Oleh:
KELOMPOK V
Rismawati (206001200)
Jumardi (206001200)
KELAS A
2023
KATA PENGANTAR
Puji beserta syukur atas kehadiran Allah SWT. yang telah memberikan
Shalawat beserta salam kepada junjungan alam kita, nabi besar muhammad
SAW. Dan kepada al-sahabat beliau sekalian yang telah memperjuangkan agama
Makalah ini telah kami susun dengan berbagai observasi dan beberapa
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Harapan kami
makalah ini. Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita.
Aamiin.
Kelompok V
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asal-mula fisika nuklir terikat pada fisika atom, teori relativitas, dan teori kuantum
partikel alfa (1911), identifikasi isotop dan isobar (1911), pemantapan hukum-hukum
penembakan dengan partikel alfa (1919) dan oleh partikel-partikel yang dipercepat secara
artifisial (1932), formulasi teori peluruhan beta (1933), produksi inti-inti radioaktif oleh
partikel-partikel yang dipercepat (1934), dan penemuan fissi nuklir (1938). Fisika nuklir
ialah unik pada tingkat dimana ia menghadirkan banyak topik terapan dan paling
seluruh sains, teknologi, dan kedokteran; rekayasa nuklir dan kedokteran nuklir adalah
Aplikasi teknik nuklir, baik aplikasi radiasi maupun radioisotop, sangat dirasakan
manfaatnya sejak program penggunaan tenaga atom untuk maksud damai dilancarkan
pada tahun 1953. Dewasa ini penggunaannya di bidang kedokteran sangat luas, sejalan
instrumentasi nuklir dan produksi radioisotop umur pendek yang lebih menguntungkan
ditinjau dari segi medik. Energi radiasi yang dipancarkan oleh suatu sumber radiasi, dapat
menyebabkan peruba.hari fisis, kimia dan biologi pada materi yang dilaluinya. Perubahan
yang terjadi dapat dikendalikan dengan jalan memilih jenis radiasi (α, β, γ atau neutron)
serta mengatur dosis terserap, sesuai dengan efek yang ingin dicapai. Berdasarkan sifat
tersebut, radiasi dapat digunakan untuk penyinaran langsung seperti antara lain pada
radioterapi, dan sterilisasi. Selain itu, radiasi yang dipancarkan oleh suatu radioisotop,
lokasi dan distribusinya dapat dideteksi dari luar tubuh secara tepat, serta aktivitasnya
dapat diukur secara akurat; sehingga penggunaan radioisotop sebagai tracer atau perunut,
sangat bermanfaat dalam studi metabolisme, serta teknik pelacakan dan penatahan
berbagai
PEMBAHASAN
A. PENGGUNAAN RADIOISOTOP
mempunyai sifat kirnia yang sama dengan isotop stabil. Jadi suatu isotop
kanker memiliki daya pembelahan diri yang jauh lebih tinggi dari pada
golongan sel-sel kanker ini bersifat lebih radiosensitif dari pada sel-sel
normal. Jadi dengan jalan merasiasi maka penyakit kanker (tumor) pada
6
selanjutnya dapat digunakan untuk pembuatan vaksin dari penyakit
tertentu.
senyawa kimia bertanda (radioaktif) yang dapat dideteksi pada jaringan atau
jaringan atau organ sesaat setelah diradiasi dapat dilihat dengan baik pada
Semetara dari sisi lain unsur atau senyawa juga dapat memberikan
suatu gambaran dari jaringan atau organ yang diamati. Pada pengamatan
terdapat perbedaan antara jaringan atau organ yang sehat atau tidak sehat.
darah akan diserap terutama oleh jaringan yang rusak pada organ tertentu,
diserap oleh jaringan yang sehat pada organ jantung. Oleh karena itu,
kerusakan jantung 1-131 akan diserap oleh kelenjar gondok, hati dan
bagian-bagian tertentu dari otak. Oleh karena itu, 1-131 dapat digunakan
7
untuk mendeteksi kerusakan pada kelenjar gondok, hati dan untuk
8
adanya gangguan peredaran darah misalnya apakah ada penyumbatan
B. Kedokteran Nuklir
Ilmu Kedokteran Nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber
radiasi terbuka berasal dari disintegrasi inti radionuklida buatan, untuk mempelajari
perubahan fisiologi, anatomi dan biokimia, sehingga dapat digunakan untuk tujuan
dapat dimasukkan ke dalam tubuh pasien (studi invivo) maupun hanya direaksikan
saja dengan bahan biologis antara lain darah, cairan lambung, urine da sebagainya,
yang diambil dari tubuh pasien yang lebih dikenal sebagai studi in-vitro (dalam gelas
percobaan).
makanan dan menentukan lokasinya, serta masih banyak lagi yang dapat diperoleh
dari diagnosis dengan penerapan teknologi nuklir yang pada saat ini berkembang
pesat.
9
terapi-terapi penyakit tertentu, misalnya kanker kelenjar gondok, hiperfungsi kelenjar
gondok yang membandel terhadap pemberian obat-obatan non radiasi, keganasan sel
diberikan dalam dosis yang sangat kecil, maka dalam terapi radioisotop sengaja
diberikan dalam dosis yang besar terutama dalam pengobatan terhadap jaringan
kanker dengan tujuan untuk melenyapkan sel-sel yang menyusun jaringan kanker itu.
Di Indonesia, kedokteran nuklir diperkenalkan pada akhir tahun 1960an, yaitu setelah
tenaga ahli Indonesia dibantu oleh tenaga ahli dari luar negeri merintis pendirian
suatu unit kedokteran nuklir di Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknik Nuklir di
Bandung. Unit ini merupakan cikal bakal Unit Kedokteran Nuklir RSU Hasan
samping masih terdapat 2 buah rumah sakit lagi yang hanya mengoperasikan alat
kesehatan. Kalau Wilhelm Rontgen, menemukan sinar-x ketika gambar jari dan cincin
istrinya ada pada film. Maka Marie Currie mendapatkan hadiah Nobel atas
penemuannya Radium dan Polonium dan dengan itu pulalah sampai dengan 1960-an
Radium telah digunakan untuk kesehatan hampir mencapai 1000 Ci. Tentunya ini
sebuah jumlah yang cukup besar untuk kondisi saat itu. Masyarakat kedokteran
10
menggunakan radioisotop Radium ini untuk pengobatan kanker, dan dikenal dengan
Selain untuk Brakiterapi, radisotop Cs-137 dan Co-60 juga dimanfaatkan untuk
137 sudah tidak direkomendasikan lagi untuk digunakan. Meskipun pada dekade
belakangan ini jumlah pesawat teleterapi Co-60 mulai menurun digantikan dengan
teleterapi, saat ini juga telah banyak digunakan untuk keperluan Gamma Knife,
Teleterapi adalah perlakuan radiasi dengan sumber radiasi tidak secara langsung
pemakaiannya cukup luas, karena tidak memerlukan pengamatan yang rumit dan
hampir merupakan pemancar gamma yang ideal. Sumber ini banyak digunakan dalam
dosis yang dapat mematikan sel tumor, yang disebut dosis letal. Kerusakan terjadi
karena proses eksitasi dan ionisasi atom atau molekul. Pada teleterapi, penetapan
dosis radiasi sangat penting, dapat berarti antara hidup dan mati. Masalah dosimetri
ini ditangani secara sangat ketat di bawah pengawasan Badan Internasional WHO dan
Orang pertama yang menggunakan radioisotop nuklir sebagai tracer (perunut) pada
Medicine, Havesy menerima hadiah Nobel Kimia 1943. Prinsip yang ditemukan
Havesy inilah yang kemudian dimanfaatkan dalam Kedokteran Nuklir, baik untuk
instrumen yang disebut dengan Pesawat Gamma Kamera atau SPECT (Single Photon
11
radioisotop terbuka ini seringkali para pakar menyebutnya sebagai Endoradioterapi.
untuk pengobatan leukimia. Sekitar 1939, I-128 diproduksi pertama kalinya dengan
131 dengan waktu paro 8 hari diproduksi. Perkembangan teknologi Siklotron untuk
kesehatan menjadi penting setelah beberapa produksi radioisotop dengan waktu paro
pendek mulai dimanfaatkan dan sebagai dasar utama PET (Positron Emission
Tomography).
reaktor nuklir. Majalah Science telah mengumumkan bahwa reaktor nuklir penghasil
radioisotop pada 1946, dan menurut Baker sampai sekitar 1966 ada 11 reaktor nuklir
Perkembangan teknologi reaktor juga saat ini dimanfaatkan untuk produksi secara in-
situ aktivasi Boron untuk pengobatan penyakit maligna dan biasanya dikenal dengan
BNCT (Boron Netron Capture Therapy ). Meskipun saat ini banyak juga berkembang
nuklir untuk kesehatan dan farmasi. Dengan generator ini masalah-masalah faktor
produksi ulang, waktu, dan jarak terhadap tempat yang memproduksi radioisotop,
Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh
12
terutama untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat
konvensional. Kelebihan teknik ini terletak pada sifatnya yang tidak merusak dan
kepekaannya sangat tinggi. Di sini contoh bahan biologik yang akan idperiksa
Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi
gamma atau sinar-x. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-x yang diserap
oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam
tulang. Perhitungan dilakukan oleh komputer yang dipasang pada alat bone
Perkembangan teknik elektronika maju dan peralatan komputer canggih dalam dua
dekade ini telah membawa perkembangan pesat dalam teknologi radioterapi. Dengan
untuk melakukan radioterapi kanker dengan sangat presisi dan tingkat keselamatan
yang tinggi melalui kemampuannya yang sangat selektif untuk membatasi bentuk
paparan radiasi dengan dosis yang tepat pada target. Dengan memanfaatkan teknologi
3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah berkembang metoda pembedahan dengan
menggunakan radiasi pengion sebagai pisau bedahnya (gamma knife). Dengan teknik
ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit dijangkau dengan pisau bedah konvensional
menjadi dapat diatasi dengan baik oleh pisau gamma ini, bahkan tanpa perlu
13
membuka kulit pasien dan yang terpenting tanpa merusak jaringan di luar target.
Alat/bahan yang digunakan di bidang kedokteran pada umumnya harus steril. Banyak
di antaranya yang tidak tahan terhadap panas, sehingga tidak bisa disterilkan dengan
uap air panas atau dipanaskan. Demikian pula sterilisasi dengan gas etilen oksida atau
bahan kimia lain dapat menimbulkan residu yang membahayakan kesehatan. Satu-
satunya jalan adalah sterilisasi dengan radiasi, dengan sinar gamma dan Co-60 yang
dapat memberikan hasil yang memuaskan. Sterilisasi dengan cara tersebut sangat
efektif, bersih dan praktis, serta biayanya sangat murah. Untuk transpiantasi jaringan
biologi seperti tulang dan urat, serta amnion chorion untuk luka bakar, juga
14