Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH RADIASI PENGION

DAN NON-PENGION

DISUSUN OLEH
Agum Mahendra (19230005)

POLITEKNIK KESEHATAN TNI AU ADISUTJIPTO


Jalan Janti Blok-R Lanud Adisutjipto Yogyakarta
Website : poltekkesadisutjipto.ac.id, Email : admin@poltekkesadisutjito.ac.id
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan
rahmat-Nya, penulis dapat menyusun jurnal yang berjudul “Radiasi Pengion dan
Non-Pengion” dengan lancar.

Adapun maksud penyusunan jurnal ini untuk memenuhi tugas Fisika. Rasa terima
kasih tidak terkirakan kepada yang terhormat Ibu “Delfi Iskardyani,S.Pd.,M.Si”
Harapan penulis bahwa makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk
menambah wawasan dan pengetahuan tentang Radiasi pengion dan non pengion.

Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna dengan
keterbatasan yang dimiliki. Tegur sapa dari pembaca akan diterima dengan tangan
terbuka demi perbaikan dan penyempurnaan jurnal ini.

                                                                          

Yogyakarta, 16 Maret 2020

Agum Mahendra
BAB I PENDAHULUAN

Radiasi adalah pancaran energi melalui suatu materi atau ruang dalam
bentuk panas, partikel atau gelombang elektromagnetik/cahaya (foton). Radiasi
dalam bentuk gelombang elektromagnetik atau disebut juga dengan foton adalah
jenis radiasi yang tidak mempunyai massa dan muatan listrik,misalnya adalah
sinar gamma dan sinar-x. Beberapa modalitas pencitraan yang menggunakan
sinar-x adalah pesawat sinar-x, mamografi, dental, CT-Scan dan flouroskopi
(Akhadi, 2000).
Flouroskopi adalah suatu alat yang digunakan untuk studi visual
(langsung) jatuhnya bayangan laten dari tabir flouroskopi menjadi bayangan
permanen pada film atau spot film, dalam aplikasi medik fluoroskopi digunakan
untuk memvisualisasikan gerakan dari struktur-struktur internal. Menurut
Silverman dkk,fluoroskopi intervensional adalah alat yang semakin berharga
untuk diagnosis dan pengobatan, namun dosis radiasi untuk pasien bisa sangat
besar. CT fluoroscopy digunakan sebagai panduan pencitraan menghasilkan dosis
radiasi sekitar 10 kali dari dosis CT konvensional. Fluoroskopi intervensional
secara luas digunakan dalam kardiologi pediatrik, urologi, dan prosedur
neurointerventional. Seorang radiografer maupun dokter radiologi dapat
mengamati gambaran struktur organ secara dinamik (real time imaging)
mengikuti kebutuhan pencitraan yang diinginkan, dan menggunakan waktu yang
lama. Sehingga dosis radiasi yang diterima juga akan semakin besar yang
mengakibatkan kemunculan efek juga akan semakin besar.

BAB II PEMBAHASAN

Pengertian Radiasi

Radiasi ionisasi adalah radiasi yang mempunyai energi yang cukup dalam proses
mengionisasi partikel. Proses tersebut menyebabkan sebuah elektron terlempar dari
cangkang atom elektron itu sendiri yang sebenarnya menghasilkan muatan positif.
Jenis dan Sumber Radiasi

Berikut ini beberapa hal yang termasuk dari bagian radiasi ionisasi.

 Radiasi alpha (α), yaitu jenis radiasi yang terjadi jika inti atom memancarkan
partikel alpha (α). Hal ini mengakibatkan atom meluruh hingga nomor
massanya menjadi 2 kurang atau 4 kurang.
 Radiasi beta (ß), ini adalah jenis peluruhan radio aktif ketika partikel beta
yang positron atau elektron berupa dipancarkan.
 Radiasi gamma (Υ), yaitu bentuk yang berenergi dari radiasi elektromagnetik
yang diproduksi oleh proses nuklir atau radioaktivitas subtomik lainnya.
Contohnya adalah penghancuran positron-elektron.

Radiasi yang termasuk non-ionisasi adalah jenis radiasi yang tidak membawa cukup
energi per foton untuk proses ionisasi atom ataupun molekul. Ada beberapa 3 jenis
radiasi yang termasuk radiasi non-ionisasi.

Cahaya, baik yang terlihat (400-700 nm atau 380-750 nm) atau pun yang tidak
terlihat manusia
Radiasi elektromagnetik, yaitu jenis radiasi yang mempunyai komponen magnetik
searah dengan dan medan listrik yang berhubungan dengan fase tegak lurus dan
propagasi energi
Radiasi neutron, jenis radiasi ini merupakan radiasi non-ionisasi yang bersumber
dari neutron bebas. Neutron tersebut sangat dibutuhkan dalam proses induksi pada
fisi nuklir, fusi nuklir, dan juga reaksi nuklir lainnya.

Manfaat Radiasi Dalam Medis

Pemanfaatan sumber radiasi pengion di bidang kesehatan dari waktu ke waktu


mengalami peningkatan, baik dari segi jumlah maupun jenis penggunaannya. Hal
tersebut menunjukkan adanya pengakuan yang baik dan indikasi kebutuhan
terhadap manfaat dari sumber radiasi pengion bagi kesehatan seseorang. Selain sisi
manfaat dari penggunaan sumber radiasi pengion juga memberikan potensi risiko
radiasi bagi pekerja atau personil, pasien dan anggota masyarakat. Semakin besar
pemanfaatan maka semakin besar pula potensi risiko yang akan diterimanya.
Apalagi ditunjang dengan meningkatnya ketergantungan seseorang akan teknologi
kedokteran dan vonis dokter dalam hal menentukan kondisi kesehatan.
Secara garis besar, pemanfaatan sumber radiasi pengion di bidang kesehatan
dibagi menjadi beberapa bagian yaitu: radiologi diagnostik, radiologi intervensional,
radioterapi, dan kedokteran nuklir. Paparan radiasi pada individu (pasien) yang
menjalani pemeriksaan dengan sumber radiasi pengion selain memiliki manfaat dari
radiasi yang diterimanya juga berpotensi terhadap risiko radiasi yang memicu
munculnya efek deterministik maupun efek stokastik dan dapat menaikkan
komplikasi penyakit yang diderita oleh pasien. Selain paparan radiasi pada pasien,
pelaksana kegiatan seperti staf atau personil yang terlibat, pendamping pasien,
keluarga dekat (pada tindakan kedokteran nuklir), petugas magang, dan
sukarelawan dalam penelitian biomedik juga memiliki potensi terpapar radiasi karena
hamburan dari pasien.

Pemanfaatan Radiasi Bidang Radioterapi


Radiasi yang digunakan dalam pemeriksaan kesehatan (radiodiagnosis) dan
pengobatan (radioterapi) pertama kali ditemukan oleh Prof. WC. Roentgen pada
bulan Nopember 1895. Radiasi ini berasal dari sinar X, yang karena sifat-sifatnya
mampu menembus jaringan tubuh manusia untuk mendeteksi kelainan dan
menimbulkan efek biologi menghentikan pertumbuhan sel hingga mematikan sel.
Oleh karena itu dapat dimanfaatkan untuk mematikan sel-sel kanker, dan sudah
barang tentu dalam dosis yang sesuai dengan keperluan.
Dengan perkembangan ilmu dan teknologi bidang fisika radiasi memungkinkan
pengukuran jumlah (dosis) radiasi yang diserap tubuh dan arah radiasi dengan tepat
sasaran, bidang biologi radiasi (radiobiologi) yang memungkinkan tatacara
pemberian dan jumlah dosis yang efektif, bidang onkologi (ilmu tentang kanker) yang
memungkinkan penentuan jenis dan stadium kanker serta pemilihan jenis
pengobatan yang sesuai (operasi, radioterapi, khemoterapi/obat-obatan, atau
kombinasinya). Penentuan radioterapi didasarkan pada hispatologi dan asal tumor,
stadium/tingkat penyebarannya, kondisi kesehatan pasien, ketersediaan sarana dan
prasarana.
Di bidang kedokteran, radioisotop banyak digunakan sebagai alat diagnosis dan alat
terapi berbagai macam penyakit.

Diagnosa
Radioisotop merupakan bagian yang sangat penting pada proses diagnosis suatu
penyakit. Dengan bantuan peralatan pembentuk citra (imaging devices), dapat
dilakukan penelitian proses biologis yang terjadi dalam tubuh manusia. Dalam
penggunaannya untuk diagnosis, suatu dosis kecil radioisotop yang dicampurkan
dalam larutan yang larut dalam cairan tubuh dimasukkan ke dalam tubuh, kemudian
aktivitasnya dalam tubuh dapat dipelajari menggunakan gambar 2 dimensi atau 3
dimensi yang disebut tomografi. Salah satu radioisotop yang sering digunakan
adalah technisium-99m, yang dapat digunakan untuk mempelajari metabolisme
jantung, hati, paru-paru, ginjal, sirkulasi darah dan struktur tulang. Tujuan lain dari
penggunaan di bidang diagnosis adalah untuk analisis biokimia yang disebut radio-
immunoassay. Teknik ini dapat digunakan untuk mengukur konsentrasi hormon,
enzim, obat-obatan dan substansi lain dalam darah.

Terapi
Penggunaan radioisotop di bidang pengobatan yang paling banyak adalah untuk
pengobatan kanker, karena sel kanker sangat sensitif terhadap radiasi. Sumber
radiasi yang digunakan dapat berupa sumber eksternal, berupa sumber gamma
seperti Co-60, atau sumber internal, yaitu berupa sumber gamma atau beta yang
kecil seperti Iodine-131 yang biasa digunakan untuk penyembuhan kanker kelenjar
tiroid.

Sterilisasi Peralatan Kedokteran


Dewasa ini banyak peralatan kedokteran yang disterilkan menggunakan radiasi
gamma dari Co-60. Metode sterilisasi ini lebih ekonomis dan lebih efektif
dibandingkan sterilisasi menggunakan uap panas, karena proses yang digunakan
merupakan proses dingin, sehingga dapat digunakan untuk benda-benda yang
sensitif terhadap panas seperti bubuk, obat salep, dan larutan kimia.
Keuntungan lain dari sterilisasi dengan menggunakan radiasi adalah proses
sterilisasi dapat dilakukan setelah benda tersebut dikemas dan masa penyimpanan
benda tersebut tidak terbatas sepanjang kemasannya tidak rusak.

Penggunaan Sinar-X
Menggunakan generator sinar-X
Menggunakan sumber terttutup (sealed source)
Lebih bersifat untuk mengetahui kelainan secara anatomis.
Sinar-X dihasilkan dari tabung sinar-Xyang hampa udara, dimana didalamnya
terdapat duaelemen yaitu anoda dan katoda. Sinar-Xmerupakan gelombang
elektromagnetik yangmempunyai energi tinggi, sehingga dapatmenembus zat padat
yang dilaluinya. Sinar-X dibangkitkan dengan jalan menembaki target logamdengan
elektron cepat dalam suatu tabung vacum.Elektron di hasilkan dari pemanasan
filamen yangjuga berfungsi sebagai katoda. ada saat arus listrikdari sumber
dihidupkan, filamen akan mengalamipemanasan sehingga kelihatan menyala.
Dalamkondisi tersebut filamen akan mengeluarkanelektron. Selanjutnya antara
katoda dan anodadiberi beda potensial yang tinggi dengan orde kiloVolt, sehingga
mempunyai kecepatan dan energikinetik yang tinggi bergerak dengan capat
menujuke anoda. Terjadilah tumbukan tak kenyal sempurnaantara elektron dan
anoda.

Pada peristiwatumbukan tersebut terjadilah pancaran sinar-X daripermukaan


anoda.Pemeriksaan dengan Pesawat Sinar-XPesawat sinar-X (pesawat Rontgen)
dapatdigunakan sebagai alat diagnose. Sebagai alatuntuk pemeriksa pasien
pesawat sinar-X perlu dapatdiatur dalam menghasilkan sinar-X. Untuk itu adatiga
parameter yang harus diatur yaitu tegangantinggi (kV), Arus (mA) dan waktu expose
(S). Padasaat melakukan pencitraan pada pasien tigaparameter tersebut harus
diatur, karena dalampencitraan tiap-tiap orang berbeda. Pencitraan anak-anakbeda
dengan orang dewasa. Pencitraan orangkurus beda dengan orang gemuk.
Pengaturanpencitraan ini bertujuan supaya hasil gambar yangdihasilkan pada film
baik dan memenuhi kriteriakedokteran. Untuk meningkatkan kualitas gambardalam
radiodiagnostik digunakan media kontrasdengan cara memasukkan subtansi yang
bisamenyerap sinar-X lebih banyak kedalam tubuh yangsedang di diagnosis. Bahan
yang biasa digunakanmedia kontras adalah Barium (Ba) dan Iodium (I)
Faktor-faktor yang mempengaruhi gambarpada pencitraan antara lain:

Pengaruh Arus (mA)


Peningkatan mA akan menambah intensitas sinar-X, sehingga semua intensitas
sinar-X atau derajat terang (brightness) akan bertambah sesuai dengan peningkatan
intensitas radiasi sinar-X. Oleh sebab itu derajat terang dapat di atur dengan
mengubah mA.
Pengaruh jarak
Jarak tabung sinar-X dengan obyek juga akan berpengaruh pada intensitas sinar-X.
Pengaruh waktu (S)
Waktu juga akan berpengaruh pada kualitas gambar, karena jika waktunya panjang
maka radiasi yang di terima obyek semakin banyak dan sebaliknya.
PengaruhkiloVolt (kV)
Perubahan kV menyebabkan beberapa pengaruh. Perubahan kV menghasilkan
perubahan pada daya tembus sinar-X dan juga total intensitasberkassinar-X akan
berubah.
Sejalan dengan perkembangan teknologiterutama setelah ditemukanya image
prosesing(proses bayangan pencitraan) dengan komputer,maka memungkinkan
proses pembentukan gambarpada film di ubah dengan cara merekontruksigambar
dengan komputer. Dengan teknik inigambar dapat diperoleh dengan segera.
Teknikimage prossing mampu membedakan antarajaringan yang satu dengan
lainnya, misal jaringanyang sangat mirip dalam otak manusia, yaitu antarasubstansia
grisea dengan substansia alba. Perangkatyang mampu mengolah gambar ini
disebutComputed tomography scanner (CT-Scan)

Perangkat radiologi yang melengkapi dalamkedokteran nuklir adalah :

Pesawat sinar-X
Pesawat Cobalt
Akselerator linier (Linac)
CT- Scan

BESARAN DAN SATUAN RADIASI

Sebelum membicarakan radiasi lebih rinci kita perlu mengetahui besaran-besaran apa saja
yangdipakai orang untuk mengukur radiasi secara kuantitatif. Ada empat besaran yang
penting dalamsemesta pembicaraan radiasi, yaitu :
aktivitas radioaktif, eksposur, dosis serapan dan dosisekivalen.
1. Aktifitas radioaktif (A)
Besaran ini merupakan ukuran aktifitas inti atom radioaktif yang menyatakan banyaknya
peluruhan yang terjadi per detik. Satuan SI untuk aktivitas adalah
Becquere (bq)
yangdidefinisikan sebagai satu peluruhan per detik. Nama satuan ini diambil dari nama
fisikawanPerancis pemenang hadiah Nobel Henri Bequerel (1852-1908), penemu gejala
radioaktivitasalamiah pada tahun 1896. Satuan lain yang lebih sering dipakai adalah
curie (Ci)
yang diambildari nama suami-istri Piere (1859-1906) dan Marie Curie (1867- 1934),
pemenang hadiah Nobelfisika tentang radioaktivitas alamiah, Marie sendiri menerima Nobel
kimia pada tahun 1911untuk penemuan unsur radium (Ra) dan polonium (Po).
1 Ci = 3,7 x 1010 Bq
1 Ci sebetulnya adalah aktivitas 1 gram unsur radium. Tampak bahwa aktivitas sama sekali
tidak menampilkan jenis radiasi maupun besar energi yang dipancarkannya, sehingga
besaran initidaklah berguna untuk mengukur dampak radiasi terhadap makhluk hidup. Jenis
radiasi dan jenis penerima radiasi turut menentukan efek biologis yang ditimbulkannya.
2. Eksposur (X)
Dampak radiasi yang paling menonjol adalah kemampuannya mengionisasi materimateri
yangditumbukinya. Sinar X dan gamma dengan mudah dapat mengusir electron dari
tempatnyamenghasilkan ion-ion bermuatan listrik.
Demikian pula elektron, ia menolak sesama elektronmembentuk ion positif atau ia
menempel pada suatu atom membentuk ion negatif. Partikel positif seperti partikel alpha
mampu merebut elektron dari atom-atom yang dilewatinya.
Bahkan partikel tak bermuatan seperti netron pun dapat mengionisasi walaupun secara tidak
langsung.Kekuatan radiasi dalam hal kemampuan ionisasi inilah yang diukur oleh besaran
eksposur.Satuan yang umum dipakai untuk eksposur ini adalah roentgen R dimana 1 R
didefinisikansebagai eksposur sinar X atau gamma yang menghasilkan muatan 1 esu di
dalam 1 cc udarakering dalam keadaan STP. Tampak satuan SI untuk eksposur adalah
coulomb/kg, dan :
1 R = 2,58 x 10-4 C/kg.
Nama roentgen diambil dari fisikawan Jerman Wilhelm Roentgen, penemu sinar X pada
tahun 1895.
Dosis serapan (D)
Laju serapan energi yang timbul akibat radiasi ionisasi tergantung pada jenis bahan
yangdiradiasi.
Besaran yang dipakai sebagai standar serapan radiasi untuk berbagai jenis bahan dosis

BAB III PENUTUP

Sinar-X dihasilkan oleh tabung sinar-X yaitu tabung gelas hampa udara yang
dilengkapi dengan dua buah elektroda, anoda atau target dan katoda. Sebagai
akibat interaksi antara elektron cepat yang dipancarkan dari katoda ke target
dipancarkan sinar-X dari permukaan target, hasil dari sinar-X tersebut digunakan
untuk menghasilkan suatu gambaran untuk mendiagnosa dan mengevaluasi bagian
dari suatu penyakit atau kelainan.

Anda mungkin juga menyukai