SKRIPSI
Oleh
Evi Widayati
NIM 081810201004
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2013
ANALISIS DOSIS SERAP RADIASI FOTO THORAX PADA
PASIEN ANAK DI INSTALASI RADIOLOGI RUMAH
SAKIT PARU JEMBER
SKRIPSI
diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Fisika (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Sains
Oleh
Evi Widayati
NIM 081810201004
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2013
PERSEMBAHAN
iii
MOTO
Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar
dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
(terjemahan Surat Al-Baqarah ayat 153)*)
Jadilah seperti semut dalam ketekunannya. Dia berusaha merambat naik ke batang
pohon hingga ratusan kali, dan jatuh sebanyak jumlah yang sama. Tapi dia terus
berusaha naik kembali hingga akhirnya sampai pada tujuan yang diinginkan.
Karena itu jangan cepat menyerah dan bosan.**)
iv
PERNYATAAN
Evi Widayati
NIM 081810201004
v
SKRIPSI
Oleh
Evi Widayati
NIM 081810201004
Pembimbing
Dosen Pembimbing Utama : Drs. Yuda Cahyoargo Hariadi, M.Sc, Ph.D
Dosen Pembimbing Anggota : Dra. Arry Yuariatun Nurhayati
Pembimbing Lapangan : Dwi Kirana L. S, Amd.Rad
vi
PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul ” Analisis Dosis Serap Radiasi Foto Thorax pada Pasien Anak
di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru Jember” telah diuji dan disahkan pada:
hari, tanggal :
tempat : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Tim Penguji:
Ketua, Sekretaris,
Pembimbing Lapangan
Mengesahkan
Dekan,
vii
RINGKASAN
Analisis Dosis Serap Radiasi Foto Thorax pada Pasien Anak di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Paru Jember; Evi Widayati, 081810201004; 2013: 41
halaman; Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Jember.
viii
direkomendasikan oleh UNSCEAR (United Nations Scientific Committee on the
Effects of Atomic Radiation).
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka nilai dosis serap radiasi
sinar-X yang dihasilkan baik untuk pasien anak jenis kelamin laki ataupun wanita,
untuk setiap kategori usia yang berbeda diperoleh nilai rata-rata dosis serap yang
beragam. Dalam hasil dosis serap baik untuk pasien laki ataupun pasien wanita
terlihat bahwa pasien anak usia 1-5 tahun mendapatkan nilai rata-rata dosis yang
terendah, sedangkan pasien anak usia 10-15 mendapatkan nilai dosis terbesar. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa usia berpengaruh terhadap pemberian faktor
exposure. Berdasarkan hasil uji statistik oneway ANOVA untuk pasien laki atau
wanita, diperoleh hasil Fhitung < Ftabel (3,8931) atau P(sig) >0,0500, hal ini
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap untuk usia 1-
5 tahun dengan usia 5-10 tahun. Namun keduanya, usia 1-5 tahun dan usia 5-10 tahun
ini memilki nilai rata-rata dosis serap yang berbeda dengan usia 10-15 tahun yang
ditunjukkan oleh hasil uji statistik oneway ANOVA, dimana dihasilkan Fhitung>Ftabel
(3,8931) atau P(sig)<0,0500. Untuk perbandingan nilai rata-rata dosis serap pada
pasien anak laki dengan wanita pada masing-masing kategori usia, hasil output anova
menunjukkan nilai signifikansi ≥0,0500. Hasil ini menunjukkan bahwa untuk pasien
anak, jenis kelamin tidak menjadi pengaruh terhadap pemberian nilai dosis serap.
Mengacu pada hasil dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
signifikan terhadap nilai dosis serap antara pasien usia 1-5 tahun dengan usia 5-10
tahun. Akan tetapi usia 1-5 tahun dan usia 5-10 tahun berbeda dengan pasien usia 10-
15 tahun, baik untuk pasien laki ataupun wanita. Secara umum nilai dosis
keseluruhan yang diterima oleh pasien anak di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru
Jember masih dibawah batas maksimal yang diijinkan oleh UNSCEAR (United
Nations Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation).
ix
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat meyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Dosis Serap
Radiasi Foto Thorax pada Pasien Anak di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru
Jember”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
Pendidikan strata satu (S1) pada Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Jember.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs.Yuda Cahyoargo Hariadi, M.Sc., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Utama,
Dra Arry Yuariatun Nurhayati, selaku Dosen Pembimbing Anggota, dan Dwi
Kirana L.S, Amd.Rad, selaku pembimbing lapangan, yang telah meluangkan
waktu, pikiran, dan perhatian dalam penulisan skripsi ini;
2. Endhah Purwandari, S.Si., M.Si., selaku Dosen Penguji I dan Nurul Priyantari,
S.Si., M.Si., selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran demi
kebaikan skripsi ini;
3. radiografer dan staff Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru Jember, yang telah
membantu selama proses penelitian;
4. teman-teman seperjuangan angkatan 2008 dan teman-teman tim Biofisika Jurusan
Fisika FMIPA Universitas Jember;
5. semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan
skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iii
HALAMAN MOTO ....................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ v
HALAMAN PEMBIMBINGAN ................................................................... vi
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ vii
RINGKASAN ................................................................................................. viii
PRAKATA ...................................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................... 3
1.3 Tujuan .......................................................................................... 3
1.4 Manfaat ........................................................................................ 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 4
2.1 Radiasi Sinar-X ........................................................................... 5
2.2 Interaksi Radiasi dengan Materi Fisik ..................................... 7
2.3 Pemeriksaan Thorax ................................................................... 9
2.3.1 Anatomi dan Fungsi Thorax................................................ 9
2.3.2 Teknik Radiografi Thorax ................................................... 11
2.4 Aspek Biologi Proteksi Radiasi .................................................. 13
2.4.1 Efek Paparan Radiasi terhadap Kesehatan .......................... 13
xi
2.4.2 Proteksi Radiasi ................................................................... 16
2.5 Pengukuran Dosis Serap Radiasi .............................................. 17
2.6 Penggolongan Usia dan Rekomendasi Dosis Radiasi pada
pasien anak ................................................................................ 18
BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................. 20
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 20
3.2 Alat dan Bahan ........................................................................... 20
3.3 Tahapan Penelitian ..................................................................... 21
3.3.1 Survey Literatur .................................................................. 23
3.3.2 Identifikasi Masalah ............................................................ 23
3.3.3 Studi Pustaka ....................................................................... 23
3.3.4 Observasi Lapangan dan Perijinan ...................................... 23
3.3.5 Pengambilan Data ............................................................... 24
3.3.6 Normalisasi Data ................................................................. 25
3.3.7 Pengolahan dan Analisa Data.............................................. 26
3.3.8 Pembahasan dan Kesimpulan .............................................. 26
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 27
4.1 Hasil dan Analisa Data Penelitian ............................................. 27
4.1.1 Hasil Pengukuran Dosis Serap Radiasi Sinar-X pada
Pasien Jenis Kelamin Laki ................................................. 27
4.1.2 Hasil Pengukuran Dosis Serap Radiasi Sinar-X pada
Pasien Jenis Kelamin Wanita ........................................... 30
4.1.3 Analisis Dosis Serap Radiasi Sinar-X antara Pasien
Anak Jenis Kelamin Laki dengan Wanita ......................... 31
4.2 Pembahasan ................................................................................ 33
BAB 5. PENUTUP ......................................................................................... 38
5.1 Kesimpulan ................................................................................. 38
4.2 Saran ........................................................................................... 38
xii
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 39
DAFTAR ISTILAH ...................................................................................... 42
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. Perhitungan Dosis Serap Radiasi Sinar-X pada Pasien Anak Laki
dan Wanita ................................................................................................. 44
B. Hasil Uji Oneway ANOVA pada Pasien Anak Jenis Kelamin Laki dan
Wanita untuk Setiap Penggolongan Usia ................................................ 54
C. Hasil Uji Oneway ANOVA pada Pasien Anak Jenis Kelamin Laki
dengan Wanita untuk masing-masing Penggolongan Usia Pasien ....... 57
D. Tabel Statistik F......................................................................................... 59
E. Data Kalibrasi Alat ................................................................................... 60
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
2.1 Dosis serap radiasi oleh UNSCEAR (2000) ........................................... 19
4.1 Nilai rata-rata dosis serap radiasi sinar-X dan standar eror untuk
setiap penggolongan usia pasien anak jenis kelamin laki ....................... 28
4.2 Hasil Fhitung uji statistik oneway ANOVA pada setiap penggolongan
usia pada pasien laki ............................................................................... 29
4.3 Nilai rata-rata dosis serap radiasi sinar-X dan standar eror untuk
setiap penggolongan usia pasien anak jenis kelamin wanita .................. 30
4.4 Hasil Fhitung uji statistik oneway ANOVA pada setiap penggolongan
usia pada pasien wanita .......................................................................... 31
4.4 Hasil Fhitung uji statistik oneway ANOVA pada pasien laki dengan
wanita untuk setiap penggolongan usia .................................................. 32
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Tabung sinar-X........................................................................................ 5
2.2 Produksi sinar-X Bremsstrahlung ........................................................... 6
2.3 Ilustrasi terjadinya sinar-X karakteristik ................................................. 7
2.4 Proses efek fotolistrik.............................................................................. 8
2.5 Proses hamburan Compton ..................................................................... 8
2.6 Proses produksi pasangan ....................................................................... 9
2.7 Anatomi thorak pada manusia ................................................................ 10
2.8 Posisi pasien PA ...................................................................................... 11
2.9 Posisi pasien AP ...................................................................................... 12
2.10 Hasil foto rontgen pada anak .................................................................. 12
2.11 Penderita leukemia limfoid akut akibat paparan radiasi berlebih ........... 15
3.1 Satu set pesawat roentgen ....................................................................... 20
3.2 Meteran ................................................................................................... 21
3.3 Skema kegiatan penelitian....................................................................... 23
4.1 Grafik dosis serap radiasi sinar-X pada pasien anak laki untuk
masing-masing kategori usia .................................................................. 29
4.2 Grafik dosis serap radiasi sinar-X pada pasien anak wanita untuk
masing-masing kategori usia .................................................................. 30
4.3 Grafik dosis serap radiasi sinar-X pada pasien anak laki dan wanita
untuk masing-masing penggolongan usia pasien ................................... 31
4.4 Grafik perbandingan-X nilai dosis serap radiasi sinar-X pada pasien
laki dan wanita dengan dosis maksimal yang direkomendasikan oleh
UNSCEAR.............................................................................................. 32
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
A. Perhitungan Dosis Serap Radiasi Sinar-X pada Pasien Anak
Laki dan Wanita ........................................................................................ 44
A.1 Pasien Laki .......................................................................................... 44
A.1.1 Usia 1-5 tahun ............................................................................ 44
A.1.2 Usia 5-10 tahun .......................................................................... 45
A.1.3 Usia 10-15 tahun ........................................................................ 47
A.2 Pasien Wanita ..................................................................................... 49
A.2.1 Usia 1-5 tahun ............................................................................ 49
A.2.2 Usia 5-10 tahun .......................................................................... 50
A.2.3 Usia 10-15 tahun ........................................................................ 52
B. Hasil Uji One Way Anova pada Pasien Anak Jenis Kelamin Laki
dan Wanita untuk Setiap Penggolongan Usia ........................................ 54
B.1 Pasien Laki .......................................................................................... 54
B.1.1 Usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun ...................................... 54
B.1.2 Usia 1-5 tahun dengan usia 10-15 tahun .................................... 54
B.1.3 Usia 5-10 tahun dengan usia 10-15 tahun .................................. 55
B.2 Pasien Wanita...................................................................................... 55
B.2.1 Usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun ...................................... 55
B.2.2 Usia 1-5 tahun dengan usia 10-15 tahun .................................... 55
B.2.3 Usia 5-10 tahun dengan usia 10-15 tahun .................................. 56
C. Hasil Uji Oneway ANOVA pada Pasien Anak Jenis Kelamin Laki
dengan Wanita untuk masing-masing Penggolongan Usia Pasien ....... 57
C.1 Usia 1-5 tahun ..................................................................................... 57
C.2 Usia 1-5 tahun ..................................................................................... 57
C.3 Usia 1-5 tahun ..................................................................................... 58
D. Tabel Statistik F ........................................................................................ 59
E. Data Kalibrasi Alat .................................................................................. 60
xvi
BAB 1. PENDAHULUAN
al (2009), menambahkan bahwa terimaan dosis untuk pasien anak di kota Padang
terlihat perbedaan nilai dosis yang diterima yaitu mencapai lebih dari 4-6 kali lebih
besar dari nilai dosis maksimum yang direkomendasikan oleh badan yang berwenang
mengatur nilai dosis. Dalam rangka meningkatkan penerapan aspek keselamatan dan
kesehatan yang sesuai dengan PP No. 63 tahun 2000 serta untuk menyimpan data
dosis yang diterima oleh pasien maka perlu dilakukan pengukuran besarnya dosis
radiasi pada pasien foto thorax, khususnya pasien anak, dimana penelitian ini
dilakukan di Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru Jember.
2. Sinar-X Karakteristik
Sinar-X dapat pula terbentuk melalui proses perpindahan elektron atom dari
tingkat energi yang lebih tinggi menuju ke tingkat energi yang lebih rendah (Krane,
1992:318; Akhadi, 2000:35). Sinar-X yang terbentuk melalui proses ini mempunyai
energi sama dengan selisih energi antara kedua tingkat energi elektron tersebut.
Karena setiap jenis atom memiliki tingkat-tingkat energi elektron yang berbeda-beda,
7
maka sinar-X yang terbentuk dari proses ini disebut sinar-X karakteristik (Suyati dan
Akhadi, 1998). Sinar-X karakteristik ini timbul karena elektron atom yang berada
pada kulit K terionisasi. Kekosongan kulit K ini diisi oleh elektron dari kulit di
atasnya. Semua sinar-X yang dipancarkan dalam proses mengisi kekosongan dikenal
sebagai sinar-X kulit K atau secara singkat sinar-X K. Sinar-X K yang berasal dari
kulit n=2 (kulit L) dikenal sebagai sinar-X Kα, dan sinar-X K yang berasal dari
tingkat-tingkat yang lebih tinggi dikenal sebagai Kβ , dan seterusnya (Krane,
1992:319). Ilustrasi terjadinya sinar-X karakteristik seperti ditunjukkan pada gambar
2.3 berikut :
timah hitam (Z=82) dari pada tembaga (Z=29). Z inilah yang membuat timbal
menjadi bahan pelindung yang baik terhadap sinar-X (Cember, 1983:151). Proses
terjadinya efek fotolistrik ditunjukkan pada gambar 2.4 berikut:
c. Produksi pasangan
Sebuah foton yang berenergi lebih dari 1,02 MeV, pada saat bergerak dekat
dengan sebuah inti, secara spontan akan menghilang dan energinya akan muncul
kembali sebagai sebuah positron dan sebuah elektron (Cember, 1983:145) seperti
yang digambarkan dalam gambar 2.6 berikut :
depan serta tersusun dari tulang dada, ruas tulang belakang, dan tulang rusuk. Rongga
dada berisi paru-paru dan mediastinum. Mediastinum adalah rongga yang terletak di
antara dua kantung pleura (Faiz dan Moffat, 2002: 7). Di dalam rongga dada terdapat
beberapa sistem diantaranya yaitu sistem pernafasan dan peredaran darah. Organ
pernafasan yang terletak dalam rongga dada yaitu esofagus dan paru, sedangkan pada
sistem peredaran darah yaitu jantung, pembuluh darah dan saluran linfa. Pembuluh
darah pada sistem peredaran darah terdiri dari arteri yang membawa darah dari
jantung, vena yang membawa darah ke jantung dan kapiler yang merupakan jalan lalu
lintas makanan dan bahan buangan (Pearce, 2003 : 53).
Foto thorax pada bayi dan anak-anak berbeda dengan foto thorax orang dewasa
karena banyak sebab. Beberapa diantaranya karena sulitnya memperoleh foto dengan
inspirasi yang baik dan juga adanya perbedaan anatomi antara bayi anak dan dewasa
(WHO, 1990: 81). Di bawah ini merupakan contoh hasil foto rontgen pada anak
dengan posisi PA.
dapat dipastikan. Selain itu juga dapat menimbulkan perubahan genetik yang dapat
mengakibatkan berbagai cacat pada anak-anak. Hal yang menyedihkan mengenai hal
ini ialah sifat carsinogenic sinar-X (sifat yang dapat menimbulkan kanker) yang
sudah diketahui sejak tahun 1902, tujuh tahun setelah penemuannya (Beiser, 1992).
Menurut Edwards (1990:113), kanker pada manusia dapat timbul setelah 5
tahun atau lebih. Efek dosis yang menyebabkan kanker dari radiasi sebanyak 1 Gray
(100 rad). Kanker yang disebabkan akibat radiasi dapat teramati dalam sistem
hemopoetik, tiroid (gondok), tulang, dan pada kulit (Cember, 1983:233). Pada anak-
anak, terungkap bahwa dampak negatif radiasi dari sinar-X atau CT Scan dapat
meningkatkan resiko penyakit leukemia dan beberapa jenis kanker. Kejadian spontan
kanker dan leukemia yaitu pada usia 0-18 tahun (Alatas, tanpa tahun). Leukemia
adalah salah satu bentuk dari kanker yang menyerang sumsum tulang dan darah,
dimana kondisi sel-sel darah putih yang lebih banyak daripada sel darah merah tapi
sel-sel darah putih ini bersifat abnormal. Leukemia digambarkan berdasarkan jenis sel
yang berproliferasi. Sebagai contoh, leukemia limfoid akut yang merupakan leukemia
yang paling sering dijumpai pada anak ditunjukkan pada gambar 2.11 (Corwin, E. J.,
2009: 430).
b. Efek deterministik
Efek deterministik (reaksi jaringan yang berbahaya) yaitu sebagian besar
sel jaringan mengalami kematian atau fungsi sel rusak karena dosis radiasi tinggi
(BATAN, 2011:14). Efek deterministik berkaitan dengan paparan radiasi dosis tinggi
yang kemunculannya dapat langsung dilihat atau dirasakan oleh individu yang
terkena radiasi. Efek tersebut dapat muncul seketika hingga beberapa minggu setelah
penyinaran (Akhadi, 2000:143). Jika manusia terpapar radiasi secara terus menerus,
maka paparan radiasi tersebut dapat menyebabkan terjadinya kerusakan baik pada
tingkat molekul, sel, jaringan ataupun organ tubuh. Efek deterministik ini
mempunyai dosis ambang, umumnya timbul beberapa saat setelah penerimaan dosis
radiasi, keparahannya tergantung dari dosis radiasi yang diterima, serta
kesembuhannya dapat dilakukan secara spontan.
Efek deterministik ini ditandai dengan munculnya keluhan berupa: demam, rasa
lemah dan lesu, mual dan ingin muntah, nafsu makan berkurang, nyeri kepala,
keringat berlebihan hingga menyebabkan shock (Gabriel, 1996: 297). Beberapa
kemudian muncul keluhan khusus berupa efek radiasi pada kulit seperti epilasi
(rambut rontok) yang bersifat sementara dimana terjadi pada dosis 3-5 Gy yang mulai
berlangsung sekitar minggu ke 3 sampai 1 tahun. sedangkan epilasi yang bersifat
tetap terjadi bila dosis serap yang diterima lebih besar dari 6 Gy (Alatas, 1998).
Keluhan yang lain dapat berupa eritema (kulit memerah) dimana akan terjadi setelah
beberapa menit pada eritema awal dan 2-3 minggu pada eritema ke dua, dimana batas
ambang dosis antara 6-8 Gy (Alatas, 1998).
Efek deterministik pada organ reproduksi yang dapat timbul adalah sterilitas
atau kemandulan. Pengaruh radiasi pada sel telur bervariasi berdasarkan usia.
Semakin tua usia pasien, semakin sensitif terhadap radiasi. Hal ini dikarenakan
jumlah sel telur yang semakin sedikit yang tersisa dalam ovarium. Selain timbulnya
sterilitas efek radiasi pada organ reproduksi adalah menopause dini yang diakibatkan
adanya gangguan hormonal sistem reproduksi. Dosis ambang menurut ICRP 60
adalah 2,5-6 Gy, sedangkan apabila radiasi terkena pada wanita yang lebih muda,
16
sterilitas permanen akan terjadi pada dosis yang lebih tinggi yaitu mencapai 12-15 Gy
(Gabriel, 1996: 297).
stokastik maupun efek deterministik akibat dari penggunaan radiasi maupun zat
radioaktif dalam keadaan normal (BATAN, 2011:29).
dan arus mengalami penurunan maka dosis radiasi yang akan diterima oleh pasien
akan berkurang tetapi radiasi hambur akan mengalami peningkatam. Tetapi apabila
nilai tegangan berkurang, nilai arus bertambah maka dosis radiasi yang diterima
pasien menjadi bertambah tetapi radiasi hambur menjadi berkurang (Waseso, 1998).
Besarnya terimaan dosis paparan radiasi secara matematis dapat dihitung seperti pada
persamaan berikut ini (Fahmi, 2008):
𝑣2 𝑖 𝑡
X= (2.2)
𝑑2
2.6 Penggolongan Usia dan Rekomendasi Dosis Radiasi pada Pasien Anak
Data dosis pada anak sangat sulit untuk didapatkan, karena tinggi dan berat
badan anak sangat tergantung pada usia. Oleh karena itu, untuk membandingkannya
19
maka dibuat sebuah kesepakatan yang dicapai dalam Serikat Eropa untuk
mengumpulkan data dari lima standart usia, yaitu usia <1 tahun (bagi bayi), 1-5
tahun, 5-10 tahun, dan anak usia 10-15 tahun (UNSCEAR, 2008:56). United Nations
Scientific Committee on the Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR) yang
merupakan suatu lembaga dengan mandat untuk menilai dosis dan melaporkan
tingkat serta efek paparan dari radiasi pengion. Nilai dosis yang direkomendasikan
disajikan dalam tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1 Dosis serap radiasi oleh UNSCEAR (2000)
<1 0,0200
1-5 th 0,0300
5-10 th 0,0400
10 - 15 th 0,0500
Rekomendasi dosis inilah yang akan menjadi acuan batas dosis yang akan diberikan
kepada pasien dalam penelitian ini.
BAB 3. METODE PENELITIAN
1
a
b
2 3 4 5
6 7 8 9
a
Gambar 3.1 Satu set pesawat roentgen (a) tabung sinar-X, (b) stand bucky, (c) brandcar (d)
control table (1) lampu ready, (2) tombol on/off, (3) tombol bucky, (4) tombol
second, (5) tombol miliampere, (6) tombol LV, (7) tombol mayor, (8) tombol
minor, (9) tombol expose
21
b. Meteran
Meteran disini digunakan untuk mengukur jarak antara sumber sinar-X dan film
radiograf.
c. Objek
Objek dalam penelitian ini yaitu pasien anak usia 1-15 tahun.
Mulai
Survey literatur
Identifikasi masalah
Studi pustaka
Observasi lapangan
dan perijinan
Pengambilan data
Pengolahan dan
Analisa data
Pembahasan
dan kesimpulan
Selesai
expose. Pesawat sinar-X dihidupkan dengan menekan tombol power utama (ON),
selanjutnya tegangan diatur melalui kV selektor, arus tabung diatur melalui mA
control dan waktu expose lewat timer. Besaran hasil pengaturan akan ditampilkan di
display pada panel kontrol. Setelah pengaturan parameter selesai, selanjutnya
menekan tombol ekspos satu kali maka lampu ready akan menyala kemudian dengan
menekan tombol expose dua kali, maka tabung akan memancarkan sinar-X.
Dari observasi ini maka didapatkan objek penelitian yaitu penelitian ini
dilakukan pada pasien anak dengan posisi PA (Posterior-Anterior) atau AP (Anterior-
Posterior).
b. Uji ANOVA antara pasien laki dan wanita pada setiap penggolongan usia
Ho (Hipotesa awal) : Tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap
antara pasien laki dan wanita.
H1 (Hipotesa alternatif) : Terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap antara
pasien laki dan wanita.
Penelitian ini terdiri dari 2 kategori,yaitu pasien anak jenis kelamin laki dan
wanita. Setiap kategori, pasien dibagi menjadi 3 berdasarkan penggolongan usia
pasien, yaitu usia 1-5 tahun, 5-10 tahun, dan 10-15 tahun. Dalam pengambilan data,
setiap penggolongan usia pasien tersebut diambil sebanyak 50 data baik kategori laki
maupun kategori wanita.
4.1.1 Hasil Pengukuran Dosis Serap Radiasi pada Pasien Jenis Kelamin Laki
Hasil pengukuran rata-rata dosis serap pada pasien anak laki untuk setiap
penggolongan usia disajikan dalam tabel 4.1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa nilai
rata-rata dosis serap dari tiga penggolongan usia pasien tersebut, menunjukkan hasil
rata-rata dosis serap yang beragam.
Tabel 4.1 Nilai rata-rata dosis serap radiasi dan standar eror untuk setiap penggolongan usia
pasien anak jenis kelamin laki (n=50)
dari tabel nilai rata-rata dosis serap radiasi sinar-X di atas, untuk setiap penggolongan
usia dapat digambarkan dalam bentuk grafik yang disajikan pada gambar 4.1
(halaman 29). Dari grafik tersebut terlihat bahwa semakin meningkat usia pasien,
maka rata-rata dosis serap semakin meningkat pula.
29
0.025
Rata-rata dosis serap (mGray)
0.020
0.015
0.010 laki
0.005
0.000
1-5 tahun 5-10 tahun 10-15 tahun
Usia (Tahun)
Gambar 4.1 Grafik dosis serap radiasi sinar-X pada pasien anak laki untuk masing-
masing kategori usia (n=50)
Berdasarkan hasil uji statistik oneway ANOVA pada tabel 4.2 untuk pasien
laki menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap antara
usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun. Hasil ini dapat ditunjukkan melalui pengujian
hipotesis dimana antara usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun didapatkan hasil Fhitung
< Ftabel (3,8931) atau P (sig) >0,0500 yang berarti bahwa Ho diterima yaitu tidak
terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap dari penggolongan usia pasien. Namun
nilai rata-rata dosis serap untuk usia 1-5 tahun dan usia 5-10 tahun ini berbeda dengan
usia 10-15 tahun yang berarti bahwa Ho ditolak dimana didapatkan hasil Fhitung >Ftabel
(3,8931) atau P (sig) < 0,0500.
Tabel 4.2 Hasil Fhitung uji statistik oneway ANOVA pada setiap penggolongan usia pada
pasien laki
4.1.2 Hasil Pengukuran Dosis Serap Radiasi pada Pasien Jenis Kelamin Wanita
Hasil pengukuran rata-rata dosis serap pada pasien anak wanita usia 1-15 tahun
pada masing-masing penggolongan usia disajikan dalam tabel 4.3 (Halaman 30).
Tabel 4.3 Nilai rata-rata dosis serap radiasi dan standar eror untuk setiap penggolongan usia
pasien anak jenis kelamin wanita (n=50)
Dalam bentuk grafik untuk setiap penggolongan usia pasien pada tabel 4.3 disajikan
dalam gambar 4.2 berikut. Terlihat bahwa untuk usia yang berbeda maka dihasilkan
nilai rata-rata dosis serap yang berbeda pula.
0.0250
Rata-rata dosis serap(mGray)
0.0200
0.0150
0.0100
wanita
0.0050
0.0000
1-5 tahun 5-10 tahun 10-15 tahun
Usia (Tahun)
Gambar 4.2 Grafik dosis serap radiasi sinar-X pada pasien anak wanita untuk masing-
masing kategori usia (n=50)
Berdasarkan hasil uji statistik oneway ANOVA pada tabel 4.4 (halaman 31)
untuk pasien wanita menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai
dosis serap antara usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun. Hasil ini dapat ditunjukkan
melalui pengujian hipotesis dimana antara usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun
31
didapatkan hasil Fhitung < Ftabel (3,8931) atau P(sig) >0,0500 yang berarti bahwa Ho
diterima yaitu tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap antara usia 1-5
tahun dengan usia 5-10 tahun. Namun usia 1-5 tahun dan usia 5-10 tahun ini memiliki
nilai rata-rata dosis serap dengan usia 10-15 tahun, hal ini ditunjukkan dari hasil
Fhitung >Ftabel (3,8931) atau P (sig) < 0,0500.
Tabel 4.4 Hasil Fhitung uji statistik oneway ANOVA pada setiap penggolongan usia pada
pasien wanita
Wanita F hitung P (sig)
usia 1-5 tahun dengan 5-10 tahun 0,8740 0,3520
usia 1-5 tahun dengan 10-15 tahun 28,4160 0,0000
usia 5-10 tahun dengan 10-15 tahun 30,5060 0,0000
4.1.3 Analisis Dosis Serap Radiasi antara Pasien Anak Jenis Kelamin Laki dengan
Wanita untuk setiap penggolongan usia
Hasil pengukuran rata-rata dosis serap pada pasien anak laki dan pasien anak
wanita untuk setiap penggolongan usia pasien (tabel 4.1 dan 4.3) disajikan dalam
gambar 4.3 di bawah ini.
0.0250
Rata-rata dosis serap (mGray)
0.0200
0.0150
0.0100
0.0050
0.0000
1-5 tahun 5-10 tahun 10-15 tahun
laki wanita Usia (Tahun)
Gambar 4.3 Grafik dosis serap radiasi sinar-X pada pasien anak laki dan wanita
untuk masing-masing penggolongan usia pasien
32
Tabel 4.5 Hasil Fhitung uji statistik oneway ANOVA pada pasien dengan wanita untuk setiap
penggolongan usia
Berdasarkan hasil uji statistik oneway ANOVA pada tabel 4.5 di atas, pada
pasien anak laki dengan wanita, untuk setiap penggolongan usia pasien memiliki nilai
signifikansi P (sig) ≥ 0,0500 dan nilai Fhitung ≤ Ftabel (3,9381), yang berarti bahwa
diterimanya Ho. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai
dosis serap antara pasien anak laki dengan pasien anak wanita untuk setiap
penggolongan usia.
0.0600
Rata-rata dosis serap (mGray)
0.0500
0.0400
0.0300
0.0200
0.0100
0.0000
1-5 tahun 5-10 tahun 10-15 tahun
Gambar 4.4 Grafik perbandingan nilai dosis serap radiasi sinar-X pada pasien laki
dan wanita dengan dosis maksimal yang direkomendasikan oleh
UNSCEAR
33
Gambar 4.4 (halaman 32) merupakan hasil pengukuran rata-rata dosis serap
pada pasien laki dan wanita untuk setiap penggolongan usia (tabel 4.1 dan 4.3)
terhadap nilai rekomendasi dosis maksimum yang diijinkan oleh UNSCEAR (tabel
2.1). Dari grafik tersebut terlihat bahwa untuk setiap penggolongan usia baik pasien
laki maupun wanita masih berada di bawah nilai maksimum yang diijinkan oleh
UNSCEAR.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa data penelitian yang telah
dilakukan, terlihat bahwa nilai dosis serap radiasi yang dihasilkan baik untuk pasien
anak jenis kelamin laki (tabel 4.1) maupun wanita (tabel 4.3), untuk setiap
penggolongan usia yang berbeda diperoleh nilai rata-rata dosis serap yang beragam.
Dalam hasil dosis serap baik untuk pasien laki maupun pasien wanita terlihat bahwa
pasien anak usia 1-5 tahun mendapatkan nilai rata-rata dosis yang terendah,
sedangkan pasien anak usia 10-15 mendapatkan nilai dosis terbesar. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa usia berpengaruh terhadap pemberian faktor exposure. Jadi
faktor usia mempengaruhi terhadap pemberian faktor eksposure dalam pemeriksaan
radiodiagnostik. Jadi ketidakseragaman hasil nilai dosis serap ini disebabkan karena
faktor usia dan kondisi fisik fisiologi dari masing-masing pasien (Suyatno, 2008).
Pada gambar 4.1 terlihat bahwa untuk setiap penggolongan usia pada pasien
laki memiliki nilai rata-rata dosis serap yang berbeda. Pada pasien usia 1-5 tahun
dengan pasien usia 5-10 tahun, mempunyai selisih nilai rata-rata dosis serap yang
sangat kecil atau hampir sama dibandingkan dengan pasien anak usia 10-15 tahun.
Berdasarkan hasil uji statistik oneway ANOVA pada tabel 4.2 untuk pasien laki
antara pasien usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan nilai rata-rata dosis serap yang signifikan, namun untuk usia 1-5
tahun dan 5-10 tahun ini memiliki perbedaan nilai rata-rata dosis serap dengan usia
10-15 tahun. Hal yang serupa yaitu pada pasien anak wanita, untuk setiap
penggolongan usia memiliki nilai rata-rata dosis serap yang berbeda pula (tabel 4.3).
34
Pada gambar 4.2 terlihat bahwa pasien usia 1-5 tahun memiliki nilai rata-rata dosis
terendah dan pasien usia 10-15 tahun memiliki nilai dosis terbesar. Untuk pasien usia
1-5 tahun dengan pasien usia 5-10 tahun memiliki rata-rata dosis serap yang tidak
jauh beda, mengacu pada hasil uji statistik oneway ANOVA pada setiap
penggolongan usia pada pasien wanita (tabel 4.4), antara usia 1-5 tahun dengan usia
5-10 tahun menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai rata-rata dosis serap
yang signifikan, namun usia 1-5 tahun dan usia 5-10 tahun ini terdapat perbedaan
nilai dosis serap yang signifikan dengan usia 10-15 tahun.
Berdasarkan hasil uji oneway ANOVA, untuk pasien laki (tabel 4.2) dan
pasien wanita (tabel 4.4) , antara usia 1-5 tahun dengan usia 5-10 tahun yang berarti
tidak terdapat perbedaan rata-rata nilai dosis serap yang ditunjukkan dengan hasil
Fhitung < Ftabel (3,8931) atau P (sig) >0,0500). Hal ini mungkin disebabkan karena
pengaturan faktor exposure yang berupa kV dan mAs yang diberikan oleh operator
(radiografer) pesawat sinar-X hanya berdasarkan pengalaman yang meliputi postur
tubuh pasien. Pengalaman operator ini lebih mementingkan asas justifikasi dari pada
asas optimasi, dimana operator lebih mengutamakan gambar yang dihasilkan tanpa
memperhitungkan besarnya dosis yang diberikan kepada pasien. Dalam hasil
penelitian ini, dosis serap yang diterima pasien anak laki maupun wanita untuk usia
1-5 tahun dan usia 5-10 tahun memiliki nilai dosis yang hampir sama. Mengacu pada
batasan dosis yang dikeluarkan oleh UNSCEAR yaitu terdapat perbedaan nilai dosis
serap untuk setiap kenaikan usia pasien. Jadi semakin meningkat usia pasien maka
nilai dosis yang diterima semakin besar pula. Oleh karena itu diharapkan asas
optimasi juga harus diperhatikan terutama pada pasien anak usia 1-5 tahun. Jadi
seharusnya nilai dosis serap yang diterima oleh pasien anak usia 1-5 tahun lebih kecil
dari nilai dosis yang diterima oleh pasien anak usia 5-10 tahun.
Pada gambar 4.3 terlihat bahwa rata-rata dosis serap pada pasien anak untuk
setiap penggolongan usia baik untuk pasien anak laki ataupun pasien anak wanita
mempunyai nilai dosis serap yang relatif sama. Untuk pasien anak laki usia 1-5 tahun
didapatkan rata-rata sebesar 0,0158 mGray, sedangkan pada pasien anak wanita usia
35
1-5 tahun didapatkan rata-rata sebesar 0,0156 mGray, terdapat selisih yang sangat
kecil yaitu sekitar 0,0002 mGray. Demikian pula untuk pasien anak usia 5-10 tahun,
dan usia 10-15 tahun terdapat selisih sebesar 0,0002 mGray. Berdasarkan hasil uji
statistik oneway ANOVA antara pasien anak laki dengan wanita usia 1-5 tahun (tabel
4.5) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,0790 (≥0,0500) dan nilai Fhitung (0,0710) ≤
Ftabel (3,9381), yang berarti bahwa diterimanya H0. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
terdapat perbedaan rata-rata dosis serap antara pasien anak laki dengan pasien anak
wanita pada usia 1-5 tahun. Demikian pula untuk pasien anak laki dengan wanita usia
5-10 tahun, dan pasien anak laki dengan wanita usia 10-15 tahun. Pada pasien anak
laki dengan wanita usia 5-10 tahun mempunyai nilai signifikansi yaitu sebesar 0,7220
dan nilai Fhitung (0,1270) ≤ Ftabel (3,9381), sedangkan pasien anak laki dengan wanita
pada usia 10-15 tahun yaitu sebesar 0,8090 (≥0,0500) dan nilai Fhitung (0,0590) ≤ Ftabel
(3,9381), artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata dosis serap antara pasien anak
laki dengan wanita pada usia 5-10 dan 10-15 tahun. Jadi dalam pemberian faktor
exposure sinar-X, antara pasien anak laki dan wanita untuk setiap penggolongan usia
tidak terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa untuk
pasien anak, jenis kelamin tidak menjadi pengaruh terhadap pemberian nilai dosis
serap.
Gambar 4.4 merupakan perbandingan nilai dosis serap radiasi sinar-X pada
pasien anak laki dan wanita dengan dosis maksimal yang direkomendasikan oleh
UNSCEAR. Terlihat bahwa secara keseluruhan nilai rata-rata dosis serap yang
diterima oleh pasien anak yang menjalani pemeriksaan di Instalasi Radiologi Rumah
Sakit Paru Jember masih dibawah standart dosis radiasi maksimum yang dikeluarkan
oleh UNSCEAR (Tabel 2.1). Berdasarkan hasil analisis dan perhitungan dosis
terhadap pasien anak yang menjalani pemeriksaan radiodiagnostik di Instalasi
Radiologi Rumah Sakit Paru Jember, dalam pemberian dosis pada pasien sudah
sesuai dengan standart yang diijinkan oleh United Nations Scientific Committee on
the Effects of Atomic Radiation (UNSCEAR) sehingga tidak menimbulkan serta tidak
36
kondisi untuk mendapatkan gambar dengan kualitas yang baik secara medis dan dosis
radiasi yang diterima pasien dapat ditekan serendah mungkin atau sesuai dengan
prinsip ALARA sedemikian rupa sehingga efek radiasi pengion terhadap manusia dan
lingkungan hidup tidak melampaui nilai batas yang ditentukan (Peraturan Pemerintah
R.I, 2000).
Salah satu untuk melindungi anak dari bahaya radiasi adalah dengan
menggunakan pelindung radiasi seperti celemek radiasi (appron) yang sesuai dengan
postur tubuh dan usia anak-anak, agar pasien merasa aman saat melakukan
pemeriksaan. Cara lain yang dapat dilakukan yaitu dengan pembatasan daerah
pemeriksaan sinar-X harus disesuaikan dengan objek yang akan diperiksa. Untuk
proteksi radiasi pasien yaitu agar kualitas penyinaran foto thorax memperoleh hasil
yang optimum tetapi dosis yang diterima pasien anak rendah yaitu dapat dilakukan
beberapa cara yaitu pemeriksaan kondisi pesawat sinar-X atau mengkalibrasi alat
tersebut secara berkala yang meliputi: kualitas berkas sinar-X yang dikeluarkan,
penggunaan tegangan (kV) dan arus (mA), serta waktu exposure (s). Perencanaan
operasi agar dosis yang diterima pasien ditekan serendah mungkin. Pemakaian
peralatan radiodiagnostik yang memadai serta mengikuti prosedur atau tata cara
penggunaan peralatan radiodiagnostik yang telah disusun.
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat perbedaan nilai dosis serap yang signifikan antara pasien usia 1-5 tahun
dengan usia 5-10 tahun, tetapi usia 1-5 tahun dan 5-10 tahun ini memiliki perbedaan
nilai dosis serap dengan pasien usia 10-15 tahun, baik untuk pasien laki ataupun
wanita. Secara umum nilai dosis keseluruhan yang diterima oleh pasien anak di
Instalasi Radiologi Rumah Sakit Paru Jember masih dibawah batas maksimal yang
diijinkan oleh UNSCEAR (United Nations Scientific Committee on the Effects of
Atomic Radiation).
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian dan
pembahasan yang dapat diusulkan sebagai masukan kepada Instalasi Radiologi
Rumah Sakit Paru Jember untuk meningkatkan proteksi radiasi khususnya asas
optimasi yaitu perlunya perhitungan besarnya dosis yang diberikan kepada pasien
anak, baik dari penggolongan usia maupun jenis kelamin terutama pasien anak usia 1-
5 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Hall, E.J. and Brenner, D.J. 2008. Cancer Risk From Diagnostic Radiology. The
British Journal of Radiology, 81: 365-378.
Kaplan, I. 1979. Nuclear Physics, 2nd edition. London: Addison-Wesley
Publishing Company.
Krane, K. Fisika Modern. Terjemahan oleh Wospakrik, H.J. 1992. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Maryanto, D., Solichin, Abidin, Z. 2008. Analisis Keselamatan Kerja Radiasi
Pesawat Sinar-X di Unit Radiologi RSU Kota Yogyakarta. Seminar
Nasional IV SDM Teknologi Nuklir Yogyakarta: 679-690.
Milvita, D., Yana, D., Nuraeni, N. dan Yuliati, H. 2009. Analisis Dosis Radiasi
yang Diterima Mata, Tiroid dan Calvaria pada Pasien yang Menjalani
Pemeriksaan CT-Scan Bagian Kepala. Depok: Prosiding Seminar Nasional
Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan V.
Mooney, R. and Thomas, P.S.1998. Dose reduction in a paediatric X-ray
department following optimization of radiographic technique. The British
Journal of Radiology, 71: 852-860.
Pearce. E.C. 2009. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 63. 2000. Keselamatan dan
Kesehatan terhadap Pemanfaatan Radiasi Pengion. [serial on line].
http://jdih.ristek.go.id/?q=system/files/perundangan/118156978.pdf [25 Juni
2012].
Rahayuningsih, B., Murtini, M.S., Prasetya, N.K. 2010. Prediksi Dosis Paparan
Radiasi dengan Menggunakan Metode Klastering pada Dosimeter Film.
Prosiding Seminar Nasional Sains: 243-249.
Raudhah, U. 2008. “Distribusi Terimaan Dosis Radiasi pada Kegiatan Radiografi
Dental Anak.” Skripsi. Padang: Universitas Andalas.
Sharifat, Oyeleke, O.I. 2009. Patient Entrance Skin Doses at Minna and Ibadan for
Common Diagnostic Radiological Examinations. Bayero Journal of Pure
and Applied Sciences, 2(1): 1-5.
Sofyan, H., Yuliati, H., Milvita, D., dan Nengsih, S. 2009. Dosis Radiasi Pasien
Radiologi Anak pada Pemeriksaan Torak di Kota Padang. Depok: Prosiding
Seminar Nasional Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan V.
Suyati dan Akhadi, M. 1998. Mengukur Kualitas Radiasi Keluaran Pesawat Sinar-
X. Buletin Alara, 2(2): 7-12.
41
A
Abdomen adalah bagian dari tubuh yang berada di antara dada dan panggul.
Analysis of variance adalah suatu metode analisis statistika yang termasuk ke dalam
cabang statistika inferensi.
C
Carsiogenik adalah sifat yang dapat menyebabkan penyakit kanker.
D
Deskuamasi adalah pengelupasan kulit sebagi hilangnya sel-sel epidermis yang
disertai proses penggantian dengan sel-sel yang baru.
Dosis serap adalah besarnya energi yang diserap oleh suatu bahan/ materi dengan
satuan Gy (Gray).
E
Epilasi adalah pencabutan rambut hingga ke akarnya.
Eritema adalah kemerahan pada kulit yang disebabkan pelebaran pembuluh kapiler.
Extremity adalah tulang anggota gerak tubuh yang terdiri dari lengan, tangan, kaki,
panggul.
F
Focus Film Distance adalah jarak antara film dengan tabung sinar-X.
H
Hemopoetic adalah pembentukan sel-sel darah atau darah.
43
M
Mediastinum adalah rongga di antara paru-paru kanan dan kiri yang berisi jantung,
aorta, dan arteri besar, pembuluh darah vena besar, trakea, kelenjar timus, saraf,
jaringan ikat, kelenjar getah bening dan salurannya.
N
Nekrosis adalah kematian sel atau jaringan tubuh.
P
Pigmentasi adalah perubahan warna kulit seseorang yang ditandai dengan bercak-
bercak hitam.
S
Skull adalah rangka kepala yang melindungi otak dan menunjang strukter wajah serta
melindungi kepala dari luka.
Thorax adalah wilayah tubuh yang terletak antara leher dan perut yang berisi paru-
paru, jantung dan bagian dari aorta.
LAMPIRAN A. Perhitungan Dosis Serap Radiasi Sinar-X pada Pasien Anak
Laki dan Wanita
LAMPIRAN B. Hasil Uji Oneway ANOVA pada Pasien Anak Jenis Kelamin
Laki dan Wanita untuk Setiap Penggolongan Usia
Des criptives
laki
95% Conf idence Interval f or
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound Minimum Max imum
1-5 tahun 50 .015860 .0061545 .0008704 .014111 .017609 .0080 .0350
5-10 tahun 50 .016400 .0025314 .0003580 .015681 .017119 .0130 .0270
Total 100 .016130 .0046897 .0004690 .015199 .017061 .0080 .0350
ANOVA
laki
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Betw een Groups .000 1 .000 .329 .567
Within Groups .002 98 .000
Total .002 99
dosis
95% Conf idence Interval f or
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound Minimum Max imum
1-5 tahun 50 .015860 .0061545 .0008704 .014111 .017609 .0080 .0350
10-15 tahun 50 .020120 .0033663 .0004761 .019163 .021077 .0140 .0270
Total 100 .017990 .0053795 .0005380 .016923 .019057 .0080 .0350
55
ANOVA
dosis
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Betw een Groups .000 1 .000 18.439 .000
Within Groups .002 98 .000
Total .003 99
Des criptives
dosis
95% Conf idence Interval f or
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound Minimum Max imum
5-10 tahun 50 .016400 .0025314 .0003580 .015681 .017119 .0130 .0270
10-15 tahun 50 .020120 .0033663 .0004761 .019163 .021077 .0140 .0270
Total 100 .018260 .0035036 .0003504 .017565 .018955 .0130 .0270
dosis
95% Conf idence Interval f or
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound Minimum Max imum
1-5 tahun 50 .015580 .0041359 .0005849 .014405 .016755 .0090 .0230
5-10 tahun 50 .016220 .0025176 .0003560 .015505 .016935 .0100 .0230
Total 100 .015900 .0034216 .0003422 .015221 .016579 .0090 .0230
ANOVA
dosis
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Betw een Groups .000 1 .000 .874 .352
Within Groups .001 98 .000
Total .001 99
56
Des criptives
dosis
95% Conf idence Interval f or
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound Minimum Max imum
1-5 tahun 50 .015580 .0041359 .0005849 .014405 .016755 .0090 .0230
10-15 tahun 50 .019940 .0040427 .0005717 .018791 .021089 .0140 .0300
Total 100 .017760 .0046213 .0004621 .016843 .018677 .0090 .0300
ANOVA
dosis
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Betw een Groups .000 1 .000 28.416 .000
Within Groups .002 98 .000
Total .002 99
Des criptives
dosis
95% Conf idence Interval f or
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound Minimum Max imum
5-10 tahun 50 .016220 .0025176 .0003560 .015505 .016935 .0100 .0230
10-15 tahun 50 .019940 .0040427 .0005717 .018791 .021089 .0140 .0300
Total 100 .018080 .0038368 .0003837 .017319 .018841 .0100 .0300
ANOVA
dosis
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Betw een Groups .000 1 .000 30.506 .000
Within Groups .001 98 .000
Total .001 99
57
LAMPIRAN C. Hasil Uji Oneway ANOVA pada Pasien Anak Jenis Kelamin
Laki dengan Wanita untuk masing-masing Penggolongan Usia
Pasien
Des criptives
us ia 1-5 tahun
95% Conf idence Interval f or
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound Minimum Max imum
laki 50 .01586 .006155 .000870 .01411 .01761 .008 .035
w anita 50 .01558 .004136 .000585 .01440 .01676 .009 .023
Total 100 .01572 .005219 .000522 .01468 .01676 .008 .035
ANOVA
us ia 1-5 tahun
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Betw een Groups .000 1 .000 .071 .790
Within Groups .003 98 .000
Total .003 99
Des criptives
us ia 5-10 tahun
95% Conf idence Interval f or
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound Minimum Max imum
laki 50 .01640 .002531 .000358 .01568 .01712 .013 .027
w anita 50 .01622 .002518 .000356 .01550 .01694 .010 .023
Total 100 .01631 .002513 .000251 .01581 .01681 .010 .027
58
ANOVA
Des criptives
us ia 10-15 tahun
95% Conf idence Interval f or
Mean
N Mean Std. Deviation Std. Error Low er Bound Upper Bound Minimum Max imum
1 50 .02012 .003366 .000476 .01916 .02108 .014 .027
2 50 .01994 .004043 .000572 .01879 .02109 .014 .030
Total 100 .02003 .003702 .000370 .01930 .02076 .014 .030
ANOVA
us ia 10-15 tahun
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Betw een Groups .000 1 .000 .059 .809
Within Groups .001 98 .000
Total .001 99
59
α= 0,0500
ndf 1 2 3 4 5 …,
ddf
,,
81 3,9589 3,1093 2,7173 2,4845 2,3273 …,
82 3,9574 3,1079 2,7160 2,4830 2,3258 …,
83 3,956 3,1065 2,7146 2,4817 2,3245 …,
84 3,9546 3,1051 2,7132 2,4803 2,3231 …,
85 3,9532 3,1039 2,7119 2,4790 2,3218 …,
86 3,9519 3,1026 2,7106 2,4777 2,3205 …,
87 3,9506 3,1013 2,7094 2,4765 2,3193 …,
88 3,9493 3,1001 2,7082 2,4753 2,3180 …,
89 3,9481 3,0988 2,7070 2,4741 2,3169 …,
90 3,9469 3,0977 2,7058 2,4729 2,3157 …,
91 3,9457 3,0965 2,7047 2,4718 2,3146 …,
92 3,9446 3,0955 2,7036 2,4707 2,3134 …,
93 3,9435 3,0944 2,7025 2,4696 2,3123 …,
94 3,9423 3,0933 2,7014 2,4685 2,3113 …,
95 3,9412 3,0922 2,7004 2,4675 2,3102 …,
96 3,9402 3,0912 2,6994 2,4665 2,3092 …,
97 3,9392 3,0902 2,6984 2,4655 2,3082 …,
98 3,9381 3,0892 2,6974 2,4645 2,3072 …,
99 3,9371 3,0882 2,6965 2,4636 2,4636 …,
100 3,9361 3,0873 2,6955 2,4626 2,3053 …,
60
Setting kVp
90
80
No Input Output 70
1 50 45,3300 60
Output
50
2 60 54,5300
40 y = 0.783x + 7.329
3 70 63,3400
30
4 80 71,9200
20
5 90 75,8200 10
0
0 50 100
Input
0.5
2 0,1000 0,0938
0.4 y = 1.028x - 0.008
3 0,4000 0,4047 0.3
4 0,5000 0,5037 0.2
0.1
5 0,8000 0,8147 0
0 0.5 1
Input