PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
70200116037
2020
LEMBAR PENGESAHAN PROPOSAL
Naskah proposal yang disusun oleh ANDI NUR AZIZAH dengan NIM
70200116037 ini telah kami disetujui untuk diajukan pada Seminar Proposal
penulisan.
Samata, 2020
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ...................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................ii
DAFTAR ISI ..........................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN .....................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................6
C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian ..................6
D. Hipotesis Penelitian.....................................................................10
E. Tujuan Penelitian ........................................................................11
F. Manfaat Penelitian ......................................................................12
G. Kajian Pustaka ............................................................................13
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................17
A. Tinjauan Umum Tentang Penyakit Kronis..................................17
B. Tinjauan Umum Tentang PROLANIS ........................................28
C. Tinjauan Umum Tentang Puskesmas ..........................................32
D. Tinjauan Umum Tentang Pelayanan Kesehatan ........................34
E. Kerangka Teori ...........................................................................42
F. Kerangka Konsep ........................................................................43
BAB 3 METODE PENELITIAN .........................................................44
A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................44
B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan ................................44
C. Instrumen Penelitian ...................................................................46
D. Metode Pengumpulan Data .........................................................46
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ........................................47
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................49
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kronis yang tidak dapat ditularkan dari manusia satu ke manusia yang lain.
Penyakit kronis menjadi salah satu masalah kesehatan utama di abad ke-21
yang akan terus berkembang seiring berjalannya waktu, penyakit kronis yang
disebabkan oleh penyakit kronis pada tahun 2016 sebanyak 71% (41 juta) dari 57
salah satu masalah kesehatan di dunia yang berkembang paling cepat dengan
jumlah penderita diabetes melitus meningkat empat kali sejak tahun 1998 dari
sebanyak 108 juta menjadi 422 juta pada tahun 2014, serta pada tahun 2019
ditemukan 463 juta orang menderita diabetes melitus dan diperkirakan pada tahun
2045 akan meningkat sebanyak 700 juta dan sementara Indonesia berada di urutan
merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang paling umum dan paling
banyak di derita oleh masyarakat, pada tahun 2015 sekitar 1,13 milliar orang
1
2
meningkat setiap tahunnya, dan diperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 milliar
orang yang terkena hipertensi dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta orang
tahun 2007, 2013 dan 2018 cenderung menunjukkan peningkatan penyakit tidak
pada tahun 2013 sebesar 1,5% dengan penderita perempuan 1,8% lebih tinggi
dibandingkan laki-laki 1,2% dan untuk yang berada di daerah perkotaan lebih
pada penduduk umur ≥18 tahun pada tahun 2013 sebesar 25,8% dan meningkat
pada tahun 2018 sebesar 34,11% dan tekanan darah tinggi pada perempuan
mengatasi terjadinya defisit negara akibat biaya pengobatan BPJS Kesehatan yang
tidak mampu di tutupi dengan iuran peserta saja, meningkatnya penyakit kronis
peningkatan usia harapan hidup, serta upaya untuk mencegah lebih murah
dibandingkan dengan biaya pengobatan penyakit kronis, maka dari itu BPJS
Kronis (PROLANIS).
dikelola oleh BPJS Kesehatan (khusus penderita hipertensi dan diabetes melitus
(FKTP) untuk menjaga dan memelihara kesehatan peserta hipertensi dan diabetes
melitus serta mengurangi risiko komplikasi yang dapat timbul dengan tujuan
mencapai hidup yang optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang
aktivitas club (senam), reminder sms gateaway, dan homevisit (BPJS Kesehatan,
2014).
hipertensi pada tahun 2018 sebanyak 46.289 kasus dan meningkat pada tahun
2019 sebanyak 47.270 kasus, sedangkan jumlah penderita diabetes melitus pada
tahun 2018 sebanyak 75.181 kasus dan pada tahun 2019 sebanyak 49.396 kasus
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Makassar bidang P2P pada
penderita diabetes melitus pada tahun 2018 yaitu sebesar 27.252 Kasus dan
meningkat dibandingkan tahun 2017 yaitu 4.406 kasus baru dan 16.755 kasus
lama (Dinkes Kota Makassar, 2018). Dan turut pula didapatkan bahwa jumlah
yaitu dengan jumlah penderita hipertensi ≥ 15 tahun sebanyak 6.477 orang dan
jumlah penderita diabetes melitus sebanyak 3.974 orang yang sudah mendapat
dukungan akses dan transportasi yang mudah di dapat sehingga hal tersebut tidak
dari club hipertensi dan diabetes melitus, jumlah peserta BPJS Kesehatan
penderita diabetes melitus sebanyak 441 orang dan yang menjadi anggota Prolanis
2018).
peristiwa menyebarnya penyakit diseluruh belahan dunia dan wabah penyakit ini
pertama kali terdeteksi di kota wuhan, provinsi hubei, tiongkok dan pada tanggal
pandemi, hingga pada tanggal 15 juli 2020 telah terdapat lebih dari 13.150.645
kasus covid-19 di 215 Negara Terjangkit dan 163 Negara Transmisi local, dan
sembuh dan 3.797 korban meninggal dan terjadi lonjakan kasus setiap hari dan
Provinsi Sulawesi Selatan Masih berada di urutan ketiga setelah Dki Jakarta dan
Jawa timur dengan pusat penyebaran covid-19 di Sulawesi Selatan terjadi di Kota
Makassar (Kemenkes RI, 2020). Maka dari itu untuk menekan penyebaran
Hal ini tentu saja mengacu dari arahan World Health Organization serta
bagi lansia (orang lanjut usia) disarankan untuk dirumah saja apalagi jika
memiliki riwayat penyakit kronis seperti penyakit hipertensi dan diabetes melitus.
Sementara itu program kegiatan yang rutin dilakukan puskesmas untuk memantau
status kesehatan peserta Prolanisnya seperti senam dan edukasi harus dihentikan
bahwa olahraga rutin dapat meningkatkan imunitas pasien hipertensi selama masa
imunitas.
Eka Puspita dkk, bahwa peran petugas kesehatan memiliki pengaruh terhadap
B. Rumusan Masalah
1. Fokus Penelitian
penyakit kronis (Prolanis). Dalam penelitian ini, peneliti membatasi dan hanya
2. Definisi Konsep
dalam penelitian ini adalah kegiatan yang diikuti dan didapatkan oleh
Prolanis.
c. Peran Petugas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah peran petugas
memanfaatkan prolanis.
8
D. Kajian Pustaka
E. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
puskesmas tamamaung
2. Tujuan Khusus
puskesmas tamamaung
puskesmas tamamaung
9
puskesmas tamamaung
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Informan/Masyarakat
puskesmas.
2. Manfaat Teoritis
3. Manfaat Praktis
G. Kajian Pustaka
Tabel 1.1
Karakteristik Variabel
No Nama Peneliti Judul Penelitian
Variabel Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian
1 Nama
Tahun
Volume
Edisi
Jurnal :
2 Nama
Tahun
Volume
Edisi
Jurnal :
3 Nama : Anita IMPLEMENTASI Variabel Dependen : Penelitian ini bersifat Perlu pengadaan pelatihan untuk
Meiriana, Laksono PROGRAM Pelaksanaan Prolanis kualitatif dengan meningkatkan keterampilan petugas
Trisnantoro, Retna PENGELOLAAN menggunakan dan mengupdate pengetahuan.
Siwi Padmawati PENYAKIT strategi studi kasus. Kepatuhan pasiennya perlu
Tahun : 2019 KRONIS Variabel Independen : Subjek penelitian ada 18 peningkatan kesadaran dengan
Volume : 18 (PROLANIS) prosedur pelayanan, informan yang dipilih melakukan kegiatan edukasi ke
Edisi : 2 PADA PENYAKIT fasilitas puskesmas, dengan teknik wilayah puskesmas secara rutin. Staf
Jurnal :Jurnal HIPERTENSI DI komitmen petugas, purposive. Analisis data Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta
Kebijakan PUSKESMAS kepatuhan pasien, dilakukan menyusun perencanaan anggaran
Kesehatan Indonesia JETIS pengetahuan pasien berdasarkan logika dalam fasilitas
KOTA induktif yang diperoleh kesehatan untuk mendukung
11
Payakabung.
Nama : Ita Latifah ANALISIS Variabel Dependen : Penelitian ini Pelaksanaan program prolanis di
dan Husnah Maryati PELAKSANAAN Pelaksanaan Prolanis menggunakan metode puskesmas Tegal gundil Kota Bogor
Tahun : 2018 PROGRAM kualitatif menggunakan sudah cukup baik meskipun masih
Volume : 6 PENGELOLAAN Variabel Independen : metode pengumpulan ada hambatan seperti kendala
Edisi : 2 PENYAKIT sumber daya manusia data survey bersifat terbesar adalah kurangnya sarana
Jurnal : Hearty KRONIS (SDM), anggaran, cross sectional dengan gedung dan alat dalam pelaksanaan
Jurnal Kesehatan (PROLANIS) BPJS standar operasional jenis rancangan kegiatan aktivitas klub peserta
Masyarakat KESEHATAN prosedur (SOP), serta deskriptif. Informan prolanis, kurangnya koordinasi antar
PADA PASIEN sarana dan prasarana. berjumlah 5 orang tim prolanis serta indikator
HIPERTENSI DI keberhasilan masih melihat rasio
UPTD jumlah peserta dengan
PUSKESMAS kedatangan/keaktifan peserta
TEGAL GUNDIL prolanis. Rekomendasi yang
KOTA BOGOR diperlukan adalah koordinasi antara
tim prolanis di puskesmas
ditingkatkan.
Nama : Abdullah, FAKTOR Variabel Dependen : Penelitian ini Hasil penelitan
Elly L, Sjattar, PENYEBAB Kunjungan peserta merupakan penelitian menunjukkan bahwa peserta prolanis
Abdul Rahman TERJADINYA Prolanis kuantitatif dengan yang tidak rutin berkunjung dan
Kadir PENURUNAN desain penelitian cross melakukan kegiatan prolanis,
Tahun : 2017 JUMLAH Variabel Independen : sectional. Subjek maka akan memicuh terjadinya
Volume : 11 KUNJUNGAN Keterjangkauan akses, penelitian adalah 51 komplikasi bagi penderita resiko
Edisi : 4 PESERTA dukungan keluarga, peserta prolanis yang tinggi, sehingga tidak dapat
Jurnal : Jurnal PROGRAM peran petugas kesehatan diperoleh dengan memelihara dan meningkatkan
Ilmiah Kesehatan PENGELOLAAN menggunakan purposive derajat kesehatan yang lebih baik.
Diagnosis PENYAKIT sampling.
KRONIS
14
(PROLANIS) DI
PUSKESMAS
MINASA UPA
KOTA
MAKASSAR
Nama : Exa Puspita, PERAN Variabel Dependen : Penelitian deskriptif Dukungan keluarga dan peran
Eka Oktaviarini, KELUARGA DAN Kepatuhan pengobatan analitik dengan desain petugas kesehatan berhubungan
Yunita Dyah Puspita PETUGAS cross sectional. Populasi dengan kepatuhan penderita
Santik KESEHATAN Variabel Independen : dari penelitian ini hipertensi dalam menjalani
Tahun : 2017 DALAM peran keluarga dan berjumlah 620 pasien. pengobatan.
Volume : 12 KEPATUHAN petugas kesehatan Jumlah sampel yang
Edisi : 2 PENGOBATAN diambil sebanyak 84
Jurnal : Jurnal PENDERITA responden dengan cara
Kesehatan HIPERTENSI accidental sampling.
Masyarakat DI PUSKESMAS
Indonesia GUNUNGPATI
KOTA
SEMARANG
Nama : Ayu Imade IMPLEMENTASI Variabel Dependen : Jenis penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Rosdiana, Bambang PROGRAM Pelaksanaan Prolanis adalah kualitatif implementasi prolanis di Puskesmas
Budi Raharjo, PENGELOLAAN deskriptif. Data Halmahera belum mencapai
Sofwan Indarjo PENYAKIT Variabel Independen : diperoleh dengan indikator 75%. Komunikasi belum
Tahun : 2017 KRONIS Sumber daya (SDM, wawancara mendalam berjalan dengan baik, sumber daya
Volume : 1 (PROLANIS) dana dan fasilitas) kepada empat yang masih kurang berupa tempat
Edisi : 3 narasumber utama dan dan dana, disposisi terhadap prolanis
Jurnal : HIGEIA tiga narasumber cenderung positif, dan belum
JOURNAL OF triangulasi yang terdapat SOP yang dibukukan.
PUBLIC HEALTH ditentukan dengan
15
TINJAUAN PUSTAKA
pelayanan yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan
rumah oleh petugas kesehatan maupun bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan
Menurut pendapat Levey dan Loomba (1973) dalam (Azwar, 2010) yang
sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
masyarakat.
b. Bentuk dan jenis pelayanan kesehatan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu
(Azwar, 2010) :
1) Pelayanan kedokteran
(Azwar, 2010).
sama, namun secara umum berbagai strata ini dapat dikelompokkan menjadi tiga
pelayanan kesehatan yang bersifat pokok (basic health service), yang sangat
dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk
pelayanan kesehatan yang lebih lanjut, telah bersifat rawat inap (in patient
Levey Loomba (1973) dalam buku azwar (2010) merupakan upaya yang
faktor perilaku yang dimiliki oleh masing-masing individu, adapun faktor yang
bagi perilaku yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai persepsi
atau motivasi terlaksana dan terwujud dalam keterampilan, sumber daya pribadi,
memperoleh suatu dukungan atau tidak yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan dan petugas lain yang merupakan kelompok referensi dari
sosial, struktur sosial, sumber keluarga, organisasi, sumber daya masyarakat dan
berupa model kepercayaan kesehatan dan terda[at tiga kategori dalam pelayanan
kesehatan yaitu :
2) Struktur sosial termasuk jenis pekerjaan, status sosial, pendidikan, ras dan
agama
menjadi :
mencari pengobatan yang terwujud berupa tindakan dan apabila itu dirasakan
dirasakan
1. Pengertian Prolanis
kegiatan yang dikelola oleh BPJS Kesehatan dengan melibatkan peserta dan
mencapai kualitas hidup yang optimal bagi peserta BPJS Kesehatan yang
menderita penyakit kronis dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan
2. Tujuan Prolanis
22
mendorong agar peserta penderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup
yang optimal serta mencegah timbulnya komplikasi penyakit pada masa yang
akan datang dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke fasilitas
kesehatan tingkat pertama memiliki hasil yang baik pada pemerikasan spesifik
terhadap penyakit hipertensi dan diabetes melitus tipe 2 sesuai dengan panduan
3. Sasaran Prolanis
diabetes melitus tipe 2) dan yang menjadi penganggung jawab adalah kantor
2014).
dengan tim petugas kesehatan dengan jadwal konsultasi disepakati bersama antara
(Gula Darah Puasa), GDPP, tekanan darah, IMT, HbA1C oleh petugas kesehatan
kelompok peserta (klub Prolanis) yaitu minimal satu fasilitas kesehatan dan
d. Home Visit
sasaran dari dilakukannya home visit yaitu peserta Prolanis dengan kriteria :
Peserta yang baru terdaftar, peserta tidak dapat hadir terapi di dokter praktek
e. Aktivitas Club
serta salah satu aktivitas fisik yang dilakukan adalah senam (BPJS Kesehatan,
2014). Aktivitas fisik seperti senam pada usia lanjut yang dilakukan secara rutin
pemumpukan lemak pada dinding dan pembuluh darah, serta melatih otot jantung
dkk., 2017).
Prolanis
i. Melakukan rekapitulasi data peserta yang terdaftar dan melakukan entri data
k. Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status kesehatan awal peserta per
Membuat laporan kepada kantor divisi regional atau kantor pusat (BPJS
Kesehatan, 2014).
penyakit yang bersifat kronis (menahun) atau lama (Bustan, 2007). Menurut
World Health Organization Penyakit kronis memerlukan waktu yang lama agar
oleh gaya hidup dan perilaku berisiko yang dilakukan serta pajanan yang
berkaitan dengan proses penuaan dari beberapa faktor risiko penyakit kronis
seperti usia, genetik, penggunaan tembakau, kurangnya aktivitas fisik serta makan
penyakit bahkan dalam islam terdapat aturan tentang larangan makan-dan minum
Terjemahannya :
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid,
Berdasarkan ayat diatas dijelaskan bahwa makan dan minum lagi tidak
disesuaikan dengan kondisi setiap orang, karena kadar tertentu yang dinilai cukup
oleh seseorang boleh jadi dinilai telah melebihi batas atau belum cukup untuk
27
orang lain. Atas dasar itu kita dapat berkata bahwa penggalan ayat tersebut
mengajarkan kita sikap proporsional dalam makan dan minum (Shihab, 2002).
Maka dari itu kita harus mengatur pola makan, memperhatikan serta
memilih makanan yang sesuai dengan kebutuhan tubuh dan tidak mengganggu
1. Hipertensi
a. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau biasa disebut tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan
yang ditunjukkan oleh sebuah angka sistolik atau angka dibagian atas dan angka
yang akan terus berlanjut dan berpengaruh kepada organ lain seperti penyakit
jantung, stroke, dengan target organ tersebut menjadi penyebab utama kematian
(Bustan, 2007). Untuk menentukan nilai normal tekanan darah dapat dikur dengan
mengukur berat badan, tinggi badan, dan tingkat aktivitas normal yang dilakukan,
serta tekanan darah normalnya pada aktivitas sehari-hari secara umum adalah
120/80 mmHg dengan kisaran nilai stabil namun secara umum pemeriksaan
tekanan darah akan menurun saat tidur dan akan meningkat saat beraktivitas
b. Patofisiologi Hipertensi
28
anatomi pembuluh darah peripher yang terus berlanjut beserta kekakuan pada
aliran darah akan meyebabkan beban jantung akan bertambah berat dan pada
c. Jenis-Jenis Hipertensi
aktivitas fisik dan pola makan, dimana tipe ini terjadi pada sebagian besar kasus
tekanan darah tinggi sekitar 95% yang biasanya timbul pada usia 30-50 tahun
(Santoso, 2010).
2) Hipertensi sekunder
penyebabnya akibat dari penyakit lain, dimana tipe ini jarang terjadi serta hanya
sekitar 5% dari seluruh kasus tekanan darah tinggi, yang penyebab terjadinya
29
(Santoso, 2010).
faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat diubah :
Faktor risiko yang tidak dapat diubah yaitu genetik, usia, jenis kelamin,
Konsumsi makanan asin, Konsumsi makanan berlemak, kurang aktivitas fisik, dan
e. Penatalaksanaan Hipertensi
menurunkan risiko kardivaskuler dengan biaya sedikit dan risiko minimal dengan
hipertensi serta mengurangi risiko kardiovaskuler, pola hidup sehat juga dapat
mencegah dan memperlambat kebutuhan terapi obat pada hipertensi, namun tidak
menunda untuk inisiasi terapi obat pada pasien dengan HMOD atau risiko tinggi
kardiovaskuler, terbukti dengan pola hidup yang sehat dapat menurunkan tekanan
30
darah tinggi dengan membatasi Konsumsi garam dan alkohol, serta meningkatkan
tidak lebih dari 2 gram/hari yaitu setara dengan 5-6 gram NaCl perhari atau satu
sendok teh garam dapur dan sebaiknya menghindari makanan yang mengandung
rendah lemak, gandum, ikan, asam lemak tak jenuh (terutama minyak zaitun) serta
membatasi asupan daging merah dan asam lemak jenuh (Lukito dkk., 2019).
4) Berhenti merokok
kanker sehingga status perokok harus dipertanyakan pada setiap kunjungan pasien
dan penderita hipertensi yang merokok harus diedukasi untuk berhenti merokok
5) Olahraga teratur
kardiovaskular, dengan olahraga yang teratur dengan intensitas dan durasi yang
sedang seperti berjalan, bersepeda, jogging, atau berenang 5-7 hari perminggu
2. Diabetes Melitus
oleh peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan ataupun resistensi
insulin, diabetes melitus juga dikenal dengan nama kencing manis (Tjahjadi,
insulin adalah hormone yang di produksi oleh pangkreas dan diperlukan untuk
mengangkut glukosa dari aliran darah ke sel-sel tubuh dimana insulin digunakan
namun pada jangka panjang meningkatnya kadar gula darah bisa mengakibatkan
kondisi-kondisi pada tubuh tidak menguntungkan, kadar gula dalam darah yang
tinggi menyebabkan fungsi sel tubuh menurun, dan menurunnya fungsi sel tubuh
(Helmawati, 2014)
Diabetes melitus tidak dapat disembuhkan namun kadar gula darah dapat
pengelolaan diabetes melitus yaitu seperti edukasi, terapi gizi, latihan jasmani
insulin, kekurangan insulin disebabkan oleh hilangnya sel beta penghasil insulin
balita, anak-anak dan remaja sehingga sering disebut sebagai diabetes kaum muda
Pada umumnya, orang yang terkena diabetes melitus tipe 1 memiliki ciri-
ciri : berusia dibawah 40 tahun, kurus, antibody pada sel penghasil hormon (islet-
cells) di pangkreas postif, serta gejala-gejala yang dapat muncul dan terlihat
seperti mual dan mintah, pusing, turunnya berat badan (Tjahjadi, 2011).
diabetes melitus tipe 2 jauh lebih banyak terjadi daripada diabetes melitus tipe 1
(Akmal dkk., 2016). Ada dua bentuk diabetes melitus tipe 2 yaitu mengalami
kekurangan insulin dan resistensi insulin, penderita yang kekurangan insulin berat
tipe 2 karena lemak-lemak yang ada dalam tubuh menghalangi jalannya insulin
diabetes melitus tipe 2 yaitu terdiagnosis lebih dari 40 tahun, tubuh yang gemuk
wanita yang tengah hamil dan lebih sering menjangkit pada bulan keenam pada
masa kehamilan, diabetes ini banyak ditemukan pada ibu yang melahirkan anak
dengan berat badan lebih dari 4,5 kg, risiko neonatal yang terjadi keanehan sejak
lahir seperti berhubungan dengan jantung, cacat otot jika tidak mampu diatasi
(Utari, 2019).
berdasarkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak
Adapun faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi yaitu ras, etnik, usia,
jenis kelamin, riwayat keluarga dengan diabetes melitus, sedangkan faktor risiko
yang dapat dimodifikasi yang erat kaittanya dengan perilaku hidup yang tidak
sehat yaitu berat badan lebih (obesitas), kurangnya aktivitas fisik, hipertensi,
Tanda atau gejala diabetes melitus tidak dapat dipisahkan dari tiga hal
yaitu polyuria (sering kencing), Poliphagia (cepat lapar) dan polydipsia (sering
haus) (Bustan, 2007). Penderita diabetes akan mudah merasa ingin kencing karena
membuangnya dalam urine, penderita juga sering lapar karena adanya dorongan
tubuh akan kebutuhan energi dikarenakan hormon insulin dalam tubuh tidak
cukup untuk memindahkan insulin dalam tubuh tidak cukup untuk memindahkan
gula ke dalam otot untuk memproses energi dan gejala selanjutnya penderita juga
mudah haus selalu muncul karena kebutuhan akan cairan dalam tubuh, disebabkan
(Tjahjadi, 2011).
2) Gula darah puasa > 126 mg/dl (puasa = tidak ada masukan makanan/kalori
3) Glukosa Plasma 2 jam > 200 mg/dl setelah beban glukosa 75 gram
(Bustan, 2007).
35
2018).
(poliuria, polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat
muncul akibat dari suatu penyakit, penyakit diabetes melitus merupakan penyakit
yang memiliki banyak komplikasi diabetes melitus bisa dikatakan salah satu jenis
jangka waktu pendek atau bersifat mendadak, adapun komplikasi akut diabetes
(Helmawati, 2014).
36
Penyakit diabetes melitus yang tidak terkontrol dalam waktu yang lama
akan menyebabkan komplikasi kronik berupa kerusakan pada pembuluh darah dan
saraf, kerusakan pada pembuluh darah terbagi menjadi yaitu pembuluh darah
kerusakan retina, kerusakan ginjal, dan penyakit diabetes juga rentan terhadap
infeksi seperti infeksi saluran kemih dan infeksi saluran pernafasan (Helmawati,
2014).
Pencegahan pada diabetes melitus ada tiga titik fokus yang saling
olahraga teratur, untuk menghindari diri dari berbagai risiko diabetes, seseorang
yang berusia mulai 45 tahun, terutama yang memiliki masalah berat badan yang
diabetes melitus,
pengobatan agar penderita tidak jatuh pada tingkat diabetes melitus yang
berat,
rehabilitasi fisik yang berkaitan dari akibat lanjutan yang telah menyebabkan
1. Coronavirus (covid-19)
2. Patofisiologi
3. Gejala
4. Komplikasi
5. Pengobatan
6. Pencegahan
keluarga, untuk meningkatkan perilaku sehat, maka harus dimulai dari tatanan
penderita yang sedang sakit, penyakit hipertensi dan diabetes melitus memerlukan
pengobatan seumur hidup, dukungan sosial dari orang lain yang sangat diperlukan
1. Dukungan Emosional
stress yang dirasakan anak. Beberapa hal yang termasuk interaksi yang
2. Dukungan Penilaian
pada anak.
b) Dukungan instrumental
bantuan uang atau materi lainnya. Dukungan ini berguna untuk melihat
sejauh mana orang tua memberikan materi, fasilitas pendidikan dan lain
dukungan secara baik serta menunjukkan sikap caring kepada anggota keluarga
terhadap sakitnya dan patuh terhadap pengobatan yang dianjurkan oleh tenaga
sejalan dengan penelitian dimana 72% responden yang patuh memiliki dukungan
pemberian informasi penting terkait penyakit kronis serta komplikasi yang terjadi
khususnya penyakit hipertensi dan diabetes melitus tipe 2 mau mengikuti Program
enampilan pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan setiap pemakai jasa sesuai
diberikan dan pentingnya minum obat secara teratur merupakan sebuah bentuk
kepatuhan pasien. Hasil ini didukung oleh penelitian yang menunjukkan peran
pertugas kesehatan yang baik ditemukan lebih tinggi dibandingkan dengan peran
petugas kesehatan yang kurang. Dukungan dari petugas kesehatan yang baik
inilah yang menjadi acuan atau referensi untuk mempengaruhi perilaku kepatuhan
responden.
kesehatan.
merupakan kunci utama dalam menjalani kehidupan, apabila tubuh dan pikiran
sehat maka apapun aktivitas yang akan dilaksanakan akan berjalan lancar (Utari,
2019).
42
H. Kerangka Teori
Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori menurut
faktor, ialah :
FAKTOR PREDISPOSISI
Usia
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Ras
Pengetahuan
PEMANFAATAN
PROLANIS
I. Kerangka Konsep
Gambar
Kerangka Konsep yang ingin 1. Kerangka
ditieliti Teori ini adalah :
dalam penelitian
Sumber : Teori Anderson (1974) dalam Notoadmodjo (2012)
Peran Petugas
Kesehatan
Pemanfaatan Program
Dukungan Keluarga Pengelolaan Penyakit Kronis
(Prolanis)
Kebutuhan akan
pelayanan
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
data dari latar alami dengan memanfaatkan diri peneliti sebagai instrumen
kunci.
Pemelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2020 dan lokasi yang
C. Informan Penelitian
1. Informan Utama
2. Informan Kunci
serta dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap. Adapun
puskesmas tamamaung.
1. Wawancara
2. Dokumentasi
E. Instrumen Penelitian
2. Buku catatan, kamera, perekam suara, serta alat lainnya yang mendukung
1. Reduksi Data
Tahap ini dilakukan dengan merangkum data, memilih hal-hal pokok sesuai
mencari tema serta polanya. Mereduksi data untuk menyederhanakan hasil dari
2. Penyajian Data
48
Tahap ini dilakukan dengan cara menyajikan data bentuk teks naratif dalam
bentuk uraian dan deskriptif. Penelitian ini akan menyajikan uraian tentang
3. Penarikan Kesimpulan
Tahap ketiga dalam proses analisis data dalam penelitian ini adalah
verifikasi data dan penarikan kesimpulan. Varifikasi data dalam penelitian ini
(Sugiyono, 2014).
Akmal, M., Indahaan, Z., Widhawati, & Sari, S. (2016). Ensklopedi kesehatan
Dinkes Kota Makassar. (2018). Profil kesehatan kota makassar. Dinas Kesehatan
Kota Makassar.
Dinkes Sulawesi Selatan. (2019). Jumlah kasus dan kematian diabetes melitus
Selatan.
Kemenkes RI. (2018). Infodatin (Pusat data dan informasi kementrian kesehatan)
Kesehatan RI.
https://covid19.kemkes.go.id/situasi-infeksi-emerging/info-corona-
virus/situasi-terkini-perkembangan-coronavirus-disease-covid-19-16-juli-
2020/#.XxJa4CgzbDc
Indonesia.
Pradyta, A. D., Masfiah, S., Gamelia, E., Firda, A., & Maqfiroch, A. (2017).
Soewondo, P., Novida, H., & Rudjianto, A. (2015). Konsensus Pengelolaan dan
Pustaka Widyamara.
52
Health Organization.
Organization.
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-
reports/20200715-covid-19-sitrep-177.pdf?sfvrsn=b1a193f3_2