Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH MENGENAI SUMBER RADIOAKTIF, RADIOAKTIVITAS

PEMANFAATAN, DAMPAK DAN PROTEKSINYA BAGI KEHIDUPAN

Florencia Daniela Mairuhu


XII – IPA 3
IPA - Fisika
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sumber Radioaktif
2.2 Pengertian Radioaktivitas
2.3 Manfaat Radioaktif
2.4 Dampak Radioaktif
2.5 Proteksi Radioaktif Bagi Kehidupan
Bab III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Radioaktivitas adalah peristiwa pancaran sinar radioaktif secara sepontan oleh inti-inti tidak
stabil dengan disertai berubahnya inti atom atau secara singkat dijelaskan bahwa Radioaktivitas
adalah pemancaran sinar radioaktif secara spontan oleh inti atom tidak stabil menjadi inti atom
yang stabil

Suatu zat (unsur) akan menjadi radioaktif jika memiliki inti atom yang tidak stabil. Suatu inti
atom berada dalam keadaan tidak stabil jika jumlah proton jauh lebih besar dari jumlah netron.
Pada keadaan inilah gaya elektrostatis jauh lebih besar dari gaya inti sehingga ikatan atom-atom
menjadi lemah dan inti berada dalam keadaan tidak stabil.

Peluruhan radioaktif ada 3 yaitu peluruhan alfa, peluruhan beta dan peluruhan gamma

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan
yang hendak dibahas dalam karya tulis ini antara lain:
1. Apa itu sumber radioaktif?
2. Apa itu radioaktivitas
3. Apa saja manfaat radioaktif?
4. Apa saja dampak radioaktif
5. Apa proteksi radioaktif bagi kehidupan?
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan :
1. Untuk mengetahui pengertian sumber radioaktif
2. Untuk mengetahui pengertian radioaktivitas
3. Untuk mengetahui manfaat dari radioaktif
4. Untuk mengetahui dampak dari radioaktif
5. Untuk mengetahui proteksi radioaktif bagi kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian sumber radioaktif


Sumber radioaktif adalah unsur yang bisa memancarkan radiasi karena sifatnya yang tidak
stabil.Sumber radioaktif ada yang bersifat alami dan buatan. Sumber radioaktif alami dapat
ditemukan dimana saja, antara lain di udara, lapisan kulit bumi, di dalam makanan dan minuman
bahkan di dalam tubuh manusia. Sumber radioaktif alami sudah ada sejak terbentuknya alam,
namun karena kandungannya yang kecil, tubuh manusia mampu mengadaptasi, oleh karena itu
sumber radioaktif alami tidak banyak berpengaruh terhadap kesehatan meskipun berada di dalam
tubuh.

Untuk sumber radioaktif buatan, sekarang ini telah banyak digunakan di berbagai bidang, seperti
kesehatan, industri, dan pertambangan. Pada bidang kesehatan sumber radioaktif banyak
digunakan pada kegiatan radiodiagnostik dan terapi penyakit kanker, antara lain untuk
mengetahui susunan morfologi dan uji fungsi organ tubuh, dan terapi untuk menghambat atau
mematikan sel tumor atau kanker, Di bidang industri sumber radioaktif banyak dimanfaatkan
untuk alat deteksi fungsi atau kerusakan mesin industri, dan untuk uji kualitas produk industri.
Sedangkan pada kegiatan pertambangan sumber radioaktif digunakan untuk mengetahui jumlah
cadangan bahan tambang seperti minyak, gas atau panas bumi.

Selain memiliki nilai manfaat, sumber radioaktif memiliki resiko terhadap lingkungan dan
kesehatan. Sumber radioaktif dalam jumlah banyak dan bersifat memancarkan radiasi tinggi
dapat merusak sel atau jaringan tubuh manusia sehingga dapat berakibat pada terjadinya
gangguan kesehatan maupun pertumbuhan.

2.2 Pengertian Radioaktivitas


Radioaktivitas adalah kemampuan inti atom yang tidak stabil untuk memancarkan radiasi dan
berubah menjadi inti stabil. Proses perubahan ini disebut dengan peluruhan dan inti atom yang
tidak stabil disebut radioisotop. Materi yang banyak mengandung radioisotop atau materi yang
mengandung inti tak stabil memungkinkan untuk memancarkan radiasi disebut zat radioaktif.
Peluruhan adalah peristiwa hilang atau pecahnya inti atom yang tidak stabil, atau berubahnya
suatu unsur menjadi unsur yang lain, yang kedua hal tersebut terjadi secara bersamaan.
Radioaktivitas ditemukan oleh H. Becquerel pada tahun 1896. Becquerel menamakan radiasi
dengan sinar uranium.

Berdasarkan sumbernya, radioaktivitas dibedakan atas radioaktivitas alam dan radioaktivitas


buatan. Radioaktivitas buatan banyak digunakan di berbagai bidang.

 Radioaktivitas alam dan buatan


Berdasarkan asalnya, radioaktivitas dikelompokkan menjadi radioaktivitas alam, yang
keberadaannya tanpa keterlibatan manusia, dan radioaktivitas buatan, yang terjadi akibat
kegiatan yang dilakukan manusia. Dalam radioaktivitas alam, ada yang berasal dari alam dan
dari radiasi kosmik. Radioaktivitas buatan adalah unsur radioisotop yang terjadi karena sengaja
dibuat manusia, dan mempunyai berbagai jenis yang disesuaikan dengan penggunaannya.
Radioaktivitas buatan dipancarkan oleh raioisotop yang sengaja dibuat manusia, dan berbagai
jenis radionuklida dibuat sesuai dengan penggunaannya.

 Radioaktivitas alam

1.1 Radioaktivitas primordial

Pada litosfer, banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada bersamaan dengan terjadinya bumi,
yang tersebar secara luas yang disebut radioaktivitas alam. Radioaktivitas ini banyak terkandung
pada berbagai macam materi dalam lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan, kayu, bebatuan,
bahan bangunan, dan lain lain. Radioaktivitas primordial dapat ditemukan juga di dalam tubuh
mausia. Terutama radioisotop yang terkandung dalam kalium alam.

1.2 Radioaktivitas yang berasal dari radiasi kosmik

Pada saat radiasi kosmik masuk ke dalam atmosfer bumi, terjadi interaksi dengan inti atom yang
ada di udara menghasilkan berbagai macam inti radioaktif. Yang paling banyak dihasilkan
adalah H-3 dan C-14. Kecepatan peluruhan dan kecepatan pembentukan radioaktivitas jenis ini
adalah seimbang, sehingga secara teoritis jumlahnya di alam adalah tetap. Berdasarkan fenomena
tersebut, maka dengan mengukur kelimpahan C-14 yang ada dalam suatu benda, maka akan
dapat ditentukan umur dari benda tersebut dan metode tersebut dinamakan penanggalan karbon
(Carbon Dating).

 Radioaktivitas Buatan

2.1. Radioaktivitas yang berhubungan dengan pembangkit listrik tenaga nuklir

Energi yang dihasilkan akibat proses peluruhan dapat digunakan sebagai pembangkit listrik
tenaga nuklir. Dalam instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir, faktor keselamatan radiasi
menjadi prioritas yang utama, dan dengan berkembangnya teknologi pembangkit listrik tenaga
nuklir, maka tingkat keselamatan radiasinya pun semakin tinggi.

2.2. Radioaktivitas akibat percobaan senjata nuklir

Radioaktivitas yang berasal dari jatuhan radioaktif akibat percobaan senjata nuklir disebut fall
out. Tingkat radioaktivitas dari fall out yang paling tinggi terjadi pada tahun 1963 dan setelah itu
jumlahnya terus menurun. Hal itu disebabkan pada tahun 1962 Amerika dan Rusia mengakhiri
percobaan senjata nuklir di udara.
2.3. Radioaktivitas dalam kedokteran

Radioaktivitas dalam kedokteran digunakan untuk pemeriksaan, pengobatan, dan sterilisasi dan
lain-lain. Radioaktivitas yang berasal dari radioisotop dalam bidang kedokteran digunakan
misalnya untuk diagnosis, terapi, dan sterilisasi alat kedokteran.

2.4. Radioaktivitas dalam rekayasa teknologi

Penggunaan radiasi dalam bidang pengukuran (gauging), analisis struktur materi, pengembangan
bahan-bahan baru, dan sebagai sumber energi dibahas dalam pokok bahasan Penggunaan Radiasi
dalam rekayasa teknologi.

2.5. Radioaktivitas dalam bidang pertanian

Penggunaannya dalam bioteknologi, pembasmian serangga atau penyimpanan bahan pangan, dan
teknologi pelestarian lingkungan dibahas dalam pokok bahasan Penggunaan radiasi dalam
produksi pertanian, kehutanan dan laut.

2.3 Manfaat Radioaktif


Untuk sumber radioaktif buatan, sekarang ini telah banyak digunakan di berbagai bidang, seperti
kesehatan atau medis, arkeologi, energi, industri, dan pertambangan.

 Manfaat Radioaktif dalam Bidang Medis

Pada bidang kesehatan atau medis sumber radioaktif banyak digunakan pada kegiatan
radiodiagnostik dan terapi penyakit kanker, antara lain untuk mengetahui susunan morfologi dan
uji fungsi organ tubuh, dan terapi untuk menghambat atau mematikan sel tumor atau kanker. Zat
radioaktif digunakan untuk dapat memberikan gambaran spesifik tentang fungsi organ manusia.
Salah satu alat yang dapat menggambarkan kondisi organ dalam 3 dimensi adalah Positron
Emission Tomography (PET).
 Manfaat Radioaktif dalam Bidang Arkeologi

Semua makhluk hidup di Bumi mengonsumsi karbon selama hidupnya, dan akan berhenti
mengonsumsi karbon setelah makhluk tersebut mati. Dilansir dari National Geographic, seorang
ilmuwan kimia bernama Willard Libby, menemukan bahwa karbon-14 dapat digunakan sebagai
jam dan dianugerahi nobel kimia pada tahun 1960 karna penemuannya tersebut. Dalam tubuh
makhluk hidup yang telah mati, dapat ditemukan isotope karbon yaitu karbon-14 yang memiliki
waktu paruh selama 5.730 tahun. Sehingga karbon-14 dapat digunakan untuk mengetahui umur
fosil makhluk hidup, baik fosil hewan, tumbuhan, maupun manusia. Semakin sedikit
radioaktivitas karbon-14 pada fosil makhluk hidup, berarti semakin tua umur fosil tersebut.

 Manfaat Radioaktif dalam Bidang Energi

Penggunaan radioisotop pada bidang energi selain untuk pembangkit listrik tenaga nuklir
Radioisotop juga digunakan sebagai bahan bakar utama dalam misi perjalanan keluar angkasa
yang dilakukan oleh NASA selama 50 tahun kebelakang. Jenis radioisotop yang digunakan
untuk pesawat luar angkasa dan roket adalah plutonium-238.

 Di bidang industri sumber radioaktif banyak dimanfaatkan untuk alat deteksi fungsi atau
kerusakan mesin industri, dan untuk uji kualitas produk industri
 Sedangkan pada kegiatan pertambangan sumber radioaktif digunakan untuk mengetahui
jumlah cadangan bahan tambang seperti minyak, gas atau panas bumi.

2.4 Dampak Radioaktif


Radiasi nuklir banyak digunakan secara medis untuk mengobati dan mendiagnosis penyakit.
Namun, jika seseorang terlalu sering terpapar radiasi nuklir, maka dampaknya bisa berbahaya.
Ada berbagai dampak yang bisa ditimbulkan dari paparan radiasi ini, mulai dari keracunan,
gangguan tumbuh kembang, kanker, hingga kematian. Jenis radiasi yang berisiko tinggi
menyebabkan masalah kesehatan adalah radiasi pengion. Seseorang bisa terpapar radiasi nuklir
jenis ini dari mesin pemancar energi nuklir, seperti pada pemeriksaan CT-scan dan Rontgen atau
melalui ledakan bom nuklir dan kebocoran reaktor nuklir.

Selain memiliki nilai manfaat, sumber radioaktif memiliki resiko terhadap lingkungan dan
kesehatan. Sumber radioaktif dalam jumlah banyak dan bersifat memancarkan radiasi tinggi
dapat merusak sel atau jaringan tubuh manusia sehingga dapat berakibat pada terjadinya
gangguan kesehatan maupun pertumbuhan. Hal yang perlu diketahui, zat radioaktif dari radiasi
nuklir merupakan senyawa yang berbahaya bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Dampak radiasi nuklir tidak hanya merusak DNA manusia, namun juga dapat menjadi penyebab
kanker. Efek radiasi nuklir bisa merusak atom-atom pada tubuh dan merusak DNA.

Gejala-gejala yang dapat muncul saat seseorang mengalami keracunan radiasi nuklir adalah:

 Gangguan pencernaan, seperti mual, muntah, diare


 Sakit kepala
 Demam
 Pusing
 Kelelahan
 Rambut rontok
 Muntah darah

Luka, lepuhan, dan peradangan di berbagai bagian tubuh, seperti mulut, bibir, usus,
kerongkongan, dan kulit

Dampak Buruk Radiasi Nuklir terhadap Kesehatan

Tak hanya menimbulkan gejala keracunan, radiasi nuklir juga berdampak buruk terhadap
kesehatan tubuh dan bahkan dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan.
Berikut ini dampak buruk radiasi nuklir terhadap kesehatan:

1. Merusak sel-sel tubuh

2. Meningkatkan risiko terkena kanker

3. Mengganggu tumbuh kembang anak

4. Merusak jaringan kulit

Radiasi nuklir juga dapat merusak sel-sel kulit di kepala hingga menyebabkan kerontokan
rambut dan kebotakan permanen.

2.4 Proteksi Radioaktif Bagi Kehidupan


Proteksi Radiasi adalah pengawasan terhadap bahaya radiasi melalui peraturan-peraturan yang
berkaitan dengan pemanfaatan radiasi dan bahan-bahan radioaktif. Di Indonesia, badan
pengawas tersebut adalah Bapeten (Badan Pengawas Tenaga Nuklir). Proteksi Radiasi yang
dipakai sekarang ditetapkan oleh Komisi Internasional untuk Proteksi Radiasi (International
Commission on Radiological Protection, ICRP) dalam suatu pernyataan yang mengatur
pembatasan dosis radiasi, yang intinya sebagai berikut :

1. Suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai keuntungan yang positif
dibandingkan dengan risiko, yang dikenal sebagai asas justifikasi.
2. Paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin yang bisa dicapai (as low as
reasonably achievable, ALARA) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial,
yang dikenal sebagai asas optimasi.
3. Dosis perorangan tidak boleh melampaui batas yang direkomendasikan oleh ICRP untuk
suatu lingkungan tertentu, yang dikenal sebagai asas limitasi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Radioaktif merupakan kata sifat yang
mempunyai arti senantiasa memancarkan energi yang kita kenal sebagai energi radiasi.
Sehingga, zat radioaktif dapat diartikan sebagai suatu zat yang senantiasa memancarkan energi.

Radiasi di sini biasanya lebih merujuk kepada radiasi nuklir, radiasi yang dipancarkan dari inti
atom. Radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat berupa radiasi gamma, radiasi beta, radiasi
alfa atau sinar-X. Energi radiasi inimemiliki energi yang tinggi sehingga dapat menyebabkan
terbentuknya ion, atau sering disebut pula dengan radiasi pengion (ionizing radiation). Energi
inilah yang apabila dalam jumlah yang diperbolehkan akan memberi manfaat bagi manusia
namun bila berlebihan akan membahayakan. Isi alam juga terdapat zat radioaktif, termasuk di
dalam tubuh manusia, juga terdapat zat radioaktif. Radiasi alam yang terdapat di dalam tubuh
manusia yaitu Kalium-40. Sehingga semua orang senantiasa mendapatkan paparan radiasi alam,
baik dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh.

Secara alamiah setiap manusia mendapatkan paparan radiasi alam pada kisaran 2 milisievert per
tahun. Dalam ukuran kecil, seperti yang ada di alam, zat radioaktif tidak berbahaya bagi
manusia. Oleh sebab itu, sampai jumlah tertentu zat radioaktif dapat digunakan tanpa
membahayakan tubuh. Sebagai contoh di bidang kesehatan, radiasi digunakan untuk diagnosis
ataupun terapi penyakit.

Terkait dengan limbah radioaktif, hal ini masih tergolong dalam bentuk zat radioaktif. Dalam
jumlah yang kecil tentunya limbah ini tidak berbahaya, namun ketika dalam jumlah yang besar
maka limbah ini akan berbahaya. Besar atau kecil ini bisa dilihat dari besarnya paparan radiasi
yang diberikan. Sebagai acuan bisa dibandingkan dengan penggunaan zat radioaktif yang
terbukti aman saat ini

Oleh sebab itu, ketika ada paparan radiasi, maka yang perlu dilihat adalah berapa laju
paparannya. Laju paparan ini biasanya dinyatakan dengan milisievert/jam (mSv/jam). Karena
paparan radiasi biasanya dalam nilai kecil, maka sering dinyatakan dalam mikrosievert/jam (?
Sv/jam). Sebenarnya masyarakat dapat menghitung berapa paparan radiasi yang diterima, yaitu
laju paparan radiasi dikalikan dengan lamanya waktu dia berada di situ, di area terpapar radiasi.

Sebagai informasi tambahan, laju dosis berbanding terbalik dengan jarak, artinya semakin jauh
letaknya maka semakin kecil besaran paparan radiasi yang diterima. Besarnya paparan radiasi
sebanding dengan waktu, semakin pendek waktu berada di daerah tersebut, semakin kecil
mendapatkan paparan radiasi.
Daftar Pustaka
http://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/01/03/07-01-01-03_edit.html

https://amp-kompas-com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/skola/read/
2020/10/23/134139969/kegunaan-unsur-radioaktif-dalam-bidang-medis-arkeologi-dan-energi?

https://www.brin.go.id/mengenal-dampak-dan-manfaat-radioaktif/

https://www.alodokter.com/begini-cara-radiasi-nuklir-merenggut-nyawa-anda

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perlindungan_radiasi

Anda mungkin juga menyukai