Anda di halaman 1dari 13

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jika kita membaca berita-berita di media massa, kita dapat mengatakan


betapa sering orang membicarakan nuklir. Namun sayang, kebanyakan berita nuklir tersebut
berkaitan dengan senjata nuklir atau pencemaran radioaktif akibat
kebocoran instalasi suatu reaktor atom, sementara yang menyangkut manfaat lain dari
energi nuklir sangat jarang ditampilkan. Oleh karena itu, di lingkungan masyarakat awam ikatan
nuklir mempunya konotasi yang mengerikan. Padahal energi nuklir juga bermanfaat apabila
penggunaannya tidak berlebihan.
Pemahaman yang kurang tepat itu bila terbelakangi oleh tragedi yang menimpa Hirosima
dan Nagasaki di Jepang, tempat pertama kalinya energi nuklir. Nuklir diperkenalkan sebagai
bom atom, suatu senjata pemusnah massal yang mengerikan.
Reaksi nuklir merupakan reaksi yang melibatkan inti dari suatu atom. Reaksi nuklir ada
yang terjadi secara spontan ataupun buatan. Reaksi nuklir spontan terjadi pada inti-inti atom
yang tidak stabil. Zat yang mengandung inti tidak stabil ini disebut zat radioaktif. Adapun reaksi
nuklir tidak spontan dapat terjadi pada inti yang stabil maupun inti yang tidak stabil. Reaksi
nuklir disertai perubahan energi berupa radiasi dan kalor. Berbagai jenis reaksi nuklir disertai
pembebasan kalor yang sangat dasyat, lebih besar dari suatu reaksi kimia biasa.
Unsur yang secara alami bersifat radioaktif banyak terdapat di alam. Semua isotop yang
bernomor atom diatas 83 bersifat radioaktif. Unsur yang bernomor atom 83 atau kurang
mempunyai isotop yang stabil kecuali teknesium dan promesium. Isotop yang bersifat radioaktif
disebut isotop radioaktif atau radio isotop, yaitu isotop yang memancarkan radiasi. Sedangkan
isotop yang tidak radioaktif disebut isotop stabil. Dewasa ini, radioisotope dapat juga dibuat dari
isotop stabil. Jadi disamping radioisotop alami juga terdapat radioisotop buatan.
Pemanfaatan tekhnologi nuklir khususnya mengenai radioisotop adalah pemanfaatan
dalam bidang energy dan pemanfaatan di luar energi. Pemanfaatan di luar energi misalnya pada
reactor penelitian.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Radioisotop?
2. Bagaimana sifat Radioisotop?
3. Bagaimana penerapan Radioisotop dalam kehidupan sehari-hari?

1.3 Tujuan penelitian


Dalam makalah ini, bertujuan untuk mengetahui pengertian dari radioisotop, sifat
radioisotop dan penerapan radioisotop dalam kehidupan sehari-hari.
BAB II

PEMBAHASAN

ZAT RADIOISOTOP
Radionuklida atau radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif. Radionuklida mampu
memancarkan radiasi. Radionuklida dapat terjadi secara alamiah atau sengaja dibuat oleh
manusia dalam reaktor penelitian. Produksi radionuklida dengan proses aktivasi dilakukan
dengan cara menembaki isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini lazim
disebut irradiasi neutron, sedangkan bahan yang disinari disebut target atau sasaran. Neutron
yang ditembakkan akan masuk ke dalam inti atom target sehingga jumlah neutron dalam inti
target tersebut bertambah. Peristiwa ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan inti atom
sehingga berubah sifat menjadi radioaktif. Banyak isotop buatan yang dapat dimanfaatkan
antara lain Na-24, P-32, Cr-51, Tc-99, dan I-131. Peran radioisotop sebagai pencari jejak tidak
terlepas dari sifat-sifat khas yang dimilikinya.

Pertama, radioisotop memancarkan radiasi manapun dia berada dan mudah dideteksi.
Radioisotop ibarat lampu yang tidak pernah padam senantiasa memancarkan cahayanya.
Radioisotop dalam jumlah sedikit sekali pun dapat dengan mudah diketahui keberadaannya.
Dengan teknologi pendeteksian radiasi saat ini, radioisotop dalam kisaran pikogram (satu per
satu trilyun gram) pun dapat dikenali dengan mudah. Sebagai ilustrasi, jika radioisotop dalam
bentuk carrier free (murni tidak mengandung isotop lain) sebanyak 0,1 gram saja dibagi rata ke
seluruh penduduk bumi yang jumlahnya lebih dari 5 milyar, jumlah yang diterima oleh masing-
masing orang dapat diukur secara tepat.

Kedua, laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas) hanya merupakan fungsi
jumlah atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi lingkungan baik temperatur,
tekanan, pH dan sebagainya. Penurunan radioaktivitas ditentukan oleh waktu paro, waktu yang
diperlukan agar intensitas radiasi menjadi setengahnya. Waktu paro ini merupakan bilangan
khas untuk tiap-tiap radioisotop. Misalnya karbon-14 memiliki waktu paro 5.730 tahun,
sehingga radioaktivitasnya berkurang menjadi separonya setelah 5.730 tahun berlalu. Seluruh
radioisotop yang telah berhasil ditemukan telah diketahui pula waktu paronya. Waktu paro
radioisotop bervariasi dari kisaran milidetik sampai ribuan tahun. Waktu paro ini merupakan
faktor penting dalam pemilihan jenis radioisotop yang tepat untuk keperluan tertentu.

Ketiga, intensitas radiasi ini tidak bergantung pada bentuk kimia atau senyawa yang
disusunnya. Hal ini dikarenakan pada reaksi kimia atau ikatan kimia yang berperan adalah
elektron, utamanya elektron pada kulit atom terluar, sedangkan peluruhan radioisotop
merupakan hasil dari perubahan pada inti atom.
Keempat, radioisotop memiliki konfigurasi elektron yang sama dengan isotop lain
sehingga sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama dengan isotop-isotop lain dari unsur yang
sama. Radioisotop karbon-14, misalnya, memiliki karakteristik kimia yang sama dengan karbon-
12.

Kelima, radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi gamma, memiliki daya tembus yang
besar. Lempengan logam setebal beberapa sentimeter pun dapat ditembus oleh radiasi
gamma, utamanya gamma dengan energi tinggi. Sifat ini mempermudah dalam pendeteksian.

2.1 Pemanfaatan Radioisotop dalam kehidupan

Pemanfaatan radioisotop semakin luas dalam berbagai bidang. Secara garis


besar, penggunaan radioisotop buatan dibagi menjadi 2 golongan utama. Yaitu,
sebagai perunut (tracer) dan sumber radiasi. Pengunaan radioisotop sebagai perunut
didasarkan pada pengertian bahwa isotop radioaktif mempunyai sifat kimia yang
sama dengan isotop stabil. Jadi suatu isotop radioaktif melangsungkan reaksi kimia,
yang sama seperti isotop stabilnya. Sedangkan penggunaan radioisotop sebagai
sumber radiasi didasarkan pada kenyataan bahwa radiasi yang dihasilkan zat
radioaktif dapat mempengaruhi materi maupun mahluk hidup.
Radiasi dapat digunakan untuk memberi efek fisis, efek kimia maupun efek biologi.

Prinsip radioisotop sebagai perunut yaitu menambahkan bahan radioisotop


tersebut ke dalam suatu sistem ( baik sistem fisika, kimia, maupun biologi ). Karena
radioisotope tersebut mempunya sifat kimia yang sama dengan sistem tersebut
maka radioisotop yang telah ditambahkan dapat digunakan untuk menandai suatu
senyawa sehingga perubahan senyawa pada sistem dapat dipantau.

Penggunaannya dalam berbagai bidang antara lain:

1. Bidang Kedokteran
Berbagai jenis radio isotop digunakan sebagai perunut untut mendeteksi (diagnosa)
berbagai jenis penyakit misalnya : teknesium (Tc-99), talium-201(Ti-201), iodine 131(I-131),
natrium-24 (Na-24), ksenon-133 (xe-133) dan besi (Fe-59). Tc-99 yang disuntikkan ke dalam
pembuluh darah akan diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu, seperti
jantung, hati dan paru-paru.
Sebaliknya Ti-201 terutama akan diserap oleh jaringan yang sehat pada organ jantung.
Oleh karena itu, kedua isotop itu digunakan secara bersama-sama untuk mendeteksi kerusakan
jantung. I-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh
karena itu, I -131 dapat digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan
untuk mendeteksi tumor otak.
Larutan garam yang mengandung Na-24 disuntikkan ke dalam pembuluh darah untuk
mendeteksi adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah ada penyumbatan dengan
mendeteksi sinar gamma yang dipancarkan isotop Natrium tersebut. Xe-133 digunakan untuk
mendeteksi penyakit paru-paru. P-32 untuk penyakit mata, tumor dan hati. Fe-59 untuk
mempelajari pembentukan sel darah merah. Kadang-kadang, radioisotope yang digunakan untuk
diagnosa, juga digunakan untuk terapi yaitu dengan dosis yang lebih kuat misalnya, I-131 juga
digunakan untuk terapi kanker kelenjar tiroid.
Radioisotop perunut biasanya juga digunakan untuk mendiagnosis penyakit yang terdapat
di dalam organ tubuh. Untuk tujuan diagnosis, pemeriksaan secara kedokteran nuklir dapat
dilakukan dengan mudah, murah, serta dihasilkan informasi diagnosis yang akurat. Dari
diagnosis ini dapat diperoleh informasi tentang fungsi organ tubuh yang diperiksa serta
gambaran anatominya.
Tes diagnostik dengan radioisotop dapat digunakan untuk mengetahui :
a. Baik tidaknya fungsi organ tubuh.
b. Proses penyerapan berbagai senyawa tertentu oleh tubuh.
c. Menentukan lokasi dan ukuran tumor dalam organ tubuh.
Technicium-99m (99m Tc) merupakan salah satu jenis radioisotop yang paling banyak
digunakan untuk diagnosis. Radioisotop yang ditemukan oleh Perrier dan Serge pada 1961 ini
dipilih karena mempunyai waktu paro sangat pendek, yaitu enam jam, sehingga dosis radiasi
yang diterima pasien sangat rendah

2. Bidang lndustri
Untuk mempelajari pengaruh oli dan afditif pada mesin selama mesin
bekerja digunakan suatu isotop sebagai perunut, Dalam hal ini, piston, ring dan komponen lain
dari mesin ditandai dengan isotop radioaktif dari bahan yang sama.
Pemanfaatan radioisotope dalam bidang industri:
a. Pemeriksaan tanpa merusak.
Radiasi sinar gamma dapat digunakan untuk memeriksa cacat pada logam atau sambungan
las, yaitu dengan meronsen bahan tersebut. Tehnik ini berdasarkan sifat bahwa semakin tebal
bahan yang dilalui radiasi, maka intensitas radiasi yang diteruskan makin berkurang, jadi dari
gambar yang dibuat dapat terlihat apakah logam merata atau ada bagian-bagian yang berongga
didalamnya. Pada bagian yang berongga itu film akan lebih hitam.
b. Mengontrol ketebalan bahan
Ketebalan produk yang berupa lembaran, seperti kertas film atau lempeng logam dapat
dikontrol dengan radiasi. Prinsipnya sama seperti diatas, bahwa intensitas radiasi yang diteruskan
bergantung pada ketebalan bahan yang dilalui. Detektor radiasi dihubungkan dengan alat
penekan. Jika lembaran menjadi lebih tebal, maka intensitas radiasi yang diterima detektor akan
berkurang dan mekanisme alat akan mengatur penekanan lebih kuat sehingga ketebalan dapat
dipertahankan.
c. Pengawetan bahan
Radiasi juga telah banyak digunakan untuk mengawetkan bahan seperti kayu, barang-
barang seni dan lain-lain. Radiasi juga dapat menningkatkan mutu tekstil karena mengubah
struktur serat sehingga lebih kuat atau lebih baik mutu penyerapan warnanya. Berbagai jenis
makanan juga dapat diawetkan dengan dosis yang aman sehingga dapat disimpan lebih lama.

3. Bidang Hidrologi
Teknik perunut radioisotope dapat digunakan untuk memperkirakan laju pendangkalan alur
pelabuhan. Dengan mengetahui darimana asal dan gerakan sedimen, kecepatan terjadinya
pendangkalan dapat ditekan.
Radioisotop perunut yang digunakan berupa pasir tiruan, bentuk dan ukurannya menyerupai
pasir yang terdapat pada pelabuhan yang akan diteliti. Radioisotop yang sering digunakan adalah
Iridium-192, Aurum-198, dan Scandium-46.
Setelah radioisotop diinjeksikan ke dasar laut, kemudian radiasi yang dipancarkan dilacak
dengan detector dan responnya akan dicatat dengan mesin pencatat radiasi (recorder).
Pemantauan terhadap radioisotop yang dilepas ke dasar laut dilakukan beberapa kali dengan
jangka waktu tertentu. Dari hasil pemantauan itu secara kumulatif dapat ditentukan arah gerakan
sedimen, tebal lapisan sedimen, dan kecepatan rata-rata lapisan sedimen. Data yang
diperoleh ini dapat pula digunakan untuk menentukan pembangunan pelabuhan baru yang sesuai
dan tidak memerlukan biaya pengerukan yang tinggi.
Diantara manpaat radioisotop dalam bidang hidrologi
a. Mendeteksi Zat Pencemar Dalam Air
Zat pencemar ditandai dengan radioisotop kemudian melepaskannya di tempat yang
diperkirakan asal pencemaran, maka pengamatan gerakan zat pencemar itu dapat dilakukan
secara terus menerus. Hal ini dapat dipakai untuk menentukan lokasi pembuangan yang cocok,
tidak mencemari daerah yang penting dan dapat digunakan untuk keperluan lain misalnya untuk
kawasan wisata, daerah hunian, dan lain-lain.
Teknik perunut radioisotop ini berguna untuk mengetahui asal pencemaran pada suatu
daerah, apakah berasal dari buangan industri atau buangan rumah tangga. Teknik perunut
radioisotope untuk pencemarn lingkungan ini biasanya menggunakan radioisotop buatan yang
dibuat di reaktor nuklir.
b. Menentukan Kebocoran Dam atau Bendungan
Teknik perunut radioisotop juga telah dimanfaatkan untuk menentukan kebocoran/ rembesan
dan (bendungan). Radioisotop yang digunakan sebagai perunut harus memenuhi persyaratan
tertentu, antara lain: tidak berbahaya bagi manusia atau mahkluk hidup lain di sekelilingnya,
aktivitasnya rendah, waktu paronya pendek, larut dalam air, tidak diserap oleh tanah atau tubuh
bendungan/dam dan oleh tumbuhan.
Radioisotop dilepaskan pada tempat tertentu di reservoir (air dam) yang diperkirakan sebagai
tempat terjadinya rembesan/bocoran pada dam/bendungan. Apabila terjadi kebocoran pada
bendungan tersebut, maka air yang telah diinjeksi/dilepas, radioisotop akan masuk mengikutti
arah bocoran.
Dengan mengikuti/mencacah air yang keluar dari mata air, sumur-sumur pengamat yang
terdapat di daerah downstream, maka akan dapat diketahui adanya bocoran/rembesan dan arah
dari rembesan dam tersebut.
c. Mengetahui Gerakan Air Tanah
Air tanah selalu bergerak sesuai dengan kondisi geologinya. Data gerakan air tanah di suatu
daerah sangat berguna untuk pembangunan bendungan, pembangunan instalasi pengolahan
limbah dan lain-lain. Untuk mengetahui gerakan air tanah digunakan metode sumur banyak
(multiwell technique).
Perunut radioisotop diinjeksikan ke dalam sumur yang berada di tengah dan pada lubang bor
yang lain di sekelilingnya, selanjutnya dilakukan pemantauan dengan detektor radioaktif. Arah
gerakan air tanah dapat ditentukan dengan mengetahui adanya radioaktif pada sumur-sumur bor
tersebut. Disamping untuk mengetahui
arah gerakan air tanah, teknik perunut radioisotop ini juga dapat digunakan unt
uk mengetahui kecepatan air tanah, permeabilitas dan besaran air tanah lainnya.
d. Mengetahui Karakterisktik Aliran Cairan di Sumur Minyak
Perunut radioisotop dapat juga digunakan untuk studi hubungan antar sumur-sumur minyak
untuk mengetahui karakterisktik aliran cairan di sekitar sumur minyak tersebut. Evaluasi yang
akurat tentang karakteristik reservoir minyak pada proyek Enchanced Oil Recovery, dengan
metoda penekanan air menggunakan perunut radioisotop yang injeksikan ke dalam lubang
sumur, kemudian dipantau di setiap sumur-sumur minyak yang ada. Hasil lain yang diperoleh
berupa data gerakan cairan minyak dan waktu transit antara sumur injeksi dengan sumur
produksi.
e. Pengukuran Debit Air Sungai
Penggunaan metoda perunut radioisotop untuk mengukur debit air sungai terbukt lebih
sederhana dibandingkan metoda dengan alat ukur arus (Current Meter). Keunggulan metode
perunut radioisotope adalah pengukurannya yang lebih cepat dan dalam keadaan sungai banjir
pengukuran tetap dapat dilaksanakan. Dasar metoda perunut radioisotop adalah pengenceran
perunut. Perunut radioisotope dalam jumlah yang tidak membahayakan dilepaskan di bagian
hulu sungai, kemudian dipantau konsentrasinya di bagian hilir.
Perubahan konsentrasi yang diakibatkan oleh aliran (debit) sungai dapat diketahui dari
perubahan intensitas pancaran radioisotop yang diukur langsung di dalam aliran air sungai itu.
f. Melakukan Studi Geothermal
Pemanfaatan sumber panas bumi untuk keperluan tenaga listrik di negara kita sudah mulai
dikembangkan, contoh Pembangkit Listrik Geothermal Kamojang.
Pemanfaatan teknologi nuklir khususnya teknik perunut radioisotop telah membantu
menentukan suhu sumber panas dan jumlah cadangan panas dengan jalan menentukan komposisi
isotop alam yang dikandung oleh sumber panas.
4. Bidang Biologis
a. Mempelajari kesetimbangan dinamis.
b. Mempelajari reaksi pengesteran.
c. Mempelajari mekanisme reaksi fotosintesis.

5. Bidang Pertanian
Penyakit tumbuhan yang disebabkan jamur merupakan masalah pertanian yang utama.
Upaya mengatasinya adalah pengontrolan penyakit itu secara kimiawi Penelusuran dengan
radioisotop, misalnya dengan sulfur-35, dimungkinkan untuk mengukur pertumbuhan kimiawi
dalam spora-spora tunggal dan mengikuti zat kimia sekujur tanaman. Orang bisa mempelajari
siklus kehidupan mikroorganisme dan memahami bagaimana suhu dan kelembaban
mempengaruhi siklus itu.
Orang juga bias menemukan perubahan kimiawi dalam sel tanaman yang membuat
tanaman itu mudah diserang jamur. Penelusuran radioisotope dapat menentukan serangga
predator yang senang memangsa serangga hama pemakan tanaman. Hama dibuat radioaktif, dan
jejaknya ditemukan dengan detector di dalam serangga predator.

2.2 penerapan radioisotop

Sifat radioaktivitas suatu zat radioaktif dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang.
Misalnya untuk mempelajari makhluk hidup, mendiagnosa dan mendeteksi penyakit,
mensterilkan peralatan medis dan makanan, dan sebagai sumber energi listrik.

1. Tracer

Penerapan radioaktivitas banyak digunakan pada tracer. Dengan


menggunakan tracer, suatu alur reaksi kimia dapat dilacak. Tracer biasa digunakan dalam
bidang kedokteran dan untuk mempelajari hewan serta tumbuhan. Iodin–131 dapat digunakan
untuk mempelajari fungsi kelenjar tiroid dan mendeteksi penyakit pada kelenjar tiroid.

2. Sterilisasi peralatan dan makanan

Penerapan radioaktivitas juga sering digunakan untuk mensterilkan peralatan medis dan
makanan. Peralatan medis dan makanan disinari dengan radiasi radioaktif agar mikroorganisme
yang menyebabkan kontaminasi dan penyakit dapat dimusnahka
3. PLTN

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) menggunakan uranium sebagai bahan bakar. Di
dalam PLTN terdapat reaktor nuklir, yaitu tempat terjadinya reaksi inti. Reaksi inti dalam
reaktor nuklir menghasilkan uap panas. Uap panas ini digunakan untuk menggerakkan turbin
sehingga dihasilkan energi listrik
BAB 3

PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa Radionuklida atau
radioisotop adalah isotop dari zat radioaktif. Radionuklida mampu memancarkan radiasi.
Radionuklida dapat terjadi secara alamiah atau sengaja dibuat oleh manusia dalam reaktor
penelitian. Produksi radionuklida dengan proses aktivasi dilakukan dengan cara menembaki
isotop stabil dengan neutron di dalam teras reaktor. Proses ini lazim disebut irradiasi neutron,
sedangkan bahan yang disinari disebut target atau sasaran. Neutron yang ditembakkan akan
masuk ke dalam inti atom target sehingga jumlah neutron dalam inti target tersebut
bertambah. Peristiwa ini dapat mengakibatkan ketidakstabilan inti atom sehingga berubah sifat
menjadi radioaktif. Sedangkan sifat dari radioisotop yaitu radioisotop memancarkan radiasi
manapun dia berada dan mudah dideteksi, laju peluruhan tiap satuan waktu (radioaktivitas)
hanya merupakan fungsi jumlah atom radioisotop yang ada, tidak dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan baik temperatur, tekanan, pH dan sebagainya, intensitas radiasi ini tidak bergantung
pada bentuk kimia atau senyawa yang disusunnya, radioisotop memiliki konfigurasi elektron
yang sama dengan isotop lain sehingga sifat kimia yang dimiliki radioisotop sama dengan
isotop-isotop lain dari unsur yang sama, dan radiasi yang dipancarkan, utamanya radiasi
gamma, memiliki daya tembus yang besar. Manfaat dari radioisotop itu sendiri adalah untuk
mencari jejak di dalam tubuh, untuk mencari jejak terjadinya infeksi bakteri (misalnya bakteri
tuberkolose) di dalam tubuh dengan memanfaatkan terjadinya reaksi spesifik yang disebabkan
oleh infeksi bakteri, tumor mudah dilacak atau dirunut, mencari bagian yang mengalami
penyempitan pada pembuluh darah yang disebut trombosit, menguji kebocoran tangki
penyimpanan ataupun tangki, menemukan bagian pipa-pipa air yang bocor, merunut gerakan
pupuk di sekitar tanaman setelah ditabur, membuat benih tumbuhan dengan sifat yang lebih
unggul dari induknya, menentukan usia sebuah fosil, membantu mencari jejak air di dalam
lapisan batuan, menelusuri mekanisme reaksi, dan dapat juga digunakan untuk mengetahui
pemalsuan lukisan.
Daftar Pustaka
Siswanto. 2009. Kompetensi Fisika. Jakarta : Pusat Perbukuan,

Departemen Pendidikan Nasional

Budiyanto, Joko. 2009. Fisika untuk SMA / MA kelas XII. Jakarta : Teguh Karya

http://fisika.name/siap/Radioaktivitas/materi5.html#

http://id.wikipedia.org/wiki/Radionuklida

http://id.wikipedia.org/wiki/Peluruhan_alfa

http://id.wikipedia.org/wiki/Peluruhan_gamma
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberi
rahmatnya kepada kita semua sehingga saya dapat menyelesaikan tugas fisika. Makalah ini
disusun dan diuraikan dengan di dasari oleh informasi buku dan internet. Makalah ini di di buat
pula untuk mengetahui pengertian, sifat, dan penerapan sehari hari. Saya menyadari masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah baik penyusunan serta kata-kata. Oleh sebab
itu saya mohon maaf atas kekurangannya makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini kita
dapat petunjuk dari Tuhan yang berupa ilmu pengetahuan dan pemahaman tentang
“Radioisotop”.

Tasikmalaya, Februari 2020

Penyusun

Anda mungkin juga menyukai