Anda di halaman 1dari 15

USULAN LAPORAN EPIDEMIOLOGI

KAJIAN DESKRIPTIF EPIDEMIOLOGI KEJADIAN


HIPERTENSI ESENSIAL DI DINAS KESEHATAN
KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2022

PENELITIAN DESKRIPTIF

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN (IIK) STRADA INDONESIA
2023

i
KAJIAN DESKRIPTIF EPIDEMIOLOGI KEJADIAN
HIPERTENSI ESENSIAL DI DINAS KESEHATAN
KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2022

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2 EPIDEMIOLOGI
Kristo Marko Rumangun, 235111001
Kevin Rachmalia Wibowo, 235111005
Rycho Lukas Puspo Ndaru, 235111006
Ariza Melinda Hidayati, 235111008
Ulamai Soikodin, 235111014
Fitria Rahmawati, 235111015
Erlando Saiful Khakim, 235111016
Seno Afif Amrulloh, 235111024
Mochammad Naufal Wijaya, 235111033
Nurul Hamizah, 235111034
Nur Alim Fatah, 235111035
Titis Sulistyowati, 235111036
Siti Lailatus Zahro, 235111037
Rachmatulaili, 235111038
Alfi Yudisianto, 235111039
Sugiyo, 235111042

PROGRAM PASCA SARJANA


MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT
INSTITUT ILMU KESEHATAN (IIK) STRADA INDONESIA
ii
2023

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga usulan laporan epidemiologi yang berjudul “Kajian
Deskriptif Epidemiologi Kejadian Hipertensi Esensial Di Dinas Kesehatan
Kabupaten Kediri Tahun 2022” dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusunan usulan laporan epidemiologi ini merupakan salah satu
persyaratan untuk memenuhi tugas mata kuliah Epidemiologi Pada Program Pasca
Sarjana Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia.
Dalam penyusunan usulan penelitian ini, peneliti banyak mendapatkan
bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.
Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Sentot Imam Suprapto, dr. MM, selaku rektor Institut Ilmu
Kesehatan (IIK) Strada Indonesia yang telah memberikan kesempatan dan
fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan.
2. Dr. Yuly Peristiowati, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Direktur Program
Pasca Sarjana Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia yang telah
memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan.
3. Dr. Ratna Wardani, S.Si., MM, selaku Kaprodi Program Pasca
Sarjana Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Strada Indonesia yang telah memberikan
bimbingan dan pendidikan selama peneliti mengikuti pendidikan.
4. Dr. Yuly Peristiowati, S.Kep., Ns., M.Kes, selaku Dosen Pengampu
mata kuliah Epidemiologi, yang telah membimbing peneliti dalam penyusunan
usulan laporan epidemiologi ini.
5. Bapak dan ibu dosen Program Studi S1-Kebidanan Institut Ilmu
Kesehatan (IIK) STRADA Indonesia yang telah memberikan bimbingan dan
pendidikan selama peneliti mengikuti pendidikan.
6. Semua pihak yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan
laporan epidemiologiini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan dan berkah-Nya.


Harapan peneliti semoga usulan penelitian ini berguna bagi peneliti, maupun pihak
yang berkepentingan.

vi
Peneliti menyadari bahwa usulan penelitian ini jauh dari sempurna. Untuk
itu saran dan kritik sangat kami harapkan demi kesempurnaan usulan penelitian ini.

Kediri, 2023

Peneliti

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya prevalensi penyakit kardiovaskuler setiap tahun menjadi

masalah utama di negara berkembang dan negara maju. Tekanan darah tinggi atau

hipertensi termasuk salah satu penyakit tidak menular yang berkontribusi terhadap

tingginya angka kematian dan kesakitan di seluruh dunia dan masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat hingga saat ini (Nurvita, 2020). Hipertensi menjadi faktor

risiko utama dari stroke dan penyakit kardiovaskuler di seluruh negara (Wajngarten

M, 2019).

World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2018 bahwa

sekitar 972 juta orang atau 26,4% orang di seluruh dunia mengidap hipertensi, angka

ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di Tahun 2025. Dari 972 juta

pengidap sekitar 972 juta orang atau 26,4% orang di seluruh dunia mengidap

hipertensi, angka ini kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di Tahun 2025.

Dari 972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya

berada di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Data Global Burden of Disease pada tahun 2019 didapatkan 50% dari

penyakit kardiovaskuler disebabkan oleh hipertensi. Melibatkan 968.419 orang

dewasa dari 90 negara prevalensi hipertensi global berdasarkan usia (didefinisikan

sebagai tekanan darah sistolik 140 mm Hg, tekanan darah diastolik 90 mm Hg,

dan/atau penggunaan obat antihipertensi saat ini) adalah 31,1% (95% CI 30,0–

32,2%).

1
Di Indonesia, Prevalensi penyakit hipertensi di Indonesia berdasarkan data

dari kemenkes 2017 pada usia >18 tahun prevalensi penyakit hipertensi sebesar

27.3% (kemenkes RI, 2017). Pada tahun 2018 prevalensi penyakit hipertensi sebesar

34.1% (Riskesdas, 2018). Di Indonesia pada tahun 2020 penderita hipertensi

menurut data dari kemenkes RI tercatat prevalensi penderita hipertensi naik dari

tahun sebelumnya menjadi 38.7% (Kemenkes RI, 2021).

Data Provinsi Jawa Timur, prevalensi hipertensi ditahun 2017 mencapai

20.1% (Dinkes provinsi jawa timur, 2017), dan pada tahun 2018 mencapai sekitar

36,1% (Riskesdas, 2018). Dan pada tahun 2019 penderita hipertensi pada data

Dinkes Provinsi Jawa Timur tercatat 37.4%. Jumlah estimasi penderita hipertensi

yang berusia ≥ 15 tahun di Provinsi Jawa Timur sekitar 11.686.430 penduduk,

dengan proporsi laki-laki 48,38% dan perempuan 51,62%. Dari jumlah tersebut,

penderita Hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sebesar 49,70% atau

5.806.592 penduduk. Diibandingkan tahun 2020 ada peningkatan sebesar 14,10%

pada penderita Hipertensi di Provinsi Jawa Timur yang mendapatkan pelayanan

kesehatan sesuai standar pada tahuin 2021 (Kemenkes RI 2021).

Penyebab dari hipertensi sampai saat ini masih belum dapat diketahui.

Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong hipertensi primer sedangkan 10%

nya tergolong hipertensi sekunder. Hipertensi primer terjadi pada usia 30-50 tahun.

Pada penderita hipertensi primer tidak ditemukan penyakit renovaskuler,

aldosteronism, gagal ginjal, dan penyakit lainnya. Genetik dan ras merupakan bagian

yang menjadi penyebab timbulnya hipertensi primer (Triyanto, 2014).

Hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis yaitu hipertensi primer

atau esensial (95%kasus hipertansi) yang penyebabnya tidak hipertensi sekunder

diketahui (5%) dan yang disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin,

2
penyakit jantung, gangguan ginjal (Baughman,et.al dalam Yuliana, 2020). Menurut

JNC VII Report tahun 2003 (dalam WHO, 2018) Diagnosis hipertensi ditegakkan

apabila didapatkan tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg dan atau tekanan darah

diastolik (TDD) ≥90 mmHg pada 2 X pengukuran dalam waktu yang berbeda.

Hipertensi esensial diduga mempunyai etiologi multifaktor, dan belum

ditemukan adanya satu mekanisme sentral sebagai penyebabnya (Brunner &

suddarth. 2018). Penelitian epidemologik telah menunjukkan bahwa individu dengan

faktor-faktor risiko tertentu dapat menderita hipertensi. Predisposisi genetik,

misalnya, kalau kedua orang tua hipertensi, kemungkinan hipertensi terjadi adalah

45%. Morley (dalam Yuliani, 2020) menyatakan Insiden hipertensi esensial

meningkat sesuai dengan usia, pria mempunyai kemungkinan lebih besar untuk

menderita hipertensi dari pada wanita; diantara orang lanjut usia, hal sebaliknya yang

terjadi. Orang berkulit hitam dan hispanik mempunyai insiden hipertensi lebih tinggi

bila dibandingkan dengan orang kulit putih.

Berbagai faktor risiko telah dihubungkan dengan terjadinya hipertensi,

antara lain perokok, peminum alkohol, obesitas dan kurangnya aktivitas fisik

menurut penelitian Pande Putu (2014). Menurut Kirk- Sanchez & McGough (2013)

saat melakukan aktivitas fisik, otak akan distimulasi sehingga dapat meningkatkan

protein di otak yang di sebut Brain Derived Neutrophic factor (BDNF). Protein ini

berperan penting menjaga sel saraf tetap bugar dan sehat. Faktor lain yang dapat

mempengaruhi tekanan darah adalah aktivitas fisik. Kurangnya aktivitas fisik

meningkatkan resiko menderita hipertensi karena meningkatkan resiko kelebihan

berat badan. Orang yang kurang melakukan aktivitas fisik juga cenderung

mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih tinggi sehingga otot jantungnya

harus bekerja lebih keras pada setiap kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung

3
harus memompa, makin besar tekanan yang dibebankan pada arteri menurut

penelitian Anggara dan Prayitno (2013). Kondisi tekanan darah tinggi yang terus-

menerus selain dapat menyebabkan jantung seseorang bekerja lebih keras, juga dapat

mengakibatkan terjadinya kerusakan pada pembuluh darah, jantung, ginjal, otak, dan

mata menurut Ratna (2017).

Dampak jika Hipertensi tidak terkontrol, dapat menyebabkan terjadinya

komplikasi penyakit jantung, stroke, penyakit ginjal, retinopati, penyakit pembuluh

darah tepi, dan gangguan saraf (P2PTM Kemenkes RI, 2021).

Pengobatan yang diberikan pada penderita hipertensi ada dua cara yaitu

dengan farmakologis dan non farmakologis. Salah satu terapi non farmakologis yang

dapat dilakukan adalah dengan senam ergonomis, selain itu juga ada health

promotion (promosi kesehatan), preventif (tindakan pencegahan), promotif, kuratif

(kegiatan pengobatan yang ditunjukkan untuk penyembuhan penyakit) dan

rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Senam ergonomis adalah suatu teknik senam

untuk mengembalikan posisi kelenturan system saraf dan aliran darah,

memaksimalkan suplai oksigen ke otak, pengaruh senam ergonomis terhadap

hipertensi yaitu dapat mengembalikan atau memperbaiki posisi kelenturan sistem

saraf dan aliran darah, apabila kelenturan aliran darah baik, maka akan memudahkan

pembuluh darah untuk mengendur dengan cepat selama jantung mempompa darah

menurut Umi (2018). Berdasarkan hasil penelitian Rezi Prima pada tahun 2020.

Senam ergonomis mampu mengontrol tekanan darah pada penderita hipertensi.

Penelitian Delfriana (2022) menjelaskan bahwa faktor risiko hipertensi ada

yang dapat diubah dan ada yang tidak dapat diubah. Faktor risiko hipertensi yang

tidak dapat diubah contohnya usia, jenis kelamin. Sedangkan faktor risiko hipertensi

yang tidak dapat diubah yaitu merokok, kurang makan buah dan sayur, konsumsi

4
garam berlebih, berat badan berlebih/kegemukan (obesitas), kurang aktivitas fisik,

stres. (Penelitian Hidayati (2018) juga menyatakan bahwa usia dan indeks massa

tubuh (IMT) berpengaruh terhadap prevalensi hipertensi Indonesia. Penelitian

Masriadi (2022) menghasilkan hubungan yang signifikan antara faktor diet

karbohidrat, sosial budaya, psikologi (stres) dengan kejadian hipertensi grade 1.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan menggunakan data sekunder Dinas

Kesehatan Kabupaten Kediri pada tahun 2022 didapatkan bahwa Hipertensi Esensial

menduduki peringkat 1 pada laporan tahunan kesakitan terbanyak dengan jumlah

kasus lama 20.258 dan jumlah kasus baru 18.655 dar 37 Puskesmas, 78 Pustu dan 12

Ponkesdes yang melapor.

Diharapkan, dengan adanya pemetaan wilayah dapat diketahui distribusi

penyakit Hipertensi Esensial untuk memaksimalkan upaya promosi kesehatan yang

berkaitan dengan Hipertensi esensial.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana distribusi penyakit Hipertensi Esensial berdasarkan kajian

epidemiologi di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Tahun 2022 ?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mengetahui distribusi penyakit hipertensi esensial berdasarkan kajian

epidemiologi di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Tahun 2022.

5
2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui distribusi penyakit hipertensi esensial berdasarkan trend

kasus bulanan di wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Tahun

2022.

b. Mengetahui distribusi penyakit hipertensi esensial berdasarkan umur di

wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Tahun 2022.

c. Mengetahui distribusi penyakit hipertensi esensial berdasarkan tempat di

wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri Tahun 2022.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong

perkembangan pengetahuan dibidang ilmu epidemiologi, khususnya

pengetahuan yang terkait hipertensi esensial.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

penting untuk kelengkapan literatur khususnya tentang hipertensi

esensial.

b. Bagi Tempat Penelitian

Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan untuk evaluasi

pemberian penyuluhan tentang hipertensi esensial.

6
c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dan referensi bagi peneliti

selanjutnya tentang hipertensi esensial.

d. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai upaya yang bisa dilakukan

untuk meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi esensial.

E. Jurnal Pembanding
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No. Judul Jurnal Nama Penulis Metode Hasil Penelitan Perbedaan
& Tahun Penelitian Penelitian
1. “Pemetaan Penderita Silvia Penelitian ini Hasil pemetaan Perbedaan
Hipertensi Primer Di Nurvita, Siti menggunakan distribusi tempat
Kecamatan Gayamsari Noor metode penyakit penelitian.
Tahun 2020-2021.” Chotimah analisis hipertensi Penelitian
(2022) deskriptif primer di terdahulu
Kecamatan dilakukan di
Gayamsari Kecamatan
tersebar di Gayamsari
tujuh Kabupaten
kelurahan. Semarang
Kelurahan Jawa Tengah.
Pandean
Lamper dari
tahun 2020 -
2021 memiliki
jumlah
penderita
hipertensi
primer
terbanyak
2. “Faktor-faktor yang Yuliana D Metode Hasil Perbedaan
berhubungan dengan (2020) menggunakan penelitian tempat
kejadian hipertensi deskriptf menunjukan penelitian.
esensial di puskesmas analitik. Data bahwa: tidak Penelitian
botteng kecamatan di peroleh ada hubungan terdahulu
Simboro kabupaten dengan tehnik umur dengan dilakukan di
Mamuju tahun 2016” wawancara kejadian puskesmas
dengan hipertensi botteng
menggunakan esensail di kecamatan
kuesioner Puskesmas Simboro
Botteng kabupaten
dengan nilai Mamuju
p=0,666 > α =
0,05 , Ada
hubungan
kebiasaan
merokok
dengan

7
kejadian
hipertensi
esensial di
Puskesmas
Botteng
dengan nilai
p= 0,015 < α =
0,05. Ada
hubungan
komsumsi
natrium tinggi
dengan
kejadian
hipertensi
esensial di
Puskesmas
Botteng
dengan nilai
P=0,014 < α =
0,05. Dan ada
hubungan
stress dengan
kejadian
hipertensi
esensial di
Puskesmas
Botteng
dengan nilai
P=0,001 < α =
0,05 .
3. Faktor-faktor yang Delfriana Ayu Metode faktor-faktor Penelitian ini
menyebabkan (2022) kuantitatif yang menganalisis
hipertensi di deskriptif menyebabkan faktor-faktor
kelurahan Medan terjadinya yang
Tenggara hipertensi di menyebabkan
kelurahan hipertensi.
Medan
Tenggara yaitu
perilaku
penggunaan
tembakau
(merokok),
perilaku
mengkonsumsi
buah dan
sayur,
makanan
berisiko,
makanan
olahan tepung
dan adanya
riwayat
penyakit
lainnya.
Berdasarkan
hasil data dari
penelitian yang
dilakukan
dapat
disimpulkan,

8
mayoritas usia
yang paling
tinggi terkena
hipertensi ialah
dari kategori
Usia 41-50
tahun
menduduki
angka tertinggi
di wilayah
kelurahan
Medan
Tenggara yaitu
sebanyak 28
responden
(28,5 %),
dengan
distribusi
penggunaan
tembakau
(merokok)
(23,5%),
dengan
distribusi
mengonsumsi
makanan yang
asin sebanyak
(34,7%),
makanan yang
manis (67,3%),
berlemak
(39,8%),
berpengawet
(17,3%) dan
bumbu
penyedap
(49,0%) serta
mengonsumsi
mie instan
(29,6%)

9
REFERENSI
Adrian, S. J. 2019. Hipertensi Esensial: Diagnosis dan Tatalaksana Terbaru pada
Dewasa. Cermin Dunia Kedokteran, 46(3), 172-178.
Anggriani LM. Deskripsi Kejadian Hipertensi Warga RT 05/ RW 02 Tanah Kali
Kedinding Surabaya. Jurnal Promkes. 2016; 4(2):151-164
Bell,K., Twiggs, J., Olin, B.R., (2015). Hypertension: The Silent Killer: Updated
JNC-8 Guideline Recommendations. summer 2015: Continuing Education
Kadir A. Hubungan Patofisiologi Hipertensi Primer dan Hipertensi Renal. Jurnal
Ilmiah Kedokteran. 2016; 5(1) :15-25
Kumanan T, Guruparan M, Sreeharan. HYPERTENSION: "The Silent Killer".
Colombo : Kumaran Book House ;2018
Manutung A. Terapi Perilaku Kognitif pada Pasien Hipertensi. Malang : Wineka
Media; 2018
Sapitri N, Suyanto, Butar-Butar WE. Analisis Faktor Risiko Kejadian Hipertensi
pada Masyarakat di Pesisir Sungai Siak Kecamatan Rumbai Kota Pekanbaru.
Jom Fk. 2016; 3(1):1- 15
Tiruneh SA, Bukayaw YA, Yigizaw ST, Angaw DA. Prevalence of hypertension and
its determinants in Ethiopia: A systematic review and meta-analysis. PLoS
One. 2020;15(12):1- 25
Yulanda G, Lisiswanti R. Penatalaksanaan Hipertensi Primer. Majority. 2017;
6(1) :25-33
Zheng Y, Ning C, Zhang X, et al. Association Between ALDH-2 rs671 and Essential
Hypertension Risk or Blood Pressure Levels: A Systematic Review and
Meta-Analysis. Front Genet. 2020; 11 (685) :1-12

10

Anda mungkin juga menyukai