Anda di halaman 1dari 17

1

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
(RSUD)
Jln. Jend. Sudirman Jambak Jalur VI Timur, Kec. Luhak Nan Duo Telepon/ Fax. (0753) 65960

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT


Nomor : …/.../SK/RSUD/2023
TENTANG

PEMBENTUKAN TIM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAMAN BARAT TAHUN 2023

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAMAN BARAT

Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan


penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TBC) di Rumah Sakit
Umum Daerah Pasaman Barat perlu dibentuk Tim
Penanggulangan Tuberkulosis;
b. bahwa adanya mutasi dan alih tugas beberapa anggota Tim
penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TBC) sehingga perlu
dilakukan penyesuaian dan perubahan;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Direktur
RSUD Pasaman Barat tentang Pembentukan Tim
Penanggulangan Tuberkulosis (TBC):

Mengingat 1. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit


Menular ( lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984
Nomor 20, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3273);
1. Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
(Lembaran Negara Indonesia Tahun 2004 Nomor 1116,
Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Indonesia Nomor 5063);
3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2014
2

Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia


Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 298, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5607);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang
Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara
Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3447);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang
Sistem Informasi Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5542);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentag
Kesehatan Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nmor 184, Tambahan Lembaran Republik
Indonesia Nomor 5570);
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
2052/Menkes/Per/X/2011 tentang izin Praktek dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 671);
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 42 Tahun 2013
tentang Penyelengaraan Imunisasi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 966);
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan Perzinan Rumah Sakit (Berita Negara Republik
IndonesiaTahun 2014 Nomor 1221);
11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 Tahun 2016 tentang
Penanggulangan Tuberkulosis;
12. Peraturan Menteri Kesehaan Nomor 82 Tahun 2014 tentang
Penanggulangan Penyakit Menular (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 155);
3

13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129 / Menkes / SK / II /


2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
KESATU : Membentuk Tim Penanggulangan Tuberkulosis (TBC) Rumah Sakit Umum
Daerah Pasaman Barat dengan Susunan Keanggotaan sebagaimana
tersebut dalam lampiran 1 Keputusan ini.
KEDUA : Tugas dan wewenang Tim dalam Diktum Kesatu adalah sebagaimana
tersebut dalam lampiran II Keputusan ini.
KETIGA : Dalam melaksanakan tugasnya Tim sebagaimana tersebut dalam Diktum
Kesatu bertanggungjawab langsung kepada Direktur Rumah Sakit Umum
Daerha Pasaman Barat.
KEEMPAT : Segala biaya yang timbul sebagaimana akibat diterbitkannya keputusan
ini dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Layanan
Umum Rumah Sakit Umum Daerha Pasaman Barat.
KELIMA : Keputusan kini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Pasaman Barat


Pada tanggal 24 Juni 2023
DIREKTUR RUMAH SAKIT

Drg. Yandri Saputra, M.Kes


NIP. 19740705 2009031 005
4

LAMIRAN 1 : KEPUTUSAN DIREKTUR


RSUD PASAMAN BARAT
NOMOR :…/…../2023
TANGGAL :
TENTANG :
SUSUNAN TIM
PENANGGULANGAN
TUBERKULOSIS (TBC)

SUSUNAN TIM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS (TBC)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAMAN BARAT

Pelindung : Direktur RSUD Pasaman Barat


Penanggungjawab : Kepala Bidang pelayanan
Ketua : dr. Dian Citra, Sp.P
Sekretaris : Ns. Rahmatika Zalina S.Kep
Anggota : 1. dr. Nursuniwati, Sp.Pd FINASIM
2. dr. Fahrul, Sp.Pd FINASIM
3. dr. Eni Andriani,Sp.A.
4. Nani Sugianti,A.Med.Farm
5. Maiherawati,A.Med. Keb

DIREKTUR RUMAH SAKIT

Drg. Yandri Saputra,


M.Kes
NIP. 19740705 2009031
005
5

LAMIRAN II : KEPUTUSAN DIREKTUR


RSUD PASAMAN BARAT
NOMOR :…/…../2023
TANGGAL :……………..
TENTANG : TUGAS DAN
WEWENANG TIM
PENANGGULANGAN
TUBERKULOSIS (TBC)
RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH PASAMAN BARAT.

TUGAS DAN WEWENANG TIM PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS


(TBC) RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAMAN BARAT

1. Menjamin terselenggaranya pelayanan Tuberkulosis dengan


membentuk unit Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) di
Rumah Sakit dengan strategi DOTS termasuk system jejaring internal
daneksternal.
2. Membuat perencanaan terhadap semua kebutuhan bagi
terselenggaranya pelayanan Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum
Daerah Pasaman Barat meliputi: Tenaga terlatih, kegiatan/program,
penyediaan obat-obatan dan perbekalan Kesehatan.
3. Melaksanakan Pencatatan dan Pelaporan TB.
4. Mengadakan pertemuan rutin untuk membicaran semua hal temuan
terkait dengan pelaksanaan pelayanan terhadap pasien Tuberkulosis di
Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat.
5. Menyelenggarakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pelayanan DOTS di Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat.
6. Melakukan koordinasi dengan setiap Staf Medis Fungsional (SMF) dan
unit DOTS.
7. Menyusun laporan hasil pertemuan, hasil monitoring dan evaluasi untuk
disampaikan secara tertulis kepada Direktur Rumah Sakir setiap
triwulan untuk diketahui dan ditindaklanjuti.

Hal- hal Penting yang perlu diperhatikan dalam monitoring dan evaluasi:
1. Kepatuhan terhadap tatalaksana penegakan diagnose dengan
menggunakan pemeriksaan TCM.
2. Kepatuhan dokter menerapkan International Standars for Tuberculosis
(ISTC) dan standar prosedur operasional dalam penggobatan
tuberculosis (standar diagnosis, terapi dan tanggungjawab Kesehatan
masyarakat).
3. Monitoring terhadap keteaturan pasien Tuberkulosis untuk
menyelesaikan pengobatan.
6

4. Monitoring terhadap pelaksanaan Standar Prosedur Operasional bagi


Penagwas Menelan Obat (PMO).
5. Kepatuhan melaksanakan Standar Prosedur Operasional jejaring
internal dan eksternal.
6. Rujukan pasien dan hasil umpan baliknya.
7. Ketersediaan logistic Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan Non OAT yang
dibutuhkan dalam pelayanan terhadap pasien Tuberkulosis di Rumah
Sakit Umum Daerah Pasaman Barat.
8. Kepatuhan terhadap pencatatn dan pelaporan serta ketersediaan tepat
waktu.
9. Kepatuhan staf rumah sakit terhadap pelaksanaan semua kebijakan
yang ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman
Barat.
10. Setiap pasien Tuberkulosis dicatat dengan pencatatn dan pelaporan
tersendiri termasuk laboraorium dan menggunakan formular TB yang
sudah baku.
11. Pencatatan pasien TB terkait dengan kasus rujukan dan kasus
mangkir.

KEGIATAN PENANGGULANGAN TUBERKULOSIS (TBC)


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PASAMAN BARAT MELIPUTI

1. Promosi Kesehatan
1. Promosi Kesehatan dalam Penanggulangan TBC ditujukan untuk:
a. Meningkatkan komitmen para pengambil kebijakan;
b. Meningkatkan keterpaduan pelaksanaan program;
c. Memberdayakan masyarakat.
2. Peningkatan komitmen para pengambil kebijakan sebagaimana
dimaksud pada 1.a dilakukan melalui kegiatan advokasi kepada
pengambil kebijakan baik ditingkat pusat maupun di tingkat daerah.
3. Peningkatan keterpaduan pelaksanaan program sebagaimana
dimaksud pada 1.b dilakukan melalui kemitraan dengan lintas program
atau sector terkait dan layanan keterpaduan pemerintahan dan swasta.
4. Pemberdayaan masyarakat sebagaimana dimaksud pada 1.c dilakukan
mellui kegiatan menginformasikan, memeperngaruhi dan membantu
masyarakat agar berperan aktif dalam mencegah penularan TBC,
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menghilangkan
diskriminasi terhadap pasien TBC.

2. Surveilans TBC
1. Surveilans TBC merupakan pemantauan dan analisis sistematis
terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian
penyakit TBC atau masalah Kesehatan dan kondisi yang
mempengaruhinya untuk mengarahkan Tindakan penanggulangan
yang efektif dan efisien.
2. Surveilns TBC diselenggarakan dengan berbasis indicator dan
berbasis kejadian.
7

3. Surveilans TBC bebasis indicator ditujukan untuk memperoleh


gambaran akan digunakan dalam perencanaan, pelaksanaan dan
penilaian program penanggulangan TBC.
4. Surveilans TBC berbasis kejadian, ditujukan untuk meningkatkan
kewaspadaan dini dan Tindakan respon terhadap erjadinya
peninkatan TBC resisten obat.
5. Dalam penyelenggaraan surveilans TBC dilakukan pengumpulan
data secara aktif dan pasif baik secara manual maupun elektronik.
6. Penggumpulan data secara aktif merupakan pengumpulan daya
yang diperoleh langsung dari masyarakat atau sumber data lainnya.
7. Penggumpulan data secara pasif merupakan pengumpulan data
yang diperoleh dari Fasilitas Kesehatan.

3. Pengendalian Fakto Resiko TBC


1. Pengendalian factor resiko TBC ditujukan untuk mencegah,
mengurangi penularan dan kejadian penyakit TBC.
2. Pengendalian factor resiko TBC dilakukan dengan cara:
a. membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Menaati dan mematuhi protocol Kesehatan.
c. Membudayakan perilaku etika batuk
d. Melakukan pemeliharaan dan perbaikan kualitas perumahan dan
lingkngannya sesuai dengan standar rumah sakit.
e. Peningkatan daya tahan tubuh.
f. Penanganan penyakit peserta TBC.
g. Penerapan pendegahan dan pengendalian infeksi TBC di
fasilitas pelaynan Kesehatan dan diluar fasilitas pelayanan
Kesehatan.

4. Penemuan dan Penanganan Kasus TBC


1. Penemuan kasus TB dilakukan secara akti dan pasif.
2. Penemuan kasus TB secara aktif dilakukan melalui:
a. investigasi dan pemeriksaan kasus kontak
b.skrining secara manual terutama pada kelompok rentan dan
kelompok berisiko tinggi.
c. skrining pada kondisi situasi tertentu.
3. Penemuan kasus TBC secara pasif dilakukan melalui pemeriksaan
pasien yang datang ke fasilitas pelayanan Kesehatan.
4.Penatalaksanaan kasus TBC ditentukan setelah dilakukan
penegakan diagnosis, penetapan klasifikasi dan tipe pasien TBC.
5. Penanganan kasus dalam penanggulangan TBC dilakukan melalui
kegiatan tata laksana kasus untuk pengobatan pasien dan atau
memutuskan mata rantai penularan.
6. Tatalaksana kasus terdiri atas:
a. Pengobatan dan penanganan efek samping di fasilitas
pelayanan Kesehatan.
b. Pengawasan kepatuhan minum obat.
c. Pemantauan kemajuan pengobatan dan hasil pengobatan dan
atau
d. Pelacakan kasus mangkir.
8

7.Tatalaksana kasus tersebut sesuai dengan pedoman nasional


pelayanan kedokteran tuberculosis dan standar lain sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang- undangan.

5.Pemberian Kekebalan
1.Pemberian kekebalan dalam rangka penangulangan TBC dilakukan
melalui imunisasiBCG terhadap bayi.
2. Penanggulangan TBC melalui imunisasi BCG terhadap bayi
dilakukan dalam Upaya mengurangi resiko tingkat keparahan TBC.
3. Tatalaksana pemberian imnunisasi BCG dilaksanakan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

6.Pemberian Obat Pencegahan


1. Pemberian Obat Pencegahan ditujukan pada:
a.Orang dengan HIV dan AIDS.
b.Kontak serumah dengan pasien TBC paru yang terkonfirmasi
bakteriologi.
c.Kelompok resiko lainnya dengan HIV negatif.
d.Anak usia dibawah 5 tahun yang kontak erat dengan pasien TBC
aktif.
e.Orang yang dengan HIV dan AIDS yang tidak terdiagnosa TBC.
f. Populasi tertentu lainnya.
2.Pemberian obat pencegahan TBC pada anak dan orang dengan HIV
dan AIDS dilakukan selama 6 bulan.
3.Pemberian obat pencegahan TBC pada populasi tertentu lainnya
diberikan sesuai dengan ketentuanperauran perundang-undangan.

DIREKTUR RUMAH SAKIT

Drg. Yandri Saputra,


M.Kes
NIP. 19740705 2009031
005
9
10
11
12
13

D. Sampul Naskah Rumah Sakit

Sampul naskah Rumah Sakit bertuliskan logo beserta kop surat Rumah Sakit
pada bagian tengah atas .

PEMERINTAH KABUPATEN PASAMAN BARAT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
(RSUD)
ukuran
Jln. Jend.Sudirman Jambak Jalur VI Timur, Kec.Nan DuoTelepon/ Fax. (0753) 65960
11x23 cm
dengan
identitas
Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Pasaman
Barat

E. Jenis dan kewenangan penandatanganan naskah di lingkungan Rumah Sakit.

a. Direktur Rumah menandatangani naskah di lingkungan Rumah dalam bentuk


dan susunan regulasi serta dalam bentuk surat yang materinya memuat
kebijaksanaan dan atas pelaksanaan dari peraturan perundang-undangan yang
lebih tinggi.
b. Naskah di lingkungan Rumah sebagaimana dimaksud pada huruf a, ditujukan
untukkebutuhan komunikasi internal dan eksternal Rumah.

F. Pembubuhan paraf.

Naskah Perjanjian Kerjasama Rumah sebelum ditandatangani oleh Direktur


Rumah Sakit harus diparaf terlebih dahulu oleh maksimal tiga orang untuk ikut
bertanggung jawab karena tugas pokok dan fungsinya atau terkait dengan
tugasnya, yakni disebelah kanan nama yang berwenang menandatangani
naskah. Setiap surat yang akan ditanda tangani oleh direktur harus diparaf
terlebih dahulu oleh Kepala Bagian Tatausaha.
14
15

H. Perubahan, pencabutan, pembatalan, dan ralat.

1. Pengertian.

a. Yang dimaksud dengan perubahan adalah mengubah sebagian dari


suatu naskah dinas. Dalam hal ini harus dibedakan dengan pengertian
ralat yaitu merubah kekeliruan kecil, misalnya salah ketik.
b. Yang dimaksud dengan pencabutan adalah suatu pernyataan tidak
berlaku lagi suatu naskah dinas terhitung mulai saat ditentukan dalam
pencabutan tersebut.
c. Yang dimaksud dengan pembatalan adalah suatu pernyataan yang
dinyatakan bahwa suatu naskah dinas harus dianggap tidak pernah
dikeluarkan.

2. Tatacara mengubah, mencabut atau membatalkan naskah.

a. Naskah yang bersifat mengatur apabila diubah, dicabut atau dibatalkan


harus dengan naskah yang sama jenisnya. Misalnya Peraturan harus
dengan Peraturan.
b. Pejabat yang berhak menentukan perubahan, pencabutan dan
pembatalan adalah pejabat yang semula menandatangani naskah dinas
tersebut atau oleh pejabat yang lebih tinggi kedudukannya.
c. Ralat yang bersifat kekeliruan kecil misalnya salah ketik dikeluarkan oleh
pejabat yang menandatangani naskah dinas atau dapat oleh pejabat
setingkat lebih rendah.
16

BAB IV
PENGENDALIAN NASKAH
RUMAH SAKIT

A. Tanggung Jawab

a. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Pasaman Barat bertanggung jawab atas
pengesahan dokumen internal,
b. Para Wadir bertanggung jawab atas kesesuaian dan kebenaran isi
dokumen dan/atau pengubahan dokumen,
c. Para Kabid/Kabag/ Ka.Inst/ Ka. Unit bertanggung jawab atas materi usulan
pembuatan/atau pengubahan dokumen,
d. Sekretariat bertanggung jawab atas penyimpanan dokumen dan pelaksanaan
pemusnahan dokumen,

B. Pengesahan Dokumen

1. Keefektifan dan kesesuaian dokumen yang telah disusun, ditinjau dan


dievaluasi jika telah sesuai, ditandatangani dan dicantumkan tanggal
efektifnya.

2. Tanggung jawab pembuatan, pemeriksaan dan pengesahan dokumen sesuai


tabel berikut:

Level Jenis Dokumen Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Ditetapkan


Oleh
1 Keputusan Direktur Rumah Bidang Terkait Pejabat Direktur
sakit, Peraturan Direktur Bidang terkait Rumah sakit
Rumah sakit, Instruksi Direktur dan KTU
Rumah sakit, Surat
Edaran Direktur Rumah sakit.
2 Panduan, Pedoman, SPO dan Bidang terkait Pejabat Direktur Rumah
Formulir Bidang Terkait
sakit
3 Perjanjian/MOU Bidang KTU/ Direktur Direktur
terkait/Panitia Rumah sakit/
Rumah sakit Pemilik
AdHoc terkait / Pemilik RS
17

BAB V
KETENTUAN PENUTUP

Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan, agar setiap orang
mengetahuinya, memerintahkan

Anda mungkin juga menyukai