Anda di halaman 1dari 28

RSUD

PERDAGANGAN PENGADAAN SEDIAAN FARMASI


DAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

NO. DOKUMEN REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh,


SPO
Direktur
DIREKTUR UTA

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP. 197407212006042015

PENGERTIAN Pengadaan merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk merealisasikan


perencanaan kebutuhan.

TUJUAN Untuk menjamin ketersediaan jumlah dan waktu yang tepat dengan harga yang
terjangkau sesuai standar mutu

KEBIJAKAN SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan


Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN

PROSEDUR Prosedur pengadaan barang dengan pembelian dilaksanakan oleh PPTK


Pengadaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)

UNIT TERKAIT PPTK Pengadaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)

RSUD PERDAGANGAN
PENGADAAN CITO SEDIAAN FARMASI DAN BAHAN MEDIS
HABIS PAKAI DI LUAR JAM KERJA
(PADA SAAT INSTALASI FARMASI TUTUP)

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015

PENGERTIAN Merupakan kegiatan penyediaan cito terhadap sediaan farmasi dan bahan
medis habis pakai yang dibutuhkan di luar jam kerja (pada saat gudang
sentral telah tutup)

TUJUAN Untuk menjamin ketersediaan, jumlah dan waktu yang tepat dengan harga
yang terjangkau dan sesuai standar mutu yang tidak tersedia di depo
farmasi.

KEBIJAKAN SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan


Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN

PROSEDUR 1. Petugas depo farmasi menghubungi Kepala Gudang untuk melihat


ketersediaan sediaan farmasi di gudang.
2. Bila tidak tersedia, Kepala Gudang menghubungi Kepala Instalasi
Farmasi untuk diteruskan ke Bagian Pengadaan untuk menyediakan
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang kosong pada saat
itu.

UNIT TERKAIT  Instalasi Farmasi RSUD PERDAGANGAN


 Bagian Pengadaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai

RSUD PERDAGANGAN
PENGADAAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN DAN
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI DENGAN PEMBELIAN KE
APOTEK LUAR

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015
Merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan sediaan
PENGERTIAN farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai melalui
pembelian ke apotek luar.
Sebagai acuan langkah-langkah untuk melakukan kegiatan
TUJUAN pengadaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis
pakai ke apotek luar.
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
KEBIJAKAN Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN
1. Petugas farmasi rawat jalan/rawat inap mencatat copy resep obat
PROSEDUR yang dibutuhkan dan melakukan permintaan ke Gudang Farmasi.
2. Petugas Gudang Farmasi memeriksa permintaan pembelian dan
melakukan konfirmasi persetujuan pembelian.
3. Jika Pembelian ke apotek rekanan, Petugas Farmasi rawat
jalan/rawat inap menghubungi apotek luar dan menanyakan
ketersediaan obat yang dimaksud dan memesan obat sesuai resep.
4. Jika Pembelian ke apotek diluar rekanan, proses pembelian
dilakukan secara:
- Petugas Farmasi rawat jalan/rawat inap menghubungi apotek
luar dan menanyakan ketersediaan obat yang dimaksud
beserta biaya yang harus dibayar untuk pembelian sesuai
resep.
- Petugas Farmasi menghubungi bagian kasir untuk meminta
uang sejumlah yang diperlukan dan mencatat di lembar bon
permintaan uang.
- Petugas farmasi menyerahkan copy resep dan uang sejumlah
yang diperlukan ke bagian transportasi.
5. Petugas gudang Farmasi menerima obat yang dipesan/dibeli
beserta bukti faktur pembelian.
6. Gudang farmasi memeriksa kesesuaian obat yang diterima dengan
faktur.
7. Petugas gudang farmasi segera dilakukan proses penerimaan
barang dengan cara pembelian tunai dalam HISRS/komputerisasi.
8. Petugas gudang farmasi mendistribusikan obat tersebut ke unit
yang membutuhkan. Petugas gudang farmasi mendokumentasikan
pembelian.

UNIT TERKAIT  Instalasi Farmasi RSUD PERDAGANGAN


 Bagian Pengadaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
FARMASI KLINIS
RSUD PERDAGANGAN
PEMBERIAN INFORMASI OBAT KEPADA PASIEN OLEH
TENAGA KEFARMASIAN

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015
Merupakan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker dan/atau
PENGERTIAN Tenaga Teknis Kefarmasian untuk memberikan informasi obat
kepada pasien dan/atau keluarga yang berkaitan dengan obat yang
digunakan.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pemberian
TUJUAN informasi obat kepada pasien dan/atau keluarga oleh tenaga
kefarmasian.
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
KEBIJAKAN Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN
1. Apoteker/Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) mengumpulkan
PROSEDUR informasi obat.
2. Apoteker/TTK mempersiapkan materi yang akan diinformasikan
serta kartu obat, leaflet atau brosur jika dibutuhkan
3. Apoteker/TTK memberikan dan menyebarkan informasi kepada
konsumen secara aktif dan pasif
4. Apoteker/TTK menjawab pertanyaan dari konsumen bila ada yang
dipertanyakan/kurang jelas
5. Apoteker/TTK membuat kartu obat yang berisi identitas pasien,
nama obat, dosis obat, kekuatan obat, aturan pakai obat,
indikasi/kegunaan obat.
Apoteker/TTK melakukan cek ulang kartu obat yang telah dibuat
oleh asisten apoteker

UNIT TERKAIT  Instalasi Farmasi RSUD PERDAGANGAN


RSUD PERDAGANGAN
VERIFIKASI RESEP

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter kepada
PENGERTIAN apoteker/farmasis pengelola apotek untuk memberikan obat jadi
atau meracik obat dalam bentuk sediaan tertentu sesuai dengan
keahliannya, takaran, dan jumlah obat sesuai dengan yang diminta,
kemudian menyerahkannya kepada yang berhak/pasien.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan
TUJUAN verifikasi resep.
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
KEBIJAKAN Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN
1. Petugas farmasi menerima resep.
PROSEDUR 2. Apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian senior yang ditunjuk
dan dibawah supervisi apoteker melakukan verifikasi.
3. Petugas Farmasi melakukan identifikasi kelengkapan resep
(tanggal resep, nama dokter, nama pasien, umur pasien.
4. Petugas farmasi memeriksa kelengkapan obat (dosis, aturan pakai,
rute pemberian) dan bila resep tersebut resep narkotika harus
dibubuhi tanda tangan lengkap, alamat dan nomor telephon dokter.
5. Petugas farmasi mencek istilah atau singkatan yang digunakan.
6. Apabila point 1 s/d 4 terjadi ketidakjelasan maka petugas farmasi
mengkonfirmasi kepada dokter yang menulis resep bahwa ada obat
yang kurang jelas dan tidak terbaca.
7. Petugas farmasi menerima jawaban dan kejelasan tentang resep dari
dokter.
8. Petugas farmasi dapat melayani resep pasien.
9. Asisten Apoteker melakukan penginputan data obat yang benar.
10. Asisten Apoteker melakukan pengisian obat dalam etiket dengan
benar dan lakukan cros cek
11. Apoteker/TTK memeriksa kembali ketepatan obat yang akan
diberikan.
Obat diserahkan oleh Apoteker/TTK kepada pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Farmasi RSUD PERDAGANGAN


RSUD PERDAGANGAN
PENYERAHAN OBAT DAN K.I.E

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015
Merupakan proses menyerahkan obat kepada pasien dan/atau
PENGERTIAN keluarga pasien dengan pemberian komunikasi, informasi dan
edukasi oleh Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam menyerahkan obat
TUJUAN kepada pasien dan/atau keluarga dengan pemberian komunikasi,
informasi dan edukasi.
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
KEBIJAKAN Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN
Kegiatan penyerahan obat dilaksanakan oleh Apoteker atau Tenaga
PROSEDUR Teknis Kefarmasian (TTK) meliputi:
a. Cek obat yang sudah disiapkan
b. Urutkan susunan keranjang berisi obat dan resep sesuai dengan
nomor antrian pasien
c. Bawa keranjang berisi obat dan resep ke meja penyerahan obat
d. Ambil satu resep teratas, cocokkan dengan lembar bukti
pembayaran dari kasir,
e. Panggil nama pasien yang akan diserahi obat
f. Saat pasien maju menghampiri meja penyerahan obat, lakukan
prosedur identifikasi pasien sebagai berikut:
- “Bapak/Ibu/Saudara, untuk prosedur keselamatan pasien,
mohon sebutkan nama dan tanggal lahir anda”, setelah pasien
menyebutkan nama dan tanggal lahir, ucapkan terimakasih.
- Bila pasien tidak hafal tanggal lahir: “bila Bapak/Ibu/Saudara
tidak ingat atau tidak tau, silahkan sebutkan alamat saja”.
g. Bila identitas sudah sesuai, mintalah nomor antrian yang sudah
diberikan saat menyerahkan resep di awal.
h. Mulailah menyerahkan obat satu persatu, berikan keterangan fungsi
obat, cara minum, peringatan khusus, dan cara penyimpanan. Bila
obat yang diberikan adalah obat dengan rute pemakaian atau cara
pemakaian khusus,
berikan brosur pemakaian obat.
i. Periksa kembali pengertian pasien tentang penjelasan yang sudah
diberikan dengan: “apakah Bapak/Ibu/Saudara bisa mengulang
penjelasan saya?” .
j. Ucapkan terimakasih sesudah pasien mengulang.

UNIT TERKAIT  Instalasi Farmasi RSUD PERDAGANGAN


RSUD PERDAGANGAN
VERIFIKASI RESEP

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015
Resep adalah permintaan tertulis dari dokter kepada
PENGERTIAN apoteker/farmasis pengelola apotek untuk memberikan obat jadi
atau meracik obat dalam bentuk sediaan tertentu sesuai dengan
keahliannya, takaran, dan jumlah obat sesuai dengan yang diminta,
kemudian menyerahkannya kepada yang berhak/pasien.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan
TUJUAN verifikasi resep.
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
KEBIJAKAN Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN
12. Petugas farmasi menerima resep.
PROSEDUR 13. Apoteker dan/atau tenaga teknis kefarmasian senior yang ditunjuk
dan dibawah supervisi apoteker melakukan verifikasi.
14. Petugas Farmasi melakukan identifikasi kelengkapan resep
(tanggal resep, nama dokter, nama pasien, umur pasien.
15. Petugas farmasi memeriksa kelengkapan obat (dosis, aturan pakai,
rute pemberian) dan bila resep tersebut resep narkotika harus
dibubuhi tanda tangan lengkap, alamat dan nomor telephon dokter.
16. Petugas farmasi mencek istilah atau singkatan yang digunakan.
17. Apabila point 1 s/d 4 terjadi ketidakjelasan maka petugas farmasi
mengkonfirmasi kepada dokter yang menulis resep bahwa ada obat
yang kurang jelas dan tidak terbaca.
18. Petugas farmasi menerima jawaban dan kejelasan tentang resep dari
dokter.
19. Petugas farmasi dapat melayani resep pasien.
20. Asisten Apoteker melakukan penginputan data obat yang benar.
21. Asisten Apoteker melakukan pengisian obat dalam etiket dengan
benar dan lakukan cros cek
22. Apoteker/TTK memeriksa kembali ketepatan obat yang akan
diberikan.
Obat diserahkan oleh Apoteker/TTK kepada pasien

UNIT TERKAIT  Instalasi Farmasi RSUD PERDAGANGAN


RSUD PERDAGANGAN
PENYERAHAN OBAT DAN K.I.E

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015
Merupakan kegiatan kegiatan kunjungan ke pasien rawat inap yang
PENGERTIAN dilakukan Apoteker secara mandiri atau bersama tim tenaga
kesehatan lainnya untuk mengamati kondisi klinis pasien secara
langsung, dan mengkaji masalah terkait obat, memantau terapi obat
dan Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki, meningkatkan terapi obat
yang rasional untuk mencapai hasil terapi (clinical outcome) yang
lebih baik.
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melakukan
TUJUAN kegiatan visite oleh Apoteker.
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
KEBIJAKAN Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN
1. Apoteker melakukan hand hygiene sesuai dengan SPO kebersihan
PROSEDUR tangan.
2. Apoteker memperkenalkan diri kepada pasien dan keluarga untuk
visite mandiri. Perkenalan anggota tim kepada pasien dan keluarga
oleh ketua tim visite untuk visite bersama tim.
3. Apoteker melakukan identifikasi pasien sesuai dengan prosedur
identifikasi pasien.
4. Apoteker menggali permasalahan pasien dengan melakukan
wawancara untuk mengkaji riwayat penggunaan obat, mengamati
kondisi klinis pasien secara langsung, mengkaji masalah terkait
obat, memantau terapi obat dan Reaksi Obat yang Tidak
Dikehendaki (ROTD), dan mendengarkan respon yang disampaikan
oleh pasien terkait penggunaan obat.
5. Apoteker menutup visite dengan ucapan ”terima kasih atas
kerjasama yang diberikan ”.
6. Apoteker melakukan hand hygiene sesuai dengan SPO kebersihan
tangan.
7. Apoteker melakukan pengkajian atas identifikasi masalah yang di
dapat terkait penggunaan obat sesuai dengan SPO Asuhan
Kefarmasian.
8. Apoteker mendokumentasikan praktik visite pada form Asuhan
Kefarmasian dan catatan terintegrasi dengan metode SOAP.

UNIT TERKAIT  Instalasi Farmasi RSUD PERDAGANGAN


RSUD PERDAGANGAN
PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015
Suatu cara pelaporan efek samping obat yang terjadi pada pasien
PENGERTIAN rumah sakit
Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk terlaksananya
TUJUAN pemantauan dan pelaporan efek samping obat.
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
KEBIJAKAN Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN
1. Perawat yang menemukan keluhan yang berhubungan dengan efek
PROSEDUR samping obat pada pasien, melaporkan kepada Dokter Penanggung
Jawab Pasien (DPJP) atau DPJP sendiri yang mendiagnosa efek
samping obat yang terjadi pada pasien.
2. Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) mendokumentasikan
efek samping yang timbul pada rekam medis pasien.
3. Perawat, Dokter atau petugas kesehatan lain yang menemukan
keluhan efek samping obat pada pasien membuat laporan.
4. Pelaporan efek samping obat menggunakan Lembaran Formulir
Pelaporan Efek Samping Obat yang ditentukan oleh Pusat Meso
Nasional yang dikumpul ke Instalasi Farmasi.
5. Instalasi Farmasi menyerahkan pelaporan monitoring efek samping
obat tersebut ke Komite Farmasi dan Terapi dan membuat laporan
ke Komite Keselamatan Pasien.
6. Tim Farmasi dan Terapi dan Komite Keselamatan Pasien
mempelajari efek samping obat tersebut benar atau tidak. Bila
benar efek samping obat, laporan kejadian efek samping obat
tersebut dikirim ke Rekam Medik lalu diteruskan ke Pusat MESO
Nasional melaui Sekretariat Direksi.
7. Pelaporan efek samping obat ke Pusat MESO Nasional dengan
kategori Adverse event dan Sentinel Event dilakukan maksimal 1
minggu dari tanggal kejadian.
1. Farmasi
UNIT TERKAIT 2. Rawat Inap Keperawatan
3. Staf Medis
4. Tim Farmasi dan Terapi
5. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
RSUD PERDAGANGAN
PEMBATASAN JUMLAH RESEP ATAU JUMLAH
PEMESANAN OBAT OLEH STAF MEDIS

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015
Merupakan kegiatan penulisan resep yang telah ditentukan dokter
PENGERTIAN yang berhak menulis resep dan maksimum terapi yang diberikan
1. Sebagai panduan cara peresepan obat yang benar, lengkap, dan
TUJUAN terbaca.
2. Meminimalkan interaksi obat serta efek samping yang tidak
diharapkan
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
KEBIJAKAN Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN
1. Dokter yang berhak menulis resep adalah dokter yang memiliki
PROSEDUR Surat Izin Praktik (SIP) di RSUD Perdagangan yaitu dokter umum,
dokter gigi, dokter spesialis serta berwenang sesuai uraian tugas
yang dimiliki
2. Resep yang ditulis oleh petugas yang berwenang dalam hal
penulisan item obat dalam satu lembar resep di batasi maksimal 5
item obat untuk menghindari terjadinya polifarmasi
1. Instalasi farmasi
UNIT TERKAIT 2. Unit Gawat Darurat (UGD)
3. Instalasi rawat inap
4. Instalasi rawat jalan/poliklinik
5. Intensive Care Unit (ICU)
RSUD PERDAGANGAN
PERMINTAAN OBAT/PERESEPAN/INSTRUKSI
PENGOBATAN BENAR, LENGKAP DAN TERBACA

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015
Merupakan kegiatan penulisan resep baik secara manual ataupun
PENGERTIAN melalui sistem informasi farmasi oleh dokter yang berkompeten
1. Sebagai panduan cara peresepan obat yang benar, lengkap, dan
TUJUAN terbaca.
2. Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat pada tahap
peresepan (prescribing error )
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
KEBIJAKAN Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN
1. Dokter yang berhak menulis resep adalah dokter yang memiliki
PROSEDUR Surat Izin Praktik (SIP) di RSUD Perdagangan
2. Resep yang tidak memenuhi kelengkapan yang ditetapkan , tidak
dilayani oleh farmasi. Penulis resep harus memperhatikan
kemungkinan adanya kontraindikasi, interaksi obat dan reaksi alergi
3. Setiap obat yang diresepkan harus sesuai dengan yang tercantum
dalam rekam medik
4. Kelanjutan terapi obat yang sempat dihentikan karena operasi atau
sebab lain harus dituliskan kembali dalam bentuk resep / instruksi
pengobatan baru
5. Tulisan harus jelas dan dapat dibaca
a. Menggunakan istilah dan singkatan yang lazim sehingga tidak
disalah artikan
b. Resep dinyatakan lengkap jika tercantum :
- Nama lengkap pasien
- Tanggal lahir atau umur pasien
- Berat badan pasien (untuk pasien geriatrik dan pediatrik)
- Nomor rekam medik
- Nama dokterTanggal penulisan resep
6. Tanda R/ pada setiap sediaan (maksimal 5 R/). Nama obat
dilengkapi dengan bentuk sediaan obat (contoh : injeksi, tablet,
kapsul, salep) serta kekuatan sediaan (contoh : 500 mg, 1 gram, 50
mg/m)
7. Jumlah sediaan yang dibutuhkan
8. Bila obat berupa racikan dituliskan nama setiap jenis / bahan obat
dan jumlah bahan obat (untuk bahan padat : mikrogram, milligram,
gram) dan (untuk cairan : tetes, milliliter, liter)
9. Aturan pakai (frekuensi, dosis, rute pemberian), peresepan
mengikuti kebijakan yang telah ditetapkan dan mengacu pada
Formularium RSUD Perdagangan
10. Pelabelan menggunakan electronic etiket yang sudah terkoneksi
pada aplikasi SIMRS (Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit),
putih untuk obat oral, biru untuk pemakaian luar (mata dan kulit)
11. Cara penulisan resep yang baik dan benar sesuai peraturan
RSUD Perdagangan tertera di setiap ruangan untuk memudahkan
dokter dalam menulis resep
1. Instalasi farmasi
UNIT TERKAIT 2. Unit Gawat Darurat (UGD)
3. Intensive Care Unit (ICU)
4. Instalasi rawat inap
5. Instalasi rawat jalan/poliklinik
6. Ruang bedah
RSUD PERDAGANGAN
ELEMEN KELENGKAPAN RESEP

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015
Merupakan kegiatan penulisan resep lengkap serta penetapan dan
PENGERTIAN penerapan langkah-langkah untuk pengelolaan
peresepan/permintaan obat, instruksi pengobatan yang tidak benar,
tidak lengkap, dan tidak terbaca agar hal tersebut tidak terulang lagi
Sebagai panduan cara peresepan obat yang benar dan lengkap
TUJUAN Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat pada tahap peresepan
(prescribing error )
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
KEBIJAKAN Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN
1. Identitas pasien yang akurat terdiri dari : nama lengkap, tempat
PROSEDUR tanggal lahir, nomor rekam medis. Identitas dokter terdiri dari :
nama , Surat Izin Praktik
2. Resep dibagi menjadi :
a. Inscriptio : nama kota rumah sakit, tanggal penulisan resep
b. Invocatio : tanda R/sebagai tanda pembukaan resep
c. Prescriptio/ordinatio : nama obat, jumlah/kekuatan obat, cara
pembuatan, bentuk sediaan yang dipilih dan jumlahnya
d. Penutup : tanda penutup dan tanda tangan dokter
3. Penulisan resep nama obat generik diharuskan, namun obat nama
dagang dapat digunakan apabila :
a. Pada Formularium tiak ada nama obat generik dengan
komposisi yang sama
b. Terjadi kekosongan obat generik
4. Penggunaan istilah :
a. Untuk aturan pakai jika perlu atau prn atau (pro re nata) harus
dituliskan dosis maksimal dalam sehari.
b. Penulisan CITO/URGENT/PIM! (Periculum In Mora) ditulis
pada resep emergensi (injeksi epinefrin, lidokain, sulfat
atropine, efedrin). Bagian atas resep dibuat paraf dokter
5. Resep harus menyertakan berat badan pada pasien anak (pediatrik)
dan pada pasien usia lanjut (geriatrik) karena terdapat penyesuaian
dosis
6. Kecepatan tetesan infus ditentukan oleh DPJP dan dilaksanakan
oleh perawat pelaksana
7. Instruksi khusus akan ditulis DPJP pada resep seperti :
a. Titrasi dosis yaitu peningkatan dosis secara bertahap sampai
efek terapai yang diinginkan tercapai
b. Tappering dosis yaitu penurunan dosis secara bertahap sampai
obat tidak digunakan lagi
c. Rentang dosis yaitu batas dosis memberikan efek terapi
8. Automatic stop order (narkotika, hipnotik, sedatif, antikoagulan)
harus jelas aturan pakainya
1. Instalasi farmasi
UNIT TERKAIT 2. Unit Gawat Darurat (UGD)
3. Instalasi rawat inap
4. Instalasi rawat jalan/poklinik
5. Ruang bedah
6. Intensive Care Unit (ICU)
RSUD PERDAGANGAN
PENGELOLAAN RESEP YANG TIDAK BENAR, TIDAK
LENGKAP DAN TIDAK TERBACA

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015
Merupakan kegiatan penulisan resep lengkap serta penetapan dan
PENGERTIAN penerapan langkah-langkah untuk pengelolaan
peresepan/permintaan obat, instruksi pengobatan yang tidak benar,
tidak lengkap, dan tidak terbaca agar hal tersebut tidak terulang lagi
1. Mencegah terjadinya kesalahan pemberian obat pada tahap
TUJUAN peresepan (prescribing error )
2. Sebagai panduan cara peresepan obat yang benar dan lengkap
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
KEBIJAKAN Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN
1. Apabila resep tidak/sulit terbaca, petugas instalasi farmasi
PROSEDUR berdiskusi dengan petugas instalasi farmasi yang lain.
Apabila ragu (penulisan tidak jelas, kurang lengkap, kesalahan
dosis, aturan pakai) petugas instalasi farmasi menghubungi dokter
yang bersangkutan, mendokumentasikan konfirmasi dokter dalam
buku dan membaca ulang konfirmasi
2. Bilamana dokter menulis resep/instruksi tidak dapat dihubungi,
maka petugas instalasi farmasi berusaha memperoleh konfirmasi
dari perawat tempat instruksi/resep tersebut berasal untuk melihat
dari rekam medik pasien
3. Bila tidak dapat dilakukan maka petugas instalasi farmasi
menginformasikan kepada pasien bahwa tulisan dokter tidak
terbaca, dan belum dapat dikonfirmasikan ke dokter. Pasien
menunggu hingga dokter dapat dihubungi atau kesepakatan lain
1. Instalasi farmasi
UNIT TERKAIT 2. Unit Gawat Darurat (UGD)
3. Instalasi rawat inap
4. Instalasi rawat jalan/poklinik
5. Ruang bedah
7. Intensive Care Unit (ICU)
RSUD PERDAGANGAN
PENGOBATAN SENDIRI (SELF ADMINISTRATION) DAN
OBAT YANG DIBAWA DARI LUAR RUMAH SAKIT

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015
Suatu kegiatan penanganan obat yang digunakan pasien untuk
PENGERTIAN pengobatan sendiri (self administration) yang dibawa dari luar
rumah sakit saat pasien akan melakukan perawatan di rumah sakit
obat tersebut akan diputuskan dilanjutkan penggunaanya atau tidak
oleh DPJP
Pengawasan keseluruhan pemakaian obat sehingga pasien terhindar
TUJUAN dari duplikasi obat, interaksi obat ataupun efek samping obat yang
merugikan
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
KEBIJAKAN Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN
1. Perawat pelaksana akan menanyakan kepada pasien yang akan
PROSEDUR perawatan tentang pemakaian obat yang sedang dikonsumsi atau
yang dibawa dari luar rumah sakit
2. DPJP menyepakati obat yang dapat dilanjutkan pemakaiannya
3. Perawat menghubungi apoteker untuk melaksanakan rekonsiliasi
obat
4. Rekonsiliasi dilaksanakan 1 x 24 jam setelah pasien mendapatkan
penanganan medis dari DPJP
5. Obat yang dapat dilanjutkan penggunaannya sesuai arahan DPJP
diserahkan kepada pasien atau keluarga pasien
6. DPJP, apoteker, perawat, pasien ataupun keluarga pasien membuat
serah terima obat dari pasien ke instalasi farmasi dengan mengisi
formulir rekonsiliasi yang ditandatangani oleh pihak terkait pada
kolom pasien datang.
7. Obat yang tidak digunakan di simpan di instalasi farmasi. Disimpan
pada tempat khusus obat rekonsiliasi, obat diberi label identitas
pasien dan dikemas ulang. Diserahkan kembali kepada pasien
ataupun keluarga pasien saat akan pulang perawatan dengan
menyerahkan kartu bukti rekonsiliasi yang diberikan apoteker saat
memulai perawatan di rumah sakit.
8. Pasien atau keluarga pasien, apoteker, perawat serta DPJP
menandatangani formulir rekonsiliasi pada kolom pasien pulang
1. Instalasi farmasi
UNIT TERKAIT 2. Instalasi rawat inap
3. Unit Gawat Darurat (UGD)
4. Intensive Care Unit (ICU)
RSUD PERDAGANGAN
KESERAGAMAN SISTEM PENYIAPAN DAN PENYERAHAN
SEDIAAN FARMASI DAN BMHP DI RUMAH SAKIT

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015
Suatu kegiatan penyiapan dan penyerahan sediaan farmasi, alat
PENGERTIAN kesehatan, Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) dari instalasi farmasi
kepada seluruh unit yang ada di rumah sakit
1. Pemberian obat tepat dosis, tepat pasien, dan tepat waktu
TUJUAN 2. Upaya mencegah kontaminasi sediaan farmasi kegiatan penyiapan
dan penyaluran obat harus dalam lingkungan bersih dan aman
sesuai dengan undang-undang, peraturan dan standar praktik
kefarmasian
3. Untuk memperkecil terjadinya kemungkinan kesalahan dalam
penyaluran dan pemberian obat yang dikeluarkan dari kemasan,
obat yang disalurkan harus dalam bentuk yang paling siap
disalurkan, serta adanya pengaturan sistem pelabelan yang tepat
guna mendukung penyaluran obat secara akurat dan tepat
4. Pengadaan, penyimpanan, penyaluran dan pengelolaan sediaan
farmasi, alat kesehatan, Bahan Medis Habis Pakai melalui jalur satu
pintu yaitu instalasi farmasi
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
KEBIJAKAN Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN
1. Penyiapan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan BMHP
PROSEDUR a. Menyiapkan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis
habis pakai sesuai dengan permintaan pada resep
b. Mencatat pengeluaran sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
medis habis pakai pada kartu stok
c. Menyiapkan etiket warna putih dan / ataubiru (kecuali alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai tidak perlu memakai
etiket)
Menulis nama pasien, nomor rekam medik, tanggal
resep, nama obat, dosis, cara pakai sesuai permintaan pada resep
serta petunjuk dan informasi lain.
2. Penyerahan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
pakai
a. Petugas instalasi farmasi melakukan pemeriksaan akhir sebelum
dilakukan penyerahan (kesesuaian antara penulisan etiket dengan
resep) serta mengisi aspek telaah berupa:
- Kejelasan tulisan
- Benar nama pasien, nama obat, dosis, waktu dan frekuensi
pemberian, cara pemberian
- Ada tidaknya polifarmasi
- Ada tidaknya duplikasi
- Interaksi obat yang mungkin terjadi (checklist dan stempel
petugas)
3. Menyerahkan langsung pada pasien/wali pasien dan memberikan
konseling terkait indikasi obat yang digunakan, cara penggunaan
obat, dan efek samping obat, kepada pasien/wali pasien. Setelah
pemberian konseling pasien/keluarga pasien harus memberi paraf
pada lembar resep yang telah di stempel telaah resep sebagai bukti
obat dan informasi obat sudah diterima (rawat jalan)
4. Untuk rawat inap, resep diantar oleh perawat pelaksana ke instalasi
farmasi. Petugas instalasi farmasi akan membubuhi stempel telaah
resep pada belakang resep asli untuk di telaah. Perawat akan
memberikan paraf pada telaah resep sebagai bukti resep telah
diterima oleh petugas farmasi dan perawat kembali keruangan.
Resep akan disiapkan oleh petugas farmasi, setelah resep selesai,
petugas instalasi farmasi akan menghubungi ruangan agar prakarya
ruangan terkait segera mengambil obat (shift pagi-sore). Untuk
pengantaran obat shift sore-malam akan diantar langsung oleh
petugas instalasi farmasi ke ruang rawat inap.
5. Pengamprahan (tanpa resep) sediaan farmasi, dan bahan medis
habis menggunakan kebutuhan di setiap unit RSUD Perdagangan
yang berasal dari instalasi farmasi dilakukan di gudang farmasi,
serah terima didokumentasikan dalam buku amprahan yang
dimiliki oleh masing-masing unit dan di instalasi farmasi.
1. Instalasi farmasi
UNIT TERKAIT 2. Instalasi rawat inap
3. Instalasi rawat jalan (poliklinik)
4. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
5. Intensive Care Unit (ICU)
6. Ruang Bedah (OK)
7. Ruang KIA
8. Ruang Isolasi
9. Ruang radiologi
10. Laboratorium
11. Pelayanan Obstetri Neonatal Esensial/Emergensi Komperhensif
(PONEK)
12. Ruang gizi dan dapur
13. Ruang transit jenazah
14. Rekam medik
15. Laundry
RSUD PERDAGANGAN
VERIFIKASI SEBELUM PEMBERIAN OBAT KEPADA
PASIEN

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015
Suatu kegiatan pemeriksaan obat apakah sudah sesuai aturan atau
PENGERTIAN tidak sebelum diberikan kepada pasien
1. Sebagai pedoman petugas dalam pemberian obat kepada pasien di
TUJUAN ruang perawatan
2. Untuk menghindari kesalahan dalam pemberian obat
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
KEBIJAKAN Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN
1. Cuci tangan terlebih dahulu sebelum melaksanakan pemberian obat
PROSEDUR kepada pasien
2. Cocokkan label obat yang akan diberikan dengan instruksi atau
catatan pemberian obat oleh dokter
3. Lakukan pemberian obat dengan sebelumnya memastikan
dilaksanakannya 6 benar
 Benar pasien : tanyakan nama pasien, tanggal lahir, cocokkan
dengan gelang pasien (nama, tanggal lahir, dan nomor rekam
medik)
 Benar obat : memastikan bahwa obat yang diberikan sesuai
dengan resep, memeriksa identitas obat
 Benar dosis : memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan
rentang pemberian dosis untuk cara pemberian tersebut, berat
badan dan umur pasien, periksa dosis pada label obat untuk
membandingkan dengan dosis yang sesuai pada catatan
pemberian obat
 Benar waktu pemberian : Periksa waktu pemberian obat sesuai
dengan waktu yang tertera pada catatan pemberian obat
(misalnya obat yang diberikan 2 kali sehari, maka pada catatan
pemberian obat akan tertera
pada pemberian jam 6 pagi dan jam 6 sore)
 Benar Cara pemberian : memeriksa label obat untuk
memastikan bahwa obat tersebut dapat diberikan sesuai
dengan yang diinstruksikan, dan periksa cara pemberian pada
catatan pemberian obat
 Benar informasi/dokumentasi : melakukan komunikasi
informasi dan edukasi tentang cara pemakaian, bila terjadi
efek samping obat dan dokumentasi yang benar
4. Hitung dosis, jumlah, dan item obat dalam resep dengan teliti
5. Periksa kembali instruksi dokter untuk memastikan pasien
menerima obat sesuai dengan yang telah disiapkan.
6. Hubungi perawat pelaksana ruang rawat inap untuk segera
mengambil obat yang telah disiapkan di instalasi farmasi
1. Instalasi farmasi
UNIT TERKAIT 2. Unit Gawat Darurat (UGD)
3. Intensive Care Unit (ICU)
4. Instalasi rawat inap
5. Instalasi rawat jalan (poliklinik)
RSUD PERDAGANGAN
MEDICATION SAFETY

NO. DOKUMEN : REVISI HALAMAN


445/ …….. /VI/2017 1/1

Tanggal Terbit : Ditetapkan,


SOP Direktur

Juni 2017 dr. MASLINA H. SIPAYUNG, M.Si


NIP : 197407212006042015
Suatu kegiatan pelayanan kefarmasian dalam memanajemen obat
PENGERTIAN sehingga aman dan rasional dimulai dari peresepan, dispensing obat,
penyerahan obat dan penggunaan obat oleh pasien
Sebagai panduan untuk menjamin keselamatan pasien dalam setiap
TUJUAN tahap manajemen dan penggunaan obat
SK Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Perdagangan
KEBIJAKAN Nomor ......... Tahun 2017 tentang Kebijakan Pelayanan Farmasi di
RSUD PERDAGANGAN
1. Tim Farmasi dan Terapi membuat kajian terhadap laporan insiden
PROSEDUR medication errors
2. Melakukan investigasi untuk menemukan penyebab terjadinya
medication errors
3. Menganalisis pelaksanaan praktik yang menyebabkan medication
errors
4. Mengambil langkah proaktif upaya pencegahan
5. Memfasilitasi perubahan proses dan sistem untuk menurunkan
insiden yang sering terjadi atau berulangnyainsiden sejenis
6. Memfasilitasi perubahan proses dan sistem untuk menurunkan
insiden yang sering terjadi atau berulangnya insiden sejenis.
7. Mengembangkan program pendidikan untuk meningkatkan
medication safety dan kepatuhan terhadap standar prosedur
operasional
Memonitoring kepatuhan terhadap standar pelaksanaan keselamatan
pasien
8. Apoteker mewujudkan medication safety dengan dua aspek yaitu :
a) Aspek manajemen : pemilihan perbekalan farmasi, pengadaan,
penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, alur pelayanan,
dan sistem pengendalian
b) Aspek klinik : skrining resep, penyiapan obat, penyerahan dan
pemmberian informasi obat, konseling, monitoring, dan
evaluasi
1. Tim Farmasi dan Terapi (TFT)
UNIT TERKAIT 2. Instalasi farmasi

Anda mungkin juga menyukai