PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
HALAMAN PENGESAHAN
(Proposal)
Proposal penelitian ini telah disetujui untuk diseminarkan dihadapan tim penguji
Program Keperawatan Program Sarjana Fakultas Kesehatan
Universitas Aufa Royhan di Kota Padangsidimpuan
Ns. Natar Fitri Napitupulu, M.Kep Ns. Mustika Dewi Pane, M.Kep
NIDN. 0111048402 NIDN. 0104089403
IDENTITAS PENULIS
NIM : 22011009
TENGAH
Riwayat Pendidikan :
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
suatu hal yang wajar, dan ini akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur
individu. Secara teori perkembangan manusia yang dimulai dari masa bayi ,anak,
remaja, dewasa, tua dan akhirnya akan masuk pada fase usia lanjut dengan umur
diatas 60 tahun. Pada usia ini terjadilah proses penuaan secara alamiah. Perlu
persiapan untuk menyambut hal tersebut agar nantinya tidak menimbulkan masalah
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmhg. Hipertensi merupakan
lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpaik. Tekanan darah akan
meningkat setelah umur 45-55 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh
adanya penumpukan zat kolagen pada lapisan otot, sehingga pemuluh darah akan
bertambah jumlahnya sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Jumlah lansia
meningkat diseluruh Indonesia menjadi 35,1 jiwa pada tahun 2010 atau 7,2 % dari
seluruh penduduk dengan usia harapan hidup 64,05 tahun . Tahun 2014 usia harapan
hidup meningkat menjadi 66,2 tahun dan jumlah lansia menjadi 64 juta orang dan
diperkirakan pada tahun 2030 akan menjadi 1,1 miliar atau 13 %. Hal ini
(Riskesdas, 2015).
dinding arteri cukup tinggi sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan masalah
kesehatan. Kebanyakan orang yang memiliki tekanan darah tinggi atau hipertensi
berbahaya. Namun, pada sebagaian orang yang menderita hipertensi terkadang akan
mengeluhkan sakit kepala yang terasa tumpul perdarahan lewat hidung yang semakin
pada pembuluh darah sehingga mengakibatkan suplasi oksigen dan nutrisi. Kondisi
ini menyebabkan tekanan darah di arteri meningkat dan jantung harus bekerja lebih
banyak tidak menimbulkan gejala khas sehingga sering tidak terdiagnosis dalam
waktu yang lama. Batas tekanan darah yang normal adalah 140/90 mmHg. Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hipertensi yaitu jenis kelamin, keturunan,
merokok, obesitas, stress, alkohol, kurang olahraga dan usia (Tilong, 2014).
Penyakit darah tinggi atau hipertensi telah membunuh 9,4 juta warga dunia
penyakit yang paling sering dijumpai. Secara global data WHO menunjukkan, di
seluruh dunia sekitar 1 miliar orang angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi
50% di tahun 2025, dari 1 miliar pengidap hipertensi, 33,3% berada di negara maju
(Menkes,RI 2012).
Hipertensi telah mengakibatkan kematian sekitar 8 juta orang setiap tahun, 1,5
juta kematian terjadi di Asia Tenggara yang 1/3 populasinya menderita hipertensi
Hipertensi banyak terjadi pada umur 35-44 tahun (6,3%), umur 45-54 tahun (11,9%),
umur 55-64 tahun ( 17, 2%). Sedangkan menurut status ekonomi, proporsi Hipertensi
terbanyak pada tingkat menengah bawah (27,2%) dan menengah (25,9 %),
160/90 mmHg, masing-masing pada pria adalah 13,6 % (1988), 16,5% (1993), dan
12,1 %(200). Pada wanita, angka prevalensi mencapai 16% 91998), 17% (1993), dan
12,2 % (2000). Secara umum, prevalensi hipertensi pada usia lebih dari 50 tahun
berkisar antara 15%-20%. Survey di Pedesaan Bali menemukan prevalensi pria
12,41%. Dari hasil pendataan kecamatan Nganjuk menunjukkan pola penyakit yang
di derita penduduknya saluran nafas 43,75%, hipertensi 21,09%, kulit 10,39%, tukak
lambung 8,36%, otot dan jaringan pengikat 7,90%, lainnya 8,51% (Dinkes Nganjuk,
2015).
Data saat ini memperlihatkan bahwa pola penyakit pada semua golongan
Laporan surveilans terpadu penyakit (STP) puskesmas DIY pada tahun 2012 penyakit
hipertensi (29.546 kasus) dan diabetes mellitus (7.434 kasus) masuk dalam urutan
ketiga dan kelima dari distribusi 10 besar penyakit berbasis STP puskesmas. Seiring
dengan peningkatan status ekonomi, perubahan gaya hidup dan efek samping
sebesar 8,21 % pada kelompok umur diatas 60 tahun untuk penderita rawat jalan.
dengan proporsi kematian sebesar 27,02 % (1.162 orang), pada kelompok umur > 60
bahwa pasien dengan hipeetensi sebanyak 84.552 kasus dengan usia mulai dari 15
tahun keatas. Sedangkan untuk puskesmas Sorkam pasien hipertensi berjumlah 2.936
kasus dan yang mendapatkan pelayanan Kesehatan sejumlah 74.04 kasus (DIKES
dengan cara medis/farmakologi melalui dokter dan tenaga medis lainnya, serta
agar tidak terjadi komplikasi dari hipertensi juga menghindari efek samping dari
melakukan olahraga. Olahraga bisa menurunkan tekanan darah karena latihan itu
halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan tekanan air. Latihan olahraga
juga dapat menyebabkan aktivitas saraf, reseptor hormon, dan produksi hormon-
Penelitian yang telah dilakukan di Jepang memberikan salah satu bukti bahwa
olahraga yang teratur sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga pada
lansia harus disesuaikan secara individual untuk tujuan yang khusus dapat diberikan
pada jenis dan intensitas latihan tertentu. Salah satu olahraga yang aman dan dapat
menurunkan perubahan fisik pada lansia adalah senam karena secara tidak langsung
senam dapat meningkatkan fungsi jantung dan menurunkan tekanan darah serta
mengurangi resiko penumpukan lemak pada dinding pembuluh darah sehingga akan
yang dilakukan oleh lansia dapat memberi pengaruh pada penurunan tekanan darah
pada lansia penderita hipertensi. Penelitian oleh Sukartini (2013) tentang manfaat
mempengaruhi tidak hanya stabilitas nadi, namun juga stabilitas tekanan darah
2012).
stroke, serta pengecilan volume otak, sehingga kemampuan fungsi kognitif dan
dalam jangka panjang juga dapat menyebabkan kematian mendadak. Hipertensi dapat
dihindari dengan menghindari faktor resiko dan mencegahnya dengan beberapa upaya
yaitu menerapkan pola hidup sehat dengan melakukan aktivitas fisik secara teratur,
kebutuhan tidur yang cukup, pikiran yang rileks dan santai, menghindari kafein,
rokok, alkohol dan stress kemudian menerapkan pola makan yang sehat dengan
menghindari atau mengurangi makanan yang mengandung lemak tinggi, tinggi kalori,
(Tilong, 2014).
Pemerintah Indonesia telah membuat kebijakan kesehatan untuk mencegah
tahun 2013 tentang pencantuman informasi kandungan gula, garam dan lemak serta
pesan kesehatan untuk pangan olahan dan pangan siap saji guna menekan konsumen
dari penyakit tidak menular dengan multi sektoral yaitu mengurangi faktor risiko
Program NCD yang dilakukan seperti promosi kesehatan melalui pos pembinaan
terpadu pada faktor risiko NCD melalui dokter keluarga dan puskesmas, rehabilitasi
darah dapat dilakukan dengan dua jenis yaitu secara farmakologis dan non
Pemberian kalium dalam bentuk makanan dengan konsumsi buah dan sayur,
mengurangi asupan garam dan lemak jenuh, berhenti merokok, mengurangi konsumsi
alkohol, menciptakan keadaan rileks dan latihan fisik (olahraga) secara teratur
(Tilong, 2014).
Jenis latihan fisik (olahraga) yang bisa di lakukan antara lain adalah senam
lansia. Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terearah serta
terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia dalam bentuk latihan fisik yang
berpengaruh terhadap kemampuan fisik lansia. Aktifitas olahraga ini akan membantu
tubuh agar tetap bugar dan tetap segar karena melatih tulang tetap kuat dan membantu
Atikah ,2010). Senam dengan frekuensi tiga kali seminggu terbukti melenturkan
pembuluh darah (Depkes RI, 2007). Tujuan dari senam lansia antara lain untuk
itu senam lansia juga dapat menunda perubahan fisiologis yang biasanya terjadi pada
Kabupaten Tapanuli Tengah jumlah lansia yang berobat ke Puskesmas sebanyak 117
melakukan wawancara pada 7 orang lansia yang datang ke Puskesmas, dimana 5 dari
7 orang lansia tidak mau mengikuti senam lansia dikarenakan waktunya tidak sempat
dan lansia hanya tau manfaat senam lansia untuk pergerakan otot tidak dengan
judul “ Gambaran senam lansia dengan tekanan darah pada lansia hipertensi
yaitu “Bagaimana Pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia
Untuk mengetahui Pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia
Sebagai sarana untuk menerapkan teori dan ilmu yang telah didapat di bangku
kuliah serta menambah wawasan dan pengalaman tentang Pengaruh senam lansia
terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas Sorkam
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
baik terhadap tingkat kemampuan fisik manusia, bila dilaksanakan dengan baik dan
benar. Senam atau latihan fisik sering diidentifikasi sebagai suatu kegiatan yang
meliputi aktifitas fisik yang teratur dalam jangka waktu dan intensitas tertentu. Senam
merupakan bagian dari usaha menjaga kebugaran termasuk kesehatan jantung dan
pembuluh darah, dan sebagai bagian dari program retabilitas bagi mereka yang telah
Senam lansia merupakan bagian dari latihan fisik. Latihan fisik adalah segala
upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan kondisi fisik
dalam keadaan sehat dan aktif untuk membina dan meningkatkan kesehatan serta
3. Menurunkan lemak.
1. Sebagai Pencegahan
Pada usia 40 tahun keatas senam sangat baik untuk mengatasi proses-proses
degenerasi tubuh. Setelah umur 40 tahun ternyata olahraga yang bersifat endurance
sangat baik untuk mengatasi proses degenerasi tubuh, sehingga orang akan kelihatan
lebih muda. Kekurangan gerak juga menyebabkan otot dan tulang tidak tumbuh
dengan baik, otot yang lemah akan menyebabkan kelainan posisi badan yang
Penyakit yang dapat disembuhkan dan dikurangi dengan senam lansia adalah
3. Sebagai Rehabilisasi
tuntutan (sakit)
1) Ketahanan kardio-pulmonal.
2) Kelenturan (fleksibilitas)
3) Kekuatan otot
6. Hindari kompetisi-kompetisi.
2) Hypertensi sistolik lebih dari 180 mmhg dan 120 mmhg diastolic.
3. Memberi kontak psikologis lebih luas agar tidak terisolir dari rangsang.
4. Mencegah cedera.
Oleh karena itu sesuai perubahan-perubahan fisik yang ada lebih diarahkan pada:
3. Perbaikan fleksibilitas.
postur yg baik.
Tekanan darah merupakan hasil curah jatung dan resistensi vaskular, sehingga
tekana darah meningkat jika curah jantung meningkat, resistensi vaskular perifer
bertambah, atau keduanya. Tekanan darah adalah tekanan yang digunakan untuk
mengedarkan darah di pembuluh darah dalam tubuh. Jantung berperan sebagai pompa
otot menyuplai tekanan tersebut untuk menggerakkan darah dan juga mengedarkan
darah di seluruh tubuh. Pembuluh darah arteri memiliki dinding-dinding yang elastis
dan menyediakan resistensi yang sama terhadap aliran darah. Oleh karena itu, ada
tekanan dalam sistem peredaran darah, bahkan detak jantung (Gardner, 2012).
Tekanan darah merupakan daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap
satuan luas dinding pembuluh. Tekanan darah hampir selalu dinyatakan dalam
milimeter air raksa (mmHg) karena manometer air raksa merupakan rujukan baku
Dua penentu utama tekanan darah arteri rata-rata adalah curah jantung dan
resistensi perifer total. Curah jatung merupakan volume darah yang dipompa oleh tiap
ventrikel per menit dan dipengaruhi oleh volume sekuncup (volume darah yang
dipompa oleh setiap ventrikel per detik ) dan frekuensi jantung. Resistensi merupakan
ukuran hambatan terhadap aliran darah melalui suatu pembuluh yang ditimbulkan
oleh friksi antara cairan yang mengalir dan dinding pembuluh darah yang stationer.
Resistensi bergantung pada tiga faktor yaitu, viskositas (kekentalan) darah, panjang
pembuluh, dan jari-jari pembuluh. Tekanan arteri rata-rata secara konstan dipantau
oleh baroreseptor yang diperantarai secara otonom dan mempengaruhi jantung serta
pembuluh darah untuk menyesuaikan curah jantung dan resistensi perifer total
esensial sehingga diperlukan tekanan darah yang akurat. Berbagai faktor dapat
mempengaruhi hasil pengukuran seperti faktor pasien, faktor alat, maupun tempat
pengukuran. Pada seseorang yang baru bangun tidur, akan didapatkan tekanan darah
Tekanan darah yang diukur setelah berjalan kaki atau aktivitas fisik lain, akan
memberi angka yang lebih tinggi dan disebut tekanan darah kausal. Oleh karena itu,
pengukuran tekanan darah sebaiknya dilakukan pada pasien istirahat yang cukup,
yaitu sesudah berbaring paling sedikit 5 menit. Menurut Joint National Committeon
juga menyebutkan bahwa pengukuran tekanan darah dianjurkan pada posisi duduk
setelah beristirahat selama 5 menit dan 30 menit bebas rokok atau minuman kopi.
Ukuran manset harus cocok dengan ukuran lengan atas. Manset harus melingkar
paling sedikit 80% lengan atas dan lebar manset paling sedikit 2/3 kali panjang
lengan atas. Sedangkan alat ukur yang dipakai adalah Sphygmomanometer air raksa.
Menurut Gray dkk (2006) tekanan darah sangat bervariasi tergantung pada keadaan,
akan meningkat saat aktivitas fisik, emosi, dan stress, dan turun selama tidur. Oleh
tidak pada tiga kesempatan yang berbeda selama 4-6 minggu. 16 banyak alat yang
dapat digunakan untuk pengukuran tekanan darah baik tensimeter digital, tensimeter
tensimeter air raksa (Sigmomaometer air raksa), alat tensimeter ini terdiri dari
c. Pompa karet
e. Ventil bundar.
Pengukuran tekanan darah dilakukan dengan memasang manset pada lengan
atas, kira-kira 4 cm di atas lipatan siku. Jari tangan diletakkan di lipatan siku untuk
meraba denyut pembuluh nadi, pompa karet ditekan dengan tangan kanan agar udara
masuk ke dalam, sampai denyut pembuluh tidak teraba lagi. Kemudian, stetoskop
dipasang dilipatan siku sambil ventil putar dibuka sedikit secara perlahan untuk
menurunkan tekanan udara dalam manset. Dengan memperhatikan turunnya air raksa
pada silinder petunjuk tekan manometer (yang menunjukkan tekanan dalam manset),
telinga mendengarkan bunyi denyut nadi dengan bantuan stetoskop. Pada saat
tekanan udara dalam manset naik sampai nilai tekanan lebih dari tekanan rendah,
disekresi atau diabsorbsi ke dalam cairan tubuh seperti hormon dan ion. Beberapa zat
diproduksi oleh kelenjar khusus dan dibawa di dalam darah ke seluruh tubuh. Zat
sirkulasi setempat.
epinefrin tidak begitu kuat. Ketika sistem saraf simpatis distimulus selama terjadi
stres maka ujung saraf simpatis pada masing-masing jaringan akan melepaskan
norepinefrin yang menstimulus jantung dan mengkonstriksi vena serta arteriol. Selain
itu, sistem saraf simpatis pada medula adrenal juga dapat menyebabkan kelenjar ini
bersirkulasi ke seluruh tubuh yang menyebabkan stimulus yang hampir sama dengan
b. Angiotensin II
dan berada di plasma. Jika terjadi stimulasi pengeluaran renin, suatu protein yang
normal bekerja secara bersamaan pada banyak arteriol tubuh untuk meningkatkan
resistensi perifer total yang akan meningkatkan tekanan arteri. Selain itu, angiotensin
menyebabkan retensi natrium pada tubulus distal dan tubulus kolektivus yang akan
c. Vasopressin
pada hipotalamus otak yang kemudian diangkut ke bawah melalui akson saraf ke
hipofisis posterior tempat zat tersebut berada yang akhirnya di sekresi ke dalam
darah. Zat ini merupakan vasokonstriktor yang kurang kuat dibandingkan angiotensin
II. Vasopressin memiliki fungsi utama meningkatkan reabsorpsi air di tubulus distal
dan tubulus kolektivus renal untuk kemabli ke dalam darah yang akan membatu
mangatur volume cairan tubuh. Jika vasopressin meningkat karena suatu hal, maka
plasma yang akan meningkatkan curah jantung sehingga tekanan darah meningkat.
Sistem saraf yang mengatur sirkulasi diatur oleh sistem saraf otonom yaitu
sistem saraf simpatus dan sistem saraf parasimpatis. Serabut-serabut saraf vasomotor
simpatis meninggalkan medula spinalis melalui semua saraf spinal thoraks satu atau
dua saraf spinal lumbal pertama (T1-L3) yang kemudian masuk ke dalam rantai
spinalis yang berada di tiap sisi korpus vertebra. Serabut ini menuju sirkulasi melalui
dua jalan, yaitu melalui saraf simpatis spesifik yang mempersarafi pembuluh darah
organ visera interna dan jantung dan serabuit saraf lainnya mempersarafi pembuluh
darah perifer. Inervasi arteri kecil dan arteriol menyebabkan rangsangan simpatis
untuk meningkatkan tahanan aliran darah yang akan menurunkan laju aliran darah
yang melalui jaringan. Sedangkan inervasi pembuluh darah besar, terutama vena,
ini dapat mendorong darah masuk ke jantung dan dengan demikian berperan penting
dalam pengaturan pompa jatung. Inervasi serabut saraf simpatis juga mempersarafi
jantung secara langsung yang jika terangsang akan meningkatkan aktivitas jantung,
Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC VIII Sumber : National Heart, Lung and
normal adalah berkisar antara 90mmHg sampai 120 mmHg untuk tekanan sistolik
2.3 Lansia
2.3.1 Pengertian Lansia
Menurut UU No.13 tahun 1998 dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang
kesejahteraan usia lanjut Bab 1 Pasal 1, yang dimaksud dengan lanjut usia adalah
seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahu ke atas (Indriana, 2012).
masalah baik masalah ekonomi, sosial, budaya, kesehatan maupun psikologis yang
enyebabkan lansia menjadi kurang mandiri dan tidak sedikit lansia yang
(Mujahidullah, 2012).
suatu hal yang wajar, dan ini akan dialami oleh semua orang yang dikaruniai umur
individu. Secara teori perkembangan manusia yang dimulai dari masa bayi ,anak,
remaja, dewasa, tua dan akhirnya akan masuk pada fase usia lanjut dengan umur
diatas 60 tahun. Pada usia ini terjadilah proses penuaan secara alamiah. Perlu
persiapan untuk menyambut hal tersebut agar nantinya tidak menimbulkan masalah
Pada usia lansia ini biasanya seseorang akan mengalami kehilangan jaringan
otot, susunan syaraf, dan proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah sosial
beberapa sistem, seperti sistim organ dalam, dan sistim syaraf yang tidak dapat
diganti karena rusak atau mati. Ditambahkan, terutama sel otak yang berkurang 10-
20% dalam setiap harinya dan sel ginjal yang tidak bisa membelah, sehingga tidak
Teori ini lebih menekankan pada perubahan kondisi tingkat struktural sel /
organ tubuh, termauk di dalamnya adalah pengaruh agen patologis. Fokus dari teori
dampak terhadap organ / system tubuh lainnya dan berkembang sesuai dengan
kekurang efektipan fungsi kerja tubuh dan hal itu dipengaruhi oleh adanya berbagai
radikal bebas dalam tubuh. Secara normal radikal bebas ada pada setiap individu dan
yang terjadi meliputi penurunan sistem immune humoral, yang dapat menjadi faktor
predisposisi pada orang tua untuk menurunkan resitansi melawan pertumbuhan tumor
proses dan secara agresif memobilisasi pertahanan tubuh terhadap pathogen dan
2012).
Proses menua terjadi sebagai akibat adanya ikatan – ikatan dalam kimiawi
tubuh. Teori ini menyebutkan bahwa secara normal, struktur molekular dari sel
adalah kolagen yang merupakan rantai molekul yang relative panjang yang dihasilkan
oleh fibroblast. Dengan terbentuknya ikatan silang kimiawi. Hasil akhir dari proses
ikatan silang ini adalah peningkatan densitas kolagen dan penurunan kapasitas untuk
transport nutrient serta untuk membuang produk-produk sisa metabolisme dari sel.
Zat ikatan silang ditemukan pada lemak tidak jenuh, Ions Polyvalen seperti
1. Hereditas
2. Nutrisi
3. Status Kesehatan
4. Pengalaman Hidup
5. Lingkungan
6. Stres
1. Sel
2. Sistem Persyarafan
d. Sistem Kardiovaskular
berumur 20 tahun.
h. Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi air
2.3 Hipertensi
Hipertensi atau darah tinggi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh
darah yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Menurut American Society
gejala kardiovaskuler yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks
darah secara kronis (jangkan waktu lama) melebihi 140/90 mmHg (Maryam dkk,
2010).
yaitu :
1. Sakit kepala
2. Pusing
Jika tekanan darahnya berat atau menahun dan tidak diobati, dapat timbul
2. Kelelahan
3. Mual
4. Muntah
5. Sesak nafas
6. Gelisah
7. Pandangan kabur
1. Pola Konsumsi
Konsumsi tinggi natrium (Na) terutama yag berasal dari garam (NaCl)
diketahui menjadi salah satu penyebab hipertensi. Selain itu, natrium juga terdapat
dalam penyedap makanan (MSG, monosodium glutamate) dan soda kue (NaHCO3,
natrium bikarbonat)
2. Kelainan Ginjal
pengaturan tekanan darah melalui produksi renin oleh sel juxtaglomerular ginjal.
Renin merupakan enzim yang berperan dalam lintasan metabolisme sistem RAA
Selain itu, ginjal juga mensekresi hormon antidiuretik dan aldosteron. ADH
dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior di otak melalui stimuli terhadap sel-sel
collecting dat dan distal convoluted tubule ginjal sehingga terjadi peningkatan
reabsorbsi air dan penurunan volume urin. Sekresi hormone ini dikendalikan oleh
tekana darah
3. Penuaan
setiap orang mengalami peningkatan tekanan darah pada usia lanjut. Tekanan sistolik
biasanya terus meningkat seumur hidup dan tekanan diastolik meningkat sampai usia
50-60 tahun kemudian menurun secara perlahan. Hal ini terkait dengan salah satu
perubahan yang terjadi karena proses penuaan yaitu berkurangnya kecepatan aliran
darah dalam tubuh. Dengan bertambahnya usia, dinding pembuluh darah arteri
pembuluh darah yag menyebabkan jantung bekerja lebih keras untuk memompa
4. Obesitas
Pada sebagian besar penderita, peningkatan berat badan yang berlebihan dan
daya hidup sedenter memiliki peran utama dalam menyebabkan hipertensi. Suatu
peneliti dari Franmingham Heart Study menunjukkan bahwa, 78% hipertensi yang
terjadi pada laki-laki dan 65% pada wanita yang diakibatkan secara langsung oleh
dan peningkatan rata-rata tekanan darah dan heart rate selama 24 jam. Dengan cara
ini, kebiasaan pembatasan tidur yang mengakibatkan gangguan tidur, dapat
1. Penyakit jantung
2. Serangan otak/stroke
4. Kerusakan ginjal
5. Kematian
Menurut Maryam dkk (2010) perawatan penderita hipertensi atau darah tinggi
yaitu :
1. Kurangi berat badan bila kelebihan berat badan (capai berat badan ideal).
3. Kurangi konsumsi garam sesuai dengan tingkatan berat ringannya tekanan darah.
konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu dengan
variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoadmodjo, 2012)
senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia hipertensi diwilayah Kerja
penelitian pada hakikatnya adalah suatu jawaban atas pernyataan penelitian yang
telah dirumuskan. Jadi hipotesis penelitian, patokan, dugaan atau dalil sementara,
pembuktian dari hasil penelitian, maka hipotesis ini dapat benar atau salah dapat
1. Hipotesis Ha : Ada pengaruh antara senam lansia terhadap tekanan darah pada
Tengah.
2. Hipotesis Ho: Tidak ada pengaruh antara senam lansia terhadap tekanan darah
Tapanuli Tengah.
BAB 2
METODE PENELITIAN
design tanpa group control, yaitu desain eksperimen yang dilakukan dengan pretest
sebelum dilakukan perlakuan dan posttest setelah diberikan perlakuan, dan untuk
mengetahui pengaruh senam lansia terhadap tekanan pada lansia hipertensi diwilayah
Tapanuli Tengah, alasan penulis memlih tempat ini karna masih banyak lagi lansia
yang tidak tahu manfaat ataupun pengaruh senam lansia dan sebelumnya juga di
Puskesmas ini belum pernah dilakukan peneliian tentang Pengaruh senam lansia
Waktu penelitian akan dimulai dari bulan Juli 2023 sampai dengan selesai.
Waktu Kegiatan
Pengajuan Judul
Perumusan Masalah
Penyusunan Proposal
Seminar Proposal
Penelitian Dan
Pengolahan Data
Penyusunan hasil
Seminar akhir
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
yang mempunyai ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu dari sampel diambil (Arikunto,
2008). Populasi dalam penelitian ini adalah semua lansia yang berkunjung ke
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari anggota populasi untuk diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Jika populasi lebih 100
orang maka pengambilan sampel boleh 10%-15% atau 20%-25% dari jumlah
populasi. Karena populasi lebih dari 100 orang maka peneliti mengambil 15% dari
jumlah populasi yaitu 15% dari 117. Dari keseluruhan populasi dijadikan sampel
maka jumlah sampel dalam penelitian ini berjumlah 18 orang . Dimana penulis akan
melakukan senam pada lansia dan lansia di cek tensinya sebelum dan sesudah senam.
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan. Defenisi operasional
sangat penting atau diperlukan untuk pengukuran variabel dan pengumpulan data
antara sumber data (responden) yang satu dengan responden yang lainnya
(Notoadmodjo, 2010).
Defenisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran
dalam penelitian ini. Sedangkan cara pengukuran merupakan cara dimana variabel,
skala pengukuran dan defenisi operasional penelitian dalam bentuk table seperti di
bawah ini.
Alat Skala
No Variabel Defenisi operasional Hasil ukur
ukur ukur
menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan, serta
dampak yang mungkin terjadi selama dan sesudah pengumpulan data,bila subjek
menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak
responden.
2. Kerahasiaan nama(Anonymity)
responden pada lembar pengumpulan data, cukup dengan member kode masing-
3. Kerahasiaan (Confidentiality)
tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil riset sesuai dengan
tujuan peneliti.
1. Lembar Observasi
Observasi salah satu alat yang digunakan untuk mengukur proses dan tingkah
laku individu dalam sebuah kegiatan yang bisa diamati. Dapat disimpulkan
bahwa observasi mampu mengukur dan menilai hasil dari sebuah proses.
2. Pengukuran
Pada saat penelitian ini, peneliti melakukan pengukuran tekanan darah dengan
studi ilmu keperawatan program sarjana fakultas Kesehatan universitas Aufa Royhan
Tengah. Ada beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etika yaitu
tekanan darah setelah selesai melaksanakan senam lansia dan ditulis kedalam lembar
Menurut Notoatmodjo (2012) Data yang telah terkumpul dengan cara manual
Hasil wawancara atau angket yang akan diperoleh atau dikumpulkan melalui
sebanyak 18 orang dan senam dilakukan satu kali seminggu dan cara pengukurannya
Yakni mengisi kolom-kolom atau kontak-kontak lembar kode atau kartu kode
4. Tabulasi
Yakni membut tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
Analisa data dilakukan secara analitik dengan melihat persentase data yang
a. Analisa univariat
b. Analisis bivariat
independen dan dependen yaitu pengaruh senam lansia dengan tekanan darah pada
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SENAM PADA LANSIA
HIPERTENSI DI DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SORKAM
KABUPATEN TAPANULI TENGAH