PASAMAN BARAT
(
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
Tanggal Terbit Ditetapkan :
STANDAR Plt. Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Adalah suatu proses untuk menghadapi bilamana obat tidak tersedia.
PROSEDUR Saat menemui resep obat yang tidak ada dalam stok / habis, tetapi obat
tersebut masuk dalam formularium, prosedur yang harus dilaksanakan
adalah sebagai berikut :
a) Lihat kandungan obat, bila obat yang diminta adalah merk paten.
b) Cari alternatif obat generik atau paten lainnya yang masuk dalam
formularium dan stoknya tersedia di rumah sakit
c) Bila tidak ada, cari obat yang segolongan dengan obat yang diminta
(misalnya : valsartan generik dan paten tidak tersedia, cari golongan
ARB lain, misalnya Irbesartan atau Candesartan)
d) Hubungi dokter penulis resep dan beritahukan bila obat yang diminta
tidak ada dalam stok / habis dan tawarkan alternatifnya, dengan pola
sebagai berikut :
Selamat pagi/siang/sore/malam, Dokter.
Saya xxxx dari Instalasi farmasi,
Saya mau konfirmasi resep pasien rawat inap / rawat jalan atas
nama Tn/Ny/Nn/An. xxxx, dari ruangan xxxx (bila rawat inap),
dengan diagnosa xxxx (bila rawat inap)
Dalam resep, dokter menulis obat xxxx, obat tersebut tidak tersedia
/ habis dokter Mohon petunjuk dokter, apakah obat boleh diganti
dengan yang ada di stok rumah sakit, saat ini yang ada dalam stok
adalah obat xxxx, yyyy, dan zzzz (Tunggu jawaban dokter)
Terimakasih
Unit terkait Instalasi Farmasi, IGD, Poli dan rawatan bedah, kamar operasi
RSUD PENGADAAN OBAT DILUAR FORMULARIUM
PASAMAN BARAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 ½
STANDAR Ditetapkan :
Tanggal Terbit
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
27 November 2017
dr. Budi Sujono, MM
NIP. 19650624 200212 1 001
Pengertian Adalah suatu proses persetujuan dan pengadaan obat – obat yang
diperlukan dalam pelayanan tetapi tidak tersedia dalam stok dikarenakan
tidak masuk dalam daftar formularium
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/211/SK-RSUD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan
Farmasi
2. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/209/SK-RSUD/2017 Tentang Pedoman Pelayanan Farmasi
Prosedur Saat menerima resep dan menemui obat yang tidak masuk dalam
formularium tetapi dibutuhkan untuk pelayanan, maka tahap – tahap
prosedur yang harus dilaksanakan adalah sebagai berikut :
a) Hubungi dokter penulis resep dan beritahukan bila obat yang diminta
tidak masuk dalam formularium dengan pola sebagai berikut :
Selamat pagi/siang/sore/malam, Dokter.
Saya xxxx dari Instalasi farmasi,
Saya mau konfirmasi resep pasien rawat inap / rawat jalan atas
nama Tn/Ny/Nn/An. xxxx, dari ruangan xxxx (bila rawat inap),
dengan diagnosa xxxx (bila rawat inap)
Dalam resep, dokter menulis obat xxxx, obat tersebut tidak masuk
dalam daftar formularium. Mohon petunjuk Dokter, apakah obat
boleh diganti dengan yang ada di stok rumah sakit, atau tetap harus
disediakan untuk kasus pasien ini? (Tunggu jawaban dokter)
Bila harus disediakan : Baik dokter, saya mohon dokter bersedia
mengisi Formulir Permintaan Khusus Obat Diluar Formularium
yang akan kami sampaikan kepada Ketua Panitia Farmasi dan
Terapi RSUD Pasaman Barat untuk diusulkan masuk dalam daftar
obat sisipan formularium.
00 2/2
Tujuan Mengetahui tindak lanjut yang harus dilakukan apabila ada penggunaan
perbekalan farmasi recal
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/211/SK-RSUD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan
Farmasi
2. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/209/SK-RSUD/2017 Tentang Pedoman Pelayanan Farmasi
Prosedur 1. Buat daftar perbekalan farmasi yang ditarik kembali meliputi nama
perbekalan farmasi, bentuk sediaan dan kekuatan obat atau kode alat
kesehatan, komposisi obat, spesifikasi tertentu (contoh : nomor batch
tertentu) dan alasan penarikan berdasarkan surat edaran dari
pabrik/principal/instansi Pemerintah oleh Kepala Instalasi Farmasi.
2. Lakukan pendataan unit yang menyimpan beserta jumlah
perbekalanfarmasi yang ditarik kembali.
3. Lakukan pendataan pasien yang sedang menggunakan
perbekalanfarmasi yang ditarik kembali dan informasikan kepada
perawat terkaituntuk segera menghentikan penggunaan.
4. Buat surat edaran penarikan kembali perbekalan farmasi ke semua unit
terkait.
5. Distribusikan surat edaran penarikan kembali perbekalan farmasi
kesemua unit terkait.
6. Lakukan follow up oleh instalasi farmasi terkait
pengembalianperbekalan farmasi yang ditarik kembali maksimal 3
(tiga) hari setelahsurat edaran diterima oleh unit terkait.
7. Lakukan retur perbekalan farmasi yang ditarik kembali oleh
InstalasiFarmasi dari semua unit yang menyimpan.
Unit Terkait Instalasi Farmasi, Unit gawat darurat, ICU, Unit Rawat jalan, Seksi
keperawatan, Panitia Farmasi dan Terapi
RSUD
PASAMAN BARAT TATA CARA PENGGUNAAN TROLI EMERGENSI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
Ditetapkan:
Tanggal Terbit
Direktur
STANDAR
PROSEDUR
OPERASIONAL
dr. Budi Sujono, MM
NIP. 19650624 200212 1 001
Pengertian Troli emergensi adalah troli yang berisi peralatan dan perlengkapan untuk
melakukan resusitasi kardiopulmoner dan untuk menangani kegawat
daruratan lainnya
Tujuan Sebagai acuan penggunaan troli emergensi di Rumah sakit RSUD pasaman
Barat
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/211/SK-RSUD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan
Farmasi
2. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/209/SK-RSUD/2017 Tentang Pedoman Pelayanan Farmasi
3. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/201/SK-RSUD/2017 Tentang Jenis Obat, Alat Kesehatan
dan Bahan Habis Pakai Emergency
Prosedur 1. Troly emergensi digunakan untuk pasien dengan keadaan darurat
2. Buka troli emergensi dengan cara menggunting kunci disposible,
gunakan perbekalan farmasi sesuai dengan yang dibutuhkan
3. Catat perbekalan farmasi yang digunakan pada lembar penggunaan
troli emergensi dengan mengisi nama pasien, diagnosa, tanggal
penggunaan, jumlah sediaan yang terpakai, nama petugas yang
melakukan.
4. Petugas ruangan melaporkan kepada petugas farmasi kalau troli
emergensi sudah dibuka
5. Petugas farmasi mengganti dan menambahkan sediaan yang
terpakai dalam waktu 1 x 24 jam bila troli terbuka.
6. Petugas farmasi melakukan monitoring dan pengecekan secara
berkala untuk memastikan kualitas dan kuantitas sediaan farmasi
didalam troli emergensi.
7. Sediaan di dalam Troli emergensi tidak boleh digunakan untuk
kebutuhan lain.
Unit terkait Instalasi Farmasi, UGD, Ruangan rawat inap, seksi keperawatan, panitia
farmasi dan terapi
00 1/1
Tujuan Untuk menjamin bahwa obat yang dilayani sesuai dengan resep dan
mencegah terjadinya medication error
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/211/SK-RSUD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi
2. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/209/SK-RSUD/2017 Tentang Pedoman Pelayanan Farmasi
Prosedur Telaah obat dilakukan oleh Apoteker dan tenaga tekhnis kefarmasian
yang berkompeten.
Prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Baca form telaah obat yang tertempel di dekat meja cek dispensing.
b. Periksa kesesuaian resep dengan obat yang disiapkan meliputi :
Item obat dengan resep
Jumlah obat dan dosis (kekuatan obat) dengan resep
Rute pemberian obat dengan resep (oral, inhalasi, syrup, dll)
Waktu pemberian dan frekuensi pemberian dengan resep.
KETERANGAN
NO TELAAH OBAT YA TIDAK /TINDAK
LANJUT
1 Obat dengan resep
Jumlah / dosis
2
dengan resep
3 Rute dengan resep
Waktu dan
frekuensi
4
pemberian dengan
resep
c. Setelah proses telaah obat, periksa kembali apakah obat ditanggung
oleh asuransi (bila pasien asuransi)
d. Bila obat berupa syrup kering, tambahkan keterangan cara pelarutan
pada etiket dan penjelasan kepada pasien
e. Bila obat racikan, pastikan obat diberikan dalam bentuk sudah diracik
00 1/1
STANDAR Ditetapkan :
Tanggal Terbit
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL 27 November 2017
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/211/SK-RSUD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan
Farmasi
2. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/209/SK-RSUD/2017 Tentang Pedoman Pelayanan Farmasi
Prosedur Proses penerimaan resep bagi pasien rawat jalan meliputi :
a) Segera datangi pasien saat terdengar bunyi bel,
b) Terima satu bundle resep dari pasien, dan terima juga KPO bila
disertakan,
c) Ambil satu nomor antrian dan serahkan pada pasien,
d) Ambil satu nomor antrian lagi (dengan urutan yang sama), sematkan
di bundle resep menggunakan paperclip
e) Beritahukan pada pasien agar menunggu di ruang tunggu untuk
dipanggil bila obat sudah selesai,
f) Bila ada racikan atau keterangan lain, beri penjelasan kepada pasien
g) Bila resep tidak ditunggu (diambil sore hari atau besok), minta
kembali nomer antrian agar nomor tidak hilang,
h) Letakkan bundle resep di keranjang resep yang akan dikerjakan oleh
administrasi farmasi rawat jalan.
STANDAR Ditetapkan :
Tanggal Terbit
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
Unit terkait Instalasi Farmasi, Unit Gawat Darurat, Rawat Inap, Rawat Jalan, Kamar
Bedah, Laboratorium, Radiologi, Gizi, Poliklinik, BDRS
RSUD PENYIMPANAN PERBEKALAN FARMASI
PASAMAN BARAT
DI INSTALASI FARMASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
½
STANDAR Ditetapkan :
Tanggal Tebit
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
Prosedur 1. Catatkan jumlah, Nomor batch dan tanggal kadaluarsa sediaan farmasi
dan alat kesehatan didalam kartu stok.
2. Simpan sedianan farmasi dan alat kesehatan yang diterima pada rak
yang sesuai berdasarkan aspek farmakologi, bentuk sediaan secara
alpabetis atau penyimpanan khusus.
3. Setiap penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan harus mengikuti
prinsip FIFO (First In First Out : Pertama masuk – pertama keluar) dan
FEFO (First Expired First Out ; Pertama kadaluarsa – pertama keluar)
dan harus dicatat di dalam kartu persediaan sediaan farmasi dan alat
kesehatan.
4. Masukkan bahan baku obat ke dalam wadah yang sesuai, memberi
etiket yang memuat nama obat, nomor batch dan tanggal kadaluarsa.
5. Simpan bahan obat pada kondisi yang sesuai, layak dan mampu
menjamin mutu dan stabilitasnya pada rak secara alfabet.
6. Petugas farmasi mengisi kartu stok setiap penambahan dan
pengambilan perbekalan farmasi dan letakkan kartu stok pada setiap
jenis obat / alkes
STANDAR Ditetapkan :
Tanggal Terbit
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
Prosedur 9. Usulan perencanaan yang sudah disetujui ditanda tangani ka. Instalasi
farmasi dan diserahkan kepada ka. Bid pelayanan penunjang dan
Wakil Direktur pelayanan medis untuk mendapat pengesahan /
persetujuan pimpinan.
10. Setelah usulan perencanaan ini mendapat persetujuan selanjutnya
diserahkan ke P2BJU untuk dilakukan proses pengadaan.
STANDAR Ditetapkan :
Tanggal Terbit
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
30 November 2017
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/211/SK-RSUD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan
Farmasi
2. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/209/SK-RSUD/2017 Tentang Pedoman Pelayanan Farmasi
Prosedur 1. DPJP dan perawat ruangan menanyakan kepada pasien yang akan
masuk ruang perawatan tentang pemakaian obat yang sedang
dikonsumsi atau yang dibawa dari luar rumah sakit.
2. Setelah itu dokter menyepakati obat yang masih bisa terpakai oleh
pasien.
3. Perawat menginformasikan kepada Instalasi farmasi bahwa ada
pasien baru yang membawa obat dari luar.
4. Instalasi farmasi, perawat ruangan, dan pasien atau keluarga pasien
membuat serah terima obat dari pasien atau keluarga pasien
keinstalasi farmasi dengan bukti formulir yang ditandatangani oleh
ketiga belah pihak.
5. Selanjutnya obat disimpandi Instalasi farmasi dan didistribusikan
sesuai aturan yang berlaku.
6. Obat diserahkan balik kepasien atau keluarga pasien saat akan
pulang perawatan dengan buku serah terima apabila masih ada obat
sisa di instalasi farmasi
Unit Terkait Instalasi Farmasi, Unit gawat darurat, ICU, Unit Rawat jalan
STANDAR Ditetapkan :
Tanggal Terbit
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
27 November 2017
Tujuan Memisahkan obat emergency yang masih bisa digunakan dengan yang
tidak layak pakai karena rusak atau kadaluarsa
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/211/SK-RSUD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi
2. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/209/SK-RSUD/2017 Tentang Pedoman Pelayanan Farmasi
Prosedur 1. Farmasis menerima laporan dari perawat kalau obat emergency
rusak, tetapi secara berkala farmasis juga melakukan pengecekan
untuk obat yang rusak dan kadaluarsa sudah dekat.
2. Farmasis memisahkan obat tersebut.
3. Farmasis meretur obat kegudang farmasi dengan mencetaklaporan
pereturan obat emergency tersebut.
Unit Terkait Instalasi Farmasi, Unit gawat darurat, ICU, Unit Rawat jalan, Seksi
keperawatan, Panitia Farmasi dan Terapi
RSUD PERSEDIAAN OBAT HABIS
PASAMAN BARAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1
STANDAR Ditetapkan :
Tanggal Terbit
PROSEDUR Direktur
OPERASIONAL
30 November 2017
Kebijakan 1. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/211/SK-RSUD/2017 Tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi
2. Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat
nomor 445/209/SK-RSUD/2017 Tentang Pedoman Pelayanan Farmasi
Prosedur 1. Staf farmasi menghubungi dokter yang menulis resep lewat telepon.
2. Staf farmasi meminta saran substitusi kedokter penulis resep dan
disesuaikan dengan obat yang tersedia di rumah sakit.
3. Staf farmasi menyampaikan kedokter jaga bila dokter penulis resep
tidak dapat dihubungi maksimal 3x lewat telepon.
4. Staf Farmasi meminta saran kedokter jaga berkaitan dengan pelayanan
obat pasien.
5. Staf farmasi mengambil obat diapotik rekanan/ Komplemen
6. Apoteker menyerahkan obat disertai informasi penggunaan
Unit Terkait Instalasi Farmasi, Unit gawat darurat, ICU, Unit Rawat jalan, Seksi
keperawatan, Panitia Farmasi dan Terapi
RSUD
PASAMAN BARAT PENYIMPANAN OBAT EMERGENCY DALAM TROLY
EMERGENCY
RSUD
PASAMAN BARAT PELAYANAN OBAT BILA RESEP TIDAK TERBACA ATAU
TIDAK JELAS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 ½
Ditetapkan :
STANDAR Tanggal Terbit Direktur
PROSEDUR
OPERASIONAL
15 November 2017
RSUD
PASAMAN BARAT PELAYANAN OBAT BILA RESEP TIDAK TERBACA ATAU
TIDAK JELAS
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 2/2
Prosedur “ Saya mau konfirmasi resep rawat jalan/ rawat inap pasien a/n Ibu/
Bapak....dari ruangan rawat inap/ rawat jalan.......Dalam resep dokter
menulis obat.......(bila ada obat lain).....dan satu obat lain kami tidak
bisa membacanya, mohon informasi oabat apa yang dimaksud
Dok....?....Terima kasih “
RSUD
PASAMAN BARAT PENGEMASAN KEMBALI SEDIAAN PULVIS ATAU SERBUK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1
RSUD
PASAMAN BARAT REKONSILIASI OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1
RSUD
PASAMAN BARAT REKONSILIASI OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 2/2
Prosedur 2. Komparasi
Petugas kesehatan membandingkan data Obat yang pernah, sedang dan
akan digunakan. Discrepancy atau ketidakcocokan adalah bilamana
ditemukan ketidakcocokan/perbedaandiantara data-data tersebut.
Ketidakcocokan dapat pula terjadi bila ada Obat yang hilang,berbeda,
ditambahkan atau diganti tanpa ada penjelasan yang didokumentasikan
padarekam medik pasien. Ketidak cocokan ini dapat bersifat
disengaja (intentional) olehdokter pada saat penulisan Resep maupun
tidak disengaja (unintentional) dimana dokter tidak tahu adanya
perbedaan pada saat menuliskan Resep
3. Melakukan konfirmasi kepada dokter jika menemukan ketidaksesuaian
dokumentasi. Bila ada ketidaksesuaian , maka dokter harus dihubungi
kurang dari 24 jam. Hal lain yang harus dilakukan oleh Apoteker
adalah:
a. menentukan bahwa adanya perbedaan tersebut disengaja atau tidak
disengaja;
b. mendokumentasikan alasan penghentian, penundaan, atau
pengganti; dan
c. memberikan tanda tangan, tanggal, dan waktu dilakukannya
rekonsilliasi Obat
4. Komunikasi
Melakukan komunikasi dengan pasien dan/atau keluarga pasien atau
perawat mengenai perubahan terapi yang terjadi. Apoteker bertanggung
jawab terhadap informasi Obat yang diberikan. (Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 Tentang Standar
Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit). Bila terjadi ketidaksesuaian
segera menghubungi dokter dalam waktu 24 jam. Tindakan yang harus
dilakukan dokter :
Menentukan perbedaan tersebut disengaja atau tidak
Mendokumentasikan mengapa obat distop, ditunda, diganti atau
mulai diberikan
Tanda tangan,tanggal dan waktu dilakukan rekonsiliasi
Unit Terkait Instalasi Farmasi, Unit gawat darurat, ICU, Unit Rawat jalan, Seksi
keperawatan, Panitia Farmasi dan Terapi, DPJP
RSUD
PASAMAN BARAT TELAAH REKONSILIASI OBAT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/1
RSUD
PASAMAN BARAT PENANGANAN BILA FARMASI TUTUP ATAU PERSEDIAAN
OBAT TERKUNCI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
00 1/1