak ini biasanya memanfaatkan radiasi
jenis foton berdaya tembus tinggi, baik berupa sinar gamma yang dipancarkan oleh
radioisotop maupun sinar-X dari suatu pesawat. Sifat dari radiasi itu sendiri adalah
sebagian diserap dan sebagian diteruskan oleh bahan yang diperiksa. Oleh sebab itu,
radiasi akan mengalami pelemahan di dalam bahan. Tingkat pelemahannya
bergantung pada tebal bagian bahan yang menyerap radiasi. Prinsip dasar dalam uji
tak merusak ini adalah bahwa radiasi akan menembus benda yang diperiksa, namun
karena adanya cacat dalam bahan maka banyaknya radiasi yang diserap oleh bagianbagian pada bahan tidak sama. Dengan memanfaatkan sifat interaksi antara radiasi
foton dengan bahan seperti ini, maka radiasi dapat dimanfaatkan untuk memeriksa
cacat yang ada di dalam bahan. Rongga maupun retak sekecil apapun dapat dideteksi
dengan teknik radiografi ini. Apabila radiasi yang diteruskan dan keluar dari bahan
ditangkap oleh film fotografi yang dipasang di belakang bahan tersebut, maka
perbedaan intensitas radiasi akan menimbulkan kehitaman yang berbeda pada film,
sehingga cacat dalam bahan yang diperiksa akan tergambar pada film. Dengan teknik
ini dapat diketahui mutu sambungan las, kualitas logam cor dan juga keadaan dalam
diri suatu sistem. Untuk mendapatkan ketelitian pemeriksaan yang lebih tinggi, maka
teknik radiografi dapat dikombinasikan dengan teknik pemeriksaan lainnya karena
tiap cacat pada benda menimbulkan gambar yang berlainan. Maka untuk membaca
gambar pada film diperlukan pengalaman dan keahlian tersendiri, sehingga
kemungkinan terjadinya salah interpretasi dapat dihindari atau dikurangi.

(Gambar contoh pengujian pada pipa )

7.2. Untuk menentukan kehausan atau keroposan yang terjadi pada bagian
pengelasan atau logam.
Radioisotop digunakan untuk mendeteksi kebocoran pipa yang ditanam di dalam
tanah atau dalam beton dengan memasukannya ke dalam aliran pipa yang
diperkirakan terjadi kebocoran pipa di dalamnya sehingga kebocoran dapat dideteksi
tanpa penggalian tanah atau pembongkaran beton. Radiasi sinar gamma dapat
digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan las, yaitu dengan
meronsen bahan tersebut. Teknik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal bahan
yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi
dari gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian
yang berongga didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam, Jika
bagian pengelasan atau logam ini disinari dengan sinar gamma dan dibalik bahan itu
diletakkan film foto maka pada bagian yang terdapat kehausan atau kekeroposanakan
memberikan gambar yang tidak merata.

7.3. Untuk mengetahui adanya cacat pada material.


Pada bidang industri aplikasi baja perlu dianggap bahwa semua bahan selalu
mengandung cacat. Cacat dapat berupa cacat bawaan dan cacat yang terjadi
akibat penanganan yang tidak benar. Cacat pada material merupakan sumber
kegagalan dalam industri baja. Penyebab timbulnya cacat pada material meliputi
desain yang tidak tepat, proses fabrikasi dan pengaruh lingkungan. Desain yang tidak
10

tepat meliputi pemilihan bahan, metode pengerjaan, panas yang tidak tepat dan tidak
dilakukannya uji mekanik. Proses fabrikasi meliputi keretakan karena penggerindaan,
cacat proses fabrikasi dan cacat pengelasan. Kondisi operasi lingkungan meliputi
korosi. Untuk mengetahui adanya cacat pada material maka digunakan suatu
pengujian material tak merusak yang salah satunya adalah dengan metode radiografi
sinar gamma.Teknik radiografi merupakan salah satu metode pengujian material takmerusak yang selama ini sering digunakan oleh industri baja untuk menentukan
jaminan kualitas dari produk yang dihasilkan. Teknik ini adalah pemeriksaan dengan
menggunakan sumber radiasi (sinar-x atau sinar gamma) sebagai media pemeriksa dan
film sebagai perekam gambar yang dihasilkan. Radiasi melewati benda uji dan terjadi
atenuasi dalam benda uji. Sinar yang akan diatenuasi tersebut akan direkam oleh film
yang diletakkan pada bagian belakang dari benda uji. Setelah film tersebut diproses
dalam kamar gelap maka film tersebut dapat dievaluasi. Bila terdapat cacat pada
benda uji maka akan diamati pada film radiografi dengan melihat perbedaan
kehitaman atau densitas. Pemilihan sumber radiasi berdasarkan pada ketebalan benda
yang diperlukan karena daya tembus sinar gamma terhadap material berbeda. Pada
sumber pemancar sinar gamma tergantung besar aktivitas sumber. Sedangkan
pemilihan tipe film sangat mempengaruhi pemeriksaan kualitas material. Film
digunakan untuk merekam gambar material yang diperiksa. Pemilihan tipe film yang
benar akan menghasilkan kualitas hasil radiografi yang sangat baik. Pada umumnya
kita mengenal dua macam jenis film, yaitu film cepat dan film lambat. Pada film cepat
butir-butirannya besar, kekontrasan dan definisinya kurang baik. Sedangkan pada film
lambat butir-butirannya kecil, kekontrasan dan definisinya lebih baik Penentuan jarak
sumber ke film (SFD) juga mempengaruhi hasilkualitas film radiografi. Penghitungan
SFD yang tidak benar mempengaruhi tingkat kehitaman atau density hasil film
radiografi sehingga akan mempengaruhi tingkat sensitivitas atau tingkat ketelitian.

7.4. Digunakan dalam pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa
minyak/gas serta instalasi kilang minyak.
Teknik radiografi merupakan teknik yang sering dipakai terutama pada tahaptahap konstruksi. Pada sektor industri minyak bumi, teknik ini digunakan dalam
pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta instalasi kilang
minyak. Selain bagian-bagian konstruksi besi yang dianggap kritis, teknik ini
11

digunakan juga pada uji kualitas las dari ketel uap tekanan tinggi serta uji terhadap
kekerasan dan keretakan pada konstruksi beton. Radioisotop yang sering digunakan
adalah kobal-60 (60Co). Dalam bidang industri, radioisotop digunakan juga sebagai
perunut misalnya untuk mengujikebocoran cairan/gas dalam pipa serta membersihkan
pipa, yang dapat dilakukan dengan menggunakan radioisotop iodoum-131 dalam
bentuk senyawa CH3

131l

. Radioisotop seng-65 (65Zn) dan fosfor-32 merupakan

perunut yang sering digunakan dalam penentuan efisiensi proses industri, yang
meliputi pengujian homogenitas pencampuran sertaresidence time distribution (RTD).
Sedangkan untuk kalibrasi alat misalnya flow meter, menentukan volume bejana tak
beraturan serta pengukuran tebal material, rapat jenis dan penangkal petir dapat
digunakan radioisotop kobal-60, amerisium-241 (241Am) dancesium-137 (137Cs).
Kebocoran dan dinamika fluida di dalam pipa pengiriman gas maupun cairan
dapatdideteksi menggunakan radioisotop. Zat yang sama atau memiliki sifat yang
sama denganzat yang dikirim diikut sertakan dalam pengiriman setelah ditandai
dengan radioisotop. Keberadaan radioisotop di luar jalur menunjukkan terjadinya
kebocoran. Keberadaan radioisotop ini dapat dicari jejaknya sambil bergerak dengan
cepat, sehingga pipa transmisi minyak atau gas bumi dengan panjang ratusan bahkan
ribuan kilometer dapat dideteksi kebocorannya dalam waktu relatif singkat.
Radioisotop dapat digunakan pula untuk menguji kebocoran tangki penyimpanan
ataupun tangki reaksi. Pada pengujian ini biasanya digunakan radioisotop dari jenis
gas mulia yang inert (sulit bereaksi).

7.5. Mengontrol ketebalan bahan.


Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam
dapat dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas
radiasi yang diteruskan bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor
radiasi dihubungkan dengan alat penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka
intensitas radiasi yang diterima detektor akan berkurang dan mekanisme alat akan
mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat dipertahankan.

7.6. Pengawetan bahan.


Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti
kayu, barang-barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat meningkatkan mutu tekstil
12

karena mengubah struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan
warnanya. Berbagai jenis makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman
sehingga dapat disimpan lebih lama
8. Aplikasi Teknik Nuklir dalam Industri
Dalam bidang industri, aplikasi teknik-teknik yang dapat digunakan yaitu :
1. Teknik radiografi
2. Teknik gauging
3. Teknik perunut atau teknik tracing
4. Teknik analisis aktivasi neutron

8.1. Teknik radiografi


Teknik radiografi merupakan teknik yang sering dipakai terutama pada tahap-tahap
konstruksi. Pada sektor industri minyak bumi, teknik ini digunakan dalam pengujian
kualitas las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta instalasi kilang minyak.
Selain bagian-bagian konstruksi besi yang dianggap kritis, teknik ini digunakan juga
pada uji kualitas las dari ketel uap tekanan tinggi serta uji terhadap kekerasan dan
keretakan pada konstruksi beton.Radioisotop yang sering digunakan adalah kobal-60
(60Co). Dalam bidang industri, radioisotop digunakan juga sebagai perunut misalnya
untuk menguji kebocoran cairan/gas dalam pipa serta membersihkan pipa, yang dapat
dilakukan dengan menggunakanradioisotop iodoum-131 dalam bentuk senyawa CH3.
Aplikasi teknologi nuklir dalam bidang industri radiografi sebenarnya hampir mirip
dengan pemakaian pesawat sinar-X pada bidang kedokteran, yaitu melihat keadaan
tubuh manusia dengan cara difoto dengan sinar-X. Sedangkan dalam teknik radiografi
yang difoto adalah benda atau obyek yang akan dilihat keadaan bagian dalamnya.

8.1.1. Instrumen radiografi


Sumber radiasi dalam teknik radiografi pada umumnya adalah :
1) Sumber radiasi sinar-X
2) Sumber radiasi sinar gamma
3) Sumber radiasi neutron
4) Sumber Sinar-X

13

Berdasarkan energi dan intensitasnya, kualitas sinar-X dapat dibagi menjadi sinar-X
yang kuat dan sinar-X yang lemah. Sifat Sinar X terbagi menjadi :
1. Sinar-X tak bermuatan dan tak bermassa.
2. Sinar-X termasuk gelombang elektromagnetik yang tak tampak.
3. Sinar-X bergerak lurus, berkecepatan tinggi mendekati kecepatan cahaya.
4. Sinar-X tidak dapat dibelokkan oleh prisma maupun oleh lensa, akan tetapi bisa
didefraksi oleh kristal.
5. Sinar-X, walaupun tak bermuatan, tetapi dapat mengionisasikan medium yang
dikenainya sehingga dapat merusak sel-sel manusia.
6. Sinar-X dapat menembus bahan.
7. Sinar-X bersifat polikromatis dengan spektrum yang sinambung (continue).

8.1.2. Kelebihan teknik radiografi untuk industri


Teknik radiografi sebagai salah satu manfaat radioisotop dalam bidang industri, yaitu :
1. Peralatan mudah dibawa ke lapangan.
2. Pengoperasiannya tanpa menggunakan listrik.
3. Biaya perawatan alat-alat relatif rendah, terlebih lagi bila sumber radiasi yang
digunakan berumur paro panjang.
4. Modal awal untuk pembelian peralatan relatif rendah.

8.2. Teknik gauging


Teknik gauging adalah teknik pengukuran dengan menggunakan radioisotop.
Teknik pengukuran Gauging ada 3, yaitu :
1.

Thickness Gauging,

2.

Level Gauging

3.

Density Gauging

Adapun cara transmisi pada teknik gauging terbagi atas :


1. Cara hamburan balik radiasi neutron.
2. Cara hamburan balik fluorescensi sinar-X (XRF).
3. Cara hamburan balik radiasi sinar-X dan radiasi Gamma.
4. Cara hamburan balik radiasi Beta().

14

8.3. Teknik perunut


Teknik perunut dapat dipakai untuk mempelajari mekanisme berbagai reaksi
kimia. Misalnya pada reaksi esterifikasi. Dengan oksigen-18 dapat diikuti reaksi
antara asam karboksilat dan alkohol. Dari analisis spektroskopi massa, reaksi
esterifikasi yang terjadi dapat ditulis seperti berikut. (isotop oksigen-18 diberi warna).
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa molekul air tidak mengandung oksigen-18.

8.4.Teknik Analisis Aktivasi Neutron (AAN)


Analisis aktivasi neutron dapat digunakan untuk menentukan unsur kelumit dalam
cuplikan yang berupa padatan. Misal untuk menentukan logam berat (Cd) dalam
sampel ikat laut. Sampel di radiasi dengan neutron dalam reaktor sehingga menjadi
radioaktif. Salah satu radiasi yang dipancarkan adalah sinar gamma . Selanjutnya
sampel dicacah dengan spektrometer gamma untuk menentukan aktivitas dari unsur
yang akan ditentukan.

8.5. Pig Detektor


Pig detektor adalah alat perekam kebocoran pipa bawah tanah yang menggunakan
metoda tracer radioisotop, alat ini dilengkapi sebuah komputer yang dapat
menentukan posisi-posisi kebocoran pipa, mudah dalam penggunaannya cukup
dimasukan ke dalam pipa dibantu oleh pergerakan cairan atau gas yang mengalir
dalam pipa dengan kecepatan
aliran tertentu. Apabila terjadi
kebocoran pada pipa tersebut,
maka

radioisotop

akan

masuk mengikuti arah bocoran.


Pada pengujian ini biasanya
digunakan radioisotop dari jenis
gas mulia yang inert (sulit
bereaksi) misalnya Xenon-133 (Xe-133) atau Argon-41 (Ar-41), agar tidak
mempengaruhi zat atau proses kimia yang terjadi di dalamnya. Di Pusat Radioisotop
BATAN telah berhasil dibuat Argon-41 untuk perunut gas, Brom-82 dalam bentuk
KBr untuk perunut cairan berbasis air dan brom-82 dalam bentuk dibromo benzena
untuk perunut cairan organik.
15

8.5.1. Kelebihan
Sistem ini memudahkan dan mengurangi biaya pembongkaran dan perbaikan pipa
sehingga untuk memprediksi posisi pipa yang bocor tidak harus membongkar
seluruh pipa. Cepat, tepat, karena tidak ada kontak langsung dengan manusia maka
efek negative terhadap manusia sangat kecil.
9. Bahaya Radiasi Radioaktivitas
Kata radiasi dikalangan masyarakat awam masih terasa asing. Jika mendengar kata
radiasi mereka langsung menyimpulkan bahwa radiasi itu berbahaya. Pernyataan
tersebut kurang tepat karena dari hasil penelitian radiasi radioaktivitas dapat bersifat
membahayakan dan menguntungkan. Bahaya radiasi radioaktivitas dibedakan menjadi
2 macam yaitu bahaya radiasi eksternal dan bahaya internal.

a. Bahaya Radiasi Eksternal


Bahaya radisi eksternal berasal dari sumber radiasi yang terletak diluar tubuh manusia,
tetapi walaupun berada di luar tubuh manusia tetap dapat berbahaya jika sampai
masuk ke dalam tubuh manusia. Bahaya radiasi eksternal dapat menyebabkan
kerusakan kulit, rusaknya jaringan otak, leukemia bahkan kanker.

b. Bahaya Radiasi Internal


Bahaya radiasi internal berasal dari radiasi luar tetapi ikut masuk ke dalam tubuh
manusia karena termakan, terminum, terhirup atau menempel (kontaminasi dengan
material radioaktif). Dalam hal ini kaitannya dengan deteksi kebocoran pipa yaitu
kemungkinan terjadinya kontaminasi dengan cairan atau gas.

16

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini, yaitu :
Radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif dibuat dengan menggunakan reaksiinti
dengan neutron. Isotop suatu unsur, baik yang stabil maupun radioaktif memiliki
sifat kimia yang sama.
Kegunaan radioisotop dalam bidang industri, diantaranya adalah : pemeriksaan
tanpa merusak, untuk menentukan kekeroposan yang terjadi pada bagian
pengelasan atau logam, untuk mengetahui adanya cacat pada material, digunakan
dalam pengujian kualitas las pada waktu pemasangan pipa minyak/gas serta
instalasi kilang minyak, mengontrol ketebalan bahan serta pengawet bahan.
Beberapa teknik-teknik radioisotop dalam bidang industri adalah radiografi,
teknik gauging dan penggunaan pig detektor. Teknik-teknik ini digunakan
untuk mendeteksi kebocoran gas, sebagai perunut, pengukuran serta kebocoran
pipa dimana hasil yang diperoleh bergantung pada instrument yang digunakan.
2. Saran
Radioisotop sangat efektif digunakan dalam bidang industri, pemakaiannya lebih
efisien daripada dilakukan pemeriksaan ma nual. Namun sebaiknya
p e n g g u n a a n radioisotop dalam bidang industri dilakukan dalam pengawasan yang
ketat sebab dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi pekerja.

17

DAFTAR ISI
Ahmad,H. 2005. Kimia Unsur dan Radiokimia. Bandung : PT.Cipta Adtya Bakti.
Akhadi, M. 2004. Pemanfaatan Radioisotop Dalam Teknik Nuklir. Jakarta : Badan
Tenaga Nuklir Nasional.
Siregar, R. E. 2004. Aplikasi Damai Teknik Nuklir. Bandung : FMIPA Unpad.
Siswanto. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta : Pusat Perbukuan.
Susilowati, Endang. 2009. Theory and Application of Chemistry 3. Jakarta: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri.
Suyatno,F. 2010. Aplikasi Radiasi dan Radioisotop. : Yogyakarta : STTN-BATAN &
Fak. Saintek UIN SUKA.
_____ http://anitapartupeker.blogspot.com/2011/12/radiokimia-dalam-bidang
industri.html (Diakses pada 1 Maret 2013)
_____ http://akulisfatul.blogspot.com/2011/05/pemanfaatan-radioaktif-dalam
berbagai.html (Diakses pada 1 Maret 2013)
_____ http://bonanonuswantoro.blogspot.com/2012/01/penggunaan-radioisotop-di
bidang.html (Diakses pada 1 Maret 2013)
_____ http://cha2in-chemistry09.blogspot.com/2012/08/makalah-radiokimia-aplikasiradioisotop.html (Diakses pada 1 Maret 2013)
_____ http://alifasintyagatri.blogspot.com/2011/04/makalah-radioisotop.html
(Diakses pada 1 Maret 2013)

18

Anda mungkin juga menyukai