Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, karena manusia membutuhkan
keberadaan interaksi kepada sesama sebagai penunjang dalam potensi rasa solidaritas
dan kebersamaan dengan adanya rasa saling membutuhkan. Keragaman jenis dan suku
membuat klarifikasi yang terkadang menimbulkan intimidasi pada beberapa pihak
tertentu,

sehingga

tidak

jarang

ditemukan

adanya

rasa

permusuhan

demi

mempertahankan rasa gengsi pada setiap jiwa manusia. Hal ini disebabkan karena
manusia dalam fitrahnya adalah makhluk yang mempunyai sisi positif dan negatif.
Melihat urgensi peranan manusia sebagai makhluk social dan dianugerahi otak untuk
berfikir,mengkaji dan menganalisa tersebut dalam korelasinya dengan aneka
permasalahan yang telah diuraikan, maka terkait dengan hubungannya dalam bidang
keilmuan fisika di dalam korelasinya dengan ilmu kesehatan, maka makalah ini disusun
dengan mengangkat judul: ILMU FISIKA YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KESEHATAN SERTA PENGARUHNYA DENGAN MEGHNET DAN LISTRIK.
Kesungguhan dalam penyelesaian makalah ini tidak lain hanya karena harapan dapat
menjadi sebuah lentera pengetahuan bagi para pengkaji ilmu pengetahuan di dalam
lautan akademik, setidaknya dengan setetes usaha dengan kesungguhan yang dilakukan
memberikan hasil yang diharapkan tersebut. Dalam kaidahnya, maka sebuah karya
diciptakan dengan mengharapkan menjadi manfaat bagi semua orang, tidak terkecuali
dengan tujuan penyusunan makalah sederhana ini.
B. Rumusan Masalah
Menyesuaikan dengan materi yang telah ditawarkan serta dengan judul yang
diangkat, maka makalah ini akan merumuskan pembahasan sebagai berikut:
1.

Apa manfaat ilmu fisika bagi kesehatan serta pengaruhnya dengan magnet dan
listrik?

2. Apa saja ilmu fisika yang terdapat di dalam ilmu kesehatan?


C. Tujuan Penulisan
Agar menjadikan pembahasan makalah ini berstruktur dan sistematis, maka dengan
keterkaitan perumusan masalah, maka penyusunan makalah ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman tentang hal sebagai berikut:
1. Manfaat ilmu fisika bagi kesehatan.
2. Ilmu fisika yang terdapat di dalam ilmu kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Manfaat Ilmu Fisika Bagi Kesehatan Serta pengaruhnya dengan Maghnet dan
Listrik.
1.

Manfaat radiasi
Abad 20 ditandai dengan perkembangan yang menakjubkan di bidang ilmu dan

teknologi, termasuk disiplin ilmu dan teknologi kedokteran serta kesehatan. Terobosan
penting dalam bidang ilmu dan teknologi ini memberikan sumbangan yang sangat
berharga dalam diagnosis dan terapi berbagai penyakit termasuk penyakit-penyakit yang
menjadi lebih penting secara epidemologis sebagai konsekuensi logis dari pembangunan
di segala bidang yang telah meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
Penggunaan isotop radioaktif dalam kedokteran telah dimulai pada tahun 1901 oleh
Henri DANLOS yang menggunakan radium untuk pengobatan penyakit tubercolusis
pada kulit. Namun yang dianggap Bapak Ilmu Kedokteran Nuklir adalah George C. de
HEVESSY, dialah yang meletakkan dasar prinsip perunut dengan menggunakan
radioisotop alam Pb-212. Dengan ditemukannya radioisotop buatan maka radioisotop
alam tidak lagi digunakan.
Radioisotop buatan yang banyak dipakai pada masa awal perkembangan kedokteran
nuklir adalah I-131. Akan tetapi pemakaiannya kini telah terdesak oleh Tc-99m selain
karena sifatnya yang ideal dari segi proteksi radiasi dan pembentukan citra juga dapat
diperoleh dengan mudah serta relatif murah harganya. Namun demikian I-131 masih
sangat diperlukan untuk diagnostik dan terapi, khususnya kanker kelenjar tiroid.
Perkembangan ilmu kedokteran nuklir yang sangat pesat tersebut dimungkinkan berkat
dukungan dari perkembangan teknologi instrumentasi untuk pembuatan citra terutama
dengan digunakannya komputer untuk pengolahan data sehingga sistem instrumentasi
yang dahulu hanya menggunakan detektor radiasi biasa dengan sistem elektronik yang
sederhana, kini telah berkembang menjadi peralatan canggih kamera gamma dan
kamera positron yang dapat menampilkan citra alat tubuh, baik dua dimensi maupun
tiga dimensi serta statik maupun dinamik.
Dewasa ini, aplikasi teknik nuklir dalam bidang kesehatan telah memberikan
sumbangan yang sangat berharga dalam menegakkan diagnosis maupun terapi berbagai
jenis penyakit. Berbagai disiplin ilmu kedokteran seperti ilmu penyakit dalam, ilmu
penyakit syaraf, ilmu penyakit jantung, dan sebagainya telah mengambil manfaat dari
teknik nuklir ini
1.

Kedokteran Nuklir
Ilmu Kedokteran Nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber

radiasi terbuka berasal dari disintegrasi inti radionuklida buatan, untuk mempelajari
2

perubahan fisiologi, anatomi dan biokimia, sehingga dapat digunakan untuk tujuan
diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran. Pada kedokteran Nuklir, radioisotop dapat
dimasukkan ke dalam tubuh pasien (studi invivo) maupun hanya direaksikan saja
dengan bahan biologis antara lain darah, cairan lambung, urine da sebagainya, yang
diambil dari tubuh pasien yang lebih dikenal sebagai studi in-vitro (dalam gelas
percobaan).
Pada studi in-vivo, setelah radioisotop dapat dimasukkan ke dalam tubuh pasien
melalui mulut atau suntikan atau dihirup lewat hidung dan sebagainya maka informasi
yang dapat diperoleh dari pasien dapat berupa:
1. Citra atau gambar dari organ atau bagian tubuh pasien yang dapat diperoleh dengan
bantuan peralatan yang disebut kamera gamma ataupun kamera positron (teknik
imaging)
2. Kurva-kurva kinetika radioisotop dalam organ atau bagian tubuh tertentu dan angkaangka yang menggambarkan akumulasi radioisotop dalam organ atau bagian tubuh
tertentu disamping citra atau gambar yang diperoleh dengan kamera gamma atau
kamera positron.
3. Radioaktivitas yang terdapat dalam contoh bahan biologis (darah, urine dsb) yang
diambil dari tubuh pasien, dicacah dengan instrumen yang dirangkaikan pada detektor
radiasi (teknik non-imaging).
Data yang diperoleh baik dengan teknik imaging maupun non-imaging memberikan
informasi mengenai fungsi organ yang diperiksa. Pencitraan (imaging) pada kedokteran
nuklir dalam beberapa hal berbeda dengan pencitraan dalam radiologi. Pada studi invitro, dari tubuh pasien diambil sejumlah tertentu bahan biologis misalnya 1 ml darah.
Cuplikan bahan biologis tersebut kemudian direaksikan dengan suatu zat yang telah
ditandai dengan radioisotop. Pemeriksaannya dilakukan dengan bantuan detektor radiasi
gamma yang dirangkai dengan suatu sistem instrumentasi. Studi semacam ini biasanya
dilakukan untuk mengetahui kandungan hormon-hormon tertentu dalam darah pasien
seperti insulin, tiroksin dll.
Pemeriksaan kedokteran nuklir banyak membantu dalam menunjang diagnosis
berbagai penyakitseperti penyakit jantung koroner, penyakit kelenjar gondok, gangguan
fungsi ginjal, menentukan tahapan penyakit kanker dengan mendeteksi penyebarannya
pada tulang, mendeteksi pendarahan pada saluran pencernaan makanan dan menentukan
lokasinya, serta masih banyak lagi yang dapat diperoleh dari diagnosis dengan
penerapan teknologi nuklir yang pada saat ini berkembang pesat.
Disamping membantu penetapan diagnosis, kedokteran nuklir juga berperanan dalam
terapi-terapi penyakit tertentu, misalnya kanker kelenjar gondok, hiperfungsi kelenjar
gondok yang membandel terhadap pemberian obat-obatan non radiasi, keganasan sel
darah merah, inflamasi (peradangan)sendi yang sulit dikendalikan dengan menggunakan
3

terapi obat-obatan biasa. Bila untuk keperluan diagnosis, radioisotop diberikan dalam
dosis yang sangat kecil, maka dalam terapi radioisotop sengaja diberikan dalam dosis
yang besar terutama dalam pengobatan terhadap jaringan kanker dengan tujuan untuk
melenyapkan sel-sel yang menyusun jaringan kanker itu. Di Indonesia, kedokteran
nuklir diperkenalkan pada akhir tahun 1960an, yaitu setelah reaktor atom Indonesia
yang pertama mulai dioperasikan di Bandung. Beberapa tenaga ahli Indonesia dibantu
oleh tenaga ahli dari luar negeri merintis pendirian suatu unit kedokteran nuklir di Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknik Nuklir di Bandung. Unit ini merupakan cikal
bakal Unit Kedokteran Nuklir RSU Hasan Sadikin, Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran. Menyusul kemudian unit-unit berikutnya di Jakarta (RSCM, RSPP, RS
Gatot Subroto) dan di Surabaya (RS Sutomo). Pada tahun 1980-an didirikan unit-unit
kedokteran nuklir berikutnya di RS sardjito (Yogyakarta) RS Kariadi (Semarang), RS
Jantung harapan Kita (Jakarta) dan RS Fatmawati (Jakarta). Dewasa ini di Indonesia
terdapat 15 rumah sakit yang melakukan pelayanan kedokteran nuklir dengan
menggunakan kamera gamma, di samping masih terdapat 2 buah rumah sakit lagi yang
hanya mengoperasikan alat penatah ginjal yang lebih dikenal dengan nama Renograf.
2.

Pemanfaatan teknik nuklir di luar kedokteran nuklir.


Di luar kedokteran nuklir, teknik nuklir masih banyak memberikan sumbangan yang
besar bagi kedokteran serta kesehatan, misalnya:

a.

Teknik Pengaktifan Neutron


Teknik nuklir ini dapat digunakan untuk menentukan kandungan mineral tubuh terutama
untuk unsur-unsur yang terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil
(Co,Cr,F,Fe,Mn,Se,Si,V,Zn dsb) sehingga sulit ditentukan dengan metoda konvensional.
Kelebihan teknik ini terletak pada sifatnya yang tidak merusak dan kepekaannya sangat
tinggi. Di sini contoh bahan biologik yang akan idperiksa ditembaki dengan neutron.

b. Penentuan Kerapatan Tulang dengan Bone Densitometer


Pengukuran kerapatan tulang dilakukan dengan cara menyinari tulang dengan radiasi
gamma atau sinar-x. Berdasarkan banyaknya radiasi gamma atau sinar-x yang diserap
oleh tulang yang diperiksa maka dapat ditentukan konsentrasi mineral kalsium dalam
tulang. Perhitungan dilakukan oleh komputer yang dipasang pada alat bone
densitometer

tersebut.

Teknik

ini

bermanfaat

untuk

membantu

mendiagnosiskekeroposan tulang (osteoporosis) yang sering menyerang wanita pada


usia menopause (matihaid) sehingga menyebabkan tulang muda patah.
c.

Three Dimensional Conformal Radiotherapy (3D-CRT)


Terapi Radiasi dengan menggunakan sumber radiasi tertutup atau pesawat pembangkit
radiasi telah lama dikenal untuk pengobatan penyakit kanker. Perkembangan teknik
elektronika maju dan peralatan komputer canggih dalam dua dekade ini telah membawa
perkembangan pesat dalam teknologi radioterapi. Dengan menggunakan pesawat
4

pemercepat partikel generasi terakhir telah dimungkinkan untuk melakukan radioterapi


kanker dengan sangat presisi dan tingkat keselamatan yang tinggi melalui
kemampuannya yang sangat selektif untuk membatasi bentuk jaringan tumor yang akan
dikenai radiasi, memformulasikan serta memberikan paparan radiasi dengan dosis yang
tepat pada target. Dengan memanfaatkan teknologi 3D-CRT ini sejak tahun 1985 telah
berkembang metoda pembedahan dengan menggunakan radiasi pengion sebagai pisau
bedahnya (gamma knife). Dengan teknik ini kasus-kasus tumor ganas yang sulit
dijangkau dengan pisau bedah konvensional menjadi dapat diatasi dengan baik oleh
pisau gamma ini, bahkan tanpa perlu membuka kulit pasien dan yang terpenting tanpa
merusak jaringan di luar target.
B. Ilmu Fisika yang Terdapat di dalam Ilmu Kesehatan
1.

Pengaturan Suhu Tubuh


Pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), pengaturan cairan tubuh, dan ekskresi adalah

elemen-elemen dari homeostasis. Dalam termoregulasi dikenal adanya hewan berdarah


dingin (cold-blood animals) dan hewan berdarah panas (warm-blood animals). Namun,
ahli-ahli Biologi lebih suka menggunakan istilah ektoterm dan endoterm yang
berhubungan dengan sumber panas utama tubuh hewan. Ektoterm adalah hewan yang
panas tubuhnya berasal dari lingkungan (menyerap panas lingkungan). Suhu tubuh
hewan ektoterm cenderung berfluktuasi, tergantung pada suhu lingkungan. Hewan
dalam kelompok ini adalah anggota invertebrata, ikan, amphibia, dan reptilia.
Sedangkan endoterm adalah hewan yang panas tubuhnya berasal dari hasil metabolisme.
Suhu tubuh hewan ini lebih konstan. Endoterm umum dijumpai pada kelompok burung
(Aves), dan mamalia.
Dalam pengaturan suhu tubuh, hewan harus mengatur panas yang diterima atau yang
hilang ke lingkungan. Mekanisme perubahan panas tubuh hewan dapat terjadi dengan 4
proses, yaitu konduksi, konveksi, radiasi, dan evaporasi. Konduksi adalah perubahan
panas tubuh hewan karena kontak dengan suatu benda. Konveksi adalah transfer panas
akibat adanya gerakan udara atau cairan melalui permukaan tubuh. Radiasi adalah emisi
dari energi elektromagnet. Radiasi dapat mentransfer panas antar obyek yang tidak
kontak langsung. Sebagai contoh, radiasi sinar matahari. Evaporasi proses kehilangan
panas dari permukaan cairan yang ditranformasikan dalam bentuk gas. Hewan
mempunyai kemampuan adaptasi terhadap perubahan suhu lingkungan. Sebagai contoh,
pada suhu dingin, mamalia dan burung akan meningkatkan laju metabolisme dengan
perubahan hormon-hormon yang terlibat di dalamnya, sehingga meningkatkan produksi
panas. Pada ektoterm (misal pada lebah madu), adaptasi terhadap suhu dingin dengan
cara berkelompok dalam sarangnya. Hasil metabolisme lebah secara kelompok mampu
menghasilkan panas di dalam sarangnya.

Beberapa adaptasi hewan untuk mengurangi kehilangan panas, misalnya adanya bulu
dan rambut pada burung dan mamalia, otot, dan modifikasi sistim sirkulasi di bagian
kulit. Kontriksi pembuluh darah di bagian kulit dan countercurrent heat exchange adalah
salah satu cara untuk mengurangi kehilangan panas tubuh. Perilaku adalah hal yang
penting dalam hubungannya dengan termoregulasi. Migrasi, relokasi, dan sembunyi
ditemukan pada beberapa hewan untuk menurunkan atau menaikkan suhu tubuh. Gajah
di daerah tropis untuk menurunkan suhu tubuh dengan cara mandi atau mengipaskan
daun telinga ke tubuh. Manusia menggunakan pakaian adalah salah satu perilaku unik
dalam termoregulasi.
Alat dan Bahan :
1. Themometer pengukur suhu tubuh
2. Kapas
3. Alkohol
Cara Kerja:

Sebelum anda mengukur suhu tubuh, catatlah suhu lingkungan dan waktu
pengukuran.

Ukurlah suhu tubuh anda dengan menempatkan termometer ke ketiak anda.

Sebelum digunakan, termometer dikibaskan sampai air raksanya mencapai garis


0 terendah yaitu sekitar 35 C. Selain itu bersihkan ujung termometer dengan
kapas yang dibasahi alkohol.

2.

Letakkan termometer itu di ketiak anda dan diamkan selama 5 menit.

Setelah itu, baca skala termometer yang menunjukkan suhu badan.


Pemindahan Bahan.

Pengertian pemindahan beban secara manual, menurut American Material Handling


Society bahwa material handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi
penanganan (handling), pemindahan (moving), Pengepakan (packaging), penyimpanan
(storing) dan pengawasan (controlling) dari material dengan segala bentuknya.
(Wignjosoebroto, 1996).
3.

Biomekanika
Biomekanika adalah disiplin sumber ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar seperti fisika,
matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya
yang terjadi pada tubuh. Kinerja faal dan kenyamanan dari pekerja sudah terbukti sangat
menunjang tingkat produktivitas pekerja, dengan demikian para penanggung jawab
keselamatan dan kenyamanan kerja harus memikirkan faktor bahaya-bahaya
biomekanika.
Sebaiknya aktifitas MMH tidak membahayakan pekerja dan tidak menimbulkan rasa
sakit pada pekerja. Sebaiknya aktivitas MMH tidak membahayakan pekerja dan tidak
6

menimbulkan sakit pinggang, sakit pundak atau pergelangan tangan yang membuat
pekerja menderita.
4.

Biomekanika Terapan
NIOSH (National For Occupational Safety and Health) adalah suatu lembaga yang
menangani masalah kesehatan dan keselamatan kerja di Amerika, telah melakukan
analisis terhadap faktor-faktor yang bepengaruh terhadap biomekanika yaitu:
1. Berat dari benda yang dipindahkan, hal ini ditentukan oleh pembebanan langsung.
2. Posisi pembebanan dengan mengacu pada tubuh, dipengaruhi oleh:
a. Jarak horisontal beban yang dipindahkan dari titik berat tubuh.
b. Jarak vertikal beban yang dipindahkan dari lantai.
3..Frekuensi pemindahan dicatat sebagai rata-rata pemindahan/menit untuk
pemindahan berfrekuensi tinggi.
4. Periode (durasi) total waktu yang diberlakukan dalam pemindahan pada suatu
pencatatan

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menganalisa permasalahan yang berkaitan dengan pembahasan dan
perumusan masalah pada makalah ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.

Teknologi ini memberikan sumbangan yang sangat berharga dalam diagnosis dan terapi
berbagai penyakit termasuk penyakit-penyakit yang menjadi lebih penting secara
epidemologis sebagai konsekuensi logis dari pembangunan di segala bidang yang telah
meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.

2.

Ilmu Kedokteran Nuklir adalah cabang ilmu kedokteran yang menggunakan sumber
radiasi terbuka berasal dari disintegrasi inti radionuklida buatan, untuk mempelajari
perubahan fisiologi, anatomi dan biokimia, sehingga dapat digunakan untuk tujuan
diagnostik, terapi dan penelitian kedokteran. Pada kedokteran Nuklir, radioisotop dapat
dimasukkan ke dalam tubuh pasien (studi invivo) maupun hanya direaksikan saja
dengan bahan biologis antara lain darah, cairan lambung, urine da sebagainya, yang
diambil dari tubuh pasien yang lebih dikenal sebagai studi in-vitro (dalam gelas
percobaan).

3.

Dalam bidangnya ternyata ilmu fisika mempunyai korelasi dengan ilmu kesehatan.

B. Saran
Selayaknya pencetus karya adalah mengharapkan karya tersebut dapat menjadi
manfaat bagi orang lain dan dirinya sendiri, seperti itu pula harapan yang ada ketika
penyusunan makalah sederhana ini. Adapun bentuk kekurangan dan kesalahan tentu
tidak akan terlepas karena merupakan sisi kemanusiaan yang mendasar dari kejiwaan
manusia, sehingga dengan bersikap bijak adalah mengharapkan motivasi yang
membangun dalam bentuk kritik dan saran.
Pada akhirnya ucapan terima kasih yang tidak terhingga dengan kesempatan dan
perhatian yang diberikan, setidaknya permohonan maaf atas segala kesalahan dan
kelalaian dalam makalah ini atau di dalam proses pembuatan makalah sederhana ini,
baik dari paragraf, kalimat, kata, atau sikap selama proses pembuatan makalah ini.
Selanjutnya tidak etis rasanya jika tidak sama-sama mendoakan, semoga segala bentuk
pekerjaan yang disertai dengan ketulusan niat membuahkan keridhaan Tuhan yang
Maha Esa.

Anda mungkin juga menyukai