Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Bab II : PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sumber Radioaktif
2.2 Pengertian Radioaktivitas
2.3 Manfaat Radioaktif
2.4 Dampak Radioaktif
2.5 Proteksi Radioaktif Bagi Kehidupan
Bab III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
Suatu zat (unsur) akan menjadi radioaktif jika memiliki inti atom yang tidak stabil. Suatu inti
atom berada dalam keadaan tidak stabil jika jumlah proton jauh lebih besar dari jumlah netron.
Pada keadaan inilah gaya elektrostatis jauh lebih besar dari gaya inti sehingga ikatan atom-atom
menjadi lemah dan inti berada dalam keadaan tidak stabil.
Peluruhan radioaktif ada 3 yaitu peluruhan alfa, peluruhan beta dan peluruhan gamma
Permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini. Ada pula sebagian permasalahan
yang hendak dibahas dalam karya tulis ini antara lain:
1. Apa itu sumber radioaktif?
2. Apa itu radioaktivitas
3. Apa saja manfaat radioaktif?
4. Apa saja dampak radioaktif
5. Apa proteksi radioaktif bagi kehidupan?
1.3 Tujuan Masalah
Tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan :
1. Untuk mengetahui pengertian sumber radioaktif
2. Untuk mengetahui pengertian radioaktivitas
3. Untuk mengetahui manfaat dari radioaktif
4. Untuk mengetahui dampak dari radioaktif
5. Untuk mengetahui proteksi radioaktif bagi kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk sumber radioaktif buatan, sekarang ini telah banyak digunakan di berbagai bidang, seperti
kesehatan, industri, dan pertambangan. Pada bidang kesehatan sumber radioaktif banyak
digunakan pada kegiatan radiodiagnostik dan terapi penyakit kanker, antara lain untuk
mengetahui susunan morfologi dan uji fungsi organ tubuh, dan terapi untuk menghambat atau
mematikan sel tumor atau kanker, Di bidang industri sumber radioaktif banyak dimanfaatkan
untuk alat deteksi fungsi atau kerusakan mesin industri, dan untuk uji kualitas produk industri.
Sedangkan pada kegiatan pertambangan sumber radioaktif digunakan untuk mengetahui jumlah
cadangan bahan tambang seperti minyak, gas atau panas bumi.
Selain memiliki nilai manfaat, sumber radioaktif memiliki resiko terhadap lingkungan dan
kesehatan. Sumber radioaktif dalam jumlah banyak dan bersifat memancarkan radiasi tinggi
dapat merusak sel atau jaringan tubuh manusia sehingga dapat berakibat pada terjadinya
gangguan kesehatan maupun pertumbuhan.
Radioaktivitas alam
Pada litosfer, banyak terdapat inti radioaktif yang sudah ada bersamaan dengan terjadinya bumi,
yang tersebar secara luas yang disebut radioaktivitas alam. Radioaktivitas ini banyak terkandung
pada berbagai macam materi dalam lingkungan, misalnya dalam air, tumbuhan, kayu, bebatuan,
bahan bangunan, dan lain lain. Radioaktivitas primordial dapat ditemukan juga di dalam tubuh
mausia. Terutama radioisotop yang terkandung dalam kalium alam.
Pada saat radiasi kosmik masuk ke dalam atmosfer bumi, terjadi interaksi dengan inti atom yang
ada di udara menghasilkan berbagai macam inti radioaktif. Yang paling banyak dihasilkan
adalah H-3 dan C-14. Kecepatan peluruhan dan kecepatan pembentukan radioaktivitas jenis ini
adalah seimbang, sehingga secara teoritis jumlahnya di alam adalah tetap. Berdasarkan fenomena
tersebut, maka dengan mengukur kelimpahan C-14 yang ada dalam suatu benda, maka akan
dapat ditentukan umur dari benda tersebut dan metode tersebut dinamakan penanggalan karbon
(Carbon Dating).
Radioaktivitas Buatan
Energi yang dihasilkan akibat proses peluruhan dapat digunakan sebagai pembangkit listrik
tenaga nuklir. Dalam instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir, faktor keselamatan radiasi
menjadi prioritas yang utama, dan dengan berkembangnya teknologi pembangkit listrik tenaga
nuklir, maka tingkat keselamatan radiasinya pun semakin tinggi.
Radioaktivitas yang berasal dari jatuhan radioaktif akibat percobaan senjata nuklir disebut fall
out. Tingkat radioaktivitas dari fall out yang paling tinggi terjadi pada tahun 1963 dan setelah itu
jumlahnya terus menurun. Hal itu disebabkan pada tahun 1962 Amerika dan Rusia mengakhiri
percobaan senjata nuklir di udara.
2.3. Radioaktivitas dalam kedokteran
Radioaktivitas dalam kedokteran digunakan untuk pemeriksaan, pengobatan, dan sterilisasi dan
lain-lain. Radioaktivitas yang berasal dari radioisotop dalam bidang kedokteran digunakan
misalnya untuk diagnosis, terapi, dan sterilisasi alat kedokteran.
Penggunaan radiasi dalam bidang pengukuran (gauging), analisis struktur materi, pengembangan
bahan-bahan baru, dan sebagai sumber energi dibahas dalam pokok bahasan Penggunaan Radiasi
dalam rekayasa teknologi.
Penggunaannya dalam bioteknologi, pembasmian serangga atau penyimpanan bahan pangan, dan
teknologi pelestarian lingkungan dibahas dalam pokok bahasan Penggunaan radiasi dalam
produksi pertanian, kehutanan dan laut.
Pada bidang kesehatan atau medis sumber radioaktif banyak digunakan pada kegiatan
radiodiagnostik dan terapi penyakit kanker, antara lain untuk mengetahui susunan morfologi dan
uji fungsi organ tubuh, dan terapi untuk menghambat atau mematikan sel tumor atau kanker. Zat
radioaktif digunakan untuk dapat memberikan gambaran spesifik tentang fungsi organ manusia.
Salah satu alat yang dapat menggambarkan kondisi organ dalam 3 dimensi adalah Positron
Emission Tomography (PET).
Manfaat Radioaktif dalam Bidang Arkeologi
Semua makhluk hidup di Bumi mengonsumsi karbon selama hidupnya, dan akan berhenti
mengonsumsi karbon setelah makhluk tersebut mati. Dilansir dari National Geographic, seorang
ilmuwan kimia bernama Willard Libby, menemukan bahwa karbon-14 dapat digunakan sebagai
jam dan dianugerahi nobel kimia pada tahun 1960 karna penemuannya tersebut. Dalam tubuh
makhluk hidup yang telah mati, dapat ditemukan isotope karbon yaitu karbon-14 yang memiliki
waktu paruh selama 5.730 tahun. Sehingga karbon-14 dapat digunakan untuk mengetahui umur
fosil makhluk hidup, baik fosil hewan, tumbuhan, maupun manusia. Semakin sedikit
radioaktivitas karbon-14 pada fosil makhluk hidup, berarti semakin tua umur fosil tersebut.
Penggunaan radioisotop pada bidang energi selain untuk pembangkit listrik tenaga nuklir
Radioisotop juga digunakan sebagai bahan bakar utama dalam misi perjalanan keluar angkasa
yang dilakukan oleh NASA selama 50 tahun kebelakang. Jenis radioisotop yang digunakan
untuk pesawat luar angkasa dan roket adalah plutonium-238.
Di bidang industri sumber radioaktif banyak dimanfaatkan untuk alat deteksi fungsi atau
kerusakan mesin industri, dan untuk uji kualitas produk industri
Sedangkan pada kegiatan pertambangan sumber radioaktif digunakan untuk mengetahui
jumlah cadangan bahan tambang seperti minyak, gas atau panas bumi.
Selain memiliki nilai manfaat, sumber radioaktif memiliki resiko terhadap lingkungan dan
kesehatan. Sumber radioaktif dalam jumlah banyak dan bersifat memancarkan radiasi tinggi
dapat merusak sel atau jaringan tubuh manusia sehingga dapat berakibat pada terjadinya
gangguan kesehatan maupun pertumbuhan. Hal yang perlu diketahui, zat radioaktif dari radiasi
nuklir merupakan senyawa yang berbahaya bagi manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Dampak radiasi nuklir tidak hanya merusak DNA manusia, namun juga dapat menjadi penyebab
kanker. Efek radiasi nuklir bisa merusak atom-atom pada tubuh dan merusak DNA.
Gejala-gejala yang dapat muncul saat seseorang mengalami keracunan radiasi nuklir adalah:
Luka, lepuhan, dan peradangan di berbagai bagian tubuh, seperti mulut, bibir, usus,
kerongkongan, dan kulit
Tak hanya menimbulkan gejala keracunan, radiasi nuklir juga berdampak buruk terhadap
kesehatan tubuh dan bahkan dapat meningkatkan risiko terjadinya berbagai masalah kesehatan.
Berikut ini dampak buruk radiasi nuklir terhadap kesehatan:
Radiasi nuklir juga dapat merusak sel-sel kulit di kepala hingga menyebabkan kerontokan
rambut dan kebotakan permanen.
1. Suatu kegiatan tidak akan dilakukan kecuali mempunyai keuntungan yang positif
dibandingkan dengan risiko, yang dikenal sebagai asas justifikasi.
2. Paparan radiasi diusahakan pada tingkat serendah mungkin yang bisa dicapai (as low as
reasonably achievable, ALARA) dengan mempertimbangkan faktor ekonomi dan sosial,
yang dikenal sebagai asas optimasi.
3. Dosis perorangan tidak boleh melampaui batas yang direkomendasikan oleh ICRP untuk
suatu lingkungan tertentu, yang dikenal sebagai asas limitasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa Radioaktif merupakan kata sifat yang
mempunyai arti senantiasa memancarkan energi yang kita kenal sebagai energi radiasi.
Sehingga, zat radioaktif dapat diartikan sebagai suatu zat yang senantiasa memancarkan energi.
Radiasi di sini biasanya lebih merujuk kepada radiasi nuklir, radiasi yang dipancarkan dari inti
atom. Radiasi yang dipancarkan zat radioaktif dapat berupa radiasi gamma, radiasi beta, radiasi
alfa atau sinar-X. Energi radiasi inimemiliki energi yang tinggi sehingga dapat menyebabkan
terbentuknya ion, atau sering disebut pula dengan radiasi pengion (ionizing radiation). Energi
inilah yang apabila dalam jumlah yang diperbolehkan akan memberi manfaat bagi manusia
namun bila berlebihan akan membahayakan. Isi alam juga terdapat zat radioaktif, termasuk di
dalam tubuh manusia, juga terdapat zat radioaktif. Radiasi alam yang terdapat di dalam tubuh
manusia yaitu Kalium-40. Sehingga semua orang senantiasa mendapatkan paparan radiasi alam,
baik dari luar tubuh maupun dari dalam tubuh.
Secara alamiah setiap manusia mendapatkan paparan radiasi alam pada kisaran 2 milisievert per
tahun. Dalam ukuran kecil, seperti yang ada di alam, zat radioaktif tidak berbahaya bagi
manusia. Oleh sebab itu, sampai jumlah tertentu zat radioaktif dapat digunakan tanpa
membahayakan tubuh. Sebagai contoh di bidang kesehatan, radiasi digunakan untuk diagnosis
ataupun terapi penyakit.
Terkait dengan limbah radioaktif, hal ini masih tergolong dalam bentuk zat radioaktif. Dalam
jumlah yang kecil tentunya limbah ini tidak berbahaya, namun ketika dalam jumlah yang besar
maka limbah ini akan berbahaya. Besar atau kecil ini bisa dilihat dari besarnya paparan radiasi
yang diberikan. Sebagai acuan bisa dibandingkan dengan penggunaan zat radioaktif yang
terbukti aman saat ini
Oleh sebab itu, ketika ada paparan radiasi, maka yang perlu dilihat adalah berapa laju
paparannya. Laju paparan ini biasanya dinyatakan dengan milisievert/jam (mSv/jam). Karena
paparan radiasi biasanya dalam nilai kecil, maka sering dinyatakan dalam mikrosievert/jam (?
Sv/jam). Sebenarnya masyarakat dapat menghitung berapa paparan radiasi yang diterima, yaitu
laju paparan radiasi dikalikan dengan lamanya waktu dia berada di situ, di area terpapar radiasi.
Sebagai informasi tambahan, laju dosis berbanding terbalik dengan jarak, artinya semakin jauh
letaknya maka semakin kecil besaran paparan radiasi yang diterima. Besarnya paparan radiasi
sebanding dengan waktu, semakin pendek waktu berada di daerah tersebut, semakin kecil
mendapatkan paparan radiasi.
Daftar Pustaka
http://www.batan.go.id/ensiklopedi/08/01/01/03/07-01-01-03_edit.html
https://amp-kompas-com.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/skola/read/
2020/10/23/134139969/kegunaan-unsur-radioaktif-dalam-bidang-medis-arkeologi-dan-energi?
https://www.brin.go.id/mengenal-dampak-dan-manfaat-radioaktif/
https://www.alodokter.com/begini-cara-radiasi-nuklir-merenggut-nyawa-anda
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perlindungan_radiasi