RADIO FARMASI
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
1. FAJRI HIDAYAT
3. MILI KASYANI
5. ANISAH AYU
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan Makalah berjudul “
Produksi Radioisotop” dengan lancar. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas kelompok mata kuliah Radio Farmasi. Penulis mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan saran
atas penyusunan makalah ini :
A. Latar Belakang
Radiasi dan radioisotop mulai dikenal semenjak ditemukannya
radioaktivitas oleh Becquerel pada tahun 1896. Radioisotop dapat digunakan
dalam berbagai macam bidang seperti pada bidang kesehatan, pertanian,
hidrologi dan industri. Menurut Pingkan Senduk, dkk (2015) radiosotop
adalah inti zat radioaktif yang akan meluruh dengan memancarkan radiasi
sehingga dapat berganti menjadi atom lain yang lebih stabil. Cara tersebut
dapat berlangsung secara alami maupun buatan.
Radionuklida (nuklida radioaktif, radioisotop atau isotopradioaktif) adalah
suatu isotop memancarkan zat radioaktif atau memiliki energi nuklir yang
berlebih, sehingga membuatnya tidak stabil. Radionuklida dapat
memancarkan radiasi seperti partikel alfa, partikel beta, atau sinar gamma.
Radionuklida dapat terbentuk secara alamiah ataupun sengaja dibuat
oleh manusia dengan menggunakan reaktor nuklir, akselerator partikel,
atau generator radionuklida
BAB II
PEMBAHASAN
A. Radioisotop Alami
𝐴=ΔNΔt= 𝜆×𝑁
Pada reaksi ini, inti yang terbentuk memiliki KELEBIHAN MASSA 1 sma,
dibandingkan dengan inti semula dan melepaskan sinar gamma. Karena hasil
reaksi merupakan isotop dari sasaran, maka terdapat kesulitan untuk
memisahkannya. Hal itu dikarenakan radioisotop yang terbentuk seakan-akan
diencerkan oleh isotop yang stabil, sehingga radioisotop tang diperoleh
memiliki AKTIVITAS yang RENDAH
b. Reaksi n.p
Reaksi (n-p) adalah contoh reaksi nuklir. Ini adalah reaksi yang terjadi
ketika sebuah neutron memasuki sebuah inti atom dan
sebuah proton meninggalkan inti atom secara simultan.
Misalnya, belerang-32 (S-32) mengalami reaksi nuklir (n,p)
ketika dibombardir dengan neutron, sehingga membentuk fosfor-32 (P-32).
Nuklida nitrogen-14 (N-14) juga dapat mengalami reaksi nuklir (n,p)
menghasilkan karbon-14 (C-14). Reaksi nuklir 14N (n,p) 14C ini berlangsung
secara kontinu pada atmosfer bumi, membentuk radionuklida karbon-14
dalam jumlah yang setimbang.
Sebagian besar reaksi nuklir (n,p) memiliki ambang bawah energi
neutron yaitu ketika reaksi tidak dapat berlangsung sebagai akibat dari
partikel bermuatan membutuhkan energi (biasanya lebih dari satu MeV) pada
saluran keluar untuk mengatasi hambatan Coulomb yang dialami oleh proton
yang dipancarkan. Reaksi nuklir (n,p) 14N (n,p) 14C merupakan suatu
perkecualian terhadap aturan ini, dan berlangsung eksotermik - dapat
berlangsung pada seluruh tingkat energi neutron. Reaksi nuklir (n,p) 14N
(n,p) 14C bertanggung jawab untuk sebagian besar dosis radiasi yang
dikirimkan kepada tubuh manusia melalui neutron termal—neutron termal ini
diabsorpsi oleh nitrogen (N-14) dalam protein, menyebabkan proton
diemisikan; proton yang diemisikan menyimpan energi kinetiknya di jaringan
tubuh di dekatnya, sehingga terjadi penumpukan dosis radiasi
1. Reaksi Fusi Nuklir
Reaksi fusi nuklir adalah reaksi peleburan dua atau lebih inti atom
menjadi atom baru dan menghasilkan energi, juga dikenal sebagai reaksi
yang bersih.. Reaksi fusi juga menghasilkan radiasi sinar alfa, beta dan
gamma yang sangat berbahaya bagi manusia.
Contoh reaksi fusi nuklir adalah reaksi yang terjadi di hampir semua inti
bintang di alam semesta. Senjata bom hidrogen juga memanfaatkan
prinsip reaksi fusi tak terkendali.
2. Reaksi Fisi Nuklir
Reaksi fisi nuklir adalah reaksi pembelahan inti atom akibat tubrukan inti
atom lainnya, dan menghasilkan energi dan atom baru yang bermassa lebih
kecil, serta radiasi elektromagnetik
Contoh reaksi fisi adalah ledakan senjata nuklir dan pembangkit listrik
tenaga nuklir. Unsur yang sering digunakan dalam reaksi fisi nuklir
adalah Plutonium dan Uranium (terutama Plutonium-239, Uranium-235),
V. Generator Isotop
1.Bidang Arkeologi :
2. Bidang Kedokteran
Penggunaan radioaktif untuk kesehatan sudah sangat banyak, dan
sudah berapa juta orang di dunia yang terselamatkan karena pemanfaatan
radioaktif ini. Sebagai contoh sinar X untuk penghancur tumor atau untuk
foto tulang. Berdasarkan radiasinya:
a. Sterilisasi radiasi.
Radiasi dalam dosis tertentu dapat mematikan mikroorganisme sehingga
dapat digunakan untuk sterilisasi alat-alat kedokteran. Steritisasi dengan cara
radiasi mempunyai beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan sterilisasi
konvensional (menggunakan bahan kimia), yaitu: 1) Sterilisasi radiasi lebih
sempurna dalam mematikan mikroorganisme. 2) Sterilisasi radiasi tidak
meninggalkan residu bahan kimia. 3) Karena dikemas dulu baru disterilkan
maka alat tersebut tidak mungkin tercemar bakteri lagi sampai kemasan
terbuka. Berbeda dengan cara konvensional, yaitu disterilkan dulu baru
dikemas, maka dalam proses pengemasan masih ada kemungkinan terkena
bibit penyakit.
3. Bidang Hidrologi
4. Bidang Biologis
6. Bidang pertanian
a. Efisiensi Pemupukan
Pupuk harganya relatif mahal dan apabila digunakan secara berlebihan
akan merusak lingkungan, sedangkan apabila kurang dari jumlah seharusnya
hasilnya tidak efektif. Untuk itu perlu diteliti jumlah pupuk yang diserap oleh
tanaman dan berapa yang dibuang ke lingkungan. Penelitian ini dilakukan
dengan cara memberi “label” pupuk yang digunakan dengan suatu isotop,
seperti nitrogen-15 atau phosphor-32. Pupuk tersebut kemudian diberikan
pada tanaman dan setelah periode waktu dilakukan pendeteksian radiasi pada
tanaman tersebut.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa produksi radioisotop sudah
sangat berkembang dan maju. Radioisotop juga memiliki bermanfaat
dan peranan yang sangat luas dalam kehidupan sehari hari, terutama
dalam bidang kedokteran yang meliputi radiofarmasi.
B. SARAN
Diharapkan lebih banyak lagi dilakukan penelitian dan pengembangan
dalam bidang ini, terutama yang masih memiliki resiko dan efek
samping, agar dapat dihasilkan radioisotop yang bermanfaat dengan
resiko yang lebih ringan.
PRODUKSI RADIOISOTOP