Anda di halaman 1dari 31

USULAN PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARHA DENGAN KEPATUHAN DIET


PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

Dosen Pengampuh : Ns. Norman Alfiat Talibo S.Kep.,


M.Kep

Disusum Oleh Kelompok II :


Salim Mahagia (1901096)
Alma Harpia Nani (1901054)
Rosiliwati Tan (1901008)
Vivi Sri Utami Gobel (1901054)
Cindy Berliana D. Mayulu (1901060)
Indria Putri Utina (1901055)
Gina M.R Haringan (1901046)
Saidah A. Kasim (1901052)
Gina M.R Haringan (1901046)
Heldy Srikandhy Sadale (1901021)
Yanti Tongka (1901050)
Moh. Djalil Djenaan (1901062)

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO

T.A 2022

1
DAFTAR ISI

PENDAHULUAN.........................................................................................................3
A. Latar Belakang....................................................................................................3
B. Rumusan Masalah...............................................................................................7
C. Tujuan Penelitian................................................................................................7
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................7
BAB II...........................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................9
A. Konsep Diabetes Mellitus...................................................................................9
B. Konsep Dasar Dukungan Keluarga..................................................................12
C. Konsep Dasar Kepatuhan.................................................................................13
D. Diet Diabetes Melitus Tipe 2............................................................................14
E. Keterkaitan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Pada DM Tipe 2 16
BAB III........................................................................................................................20
KERANGKA KONSEP..............................................................................................20
BAB IV........................................................................................................................23
METODE PENELITIAN............................................................................................23
A. Jenis Penelitian.....................................................................................................23
B. Tempat Dan Waktu Penelitian.............................................................................23
C. Populasi Dan Sampel...........................................................................................23
D. Kriteria inklusi dan Eksklusi................................................................................24
E. Instrumen Penelitian.............................................................................................24
F. Proses Penggumpulan Data..................................................................................26
G. Pengelola Data..................................................................................................27
H. Analisis Data.....................................................................................................27
I. Etika Penelitian....................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................30

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hiperglikemia, atau peningkatan kadar gula darah, merupakan efek


umum diabetes yang tidak terkontrol dan seiring berjalannya waktu
menyebabkan kerusakan serius pada banyak system tubuh, terutama saraf dan
pembuluh darah.(WHO,2017).

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit yang ditandai dengan


tingginya kadar gula darah di dalam urin akibat terganggunya metabolisme
karena produksi dan fungsi hormone insulin tidak berjalan dengan seharusnya
(Syamsiyah,2017).

Data dari berbagai studi global menyebutkan bahwa penyakit Diabetes


Mellitus adalah masalah kesehatan yang besar. Hal ini dikarenakan adanya
oeningkatan jumlah penderita diabetes dari tahun ke tahun, yang disebabkan
karena peningkatan jumlah populasi, usia, prevalensi, obesitas dan penurunan
aktivitas fisik (Puji, 2015). Pada tahun 2015 menyebutkan sekitar 422 juta orang
dewasa memiliki diabetes yang berusia 18 tahun diseluruh dunia atau 8,5% dari
penduduk dunia (WHO, 2016). Diperkirakan pada tahun 2040 meningkat
menjadi 642 juta penderita (IDF 2015). Usia penderita diabetes kini semakin
mudah, 1 dari 5 penderita diabetes masih berumur dibawah 40 tahun dengan
jumlah sebanyak 1.671.000 orang. Sedangkan sisanya, berusia 40-50 tahun
dengan jumlah sebanyak 4.651.000 orang, kemudian pada usia 60-79 tahun
diperkirakan sebanyak 2.000.000 orang (PERKENI, 2015). Menurut
International Diabetes Federation (IDF) Pada tahun 2017 prevalensi diabetes

3
mellitus didunia mencapai 424,9 juta jiwa dan diperkirakan akan mencapai
628,6 juta jiwa pada tahun 2045.

Peningkatan penyakit ini sebagian besar akan terjadi di Negara


berkembang, di sebabkan oleh pertumbuhan penduduk, penuaan, diet tidak
sehat, obesitas dan gaya hidup yang menetap (WHO, 2016).

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang di dunia. Jumlah


penduduk Indonesia selama dua puluh lima tahun mendatang terus meningkat
yaitu dari 238,5 juta pada tahun 2010 menjadi 305,6 juta pada tahun 2035
(Badan Pusat Statistik [BPS], 2013). Data terbaru International Diabetes
Federation (IDF) Atlas tahun 2017 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki
peringkat ke-6 dunia dengan jumlah diabetesi sebanyak 10,3 juta jiwa.
Diperkirakan angka tersebut akan terus mengalami kenaikan hingga mencapai
16,7 juta jiwa pada tahun 2045. Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2018 menyebutkan bahwa terjadi peningkatan prevalensi Diabetes
Mellitus dari tahun 2013-2018 sebanyak 2,0 persen. Pada tahun 2013 prevalensi
Diabetes Mellitus di Indonesia sebanyak 1,5 persen dan meningkat menjadi 2,0
persen pada tahun 2018.

Prevalensi penyakit Diabetes Mellitus tertinggi dengan 11,1% adalah


provins Kalimantan Barat dan Maluku Utara berdasarkan hasil riset kesehatan
dasar pada 2013, Provinsi Riau 10.4% dan Nanggroe Aceh Darusalam 8.5%.
Pada tahun 2013, Provinsi Sulawesi Utara jumlah kasus penyakit diabetes
melitus berjumlah 3652 pada tahun 2015, mengalami peningkatan kasus
menjadi 8.5%. Data dinas kesehatan provinsi Sulawesi Utara jumlah penyakit
Diabetes Mellitus berjumlah 3652 pada tahun 2015, mengalami peningkatan
kasus pada tahun 2016 menjadi 5083 kasus. Dinas Kesehatan Kota Manado
berjumlah 2756 dan meningkat kasus pada tahun 2016 dengan jumlah 3496
kasus (Dinkes Provinsi Sulut 2016).

4
Pada tahun 2016, diabetes adalah penyebab langsung 1,6 juta kematian
(WHO, 2018). Penyakit Diabetes mempunyai dampak negatif terhadap fisik
maupun psikologis klien, gangguan fisik yang terjadi seperti poliuria,
polidipsia, polifagia, mengeluh lelah dan mengantuk (Price & Wilson, 2005).
Disamping itu juga klien juga dapat mengalami kelemahan, penglihatan kabur,
dan sakit kepala. Dampak psikologi yang terjadi pada klien dengan Diabetes
seperti kecemasan, kemarahan, berduka, malu, rasa bersalah, hilang harapan,
depresi, kesepian, tidak berdaya (Potter & Perry, 2010), di tambah lagi klien
dapat menjadi pasif, tergantung, merasa tidak nyaman dan merasa menderita
(Purwaningsih & Karlina, 2012). Akibat komplikasi yang dapat berpengaruh
pada kualitas hidup dan dampak dari segi ekonomi yang menyebabkan besarnya
peningkatan biaya kesehatan menjadikan beban berat bagi individu penderita
(Kemenkes, 2014). Mengontrol kadar glukosa darah sangatlah penting. Bila
diabetes tidak terkontrol banyak organ tubuh akan terganggu, terutama
pembuluh darah (Hans Tandra, 2009). Dalam upaya tersebut penderita diabetes
melitus membutuhkan suatu dukungan terutama dukungan sosial keluarga,
dukungan moril, maupun lingkungan sekitar untuk menjaga pola hidup (Hakim,
2014).

Peran Pemerintah dalam menanggulangi DM menurut Endriana (2018)


selaku bagian anggota PTM Dinkes Sleman, program DM yang telah dilakukan
di Dinkes Sleman yaitu; 1) Skrining faktor resiko DM melalui pendataan PIS-
PK (Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluaraga), jika ditemukan
faktor resiko DM dirujuk ke Puskesmas untuk pemeriksaan gula darah gratis. 2)
Pos Bindu melakukan faktor resiko PTM lalu diarahkan ke Puskesmas untuk
melaukukan pemeriksaan gratis. 3) Dengan melakukan penyuluhan. 4) Dengan
melakukan GERMAS (Gerakan Masyarakat Sehat) berupa; olahraga, aktivitas
fisik, tidak merokok, makan buah dan sayur, diet seimbang, kelola stres dengan
menggunakan Sistem Cerdik. Menkes menyatakan salah satu factor predominan

5
Diabetes adalah berat badan berlebihan dan obesitas. Pola makan atau diet kaya
kalori, garam, lemak jenuh, dan gula, dan rendah serat dapat menyebakan
peningkatan berat badan berlebihan dan dengan demikian meningkatakan resiko
diabetes. Keadaan ini cukup tinggi prevalensi di masyarakat Indonesia
(Kemenkes 2016).

Manajemen DM pada umumnya melalui pendekatan pengobatan.


Selain pengobatan juga harus dilakukan pengaturan diet (Krisnatuti, Yenrina, &
Rasjmida, 2014). Penyakit DM dapat di cegah dengan cara menghilangkan atau
menghindari faktor resiko yang dapat di ubah salah satunya adalah atur pola
makan, lebih-lebih bagi seseorang yang sudah memiliki faktor resiko yang tak
dapat di ubah, yaitu usia mendekati 40 tahun dan ada riwayat keturunan DM
(A.Y. Sutedjo, 2010).

Terapi diet merupakan terapi utama dalam penatalaksaan DM, diet


yang sehat dapat mengurangi perkembangan penyakit DM (International
Diabetes Federation, 2013). Berdasarkan penelitian Purwandari, dkk (2017).
Minat atau keinginan untuk mendapatkan tubuh yang sehat merupakan kekuatan
terbesar dari dalam tubuh individu untuk melakukan diet pada penderita DM
dan tidak hanya memerlukan waktu yang singkat, perlu waktu seumur hidup
untuk melakukan kepatuhan diet. Kepatuhan merupakan salah satu kendala pada
pasien DM. Kepatuhan adalah kemauan individu untuk menjalankan perintah
yang disarankan oleh dokter, perawat, dan petugas kesehatan lainnya dalam
mengatur pola makan sehat (Gustina, Suratun, & Heryati 2014). Kendala utama
pada penanganan diet Diabetes Mellitus adalah kejenuhan pasien dalam
mengikuti terapi diet yang sangat diperlukan untuk mencapai keberhasilan.
Pasien DM banyak yang merasa tersiksa sehubungan dengan jenis dan jumlah
makanan yang dianjurkan sehingga mereka mengalami kesulitan untuk
mematuhi anjuran diet tersebut.

6
Jika dukungan keluarga tidak ada maka pasien diabetes melitus akan
tidak patuh dalam pelaksaan diet, sehingga penyakit diabetes melitus tidak
terkendali dan terjadi kompikasi yaitu penyakit jantung, ginjal, kebutaan,
ateroskleorosis, bahkan sebagian tubuh dapat diamputasi. Dan apabila,
dukungan keluarga baik maka pasien diabetes melitus akan patuh dalam
pelaksaan diet, sehingga penyakit diabetes melitus terkendali (Rahmat, 2002).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada Latar Belakang masalah tersebut diatas, maka


dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : “Apakah Ada Hubungan
Antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet Diabetes Mellitus Tipe
2 ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mengetahui Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet
Diabetes Melitus tipe 2.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui Gambaran Dukungan Keluarga pada Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2
b. Mengetahui Gambaran Tingkat Kepatuhan Diet pada Pasien Diabetes M
ellitus Tipe 2

D. Manfaat Penelitian

Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat pada berbagai pihak meliputi:


1. Manfaat Secara Teoritis
Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pentingnya dukungan keluar
ga dengan kepatuhan diet diabetes mellitus tipe 2 dan dapat di jadikan sebag
ai pengembangan ilmu keperawawan khususnya keperawatan keluarga yang

7
telah ada sebagai bahan pengkajian atau kegitan penelitian-penelitian selanj
utnya.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Diabetes Mellitus


1. Definisi diabetes mellitus
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu keadaan yang ditandai dengan
adanya kenaikan kadar glukosa darah (hiperglikemia), disertai dengan kelainan
metabolik akibat gangguan hormonal, yang dapat menimbulkan berbagai
komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah (Mansjoer dkk,
2005). Smeltzer & Bare (2001) menyebutkan DM sebagai sekelompok kelainan
yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Menurut American Diabetes Association (2010), diabetes mellitus adalah
suatu kelompok penyakit metabolik yang memiliki karakteristik hiperglikemia
yang terjadi karena gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa diabetes mellitus merupakan suatu keadaan yang
ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) dan disebabkan
oleh adanya resistensi insulin, gangguan sekresi insulin, atau kedua-duanya.
1. Klasifikasi
Menurut WHO (1994) Penyakit DM terdiri dari lima tipe utama, yaitu:
a) DM tipe 1
DM tipe 1 dikenal juga sebagai Juvenil diabetes. Nama lain dari DM
tipe 1 adalah insulin-dependent diabetes (IDDM), yaitu diabetes yang
bergantung pada insulin. DM tipe 1 penyakit yang terjadi karena adanya
gangguan pada pankreas, dimana pankreas tidak tidak mampu
memproduksi insulin dengan optimal. Ketidakoptimalnya fungsi
pankreas disebabkan oleh hancurnya sel beta dalam pankreas yang
berperan memproduksi hormon insulin. Penyebab kerusakan dan
hancurnya sel beta sering terjadi pada reaksi autoimun, yaitu sistem

9
kekebalan tubuh yang salah mengenali sel beta sebagai benda asing.
Reaksi autoimunitas tersebut dapat dipicu oleh adanya infeksi pada
tubuh.
b) DM tipe 2
Diabetes tipe 2 disebut non insuline dependent atau adult onset
diabetes,ditandai dengan kurangnya produksi insulin (Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI,2013). DM tipe 2 merupakan
kombinasi dari restitensi insulin dan kelainan pada produksi insulin pada
beta sel pankreas .seiring berjalannya waktu,disfungsi beta sel pankreas
akan semakin parah dan berakibat kekurangan insulin absolut (peter c.
Kurniali,2013). Diabetes tipe 2 merupakan dampak dari gangguan sekresi
insulin dari resistansi terhadap kerja insulin yang sering kali disebabkan
oleh obesitas (defisiensi relatif) (Bilous, R., & Donelly, R.2015).
Menurut PERKENI (2015),DM tipe 2 disebabkan mulai dari dominan
resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif sampai yang dominan
defek sekresi insulin disertairesistensi insulin.Pada DM tipe 2 reaksi
dalam sel kurang efektif karena kurangnya insulin yang berperan dalam
menstimulasi glukosa masuk ke jaringan dan pengaturan pelepasan
glukosa dihati.

Faktor yang berperan menjadi penyebab perkembangan DM


tipe II adalah etnisitas, riwayat keluarga diabetes, kurangnya aktifitas
fisik, riwayat diabetes gestasional masa lalu dan usia lanjut. Individu
dapat mengalami tanda dan gejala diabetes yang berbeda, serta kadang-
kadang mungkin tidak ada tanda-tanda. Tanda umum yang dialami yaitu
sering buang air kecil (poliuria), haus yang berlebihan (polidipsia),
kelaparan meningkat (polipagia), berat badan menurun, kelelahan,
kurangnya minat dan konsentrasi, sebuah sensasi kesemutan atau mati
rasa di tangan atau kaki, penglihatan kabur, sering infeksi, lambat
penyembuhan luka, muntah dan sakit perut (IDF, 2017).Penurunan

10
sensitivitas insulin menganggu penggunaan dan penyimpanan
karbohidrat. Hal ini yang akan meningkatkan konsentrasi insulin plasma
(hiperinsulinemia) sebagai upaya kompensasi oleh sel beta pankreas
terhadap penurunan sensitivitas jaringan terhadap efek metabolisme
insulin (Guyton & Hall, 2012). DM tipe 2 bisa terjadi pada anak-anak
dewasa dan dewasa,tetapi biasanya terjadi setelah usia 30 tahun. Faktor
utama penyebab DM tipe 2 adalah obesitas, karena itu DM tipe 2
cenderung diturunkan secara genetik dalam keluarga (M.adib,2011)

Pada keadaan resistensi insulin, kerja insulin dihambat hingga


kadar glukosa darah akan meningkat, apabila peningkatan sekresi insulin
tidak bisa mengimbangi hiperglikemia yang parah, secara perlahan
menyebabkan sel-sel beta pankreas menjadi “lelah” untuk menyekresi
sejumlah besar insulin (Guyton & Hall, 2012) yang nantinya akan
mengakibatkan penurunan fungsi sel beta secara progresif (Suyono,
2009), namun demikian, jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi
peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan terus
meningkat dan terjadi DM tipe 2. Selain menyebabkan gangguan
metabolik, DM juga menyebabkan beragam penyulit kronik yang
menjadi penyebab tingginya angka morbiditas dan mortalitas yang
berkaitan dengan penyakit ini (PERKENI, 2015).

c) DM gestasional
DM gestasional adalah diabetes yang disebakan oleh kondisi
kehamilan. Dimana pankreas tidak dapat menghasilkan insulin yang
cukup untuk mengontrol gula darah pada tingkat yang aman bagi ibu dan
janin.
d) DM tipe lain
DM jenis ini disebut DM sekunder atau DM tipe lain. Dimana
DM yang disebabkan penyakit pankreas yang merusak sel beta, sindrom
hormonal, dan obat-obatan yang mengganggu insulin.

11
12
B. Konsep Dasar Dukungan Keluarga
1. Pengertian Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah Sikap, tindakan penerimaan keluarga terhadap


anggota keluargannya, berupa dukungan informasional, dukungan penilaian,
dukungan instrumental dan dukungan emosional. (Friedman, 2010)

Dukungan keluarga adalah kepedulian dari orang-orang yang dapat


diandalkan, menghargai, dan menyayangi kita. Dukungan keluarga sebagai
adanya kenyamanan, perhatian, penghargaan atau penolong orang dengan sikap
menerima kondisinya. Dukungan keluarga tersebut diperoleh dari individu
maupun kelompok. (Davensi, 2012)

Dukungan keluarga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang


meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap anggota keluarga, sehingga
anggota keluarga merasa ada yang memperhatikannya. Jadi dukungan sosial
keluarga mengacu kepada dukungan-dukungan sosial yang dipandang oleh
anggota keluarga sebagai sesuatu yang dapat diakses atau diadakan untuk
keluarga yang selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan
(Erdiana, 2015).

2. Bentuk dukungan keluarga

Keluarga memiliki beberapa bentuk dukungan (Friedman, 2010), yaitu:

a. Dukungan emosional
Dukungan emosional berfungsi sebagai pelabuhanistirahat dan
pemulihan serta membantu penguasaan emosional serta meningkatkan moral
keluarga. Dukungan emosianal melibatkan ekspresi empati, perhatian,
pemberian semangat, kehangatan pribadi, cinta, atau bantuan emosional.
Dengan semua tingkah laku yang mendorong perasaan nyaman dan
mengarahkan individu untuk percaya bahwa ia dipuji, dihormati, dan
dicintai, dan bahwa orang lain bersedia untuk memberikan perhatian.

b. dukungan informasi
Keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan disseminator
(penyebar) informasi tentang dunia. Dukungan informasi terjadi dan

13
diberikan oleh keluarga dalam bentuk nasehat, saran dan diskusi tentang
bagaimana cara mengatasi atau memecahkan masalah yang ada.

c. Dukungan instrumental
Keluarga merupakan sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit.
Dukungan instrumental merupakan dukungan yang diberikan oleh keluarga
secara langsung yang meliputi bantuan material seperti memberikan tempat
tinggal, memimnjamkan atau memberikan uang dan bantuan dalam
mengerjakan tugas rumah sehari-hari.

d. Dukungan penghargaan
Keluarga bertindak (keluarga bertindak sebagai sistem pembimbing
umpan balik, membimbing dan memerantai pemecahan masalah dan
merupakan sumber validator identitas anggota. Dukungan penghargaan
terjadi melalui ekspresi penghargaan yang positif melibatkan pernyataan
setuju dan panilaian positif terhadap ide-ide, perasaan dan performa orang
lain yang berbanding positif antara individu dengan orang lain.

3. Tugas Keluarga

Menurut Friedman, membagi 5 tugas yang harus dilakukan oleh keluarga


yaitu:

 Mengenal adanya gangguan kesehatan setiap anggotanya


 Mengambil keputusan untuk mengambil tindakan yang tepat,
 Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit, cacat, maupun
yang tidak sakit dan memerlukan bantuan,
 Mempertahankan keadaan lingkungan keluarga yang dapat menunjang
peningkatan status para anggotannya
 Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga-
lembaga kesehatan.

C. Konsep Dasar Kepatuhan


1. Pengertian kepatuhan
Kepatuhan adalah perilaku individu (misalnya: minum obat, mematuhi diet,
atau melakukan perubahan gaya hidup) sesuai anjuran terapi dan kesehatan.

14
Tingkat kepatuhan dapat dimulai dari tindak mengindahkan setiap aspek anjuran
hingga mematuhi rencana. (Kozier, 2010) Sedangkan, Sarafino (dalam Yetti, dkk
2011) mendefinisikan kepatuhan sebagai tingkat pasien melaksanakan cara
pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya. Dikatakan lebih lanjut,
bahwa tingkat kepatuhan pada seluruh populasi medis yang kronis adalah sekitar
20% hingga 60%.

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan


Menurut Kozier, faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah sebagai
berikut:

1) Motivasi klien untuk sembuh


2) Tingkat perubahan gaya hidup yang dibutuhkan
3) Persepsi keparahan masalah kesehatan
4) Nilai upaya mengurangi ancaman penyakit
5) Kesulitan memahami dan melakukan perilaku khusus
6) Tingkat gangguan penyakit atau rangkaian terapi
7) Keyakinan bahwa terapi yang diprogramkan akan membantu atau tidak
membantu
8) Warisan budaya tertentu yang membuat kepatuhan menjadi sulit dilakukan
9) Tingkat kepuasan dan kualitas serta jenis hubungan dengan penyediaan
layanan kesehatan

D. Diet Diabetes Melitus Tipe 2


Pemberian diet Diabetes Melitus dengan tujuan memulihkan dan
mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran nilai yang normal sehingga
mencegah terjadinya glikosuria berserta gejala-gejalanya. pemberian diit diabetes
melitus tipe 2 diberikan bergantung pada beratnya penyakit diabetes, tipe
pengobatanya, kepribadian pasien, umur, berat badan dan gaya hidup penderita.
tipe diit yang diberikan diet rendah kalori untuk menurunkan berat badan yang
kemudian diikuti dengan diet untuk memperthankan berat badan tersebut, diet
bebas gula, sistem penukaran hidratarang.
a. Diet rendah kalori

15
Prioritas pertama dalam mengatasi pasien diabetes yang obese adalah
menurunkan berat badannya. pasien diabetes yang menjalani diet rendah
kalori harus menyadari perlunya penurunana berat badan dan berat badan
yang sudah diturunkan tidak boleh dibiarkan naik kembali. ada berbagai
macam diet untuk menurunkan berat badan. jika penyakit diabetesnya ringan,
setiap diet rendah kalori dapat digunakan asalkan mempunyai nilai gizi yang
memadai dan memberikan landasan bagi diet selanjutnya untuk
mempertahankan berat badan. pasien diabetes yang kelebihan berat mula-
mula harus dimotivasi dahulu sehingga mau menurunkan berat badannya.
penurunan berat badan harus diperhatikan dan didorong dengan mengukur
berat secara teratur. sebagian pasien diabetes dapatr menarik manfaat dari
dukungan dan tekanan suatu kelomp[ok perampingan tubuh (slimming
group) dan hal ini harus terus didorong.
b. Diet bebas gula
Tipe diet ini digunakan untuk pasien diabetes yang berusia lanjut dan
tidak memerlukan suntikan insulin. diet bebas gula diterapkan berdasarkan
dua prinsip:

 Tidak memakan gula dan makanan sumber yang mengandung gula


 Mengkonsumsi makanan sumber hidratarang sebagai bagian dari
keseluruhan hidagan secara teratur.
Gula (gula pasir, gula aren dan lain-lain) dan makanan yang
mengandung gula tidak boleh dimakan karena cepat dicerna dan diserap
sehingga dapat menimbulkan kenaikan gula darah yang cepat. jenis- jenis
makanan ini adalah: madu, selai dan marmalade. permen, manisan dan
cokelat. biskuit, kue-kue dan roti yang manis, dodol, tarcis. puding, buah-
buah yang dikalengkan dalam larutan sirup. sirup dan berbagai minuman
yang manbis, susu kental, es krim. kecap manis, abon, dendeng dan makanan
manis lainnya.
Makanan bagi pasien diabetes harus mengandung hidratarang dalam
bentuk pati (starch) dan dibagi menjadi beberapa bagian dengan interval
yang teratur selama sehari. jumlah hidratarang yang diperbolehkan
terkandung dalam setiap hidagan tergantung kepada kebutuhan energi tiap-

16
tiap pasien. pemberian hidratarang dalam bentuk pati dan pembagiannya
secara merata akan memberikan keseimbangan yang baik antara masukan
hidratarang dan insulin yang tersedia.

c. Sistem penukaran hidratarang


Sistem ini disusun untuk menghasilkan suatu metode penganturan
hidratarang yang tepat. sistem penukaran hidratarang digunakan pada pasien-
pasien diabetes yang mendapatkan suntikan insulin atau obat-obat
hipoglikemik oral dengan dosis tinggi. diet yang berdasarkan sistem ini
merupakan diet yang lebih rumit untuk diikuti oleh seorang pasien diabetes,
tetapi mempunyai kelebihan, yaitu diet ini lebih fleksibel dan bervariasi
ketimbang diet yang lebih rumit untuk diikuti oleh seorang pasien diabetes,
tetapi mempunyai kelebihan, yaitu diet ini lebih fleksibel dan bervariasi
ketimbang diet tipe bebas gula. Untuk melaksanakan diet dengan sistem
penukaran hidratarang diperlukan sebuah daftar standar yang berisikan
berbagai jenis makanan penukaran dengan kandungan HA sebesar 10 gram.
dengan mengikuti daftar standar, pasien diabetes dapat memakan berbagai
ragam makanan dengan kandungan hidratarang yang tetap.

E. Keterkaitan Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Diet Pada DM


Tipe 2
Dukungan keluarga adalah bantuan yang diberikan oleh anggota keluarga
yang dapat memberikan kenyamanan fisik dan psikologis pada individu yang
sedang menghadapi situasi stress. (Taylor, 2006). Proses dukungan keluarga
terjadi sepanjang masa kehidupan, dengan sifat dan tipe dukungan yang
bervariasi dalam tiap tahap siklus kehidupan keluarga. Menurut (Friedman,
2010) dalam setiap tahap siklus kehidupan, dukungan keluarga mendorong
keluarga untuk berfungsi optimal dan meningkatkan adaptasi terhadap kesehatan
keluarga.

Kepatuhan diet DM dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor


internal dan faktor eksternal. Faktor internal yang dapat mempengruhi kepatuhan
diet seperti pendididkan, pengetahuan, keyakinan dan sifat kepribadian. Faktor

17
eksternal meliputi interaksi profesional kesehatan dengan pasien, faktor
lingkungan dan dukungan keluarga. Dukungan keluarga sangat berpengaruh bagi
penderita DM terhadap kepatuhan diet. Disaat anggota keluarga mengalami
masalah kesehatan anggota yang lain berperan sangat penting dalam masalah
keperawatan. Maka dari itu dukungan keluarga sangat penting untuk penderita
DMdalam menjalani kepatuhannya terhadap diet (Rafani & Ben, 2012).Dampak
positif dari dukungan keluarga dalam menjalankan diet bagi penderita DM yaitu
dapat mengontrol apa yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan dalam menjalankan
dietnya, dapat saling mengingatkan, serta saling memotivasi antar anggota
keluarga terutama bagi keluarga yang sedang menjalankan diet sehingga
penderita DM termotivasi untuk tetap menjalankan diet dan berkeinginan utuk
mempertahankan atau memperbaiki kualitas hidupnya.

Menurut (Almatsier, 2010) bahan makanan yang dianjurkan untuk diet


diabetes melitus adalah sumber karbohidrat kompleks, seperti nasi, roti, mi,
kentang singkong, ubi dan sagu, sumber protein rendah lemak, seperti ikan, ayam
tanpa kulit, susu krim, tempe, tahu, dan kacang-kacangan, sumber lemak dalam
jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna. Makanan terutama
diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, direbus, dan dibakar.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian responden telah mengonsumsi makan
buah dan sayur setiap hari. Namun juga masih mengkonsumsi kopi, teh manis,
dan gorengan ataupun makanan yang mengandung banyak lemak dan dengan
jadwal makan yang tidak teratur. Responden beralasan hal ini disebabkan karena
semakin hari nafsu makan semakin menurun, responden mengira hal ini
dikarenakan faktor umur. Begitupun dengan jenis makanan /minuman yang
dikonsumsi oleh responden juga makanan tinggi gula hal ini dikarenakan sudah
menjadi kebiasaannya setiap hari sehingga jika terlewatkan akan merasakan rasa
yang tidak enak badan, seperti pusing.

F. Jurnal Terkait

No Nama Judul Desain Kesimpulan


Peneliti/ Tahun
1 Argi Virgona Hubungan antara Desain Hasil penelitian
Bangun, Gali dukungan penelitian menunjukkan

18
Jatnika,Helina keluarga dengan yang di bahwa sebanyak
kepatuhan diet gunakan 56,3%
pada pasien DM adalah responden
tipe 2 dengan menganut
pendekatan program diet.
deskriptif Selain itu,
Cross 47,9%
sectional responden
memiliki
dukungan
keluarga yang
layak. Dengan
menggunakan
uji Chi-square,
hasilnya
mengungkapkan,
ada hubungan
yang bermakna
antara dukungan
keluarga dan
kepatuhan diet
(p = 0,038; p>
α). Dapat
disimpulkan
bahwa dukungan
keluarga
merupakan
faktor penting
dalam kepatuhan
pasien DM
terhadap
program diet.
Oleh karena itu,

19
melibatkan
anggota
keluarga,
terutama
pasangannya,
dalam perilaku
perawatan diri
seperti
menyiapkan
makanan dapat
menjadi sangat
penting dalam
memberikan
perawatan
kesehatan dan
mencegah
komplikasi pada
pasien
dengan diabetes.

20
BAB III

KERANGKA KONSEP

A. KerangkaKonsep

Kerangka konsep adalah suatu urain dan visualisai tentang hubungan


atau kaitan anatara konsep-konsep atau variable-variabel yang akan di amati
atau di ukur melalui penelitian yang akan di lakukan ( Notoatmodjo 2012).

Variabel Independen Variabel Dependen

Dukungan Keluarga Kepatuhan Diet

DM Tipe 2 DM Tipe 2

Keterangan

: Variabel yang diteliti

: Garis Hubungan

Kerangka konsep ‘ Penelitian Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan


Kepatuhan Diet Pada Pasien DM Tipe 2.

B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap
masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan
kebenarannya. Dugaan jawaban tersebur merupakan kebenaran yang sifatnya
sementara, yang akan di uji kebenarannya dengan data yang di kumpulkan
melalui penelitian.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

21
Ha : Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada
pasien diabetes mellitus tipe 2.
Ho : Tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet
pada pasien diabetes mellitus tipe 2
C. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variable dependen terikat (sugiono,
2015). Pada penelitian ini variabel independen adalah Dukungan keluarga
DM tipe 2.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Pada penelitian ini variabel
dependen adalah Kepatuhan diet DM tipe 2.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel
atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan,
ataupun memberikan suatu operasionalisasi yang diperlukan untuk mengukur
konstrak atau variabel tertentu.

No Variablel Definisi Alat ukur Skala Hasil ukur


operasional ukur
1 Dukungan Bentuk Kuisioner Ordinal - Rendah:
keluarga dukungan 1-5
keluarga yang - Sedang: 6-
baik dapat 10
diberikan oleh - Tinggi: 11-
keluarga 15
berdasarkan
perhatian dan
kepedulian
terhadap
tingkat

22
kepatuhan diit
diabetes
mellitus tipe 2.
2 Tingkat Persepsi Kuisioner Ordinal - Rendah:
kepatuhan diit pasien DM tipe 1-5
diabetes 2 terhadap - Sedang: 6-
mellitus tipe 2 perilaku yang 10
telah dilakukan - Tinggi: 11-
dalam 15
mengikuti dan
menaati
anjuran
mengkonsumsi
diet DM sesuai
jumlah, jenis,
dan jadwal
yang sesuai
dengan
anjuran diet
DM dalam satu
tahun terkahir.

23
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan metode


deskriptif kolerasi dengan penedekatan cross sectional metode deskriptif
korelasi dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu kegiatan penggumpulan
data dalam suatu penelitian yang dilakukan sekaligus dalam waktu tertentu
(point time) dan setiap subjek penelitian hanya dilakukan satu kali pendataan
(pengamatan) untuk semua variabel yang diteliti, selama dalam penelitian itu
(machfoedz, 2018).

B. Tempat Dan Waktu Penelitian


1. Tempat
Penelitian ini akan dilakukan di RSU Karsa Husada Batu
2. Waktu
Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan agustus 2022.

C. Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (machfoedz, 2018). Populasi
dalam penelitian ini adalah masyarakat yang menderita diabetes melitus
tipe 2 berjumlah
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil dengan menggunakan
teknik sampling, jumlahnya yang ditentukan rumus atau suatu formula,
dengan tujuan untuk mewakili populasi dan suatu uji olah data dari suatu
penelitian tertentu (machfoedz, 2018).
Adapun rumus yang dipakai dalam menentukan besar besar sampel
adalah menurut (Machfoedz, 2018)

24
n= (−¿z e) 2. p . ( 1−p )
Keterangan:
n = jumlah sampel
z = standar sekor pada tingkat konfiden tertentu (SD pada table Z pada
derajat konfidensi tertentu)
e = proporsi sampling error (derajat kemaknaan)
p = dugaan proporsi (prosentase kasusnya) atau insidensi kasus dalam
populasi

D. Kriteria inklusi dan Eksklusi


1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek peneltian dari suatu populasi
yang ditargetkan dan terjangkau untuk di teliti (Nursalam,2015.)

a) responden yang terkena diabetes melitus tipe 2


b) responden yang bersedia menjadi responden
c) responden yang belum mengetahui tentang diet diabetes melitus tipe 2
2. Kriteria eksklusif
Kriteria eksklusi adalah pengeluaran subjek yag tidak memenuhi kriteria
inklusi karena berbagai sebab (Nursalam,2015).
a) masyarakat yang terkena diabetes mellitus tipe 2 yang menolak menjadi
responden
b) masyarakat yang tidak mengisi kuisioner dengan lengkap
c) masyarakat yang tidak bisa membaca dan menulis

E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam analisa variabel yaitu cusioner dukungan
keluarga dan tingkat kepatuhan diet diabetes melitus. Cusioner adalah teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya

25
(sugiono 2013). Cusioner tersebut di isi responden sengan cara diberi tanda (√)
pada kotak yang menjadi pilihannya.
Kedua jenis cusioner ini memiliki pernyataan tertutup (clossdended
questions) dengan skala pernyataan yang digunakan adalah skala liker (1 2 3
4 dan seterusnya)
1. Uji validasi
Validitas alat ukur adalah suatu alat ukur yang menunjukkan tingkat
kevalid dan suatu instrumen sebuah instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan yang dapat mengungkapkan data
dari variabel yang diteliti secara tepat rumus korelasi.
Rumus korelasi pearson produk moment, karena jenis pernyataan
menggunkan skala likert (1 2 3 4 dan 5) dan dikatan valid bila nilai R ≥
0,3 (notoatmodjo, 2012) uji valid dilakukan dipuskesmas Mlati i, sleman,
yogyakarta
Rxy=N ¿ ¿
Keterangan:
N = banyaknya peserta
∑x = jumlah skor item
∑y = jumlah skor total
Rxy = korelasi antara variable

Selanjutnya untuk menentukan sah atau tidaknya suatu item atau


pernyataan, pada penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS
versi 20,0 yaitu dengan membandingkan angka korelasi product moment
dengan r table.

2. Uji Reliabilitas
Penelitian realibilitas instrument menunjukkan bahwa suatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data
menghasilkan data yang dapat dipercaya. Dalam penelitian ini penilaian
reliabilitas instrument direncanakan akan menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha karena menggunakan skala likert (1,2,3,4, dan 5) dan

26
dikatakan reliable bila nilai Cronbach’s Alpha lebih > konstanta (0,6),
maka pernyataan tidak reliable (Handayani, Riyadi, 2015).
r
[ ∑ Si
]
2
k
ii= 1−
k−1 St 2

Keterangan:
rii = koefisien reliabilitas test
k = cacah butir
Si2 = varians skor butir
St2 = varians skor total
3. Kisi-kisi kuisioner
Table 3.2 kisi-kisi kuisioner dukungan keluarga

Variable Independen Nomor item Jumlah


Dukungan keluarga Dukungan emosional dan 1,2,3,4,5
penghargaan
Dukungan fasilitas 6,7,8,9
Dukungan informasi atau 10,11,12,13,14,15
pengetahuan

Jumlah total 15 Soal

Table 3.3 kisi-kisi kuisioner tingkat kepatuhan diit diabetes mellitus tipe
2

Variable dependen Nomor item Jumlah


Tingkat kepatuhan diit Jumlah kalori yang 1,2,3,4,5
diabetes mellitus tipe dibutuhkan
2 Jadwal makanan yang 6,7,8,9,10
harus diikuti
Jenis makanan yang 11,12,13,14,15
harus diperhatikan

Jumlah total 15 Soal

27
F. Proses Penggumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data primer. Data primer adalah sumber data
yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013).
Penelitian ini menggunakan data mengenai dukungan keluarga dengan tingkat
kepatuhan diit diabetes mellitus tipe 2 yang didapat dari pertanyaan dalam
bentuk kuisioner.

G. Pengelola Data
1. Pengolahan data
Data yang telah dikumpulkan dari kegiatan pengumpulan data kemudian
diolah. Pengolahan data dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Editing
Peneliti melakukan pemeriksaan jawaban atau pengisian kisioner yang
telah dijawab atau diisi oleh responden tidak ada yang kosong, salah atau
meragukan.
b. Coding
Penelitian memberikan kode pada data yang telah terkumpul berupa huruf
atau angka. Coding dilakukan dengan memasukkan data yang sudah
didapatkan kemudian di lakukan pengolahan data menggunakan SPSS.
c. Scoring
Peneliti memberikan skor pada data yang telat terkumpul angka yang
memiliki tingkatan. Scoring didapatkan dari hasil kuisioner yang diisi oleh
subjek penelitian.
d. Tabulating
Memasukkan hasil pengkodean dan scoring kedalam table secara manual
kemudian dianalisis dengan bantuna software computer.

H. Analisis Data
a. Analisis univariate
Analisis univariat dilakukan pada setiap variable dari hasil penelitian untuk
menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap variable.
Rumus:

28
F
P= X 100 %
N

Keterangan:
P = prosentase
F = jumlah jawaban yang benar
N = jumlah soal

b. Analisis bivariat
Analisis bivariate digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variable
yaitu meliputi variable bebas dan variable terikat. Uji statistic yang digunakan
korelasi Spearman Rank yaitu untuk uji hubungan atau uji signifikasi hipotesis
asosiasi, bila skala variabelnya ordinal, sedangkan antara variable-variabel
tidak sama sumbernya (Machfoedz, 2015). Nilai signifikan probabilitas (p)
dengan nilai taraf signifikan 5% (0,05). Ketentuan signifikan apabila p<0,05
maka dapat dinyatakan terdapat hubungan dukungan keluarga dengan
kepatuhan diit diabetes mellitus tipe 2.
Rumus yang digunakan:

6∑ D
2
ρ=1−
n ( n2−1 )

Keterangan:
ρ = koefisien korelasi yang di cari
D = perbedaan sekor antara dua kelompok pasangan
N = Jumlah pasangan pengamatan
6 dan 1 = bilangan konstan

I. Etika Penelitian
1. Respect for person
Peneliti menerima keputusan dari responden jika ada kesalahan atau
penyalahgunaan penelitian ini yang mengakibatkan responden dalam bahaya
dan peneliti memberikan perlindungan kepada responden.
2. Informed Consent

29
Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu memberikan penjelasan maksud
dan tujuan penelitian. Kemudian jika responden setuju diberikan lembar
persetujuan untuk ditanda tangani.
3. Anonimitas (tanpa nama)
Peneliti tidak mencantumkan nama subjek penelitian, namun hanya diberi
symbol atau kode guna menjaga privasi responden.
4. Confidentiality (kerahasiaan)
Data-data yang didapat dari responden dijamin oleh peneliti, termasuk dalam
forum ilmuah atau pengembangan ilmu baru. Peneliti hanya akan
mengungkapkan data yang didapatkan tanpa menyebutkan nama asli
penelitinya.
5. Beneficience (Manfaat)
Peneliti memberikan manfaat dengan adanya penelitian ini baik kepada
responden secara langsung dan juga masyarakat yang tekena diabetes mellitus
tipe 2 ataupun tidak.

30
DAFTAR PUSTAKA

Arisuwita, F. D. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku


Diet Pasien Diabetes Mellitus Di Wilayah Puskesmas Gamping
1 Sleman Yogyakarta.
Farida, I. 2015. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet
Klien Diabes Mellitus Tipe II Di Poli Dalam RSUD Kota
Bandung.
Luis E.G, & Tatiana D. 2013. Patients with Type 2 Diabetes. Jurnal
kesehatan
https://hellosehat.com/penyakit/diabetes-melitus-tipe-2-kencing-manis/
Handayani, Sri & Sujono Riyadi. 2015. Pedoman Penulisan Karya Tulis
Ilmiah Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Samodra Ilmu Press
Machfoedz, Ircham. 2015. Bio Statistika. Yogyakarta: Fitramaya

Machfoedz, Ircham. 2018. Metodologi Penelitian: Kuantitatif & Kualitatif.


Yogyakarta: Fitramaya
Tangkas, M. 2018. Hubungan Dukungan Keluarga Dengan
Kepatuhan Diet Penderita Diabetes Melitus Di Desa Ngrampal Wilayah
Kerja Puskesmas Ngrampal Sragen.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus Pengendalian dan
Pencegahan Diabetes Mellitus Tipe 2 di Indonesia. PB. PERKENI. Jakarta.
2015

31

Anda mungkin juga menyukai