Oleh :
SISKA MAWARNI
113307079
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
GAMBARAN ASFIKSIA NEONATORIUM DIBAGIAN PERINATOLOGI
RSU. SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2012-2014
Karya Tulis Ilmiah Ini Dilakukan Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh
Kelulusan Sarjana Kedokteran
Oleh :
SISKA MAWARNI
113307079
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
MEDAN
LEMBAR PENGESAHAN
Judul KTI:
Nim : 113307079
Pembimbing Penguji
i
ABSTRAK
ii
ABSTRACT
iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas
Agama : Islam
: Rasida
B. Riwayat Pendidikan
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis kepada ALLAH SWT atas segala berkat dan
karunia-Nya yang tak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah dengan judul ‘’ Gambaran Asfiksia Neonatorium di Bagian Perinatologi
RSU. Sari Mutiara Medan Tahun 2012-2014.
Penulis Karya Tulis Ilmiah ini di tujukan sebagai tugas akhir dalam
pemenuhan persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Universitas
Prima Indonesia Medan, Sumatra Utara.
Dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak menerima
bantuan, nasehat dan bimbingan dari berbagai pihak demi kelancaran proses
penyelesaian pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Prima Indonesia. Untuk
itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimah kasuh yang sebesar
besarnya kepada:
1. Dr. H. Yulitas Bachtiar, Sp. A sebagai Dekan Fakultas Kedokteran dan
sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, nasehat,
dan arahan dengan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
2. Ibu dr. Juliana Sp PA dosen penguji yang telah banyak memberikan saran dan
kritik untuk penyempurnaan karya tulis ilmiah ini.
3. Bapak dr. I nyoman Ehrich Lister M.kes,AIFM, sebagai ketua Pembina
Yayasan UNPRI Medan.
4. Direktur RSU. Sari Mutiara Medan yang telah memberikan izin penulis
untuk maelakukan penelitian serta Kepala Rekam Medis, beserta pegawai rekam
medis yang turut membantu dalam pengumpulan data.
5. Seluruh Dosen Pengajar dan Pegawai Staf MEU Fakultas Kedokteran
Universitas Prima Indonesia yang telah memberikan ilmu dan bantuan selama
penulis menuntut ilmu di Fakultas.
6. Direktur dan Kepala Rekam Medis serta Ketua Koppetekes RS sari
mutiara medan yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian
serta pengawai Rekam Medis yang turut membantu dalam pengumpulan data.
7. Kepada Kedua Orang Tuaku tercinta dan tersayang Bapak H. Bustari dan
Ibu Hj. Rasida yang telah member perhatian serta doa-doanya dan terimah
kasih atas segala pengorbanan juga kasih sayangnya yang begitu berharga
kepada penulis.
v
8. Para sahabat penulis.Teman teman angkatan 2011 FK UNPRI, terimah kasih
atas doa semangat kebersamaan dalam meraih gelar Sarjana Kedokteran.
Sebagai manusia biasa penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah
ini banyak terdapat kekurangan, maka dari itu agar sudi kiranya memberikan
saran dan kritik yang bersifat membangun guna menyenpurnakan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimah kasih banyak kepada semua pihak
yang terlibat dalam penyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat bermamfaat dan semoga kita semua selalu dalam lindungan Tuhan
yang Maha Esa.
Siska Mawarni
vi
DAFTAR ISI
Halaman
vii
5.1.4 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan pekerjaan
Orangtua ………………………………………………………… 26
5.1.5 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan pendidikan
Orangtu ……………………………………………..……………. 26
5.1.6 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan gejala klinis……… 27
5.1.7 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan berat badan ……… 27
5.1.8 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan panjang badan …... 28
5.1.9 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan lingkar kepala ….. 28
5.1.10 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan temperature……… 29
5.1.11 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan HR ………………. 29
5.1.12 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan RR……………….. 30
5.1.13 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan Apgar score …….. 30
5.1.14 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan Penatalaksanaan … 31
5.1.15 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan Hasil
pemeriksaan Lab …………………………………………………. 32
5.1.16 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan Pemeriksaan …….. 34
5.1.17 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan lama rawatan …… 35
5.1.18 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan keadaan
sewaktu pulang …………………………………………………… 35
5.2. Pembahasan ………………………………………………………… 36
DAFTAR PUSTAKA
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 5.1.13 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan Apgar score
di RSU Sari Mutiara Medan 2012-2014 …………...………..
30
x
DAFTAR GAMBAR
xi
2014 ………………………………………………….….
42
DAFTAR SINGKATAN
HR : Heart Rete
RR : Respiratori Rete
DS : Down Syndrom
SD : Sekolah Dasar
xii
SMP : Sekolah Menengah Pertama
xiii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
penderita asfiksia berat dan keadaan ini sangat menghambat pertumbuhan fisik dan
mental bayi dikemudian hari.
Pengembangan paru bayi baru lahir terjadi pada menit-menit pertama
kelahiran dan kemudian disusul dengan pernafasan teratur. Bila terdapat gangguan
pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin, akan terjadi asfiksia
janin atau neonatus. Gangguan ini dapat timbul pada masa kehamilan, persalinan
atau setelah lahir. Hampir sebagian besar asfiksia bayi baru lahir ini merupakan
kelanjutan asfiksia janin, karena itu penilaian janin selama masa kehamilan,
persalinan memegang peranan penting untuk keselamatan bayi (James, 2007).
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka timbul
pertanyaan bagaimana gambaran bayi asfiksia dibagian perinatologi RSU. Sari
Mutiara Medan? Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana
gambaran bayi asfiksia dibagian perinatologi RSU. Sari Mutiara Medan Tahun 2012-
2014.
2
5. Untuk mengetahui distribusi proporsi pasien asfiksia neonatorum
berdasarkan komplikasi.
6. Untuk mengetahui distribusi proporsi pasien asfiksia neonatorum
berdasarkan lama rawatan dan keadaan sewaktu pulang
3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
4
2. Faktor Plasenta ( tali pusat )
Pertukaran gas antara ibu dan janin dipengaruhi oleh luas dan kondisi plasenta.
Asfiksia janin akan terjadi bila terdapat gangguan mendadak pada plasenta misal
nya solusio plasenta, perdarahan plasenta, lilitan tali pusat, tali pusat pendek,
simpul tali pusat, prolapsus tali pusat.
3. Faktor Neonatus
a. Bayi Prematur ( sebelum 37 minggu kehamilan)
b. Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi
vakum, ekstrasi forsep)
c. Kelainan bawaan (konginetal)
d. Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)
e. Pemakaian obat anestesia/analgetik yang berlebihan pada ibu secara
langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernafasan janin
f. Trauma yang terjadi pada persalinan, misalnya perdarahan intrakranial
5
2.4 Klasifikasi Asfiksia
Asfiksia neonatorum dapat dibagi dalam tiga klasifikasi :
1. Asfiksia neonatorum ringan : Skor APGAR 7-10 bayi dianggap sehat, dan
tidak memerlukan tindakan istimewa.
2. Asfiksia neonatorum sedang : Skor APGAR 4-6 pada pemeriksaan fisik akan
terlihat frekuensi jantung lebih dari >100/menit, tonus otot kurang baik atau
baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.
3. Asfiksia neonatorum berat : Skor APGAR 0-3. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk,
sianosis berat, dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada, pada
asfiksia dengan henti jantung fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit
sebelum lahir lengkap atau bayi jantung menghilang post partum
pemeriksaan fisik sama asfiksia berat.
6
terjadi perubahan kardiovaskuler yang disebabkan oleh beberapa keadaan
diantaranya :
1. Hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi
jantung.
2. Terjadinya asidosis metabolik yang akan menimbulkan kelemahan otot
jantung.
3. Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan tetap
tingginya resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru
dan ke sistem sirkulasi tubuh lain akan mengalami gangguan.
Gejala dan Tanda-Tanda Asfiksia
1. Tidak bernafas atau megap-megap
2. Warna kulit sianotik/ pucat
3. Kejang
4. Penurunan kesadaran
5. DJJ lebih dari 160x/menit/ kurang dari 100x/menit tidak teratur
6. Mekonium dalam air ketuban pada janin letak kepala
7. Nilai APGAR kurang dari 7
8. Tonus otot berkurang
7
a. PaO2 < 50 mm H2O
b. PaCO2 > 55 mm H2
c. pH, 7,30
Bila bayi sudah tidak membutuhkan bantuan resusitasi aktif, pemeriksaan
penunjang diarahkan pada kecurigaan atas komplikasi, berupa :
a. Pemeriksaan pH darah janin
Darah ini diperiksa pH nya. Adanya asidosis menyebkan turunya pH . apabila
pH itu sampai turun dibawah 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda bahaya
(Wiknjosastro, 2007)
b. Analisa Gas Darah
Analisa dilakukan pada darah arteri, penting untuk mengetahui adanya
asidosis dan alkalosis respiratorik/metabolik. Pemeriksaan ini juga dilakukan
untuk mengetahui oksigenasi, evaluasi tingkat kemajuan terapi (Muttaqin,
2008).
c. Gula Darah sewaktu
Pemeriksaan kadar gula darah sewaktu dilakukan untuk menentukan kadar
glukosa pada bayi, dikarenakan kadar glukosa yang rendah akan merujuk ke
hipoglikemia (Harris, 2007).
d. Elektrolit darah
Komplikasi metabolisme terjadi di dalam tubuh akibatnya persediaan garam-
garam elektrolit sebagai buffer juga terganggu keseimbangannya. Timbul
asidosis laktat, hipokalsemi, hiponatremia, hiperkalemi. Pemeriksaan
elektrolit darah dilakukan uji laboratorium dengan test urine untuk
kandungan ureum, natrium, keton atau protein (Harris, 2007).
e. Ureum Kratinin
Pemeriksaan kadar ureum kratinin dilakukan untuk menilai fungsi ginjal
yang ditandai dengan peningkatan kadar ureum kreatininnya (Gupta, 2005).
f. Laktat
Berdasarkan penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara
peningkatan asam laktat berhubungan dengan nilai APGAR yang rendah
(Mandang, 2006).
g. Pemeriksaan USG Kepala
Tujuan pemeriksaan USG saat ini adalah untuk mengetahui apakah janin
mengalami kelainan down syndrome (DS), kelainan pada bagian kepala
8
seperti hidrosefalus (zat cair terkumpul di dalam rongga otak) dan
anencefalus (tidak ada otak ) atau kelainan pada perut (abdomen).
h. Pemeriksaan EEG
Dilakukan untuk mengevaluasi efek serebral pada bayi dengan kemungkinan
gangguan hantaran impuls saraf otak.
i. Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan radiologik seperti foto dada dan foto abdomen yang bertujuan
menilai pernafasan dan perdarahan tali pusat janin, hal ini mempunyai nilai
yang tinggi dalam menegakkan diagnosis (Tanner dkk, 2005).
j. CT scan kepala
Hal ini bertujuan nuntuk menilai adanya perdarahan intrakranial pada bayi
asfiksia (Walker, 2007).
Keluarga
1. Bicarakan dengan keluarga kemungkinan yang terjadi pada ibu
2. Kemungkinan yang terjadi pada bayi
3. Persiapan yang perlu dilakukan
9
5. Kotak alat resusitasi
6. Jam atau pencatat waktu (Winjosastro, 2007).
10
Penilaian sebelum Resusitasi
1. Apakah cukup bulan
2. Apakah air ketuban jernih
3. Bernafas atau menangis
4. Tonus otot baik atau buruk
5. Jaga kehangatan
6. Posisi bayi : posisi sedikit tengadah
7. Bersihkan jalan nafas
8. Keringkan : badan bayi yang basah dikeringkan
9. Rangsang taktil :menggosok punggung / menepuk telapak kaki
11
6. Gunakan pengisap lender De Lee yang telah dip roses hingga tahap disinfeksi
tingkat tinggi/ steril atau bola karet penghisap yang baru dan bersih untuk
menghisap lender di mulut, kemudian hidung bayi secara halus dan lembut.
7. Nilai pernafasan, jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6
detik, hasil kalikan 10. Denyut jatung >100 x/menit, nilai warna kulit jika
merah/sinosis penfer lakukan observasi , apabila biru beri oksigen. Denyut
jantung <100 x / menit, lakukan ventilasi tekanan positif.
8. Jika pernafasan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi tekanan positif.
9. Ventilasi tekanan positif /PPV dengan memberikan O2 100% melalui ambubag
atau masker, masker harus menutupi hidung dan mulut tetapi tidak menutupi
mata, jika tidak ada ambubag beri bantuan dari mulut ke mulut, kecepatan PPV
40-60 x / menit.
10. Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan
10. Berikut adalah nilai dan tanda :
a. 100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan
b. 60-100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV
c. 60-100 dan tidak ada peningkatan denyut jantun, lakukan PPV, disertai
kompesi jantung.
d. <10 x / menit, lakukan PPV disertai kompresi jantung.
11. Kompresi Jantung
a. Kedua ibu jari menekan sternum sedalam 1 cm dan tangan lain mengelilingi
tubuh bayi.
b. Jari tengah dan telunjuk menekan sternum dan tangan lain menahan
belakang tubuh bayi.
12. Lakukan penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi dada.
13. Denyut jantung 80x/menit kompresi jantung dihentikan, lakukan PPV sampai
denyut jantung >100x/menit dan bayi dapat nafas spontan.
14. Jika denyut jantung 0 atau <10x/menit ,lakukan pemberian obat epineprin 1 :
10.000 dosis 0,2 – 0,3 mL/Kg BB secara IV
15. Lakukan penilaian denyut jantung janin, jika > 100/menit hentikan obat.
16. Jika denyut jantung <80x/.menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis diatas
tiap 3-5 menit.
12
17. Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap /tidak respon
terhadap di atas dan tanpa ada hiperolemi beri bikarbonat dengan dosis 2
MEQ/kg BB secara IV selama 2 menit. (Wiknjosastro, 2007)
13
2.8 Pencegahan Asfiksia
2.8.1 Pencegahan secara umum
Pencegahan terhadap asfiksia neonatorum adalah dengan menghilangkan atau
meminimalkan faktor risiko penyebab asfiksia. Derajat kesehatan wanita, khususnya
ibu hamil harus baik. Komplikasi saat kehamilan, persalinan dan melahirkan harus
dihindari. Upaya peningkatan derajat kesehatan ini tidak mungkin dilakukan dengan
satu intervensi saja karena penyebab rendahnya derajat kesehatan wanita adalah
akibat banyak faktor seperti kemiskinan, pendidikan yang rendah, dan lainnya
sebagainya. Untuk itu dibutuhkan kerjasama banyak pihak dan lintas sektoral yang
saling terkait.
Adanya kebutuhan dan tantangan untuk meningkatkan kerjasama antara
tenaga obstetrik dikamar bersalin. Perlu diadakan pelatihan untuk penanganan situasi
yang tak diduga dan tidak biasa yang yang dapat terjadi pada persalinan. Setiap
anggota tim persalinan harus dapat mengidentifikasi situasi persalinan yang dapat
menyebabkan kesalapahaman atau menyebabkan keterlambatan pada situasi gawat.
Pada bayi dengan prematuritas, perlu diberikan kortikosteroid untuk meningkatkan
maturitas paru janin (Oswyn, 2007).
14
2.9 Komplikasi Asfiksia
2.9.1. Komplikasi Pasca Hipoksia
Kelainan yang terjadi akibat hipoksia dapat timbul pada stadium akut dan
dapat pula terlihat beberapa waktu setelah hipoksia berlangsung. Pada keadaan
hipoksia akut dan terjadi redistribusi aliran darah sehingga organ vital seperti otak,
jantung, dan kelenjar adrenal akan mendapatkan aliran yang lebih banyak
dibandingkan organ lain seperti kulit, jaringan musculoskeletal serta organ-organ
rongga abdomen dan rongga toraks lainnya seperti paru, hati , ginjal, dan traktus
gastrointestinal (Richadson, 2005).
15
e. Sistem audiovisual
Gangguan pada fungsi penglihatan dan pendengaran dapat terjadi secara
langsung karena proses hipoksia dan iskemia, ataupun tidak langsung akibat hipoksia
iskemia susunan saraf pusat atau jaras-jarasa yang terkait yang menimbulkan
kerusakan pada pusat pendengaran dan penglihatan (Jiang, 2007).
16
BAB 3
KERANGKA KONSEP
17
3.2 Definisi Operasional
3.2.1. Penderita Asfiksia
Penderita asfiksia adalah pasien yang dinyatakan
Definisi menderita asfiksia berdasarkan diagnose dokter RSUD
Dr. Pirngadi Medan yang dicatat rekam medis.
3.2.2. Umur
Umur adalah waktu biologis yang menandakan lama
Definisi hidup seseorang atau dalam hal ini usia pasien sesuai
rekam medis.
Cara ukur Observasi
Alat ukur Rekam Medis
Hasil Tahun
Skala pengukuran Rasio
3.2.4. Sosiodemografi
Definisi Sosiodemografi adalah hal yang terpenting untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tentang
sosial pasien.
Cara ukur Observasi
Alat ukur Rekam medis
a. Umur ibu
b. Pendidiikan ibu
Hasil
c. Pekerjaan ibu
18
dan melakukan tindakan pada pasien
Cara ukur Observasi
Alat ukur Rekam medis
a. Tidak bernafas
b. Warna kulit kebiruan
Hasil c. Kejang
d. Penurunan kesadaran
e. DJJ>160/menit < 100/menit
Skala pengukuran Nominal
3.2.6. Penatalaksanaan
Definisi Penatalaksanaan adalah tindakan yang dilakukan sesuai
dengan rekam medis.
Cara ukur Observasi
Alat ukur Rekam medis
a. Resusitasi
Hasil
b. Farmakologi
Skala pengukuran Nominal
19
Alat ukur Rekam medis
1. Bayi tidak bernafas.
2. DJJ kurang dari <100x/menit.
Hasil 3. Tonus otot menurun.
4. Cairan ketuban bercampur mokonium.
2.3.9. Komplikasi
Definisi Komplikasi adalah keterangan mengenai ada atau
tidaknya penyakit yang ditimbulkan oleh penyakit
asfiksia sesuai rekam medis.
Cara ukur Observasi
Alat ukur Rekam medis
1. Disfungsi organ
- Otak : Hipokstik iskemik enselopati, edema
serebri
- Jantung dan Paru-paru : hipertensi pulmonal,
Hasil
persisten, edema paru
- Gastrointestinal : enterokolitis
- Ginjal : tubular nokrosis akut
- Hematologi
Skala pengukuran Nominal
20
2. Pulang berobat jalan (PBJ)
3. Pulang atas permintaan sendiri (PAPS)
4. Meninggal dunia
Skala pengukuran Nominal
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis penelitian
Jenis penelitian adalah deskriktif retrospektif dengan desain studi kasus.
21
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di bagian ruang rekam medik RSU. Sari Mutiara
Medan tahun 2010-2014
4.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai 26 November- 2 Desember 2014
BAB 5
22
RSU Sari Mutiara Medan merupakan salah satu unit pelayanan kesehatan
kelas Madya Plus yang berstatus swasta milik dari Yayasan Sari Mutiara Medan
pertama di dirikan berbentuk praktek Bidan Berijazah pada tanggal 23 september
1963 oleh Bidan S. Sitanggang 11 Januari 1969 berubah menjadi Klinik Bersalin
Sitanggang, 23 Februari 1974 Menjadi RS Bersalin Sitanggang, 31 Maret 1978
status nya menjadi RSU. Sitanggang, dan kemudian 8 Januari 1988 RSU. Sitanggang
berganti nama menjadi RSU Sari Mutiara yang di resmikan oleh Bapak Ka. Kanwil
Depkes RI Propinsi Sumatra Utara.
RSU Sari Mutiara merupakan suatu tempat pelayanan kesehatan dan tempat
bagi mahasiswa yang akan melakukan praktek/pelatihan untuk mendapatkan asuhan
keperawatan. Luas wilayah RSU Sari Mutiara Medan adalah luas tanah (land)
sebesar 2.414 m2.
Visi dari RSU Sari Mutiara adalah menciptakan pelayanan yang berkualitas
nasional. Berkualitas nasional maksudnya bahwa pelayanan yang diberikan telah
sesuai dengan standar nasional.
Misi dari RSU Sari Mutiara adalah memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu, nyaman dan terjangkau masyarakat.pelayanan yang bermutu maksudnya
bahwa RSU Sari Mutiara Medan menyelenggarakan pelayanan yang dilakukan
berdasarkan standar profesi. Nyaman maksudnya bahwa RSU Sari Mutiara Medan
tetap mengutamakan pelayanan yang baik dengan terpenuhi nya hak dan keamanan
serta kebutuhan. Terjangkau masyarakat maksudnya bahwa kebijakan pelayanan
RSU Sari Mutiara Medan senantiasa berorientasi pada kebutuhan masyarakat dengan
memperhatikan fungsi sosial rumah sakit.
Tujuan RSU Sari Mutiara Medan adalah meningkatkan derajat kesehatan bagi
masyarakat. Artinya bahwa RSU Sari Mutiara Medan sebagai bagian dari system
kesehatan nasional dan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan tidak membedakan
suku, ras, agama dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan,serta untuk
mencapai hidup sehat bagi setiap penduduk.
Adapun fasilitas dan pelayanan RSU Sari Mutiara Medan adalah: Instalasi
Gawat Darurat, Poli Spesialis, rawat inap, perawatan, perawatan intensive (ICU),
kamar operasi, kamar bersalin dan bayi, laboratorium, farmasi, endoskopi, radiologi
( Ct Scan, rontgen, USG ), Medikal check up, administrasi, resepsionis, rehabilisasi
medic, rekam medic, ambulans, gizi, dan tempat tidur.
23
5.1.2 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan Umur Orangtua
Hasil penelitian bayi asfiksia diperoleh distribusi berdasarkan umur orang tua
24
No Umur f %
1 17-20 16 16%
2 21-24 18 18%
3 25-28 14 14%
4 29-32 29 29%
5 33-36 15 15%
6 37-40 8 8%
Total 100 100%
Dari tabel 5.1.2 dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan umur
orangtua terbanyak pada kelompok umur 29-32 tahun 29 0rang (29%) dan kelompok
Tabel 5.1.3 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan jenis kelamin bayi
asfiksia di RSU Sari Mutiara Medan 2012-2014
No Jenis kelamin F %
1 Laki-laki 45 45%
2 Perempuan 55 55%
Total 100 100%
Dari table 5.1.3 dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan jenis
Tabel 5.1.4 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan pekerjaan Orangtua di RSU
Sari Mutiara Medan 2012-2014
No Pekerjaan orangtua F %
1 IRT 88 88%
2 PNS 3 3%
3 KARYAWAN 6 6%
4 DOSEN 3 3%
Total 100 100%
Dari tabel 5.1.4 dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan
pekerjaan orangtua terbanyak adalah IRT 88 0rang (88%) dan terendah pada PNS
25
Tabel 5.1.5 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan pendidikan Orangtua di RSU
Sari Mutiara Medan 2012-2014
No Pendidikan orangtua F %
1 Sarjana 14 14 %
2 SMA 57 57 %
3 SMP 23 23 %
4 SD 6 6%
Total 100 100 %
Dari tabel 5.1.5 dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan
pendidikan orangtua terbanyak adalah SMA 57 0rang (57%) dan terendah pada SD
Tabel 5.1.6 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan gejala klinis di RSU Sari
Mutiara Medan 2012-2014
No Gejala klinis F %
1 Tidak bernafas 24 24%
2 Tidak bernafas + warna kulit 53 53%
kebiruan
3 Tidak bernafas + warna kulit 23 23%
kebiruan+ kejang
Total 100 100%
Dari tabel 5.1.6 dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan gejala
klinis terbanyak adalah tidak bernafas + kulit kebiruan 53 orang (53%) dan
terendah pada tidak bernafas + kulit kebiruan + kejang yaitu 23orang (23%).
Tabel 5.1.7 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan berat badan di RSU Sari
Mutiara Medan 2012-2014
NO Berat badan F %
26
1 1500-2000 5 5%
2 2100-2600 11 11%
3 2700-3200 12 12%
4 3300-3800 23 23%
5 3900-4400 36 36%
6 4500-5000 12 12%
7 5100-5600 1 1%
Total 100 100%
Dari tabel 5.1.7 dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan berat
badan terbanyak adalah 3900-4400 kg yaitu 36 orang (36%) dan terendah pada
Tabel 5.1.8 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan panjang badan di RSU Sari
Mutiara Medan 2012-2014
NO Panjang badan F %
1 39-41 6 6%
2 42-44 6 6%
3 45-47 22 22%
4 48-50 47 47%
5 51-53 16 16%
6 54-56 3 3%
Total 100 100%
Dari tabel 5.1.8 dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan
panjang badan terbanyak adalah 48-50 cm yaitu 47orang (47%) dan terendah pada
27
Dari tabel 5.1.9 dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan
lingkar kepala terbanyak adalah 28-30 cm yaitu 31orang (31%) dan terendah pada
(34-36), (37-39),( 40-42) cm yaitu masing-masing 17 orang dan semua jumlah nya
(51%).
Tabel 5.1.10 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan temperature di RSU Sari
Mutiara Medan 2012-2014
No Temperatur F %
1 36,0-36,2 17 17%
2 36,3-36,5 28 28%
3 36,6-36,8 22 22%
4 36,9-37,1 9 9%
5 37,2-37,4 11 11%
6 37,5-37,7 11 11%
7 37,8-38,0 2 2%
Total 100 100%
Dari tabel 5.1.10 dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan
No Frekuensi Jantung F %
1 120-127 19 19%
2 128-135 9 9%
3 136-143 23 23%
4 144-151 13 13%
5 152-159 4 4%
6 160-167 22 22%
7 168-175 10 10%
Total 100 100%
28
Dari tabel 5.1.11 dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan HR
terbanyak adalah 136-143 yaitu 23 orang (23% ) dan terendah pada 152-159 yaitu
4 orang (4%).
Dari tabel 5.1.12 dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan RR
terbanyak adalah 35-40 yaitu 35 orang (35%) dan terendah pada 65-70 yaitu 3
orang (3%).
No Apgar score F %
1 Apgar 3 54 54
2 Apgar 4 36 36
3 Apgar 5 5 5
4 Apgar 6 5 5
Total 100 100%
Dari tabel 5.1.13 dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan
Apgar score terbanyak adalah 3 yaitu 54 orang (54%) dan terendah 5-6 yaitu masing
29
Tabel 5.1.14 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan Penatalaksanaan
di RSU Sari Mutiara Medan 2012-2014
Resusitasi
No VTP F %
1 Dilakukan 69 69
2 Tidak dilakukan 31 31
Total 100 100%
Berdasarkan penatalaksanaan Resusitasi yang memakai ventilasi tekanan positif
(VTP) yaitu 69 orang (69%).
No Kompresi jantung F %
1 Dilakukan 58 58%
2 Tidak dilakukan 42 42%
Total 100 100%
No Oksigen F %
1 Diberikan 62 62%
2 Tidak diberikan 38 38%
Total 100 100%
Farmakologi
Natrium
No F %
bikarbonat
1 Diberikan 62 62%
2 Tidak berikan 38 38%
Total 100 100%
No PaO2 F %
1 40-43 6 6%
2 44-47 5 5%
30
3 48-51 56 56%
4 52-55 27 27%
5 56-59 6 6%
Total 100 100%
Berdasarkan pemeriksaan analisis gas darah PaO2 yang didapat terbanayak adalah
48-51(56%) dan terendah adalah 44-47(5%).
No PaCO2 F %
1 30-34 13 13%
2 35-39 3 3%
3 40-44 29 29%
4 45-49 38 38%
5 50-55 17 17%
Total 100 100%
Berdasarkan pemeriksaan analisis gas darah PaCO2 yang didapat yang menderita
asidosis respirasi 55% dimana PaCO2 meningkat > 45 mmHg.
No HCO3 F %
1 21-22 32 32%
2 23-24 35 35%
3 25-26 33 33%
Total 100 100%
Berdasarkan pemeriksaan analisis gas darah HCO3 yang didapat menderita asidosis
metabolic 32% dimana HCO3 menurun <22 mEq/L.
No AGDA(Ph) F %
1 7,29 13 13
2 7,2 32 32
3 7,1 55 55
Total 100 100%
Berdasarkan pemeriksaan analisis gas darah AGDA yang didapat menderita asidosis
respirasi 55% dan asidosis metabolic 32% dan asidosis ringan 13%.
No Hemoglobin F %
1 10-14 48 48%
2 15-20 30 30%
3 21-24 22 22%
Total 100 100%
31
Berdasarkan pemeriksaan penunjang Hemoglobin yang di dapat yang terbanyak
adalah 10-14 (48%) dan terendah 21-24 (22%).
No Hematokrit F %
1 35-39 34 34%
2 40-44 29 29%
3 45-49 14 14%
4 50-54 23 23%
Total 100 100%
32
Dari tabel 5.1.16 dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan
pemeriksaan fisik terbanyak adalah tidak bernafas 39 orang (39%)dan terendah pada
Tidak bernafas+ tonus otot menurun+ air ketuban bercampur mekonium yaitu 23
orang (23%).
Tabel 5.1.17 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan lama rawatan di RSU Sari
Mutiara Medan 2012-2014
No lama rawatan F %
1 2-4 58 58%
2 5-7 21 21%
3 8-10 12 12%
4 11-13 9 9%
Total 100 100%
Dari tabel 5.1.17 dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan lama
rawatan terbanyak 2-4 hari 58 orang (58%) dan lama rawatan terpanjang 12 hari 9
orang (9%) dan lama rawatan terpendek 2 -4 hari yaitu 58 orang (58%)
Tabel 5.1.18 Distribusi Proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan keadaan sewaktu pulang di
No KSP F %
1 Sembuh 30 30%
2 PBJ 52 52%
3 PAPS 18 18%
Total 100 100%
Dari tabel 5.1.18 dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan
keadaan sewaktu pulang tertinggi pulang berobat jalan (PBJ) 52 orang (52%) dan
33
5.2 Pembahasan
34
Hasil ini berbeda dengan penelitian Putri (2012) dimana umur ibu yang
tertinggi adalah 17-22 tahun yaitu (64%) dan terendah yaitu umur ibu 25-30 tahun
yaitu (12%).
Namun hasil ini tidak sesuai dengan literatur menurut (Chi, dkk), pada
kelompok ibu berumur dibawah 20 dan diatas 35 tahun angka kematian ibu lebih
tinggi di banding dengan kelompok ibu berumur 25-35 tahun. Namun untuk kasus
asfiksia neonatus umur ibu tidak termasuk dari faktor resiko. Karna masalah ini
erat hubungan dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau
masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan.
(Asuhan Persalinan Normal 2007)
Gambar 5.2.2 Diagram pie proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan Jenis Kelamin
di RSU Sari Mutiara Medan tahun 2012-2014
Dapat dilihat bahwa proporsi berdasarkan jenis kelamin pasien bayi asfiksia
yang paling tinggi yaitu perempuan (55%) dan terjadi penurunan pada laki-laki yaitu
(45%).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari data pasien asfiksia yang dirawat
inap, proporsi jenis kelamin tertinggi perempuan (55%) terendah laki-laki (45%).
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Putri (2012) yang mana di
dapat jenis kelamin yang terbanyak yaitu perempuan (65%) laki-laki (35%).
35
Banyak nya angka penderita perempuan pada kasus asfiksia neonatorum
mungkin disebabkan karena angka kelahiran lebih banyak perempuan dari pada laki-
laki tiap tahun nya.
Tabel 5.2.3 Diagram pie proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan Gejala klinis di
Dapat dilihat bahwa proporsi berdasarkan gejala klinis pasien bayi asfiksia
tidak bernafas+ kulit kebiruan (53%) dan tidak bernafas (24%) dan pada tidak
bernafas+ warna kulit kebiruan+ kejang (32%).
Hasil ini sesuia dengan penelitian yang dilakukan Ginting (2008) Dr.
Pirngadi Medan yang mana di dapati gejala klinis yang terbanyak cuping hidung+
kulit kebiruan (80,5%).
36
Tanda dan gejala terjadinya asfiksia neonatorum menurut (Ilmu Kesehatan
Anak 2007) yaitu tidak bernafas atau megap – megap, warna kulit sianotik/ pucat,
kejang, penurunan kesedaran, denyut jantung janin lebih dari 160 x/ menit atau
kurang dari 100 x/menit tidak teratur, mekonium dalam air ketuban pada janin, Nilai
APGAR kurang dari 7 dan tonus otot berkurang
Gambar 5.2.4 Diagram bar proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan berat badan
Dapat dilihat bahwa proporsi berdasarkan berat badan pasien bayi asfiksia
yaitu kelompok berat badan tertinggi yaitu 3900-4400 kg (36%) 3300-3800 kg
(23%) 4500-5000 kg (12%) 2700-3200 kg (12%) 2100-2600 kg (11%) 1500-2000 kg
(5%) 5100-5600 kg (1%).
37
Namun hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Fitriana
(2005) di mana berat badan yang tertinggi yaitu 1800-2500 kg yaitu (73%) dan
terendah yaitu 2800-3700 kg yaitu (5%).
Hasil ini tidak sesuai dengan teori WHO dimana terdapat badan lahir normal
yaitu 2500-4000 kilo gram dan dikatakan berat lahir rendah adalah kurang dari 2500
tanpa melihat usia kehamilan. Pada kasus asfiksia yang tersering mengalami Asfiksia
yaitu bayi prematur < 37 minggu kehamilan. Berat badan nya yaitu < dari 2500 kg.
Dapat dilihat bahwa proporsi berdasarkan panjang badan pasien bayi asfiksia
yaitu kelompok panjang badan tertinggi 48-50 cm (47%), 45-47 cm (22%) 51-53 cm
(16%) 42-44, 39-41 cm (6%) dan terendah yaitu 54-56 cm (3%).
38
Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan Ginting (2008)
Dr. Pirngadi Medan yang mana di dapat panjang badan terbanyak adalah 40-50 cm
(76%).
Dan sejalan dengan literatur disebutkan bahwa panjang badan normal adalah
48-52 cm. karna dari faktor Neonatus sendiri yang dapat menyebab kan asfiksia
yaitu pada bayi prematur < 37 minggu, persalinan dengan tindakan sunsang distosia
bahu, ekstraksi vakum dan forsep, kelainan bawaan dan trauma yang terjadi pada
persalinan itu sendiri. Jadi untuk berdasarkan panjang badan tidak termasuk faktor
resiko pada kasus asfiksia neonatus.
39
Dapat dilihat bahwa proporsi berdasarkan lingkar kepala pasien bayi asfiksia
yaitu kelompok lingkar kepala tertinggi yaitu 28-30 (31%) dan 31-33 (18%) pada
Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ginting (2008) di
RSUD Dr. pirngadi Medan yang mana didapatkan lingkar kepala terbanyak adalah
30-40 cm (97,2%).
Dan menurut literatur disebutkan bahwa lingkar kepala normal adalah 33-35
cm.
40
Dapat dilihat bahwa proporsi berdasarkan Temperature pasien bayi asfiksia
yaitu kelompok yang tertinggi yaitu 36,3-36,5 (28%), 36,6-36,8 (22%), 36,0-36,2
(17%), 37,5-37,7 dan 37,2-37,4 masing-masing (11%), 36,9-37,1 (9%) dan terendah
yaitu 37,8-38,0 (1%).
Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian yang di lakukan Fitriana (2005)
yang mana didapat temperatur terbanyak adalah 35,5-36,50C ( 63,6%).
Namun tidak sejalan dengan literature disebutkan bahwa temperature normal
36-37,2.0C. Untuk temperatur pada asfiksia neonatus 36,5-37,50C.
41
Gambar 5.2.8 Diagram pie proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan Apgar Score
Dapat dilihat bahwa proporsi bayi asfiksia berdasarkan Apgar score tertinggi
adalah 3 yaitu 54 orang (54%) dan terendah 5-6 yaitu masing –masing 5 orang rata
(10%).
Hasil ini sesuai dengan penelitian Putri (2012) dimana Apgar Score terbanyak
didapat adalah 2-4 (45%).
Namun berbeda dari berbagai literature tidak sesuai dengan penelitian dimana
Apgar score normal adalah 7-10. Skor APGAR 7-10 bayi dianggap sehat, dan tidak
memerlukan tndakan istimewa. Asfiksia neonatorum sedang skor APGAR 4-6 pada
pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi jantung lebih dari 100/menit, tonus otot
kurang baik, sianosis, refleks iritabilitas tidak ada. Sedangkan asfiksia berat skor
APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi jantung kurang dari
100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat, dan kadang-kadang pucat, refleks
iritabilitas tidak ada.( Ilmu Kesehatan Anak 2007)
42
Gambar 5.2.9 Diagram pie proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan
43
Gambar 5.2.10 Diagram pie proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan Pemeriksaan
44
Gambar 5.2.11 Diagram pie proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan Pemeriksaan
45
Gambar 5.2.12 Diagram pie proporsi Bayi Asfiksia Berdasarkan Keadaan
BAB 6
6.1 Kesimpulan
bagian perinatologi di Rumah Sakit Umum Sari Mutiara Medan tahun 2012-2014,
tahun.
46
6.1.2 Berdasarkan jenis kelamin Bayi asfiksia yang terbanyak adalah perempuan
6.1.3 Berdasarkan pekerjaan orang tua yang terbanyak adalah IRT 88% ,
6.1.4 Berdasarkan pendidikan orangtua terbanyak adalah SMA 57%, SMP 23%,
6.1.5 Berat badan terbanyak adalah 3900-4400 (36%) dan terendah 5100-5600
(1%).
6.1.6 Panjang badan terbanyak adalah 48-50 (47%) dan terendah 54-56 (3%)
6.1.7 Lingkar kepala terbanyak adalah 28-30 ( 31%) dan terendah 34-36, 37-39,
(2%).
(4%).
6.1.10 Berdasarkan RR terbanyak adalah 35-40 (35%) dan terendah 65-70 (3%)
6.1.11 Berdasarkan Apgar score terbanyak adalah tertinggi adalah 3 yaitu 54 orang
(54%) dan terendah 5-6 yaitu masing –masing 5 orang rata (10%).
6.1.12 Penatalaksanaan yang paling banyak digunakan pada bayi asfiksia tertinggi
bikarbonat (62%).
6.1.13 Asidosis metabolik (32%),di mana HCO3 menurun < 22 mEq/L dan Ph 7,2
> 45 mmHg dan Ph 7,1 yang mengalami Asidosis ringan yaitu (13%)
dimana Ph 7,29.
47
6.1.14 Pemeriksaan fisik yang paling banyk di dapati adalah bayi tidak bernafas
(39%).
6.1.16 Berdasarkan lama rawatan terbanyak 2-4 hari, lama rawatan terpendek 2
(0%).
6.2 Saran
6.2.1 Perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor resiko
6.2.2 Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebab pulang atas
48
49
DAFTAR PUSTAKA
Afifa AM, Analisa Gas Darah. Tinjaun pustaka, Semarang: Bagian Patologi
Klinik fk-undip: 2006.
Kosim M, Shole, Ari. Buku Ajar Neonatal. Ind ed. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
2010. 12-23, 103-124.
Narendra M. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jilid 2. Jakarta: Ikatan Dokter
Anak Indonesia;2005: 9-15.
Siregar Y & Zein U, 2011, Panduan dan Laporan Hasil Penelitian sebagai Karya
Tulis Ilmiah, USU press, Medan, 1-52.
Putri, T, A. 2012. Asuhan pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia. Di ruang
Perinatologi RS Restu Ibu Sragen. Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.
Fitriana, L. 2005. Asuhan pada Bayi Baru Lahir dengan Asfiksia. Di ruang
Perinatologi RSU Pandang Agung Boyolali. Karya Tulis Ilmiah.
LAMPIRAN 1 MASTER DATA
PENELITIAN
T
U SD R F PL
NO JK BB PB LK HR RR AP PL PF LM KSP
(th)
G O NB O2 CO2 CO3 pH HB HT
PK PD VTP KJ
1 3 2 1 2 2 3 3 2 2 1 1 2 1 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 3 1
2 2 2 1 3 2 5 4 3 2 1 1 2 1 1 1 1 3 5 2 1 2 2 1 1 2 2
3 4 2 2 1 2 1 4 1 3 1 5 1 2 1 1 1 4 2 3 1 3 3 1 1 1 1
4 4 2 1 3 2 2 4 1 1 3 3 4 1 2 1 1 4 1 1 1 1 4 1 1 1 1
5 2 2 1 3 2 1 4 1 1 3 3 1 2 2 2 1 4 1 2 1 2 4 1 1 1 2
6 5 1 1 4 2 3 3 1 6 1 1 4 1 2 1 1 4 5 3 1 3 4 1 2 1 3
7 5 1 3 2 2 5 4 3 6 3 1 1 1 1 1 1 3 5 2 1 1 4 1 2 1 2
8 2 1 1 3 2 3 4 3 6 3 1 3 2 1 2 1 1 3 3 1 2 4 1 1 1 3
9 2 2 1 2 2 5 3 2 2 1 1 4 2 1 2 1 4 3 2 1 3 4 1 2 1 3
10 4 2 4 1 2 5 4 1 2 7 2 1 2 1 1 1 3 5 3 1 1 1 1 2 1 3
11 1 2 1 3 2 5 2 1 6 6 2 1 2 2 1 1 4 5 3 1 2 1 1 3 1 3
12 2 1 1 2 2 4 4 1 6 6 1 4 2 2 1 1 1 3 1 1 3 2 1 3 1 3
13 5 2 1 3 2 5 4 4 3 7 1 1 2 2 1 1 4 4 1 1 1 2 1 2 1 3
14 4 2 1 3 2 5 4 4 3 7 3 3 1 2 1 2 4 3 2 3 2 2 1 2 1 2
15 2 1 3 2 2 5 5 4 2 6 1 1 1 2 2 2 3 4 1 3 3 3 1 1 3 2
16 4 1 1 4 1 5 4 3 1 1 4 1 1 2 2 1 4 4 2 3 1 3 1 1 3 1
17 3 1 1 2 1 5 4 1 1 6 2 2 1 2 2 2 4 3 1 3 1 2 1 1 1 2
18 4 1 1 2 1 4 4 1 5 6 2 2 1 2 1 1 3 1 1 3 1 2 1 1 2 1
19 4 2 1 2 1 3 3 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 5 1 2 1 1 1 2 3 1
20 1 1 1 2 1 5 4 4 2 1 1 1 1 1 2 1 3 3 2 2 1 1 1 1 1 3
21 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 2 4 3 2 1 1 1 1 1 2
22 2 1 1 2 2 4 5 3 2 7 2 1 2 2 2 1 3 3 3 2 1 1 1 1 1 2
23 3 2 1 2 2 2 3 2 4 4 5 3 1 1 1 1 3 3 2 2 1 2 1 2 1 3
24 4 1 2 1 2 4 4 3 2 5 5 1 1 2 2 1 1 1 3 2 1 2 1 2 3 1
25 2 1 1 2 2 2 3 1 5 3 3 1 2 1 2 1 3 5 2 2 2 3 1 3 3 1
26 1 1 1 3 1 1 4 3 3 3 3 2 2 1 1 2 3 4 2 2 2 2 1 3 2 2
27 5 2 1 2 1 5 3 2 1 1 3 2 1 1 1 2 3 3 3 2 3 1 1 3 2 2
28 3 2 1 2 1 4 4 3 4 3 3 2 1 1 1 2 3 4 2 2 3 1 1 2 1 2
29 6 2 1 3 1 2 4 1 2 4 1 1 1 2 1 2 4 4 1 2 3 2 1 3 1 1
30 2 2 1 2 1 3 4 3 2 4 5 1 1 1 1 1 4 3 1 2 1 1 1 1 1 2
31 5 2 4 1 3 5 5 3 6 1 1 2 2 2 2 1 2 4 1 3 1 1 1 1 1 2
32 6 2 1 3 3 3 3 1 2 3 1 1 2 1 1 1 4 4 2 3 2 1 1 1 2 3
33 1 1 1 3 3 2 3 2 3 1 2 1 2 2 2 1 4 4 2 3 3 1 1 1 1 2
34 4 1 4 1 2 2 4 1 2 1 1 3 1 1 1 2 3 2 3 3 2 2 1 2 1 3
35 2 2 1 2 2 4 5 3 2 6 1 1 2 1 1 2 3 5 1 3 1 3 1 2 1 1
36 6 1 1 4 1 3 3 2 2 1 1 1 1 1 2 2 4 4 3 3 1 2 1 2 1 2
37 2 2 1 2 1 4 3 3 4 2 2 4 2 1 1 1 3 4 2 3 2 2 1 2 1 2
38 4 1 1 2 3 2 3 1 2 6 2 1 2 1 2 1 5 5 3 3 2 2 1 1 1 2
39 4 1 1 3 3 6 4 1 4 3 1 3 2 2 1 2 3 3 1 3 2 2 1 1 2 1
40 4 1 1 2 3 5 6 2 1 3 2 2 1 2 2 2 3 4 2 3 1 3 1 1 1 3
41 4 2 3 1 2 5 5 2 2 6 2 1 1 1 1 2 3 4 3 2 1 3 1 2 1 3
42 3 2 1 2 2 5 1 3 3 6 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 1 2 1 2
43 1 1 1 1 2 3 3 1 6 6 2 1 2 1 1 1 3 4 3 2 1 1 1 3 1 2
44 1 2 1 3 1 2 3 2 2 1 3 2 2 1 2 1 4 4 2 2 1 4 1 3 1 1
45 4 2 2 1 1 3 3 2 2 6 2 2 2 2 1 1 3 3 1 2 2 4 1 3 2 2
46 4 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 3 4 1 2 1 4 1 3 1 2
47 1 1 1 3 2 2 1 1 3 4 2 1 1 2 1 2 4 4 1 2 2 4 1 3 2 1
48 6 1 1 3 2 2 4 3 2 1 1 1 1 2 2 2 3 4 1 2 3 1 1 3 1 2
49 4 1 3 1 2 3 4 2 2 2 2 1 1 1 1 2 3 4 1 2 1 1 1 3 1 2
50 2 2 1 2 2 6 5 1 1 3 1 2 2 1 1 2 4 4 2 2 2 4 1 2 2 2
51 1 2 1 2 2 6 4 1 4 3 1 1 2 1 2 2 3 3 2 2 2 4 1 2 2 2
52 4 2 1 2 3 5 6 2 1 3 2 2 1 1 1 1 3 3 3 2 2 1 1 2 1 3
53 1 1 1 3 2 6 4 3 6 3 1 2 1 2 2 1 4 3 2 2 2 1 1 1 1 2
54 3 1 1 2 3 5 4 1 6 3 1 1 1 2 2 1 2 1 2 2 1 4 1 1 1 3
55 3 2 1 4 2 5 4 1 2 7 2 1 1 1 2 1 3 4 2 2 1 4 1 1 1 2
56 4 2 1 2 3 5 3 1 6 6 2 2 1 1 2 1 3 4 3 2 1 1 1 2 1 2
57 3 2 1 2 2 4 4 1 6 7 2 1 2 1 1 2 3 3 3 2 3 1 1 2 1 2
58 3 1 1 1 3 5 4 4 3 7 2 2 2 1 1 2 3 3 1 2 3 1 1 2 3 2
59 4 2 3 1 3 5 4 4 3 7 2 1 1 2 1 1 4 4 1 2 3 2 1 2 3 1
60 4 2 1 2 2 5 4 3 1 1 4 2 1 2 1 1 4 3 3 2 3 2 1 3 4 1
61 6 1 1 3 1 5 4 1 1 6 2 1 1 1 1 1 3 1 2 3 2 2 1 1 1 2
62 1 1 1 2 1 4 4 1 5 6 2 1 1 1 1 1 5 4 3 3 1 3 1 3 2 2
63 4 1 1 2 1 6 4 4 1 7 2 1 1 2 1 1 3 3 3 3 1 3 1 1 2 2
64 5 1 1 2 1 5 2 1 5 3 1 2 2 1 2 1 3 3 2 3 2 3 1 2 2 2
65 1 2 1 2 1 5 2 1 3 3 1 1 2 1 1 1 3 4 1 3 3 4 1 2 2 2
66 3 2 1 3 2 5 4 4 1 3 1 2 2 1 1 1 3 3 2 3 2 4 1 2 2 1
67 3 2 1 1 2 4 5 4 1 4 5 1 2 1 1 2 3 3 3 3 1 4 1 1 2 1
68 4 2 1 2 2 4 4 4 5 5 5 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 1 1 1 2 2
69 5 2 1 3 2 5 4 4 3 6 6 1 1 1 2 2 3 4 1 3 1 1 1 2 4 2
70 4 2 1 3 2 6 3 1 5 3 1 1 1 2 2 1 3 5 1 3 1 1 1 2 1 3
71 1 2 1 2 2 6 4 5 4 6 3 2 1 2 2 2 3 4 1 3 1 2 1 1 4 1
72 3 1 1 2 2 6 2 2 3 4 3 1 1 2 2 1 3 5 1 3 1 2 1 1 1 3
73 4 1 1 2 2 6 1 2 2 3 3 2 1 2 1 2 3 1 2 3 1 2 1 2 3 2
74 5 1 1 2 3 5 4 4 1 5 6 2 1 2 1 1 5 3 3 3 1 1 1 1 2 1
75 1 1 1 2 3 7 3 5 2 6 3 1 1 2 2 2 3 1 3 3 2 2 1 1 1 2
76 2 2 1 1 3 6 3 1 5 3 1 2 1 2 1 1 3 3 2 3 2 1 1 3 3 1
77 3 1 1 2 2 6 1 2 4 4 1 2 1 1 2 2 3 1 3 3 2 2 1 3 2 2
78 3 1 1 2 3 4 4 4 3 3 6 1 1 1 1 1 3 4 1 3 2 2 1 2 4 1
79 2 2 1 1 2 3 3 4 3 6 3 1 1 1 2 1 3 4 2 3 2 2 1 3 1 2
80 4 2 1 2 2 4 5 4 4 6 3 1 1 1 1 1 3 3 1 3 2 1 1 3 1 2
81 2 2 1 4 2 4 5 5 3 6 3 2 1 1 1 1 5 3 1 3 2 1 1 3 1 2
82 1 1 1 3 3 6 1 2 5 4 1 2 1 1 1 1 5 4 2 3 2 1 1 2 1 2
83 6 1 1 3 3 4 5 3 3 6 3 2 1 1 1 2 4 3 3 3 1 1 1 1 1 2
84 5 1 1 2 1 5 4 5 2 4 3 1 1 2 2 1 5 3 3 3 1 1 1 1 1 2
85 5 2 1 2 1 1 2 5 3 3 3 2 1 1 1 2 3 4 2 3 1 1 1 1 2 1
86 5 2 1 2 1 4 5 5 1 7 2 1 1 2 2 1 4 2 3 3 1 4 1 2 1 2
87 4 2 1 2 1 4 3 5 3 4 4 2 1 1 1 2 4 4 2 3 1 4 1 1 4 1
88 6 1 1 2 2 5 4 5 3 2 1 2 1 1 1 1 3 1 3 3 1 4 1 2 3 1
89 5 2 1 3 2 5 4 1 2 2 4 1 1 2 1 2 2 1 3 3 1 4 1 1 4 1
90 4 1 1 4 2 5 5 5 4 2 3 1 1 1 1 1 3 4 2 3 1 4 1 2 4 1
91 1 2 1 2 2 3 4 5 3 1 1 1 1 1 2 1 4 4 2 3 1 4 1 3 4 1
92 2 2 1 2 3 4 5 5 5 4 3 2 1 1 1 1 2 1 1 3 1 1 1 3 1 2
93 5 1 3 2 2 4 3 4 3 4 2 1 1 1 2 2 3 4 1 3 1 1 1 2 2 1
94 5 2 1 2 3 4 5 5 7 2 2 2 1 2 1 1 3 5 1 3 1 2 1 3 1 2
95 2 2 1 2 2 4 4 5 5 5 3 1 1 2 2 2 3 5 2 3 3 2 1 2 1 2
96 4 1 1 2 3 5 5 5 1 4 2 2 1 1 1 1 3 5 3 3 3 3 1 2 1 2
97 6 1 1 2 3 4 6 5 5 6 2 1 1 2 1 1 4 4 2 3 3 3 1 2 1 2
98 5 2 1 2 3 4 5 5 7 2 2 1 1 1 1 2 4 4 3 3 3 2 1 1 3 1
99 4 2 1 2 3 5 4 5 3 1 1 1 1 2 2 2 3 5 3 3 3 2 1 1 1 3
100 2 1 1 2 2 5 4 4 2 2 4 1 1 1 1 2 3 5 3 3 3 3 1 1 4 1
Keterangan :
U = Umur
JK = Jenis Kelamin
SD = Sosiodemografi
PK = Pekerjaan
PD = Pendidikan
BB = Berat Badan
PB = Panjang Badan
LK = Lingkar Kepala
T = Temperature
HR = Heart rete
RR = Respiratory rete
AP = Apgar score
P = Penatalaksanaan
PL = Pemeriksaan Lab
PF = pemeriksaan fisik
K = komplikasi
LM = lama rawatan
KSP = keadaam sewaktu pulang
Lampiran
1.Umur : 1 = 17-20
2 = 21-24
3 = 25-28
4 = 29-32
5 = 33-36
6 = 37-40
2. Sosiodemografi
A. PENDIDIKAN : 1 = sarjana
2 = SMA
3 = SMP
4 = SD
B. PEKERJAAN : 1 = IRT
2 = PNS
3 = KARYAWAN SWASTA
4 = DOSEN
3. Gejala klinis: 1 = Tidak bernafas
2 = Tidak bernafas+ warna kulit kebiruan
3 = Tidak bernafas+ warna kulit kebiruan+ kejang
7. temperature : 1 = 36,0-36,2
2 = 36,3-36,5
3 = 36,6-36,8
4 = 36,9-37,1
5 =37,2-37,4
6 = 37,5-37,7
7 =37,8-38,0
8. HR : 1 = 120-127
2 = 128-135
3 = 136-143
4 = 144-151
5 = 152-159
6 = 160-167
7 = 168-175
9. RR : 1 = 35-40
2 = 41-46
3 = 47-52
4 = 53-58
5 = 59-64
6 = 65-70
10. APGAR : 1= 3
2= 4
3= 5
4= 6
11. Penatalaksanaan : 1 = RESUSITASI ( VTP(ventilasi tekanan positif), Kompresi jantung, Oksigen)
2 = FARMAKOLOGI (Ntrium bikarbonat)
Umur
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
Valid 17-20 16 16.0 16.0 16.0
21-24 18 18.0 18.0 34.0
25-28 14 14.0 14.0 48.0
29-32 29 29.0 29.0 77.0
33-36 15 15.0 15.0 92.0
37-40 8 8.0 8.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Jenis_Kelamin
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
1 45 45.0 45.0 45.0
Valid 2 55 55.0 55.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pekerjaan_Orangtua
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
1 88 88.0 88.0 88.0
2 3 3.0 3.0 91.0
Valid 3 6 6.0 6.0 97.0
4 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Gejala_Klinis
Cumulative
Frequency Percent Valid percent
Percent
1 24 24.0 24.0 24.0
2 53 53.0 53.0 77.0
Valid
3 23 23.0 23.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Berat_Badan
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
1 5 5.0 5.0 5.0
2 11 11.0 11.0 16.0
3 12 12.0 12.0 28.0
4 23 23.0 23.0 51.0
Valid
5 36 36.0 36.0 87.0
6 12 12.0 12.0 99.0
7 1 1.0 1.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Panjang_Badan
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
1 6 6.0 6.0 6.0
2 6 6.0 6.0 12.0
3 22 22.0 22.0 34.0
Valid 4 47 47.0 47.0 81.0
5 16 16.0 16.0 97.0
6 3 3.0 3.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Lingkar_Kepala
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
1 31 31.0 31.0 31.0
2 18 18.0 18.0 49.0
3 17 17.0 17.0 66.0
Valid
4 17 17.0 17.0 83.0
5 17 17.0 17.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Temperature
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
1 17 17.0 17.0 17.0
2 28 28.0 28.0 45.0
3 22 22.0 22.0 67.0
4 9 9.0 9.0 76.0
Valid
5 11 11.0 11.0 87.0
6 11 11.0 11.0 98.0
7 2 2.0 2.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
HR
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
1 19 19.0 19.0 19.0
2 9 9.0 9.0 28.0
3 23 23.0 23.0 51.0
4 13 13.0 13.0 64.0
Valid
5 4 4.0 4.0 68.0
6 22 22.0 22.0 90.0
7 10 10.0 10.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
RR
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
apgar_score
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 54 54.0 54.0 54.0
2 36 36.0 36.0 90.0
3 5 5.0 5.0 95.0
4 5 5.0 5.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
ventilasi_tekanan_positif
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 69 69.0 69.0 69.0
2 31 31.0 31.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
kompresi_jantung
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 58 58.0 58.0 58.0
2 42 42.0 42.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
oksigen
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 62 62.0 62.0 62.0
2 38 38.0 38.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
natrium_bikarbonat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 62 62.0 62.0 62.0
2 38 38.0 38.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
PaO2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 6 6.0 6.0 6.0
2 5 5.0 5.0 11.0
3 56 56.0 56.0 67.0
4 27 27.0 27.0 94.0
5 6 6.0 6.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
PaCO2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 13 13.0 13.0 13.0
2 3 3.0 3.0 16.0
3 29 29.0 29.0 45.0
4 38 38.0 38.0 83.0
5 17 17.0 17.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
HCO3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 32 32.0 32.0 32.0
2 35 35.0 35.0 67.0
3 33 33.0 33.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Ph
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 13 13.0 13.0 13.0
2 32 32.0 32.0 45.0
3 55 55.0 55.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
HB
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 48 48.0 48.0 48.0
2 30 30.0 30.0 78.0
3 22 22.0 22.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
HT
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 1 34 34.0 34.0 34.0
2 29 29.0 29.0 63.0
3 14 14.0 14.0 77.0
4 23 23.0 23.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pemeriksaa_Fisik
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
1 39 39.0 39.0 39.0
2 38 38.0 38.0 77.0
Valid
3 23 23.0 23.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Lama_Rawatan
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
1 58 58.0 58.0 58.0
2 21 21.0 21.0 79.0
Valid 3 12 12.0 12.0 91.0
4 9 9.0 9.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Lama_Rawatan
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
1 58 58.0 58.0 58.0
2 21 21.0 21.0 79.0
Valid 3 12 12.0 12.0 91.0
4 9 9.0 9.0 100.0
KSP
Valid Cumulative
Frequency Percent
Percent Percent
1 30 30.0 30.0 30.0
2 52 52.0 52.0 82.0
Valid
3 18 18.0 18.0 100.0
Total 100 100.0 100.0