Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan proposal yang berjudul “Faktor –
Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Dalam Menjalani Diet Pada Diabetes
Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Tegalalang II”.
Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak mendapat bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari semua pihak sehingga proposal ini bisa diselesaikan
tepat pada waktunya. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp.,MNg.,Phd selaku Rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali sekaligus pembimbing I yang telah memberikan
ijin, kesempatan dan banyak bimbingan dalam menyelesaikan proposal ini.
2. Bapak Ns. Kadek Nuryanto, S.Kep.,MNS selaku dekan fakultas kesehatan yang
memberikan dukungan moral dan perhatian kepada penulis.
3. Ibu Anak Agung Ayu Yuliati Darmini, S.Kep., Ns., MNS selaku Ketua Program
Studi Ilmu Keperawatan yang memberikan dukungan moral dan perhatian
kepada penulis.
4. Ibu Idah Ayu Wulandari,S,Si.T.,M.Keb, selaku pembimbing II yang telah
banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan proposal ini.
5. Bapak Ns. Made Rismawan, S.Kep.,MNS, selaku dosen penguji tamu yang telah
banyak memberikan saran dalam menyelesaikan proposal ini.
6. Bapak Ns. Gst Kade Adi Widyas Pranata, Ibu Ni Wayan Sukma Antari, S.Si, M,
Si, dan Ibu Ns. Made Dian Shanti Kusuma, S. Kep, selaku wali kelas yang
memberikan motivasi dan dukungan moral kepada penulis.
7. Bapak Putu Sudiasa dan Ibu Luh Sri Purnamayanti sebagai orang tua yang
banyak memberikan dukungan serta dorongan moral dan materiil hingga
selesainya proposal ini
8. Teman-teman penulis (Ni Putu Yumi Masyuniati, Awitya Pratiwi , Kadek Tiya
Satyawati ) yang selalu memberikan dukungan dan semangat hingga selesainya
proposal ini.
iii
9. Teman-teman angkatan 2016 yang selalu memberikan dukungan hingga
selesainya proposal ini.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan proposal ini.
Penulis menyadari dalam penyusunan proposal ini masih belum sempurna,
untuk itu dengan hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya
konstruktif untuk kesempurnaan proposal ini.
iv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Kadar glukosa darah sewaktu dan puasa sebagai patokan penyaring dan
diagnosis diabetes melitus (mg/dL). ...................................................................15
Tabel 3.1 Definisi Operasional Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Dalam Menjalani Diet Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II .......28
Tabel 4.1 Kisi-kisi Kuesioner .............................................................................39
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Dalam Menjalani Diet Pada Penderita Diabetes
Melitus Tipe II .................................................................................26
Gambar 4.1 Sampling framework .......................................................................35
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
2
gizi setelah melakukan cek kadar gula darah. Bahkan masih ada 36,7%
responden yang belum pernah melakukan konseling gizi sebelumnya. Hal
yang dapat mempengaruhi pengetahuan responden adalah kurang minatnya
pasien untuk mengikuti konsultasi dari ahli gizi sehingga dapat
menyebabkan kurangnya terpaparnya informasi mengenai penyakit diabetes
melitus dan bagaimana cara pengaturan makan/diet yang seharusnya
dilaksanakan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut: “Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan
Dalam Menjalani Diet Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam
menjalani diet pada penderita diabetes melitus tipe II.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Untuk menganalisis data demografi (usia, jenis kelamin, dan
tingkat pendidikan) terhadap kepatuhan dalam menjalankan pada
penderita diabetes melitus tipe II.
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi akademis
bagi pengembangan teori keperawatan medikal bedah terutama dalam
meningkatkan kepatuhan dalam menjalani diet pada penderita diabetes
melitus.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dasar
penelitian selanjutnya khususnya yang berkaitan tentang kepatuhan
diet pada diabetes melitus tipe II.
b. Bagi masyarakat
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambahkan
pengetahuan dan informasi terhadap masyarakat mengenai faktor –
faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet pada diabetes melitus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan
penginderaan terhadap objek tertentu (Induniasih & Ratna, 2017).
Taksonomi Bloom membagi domain pengetahuan menjadi 6 tingkatan.
Taksonomi Bloom tersebut telah dikaji dan disusun kembali dan dikenal
dengan Revisi Taksonomi Bloom.
1. Mengingat (remember)
Mengingat merupakan kemampuan menyebutkan kembali pengetahuan
yang tersimpan dalam ingatan baik itu ingatan jangka pendek maupun
jangka panjang. Adapun proses dalam mengingat yaitu mengenali atau
mengidentifikasi ingatan jangka panjang dan mengingat kembali
pengetahuan yang relevan dari ingatan tersebut.
2. Mengingat (remember)
Memahami merupakan kemampuan dalam memahami instruksi yang
diberikan baik secara lisan, tulisan, maupun grafik/diagram. Adapun
beberapa metode dalam memahami sebuah informasi atau pengetahuan
yaitu menerangkan, memberikan contoh, mengkategorikan, meringkas,
menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan.
3. Menerapkan (apply)
Menerapkan merupakan kemampuan dalam mengaplikasikan suatu
konsep ke dalam situasi tertentu. Adapun dua proses dalam menerapkan
sesuatu yaitu melaksanakan dan mengimplementasikan.
4. Menganalisis (analyze)
Menganalisis merupakan kemampuan memisahkan materi atau konsep
ke dalam beberapa komponen lalu dihubungkan satu sama lain sehingga
diperoleh pemahaman atas konsep tersebut secara utuh. Adapun tiga
tahap dalam proses menganalisis yaitu membedakan konsep, mengatur
konsep dan menghubungkan konsep yang ada.
7
8
B. Motivasi
1. Pengertian
Motivasi merupakan suatu aktivitas yang menempatkan seseorang atau
suatu kelompok yang mempunyai kebutuhan tertentu dan pribadi, untuk
bekerja menyelesaikan tugasnya. Motivasi merupakan kekuatan,
dorongan, kebutuhan, tekanan, dan mekanisme psikologis yang
dimaksud merupakan akumulasi faktor – faktor internal dan eksternal.
Faktor internal bersumber dari dalam diri individu itu sendiri,
sedangkan faktor eksternak bersumber dari luar individu. Faktor
internal dapat pula disebut sebagai akumulasi aspek – aspek internal
individu, seperti kepribadian, intelegensi, ciri – ciri fisik, kebiasaan,
kesadaran minat, bakat, kemauan, spirit, antusiasme, dan sebagainya.
Faktor eksternal bersumber dari lingkungan fisik, sosial, dam tekanan.
(Lestari, 2015).
2. Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk
menggerakan atau menggugah seeorang timbul keinginan dan
kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh
9
hasil atau tujuan tertentu. Tujuan – tujuan dari motivasi yaitu (Lestari,
2015) :
a. Meningkatkan moral dan kepuasan penderita
b. Meningkatkan produktivitas
c. Mempertahankan kestabilan penderita
d. Meningkatkan kedisplinan
e. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
f. Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas – tugasnya.
3. Sumber – sumber motivasi
Sumber – sumber motivasi dibagi menjadi 3 yaitu (Lestari, 2015) :
a. Motivasi intrinsik
Motivasi berasal dari dalam individu itu sendiri. Termasuk
motivasi intrinsik adalah perasaan nyaman pada penderita diabetes
ketika dia berada di rumah sakit.
b. Motivasi ekstrinsik
Motivasi yang datangnya dari luar individu, misalnya saja
dukungan verbal dan non-verbal yang diberikan oleh teman
terdapat atau keluarga terdekat.
c. Motivasi terdesak
Motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya
serentak serta menghentak dan cepat sekali.
4. Faktor – faktor mempengaruhi motivasi
a. Faktor fisik
Motivasi yang ada didalam diri individu yang mendorong untuk
bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik seperti
kebutuhan jasmani, raga, materi, benda, atau dengan alam. Faktor
fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi
lingkungan dan kondisi seseorang, meliputi kondisi fisik
lingkungan, keadaan atau kondisi kesehatan, umur, dan
sebagainya.
10
b. Faktor herediter
Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan
atau usia seseorang.
c. Faktor intrinsik seseorang
Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul
dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas
dengan apa yang sudah dilakukan.
d. Fasilitas (sarana dan prasarana)
Motivasi yang timbul karena adanya kenyamanan dan segala yang
memudahkan dengan tersedianya sarana – sarana yang dibutuhkan
untuk hal yang diinginkan.
e. Situasi dan kondisi
Motivasi yang timbul berdasarkan keadaan yang terjadi sehingga
mendorong memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu.
f. Program dan aktifitas
Motivasi yang timbul atas dorongan dalam diri seseorang atau
pihak lain yang didasari dengan adanya kegiatan program dengan
rutin dengan tujuan tertentu.
g. Audio Visual (media)
Motivasi yang timbul dengan adanya informasi yang didapat dari
perantara sehingga mendorong atau menggugah hati seseorang
untuk melakukan sesuatu.
h. Umur
Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang berfikir logis dan bekerja sehingga motivasi
seseorang kuat dalam melakukan sesuatu hal.
C. Kepercayaan diri
Memiliki arti kemampuan diri sendiri. Orang yang memiliki kepercayaan
yang tinggi akan yakin bahwa dia mampu berhasil merubah perilaku dirinya
sendiri. Sedangkan orang yang memiliki dengan kepercayaan diri yang
11
D. Dukungan keluarga
1. Pengertian Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan
penerimaan keluarga terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan
informasional, dukungan penelitian, dukungan instrumental dan
dukungan emosional. Jadi dukungan keluarga adalah suatu bentuk
hubungan interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan
terhadap anggota keluarganya, sehingga anggota keluarga merasa ada
yang memerhatikan.
2. Fungsi Pokok Keluarga
Fungsi keluarga biasanya didefinisikan sebagai hasil atau konsekuensi
dari struktur keluarga. Adapun fungsi keluarga tersebut adalah
(Friedman, 2010):
a. Fungsi afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian) : untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan
memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung.
b. Fungsi sosialisasi dan fungsi penempatan sosial : proses
perkembangan dan perubahan individu keluarga, tempat anggota
keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan dilingkungan
c. Fungsi Reproduktif : untuk meneruskan kalangsungan keturunan
dan menambah sumber daya manusia
12
5) Natrium
a) Anjuran asupan natrium untuk penyandang diabetes sama
dengan anjuran untuk masyarakat umum yaitu tidak lebih
dari 3000 mg atau sama dengan 6-7gram (1 sendok teh)
garam dapur.
b) Mereka yang hipertensi, pembatasan natrium sampai 2400
mg.
c) Sumber natrium antara lain adalah garam dapur, vetsin,
soda, dan bahan pengawet seperti natrium benzoat dan
natrium nitrit.
c. Latihan jasmani
Latihan jasmani merupakan salah satu pilar dalam pengelolaan
diabetes melitus tipe 2 apabila tidak disertai adanya nefropati.
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani dilakukan secara
secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu selama sekitar 30-45
menit, dengan total 150 menit perminggu. Jeda antar latihan tidak
lebih dari 2 hari berturut-turut (A). Dianjurkan untuk melakukan
pemeriksaan glukosa darah sebelum latihan jasmani. Apabila kadar
glukosa darah <100 mg/dL pasien harus mengkonsumsi
karbohidrat terlebih dahulu dan bila >250 mg/dL dianjurkan untuk
menunda latihan jasmani.
d. Terapi Farmakokinetik
1) Insulin
Insulin merupakan hormon anabolik dan antikatabolik. Efek
anabolik meliputi stimulasi, penggunaan, dan penyimpangan
glukosa, asam amino, asam lemak, sedangkan proses katabolik
(pemecahan glikogen, lemak dan protein) dihambat. Insulin
pada umunya disuntikkan secara subkutan pada lemak
abdomen, lengan atas posterior, dan paha sebelah luar. Pada
keadaan tertentu insulin dapat diberikan secara intramuscular
atau intravena. Insulin merupakan obat utama pada diabetes
20
F. Kepatuhan Diet
1. Pengertian kepatuhan diet
Kepatuhan diet penderita diabetes melitus tipe II sebagai bentuk
perilaku kesehatan merupakan ketaatan keaktifan penderita diabetes
melitus tipe II terhadap aturan makan yang diberikan. Kepatuhan diet
merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam penatalaksanaan
21
2) Protein
Kecukupan protein yang dianjurkan untuk orang dewasa
adalah 0,8 – 1 g per kg berat badan atau setara dengan 12% –
20 dari total energi. Apabila diabetes melitustidak ditangani
dengan baik dan mengabaikan jumlah asupan protein yang
berlebihan akan mengakibatkan timbulnya komplikasi pada
organ ginjal Rendahnya aktifitas insulin akan menghambat
sisntesis protein, oleh karena itu kecukupan asupan protein
dibutuhkan untuk mempertahankan sintesis protein.
3) Lemak
Lemak total yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 30% total
energi dengan komposisi 10% dari lemah tak jenuh ganda,
10% dari lemak tak jenuh tunggal dan 10 dari lemak jenuh.
Sumber asam lemak tak jenuh adalah minyak zaitun, biji
bunga matahari, minyak kacang tanah, minyak jagung, minyak
kacang kedelai.
4) Serat
Serat larut air dapat mempengaruhi kadar glukosa dan insulin
dengan menaikkannya secara perlahan setelah makan.
Makanan yang mengandung 20gram serat larut air per hari
ketika dikonsumsi bersamaan dengan karbohidrat dapat
menurunkan LDLn secara cepat. Asosiasi Diabetes Amerika
menganjurkan konsumsi serat per hari untuk penderita
Diabetes melitus adalah 20 – 35 gram.
2. Faktor yang berhubungan dengan Kepatuhan Diet
2) Persepsi
3) Motivasi diri
4) Kepercayaan diri
5) Keikutsertaan penyuluhan gizi
6) Tenaga kesehatan
7) Dukungan keluarga
8) Keteraturan cek kesehatan
G. Penelitian Terkait
1. Penelitian yang dilakukan oleh Eni Pujiastuti (2016) meneliti tentang
Hubungan Pengetahuan Dan Motivasi Pasien Diabetes Melitus Tipe II
Dengan Kepatuhan Menjalankan Diet Di Poliklinik Penyakit Dalam
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan
motivasi pasien diabetes melitus tipe II dengan kepatuhan menjalankan
diet. penelitian ini adalah deksriptif correlation dengan rancangan cross
sectional. Populasi dan sampel adalah penderita diabetes melitus tipe II
sebanyak 240 dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling.
Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan antara
pengetahuan dengan kepatuhan diet diabetes melitus tipe II dan tidak
ada hubungan motivasi dengan kepatuhan diet diabetes melitus tipe II.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Dayan Hisni dkk (2017) meneliti
tentang Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diet
Diabetes Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Puskesmas Limo
Depok. Tujuan penelitian ini mengetahui hubungan lama sakit,
pengetahuan, motivasi pasien dan dukungan keluarga terhadap
kepatuhan diet pada pasien Diabetes Melitus. penelitian ini adalah
deskriptif korelatif dengan pendekatan cross sectional study.
Responden pada penelitian ini sebanyak 60 responden yang didapat
berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Slovin. Teknik
pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan kriteria
responden tinggal bersama keluarga, usia responden minimal 18 tahun
semenjak terdiagnosa diabetes melitus tipe 2, dan tidak mempunyai
24
BAB III
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep (conseptual framework) adalah model pendahuluan dari
sebuah masalah penelitian dan merupakan refleksi dari hubungan variabel-variabel
yang diteliti (Swarjana, 2015). Adapun kerangka konsep yang disusun mengenai
faktor – faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam menjalankan diet pada diabetes
melitus tipe II sebagai berikut:
(Faktor Internal)
- Usia
- Jenis kelamin
- Tingkat
Pendidikan
- Pengetahuan
- Motivasi Diri
- Kepercayaan
Variabel Terikat
Diri
Kepatuhan Diet
Diabetes Melitus
(Faktor Eksternal)
- Dukungan
Keluarga
Keterangan:
: Variabel yang diteliti
: Variabel penghubung
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Kepatuhan Dalam Menjalankan Diet Pada Diabetes
Melitus Tipe II.
26
27
B. Hipotesis
Hipotesis adalah hasil yang diharapkan atau hasil yang diantisipasi
dari sebuah penelitian (Swarjana, 2015). Berdasarkan kerangka konsep
yang telah dibuat, hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis alternative (Ha) : Ada pengaruh antara usia, jenis
kelamin, tingkat pengetahuan,
motivasi diri, kepercayaan diri,
tingkat pendidikan, dan dukungan
keluarga terhadap kepatuhan dalam
menjalani diet diabetes melitus tipe II.
2. Hipotesis nol (Ho) : Tidak ada pengaruh antara usia, jenis
kelamin, tingkat pengetahuan,
motivasi diri, kepercayaan diri,
tingkat pendidikan, dan dukungan
keluarga terhadap kepatuhan dalam
menjalani diet diabetes melitus tipe II
(UU RI No. 20 th
2003 tentang
29
Sistem Pendidikan
Nasional)
4 Pengetah Segala kemampuan pasien Pada penelitian ini Semakin tinggi Interval
uan diabetes melitus tipe II dalam peneliti total skor,
memahami diet yang tepat. menggunakan mengindikasikan
metode self- semakin baik
completed pengetahuan
questionnaire. Alat tentang diet
diabetes melitus,
pengukuran
sedangkan semakin
menggunakan
rendah total skor
kuesioner dengan 5 yang didapatkan
pertanyaan dan mengindikasikan
menggunakan skala semakin kurang
pengkuran skala pengetahuan
guttman tentang diet
menggunakan diabetes melitus
alternative jawaban yang dikategorikan
: sebagai berikut :
a. Benar 1. Kurang: jika
b. Salah total skor
yang
diperoleh ≤
60 % dari
jawaban
benar.
2. Baik: jika
skor yang
diperoleh ≥
60 % dari
jawaban benar
(Irfan, 2017)
5 Motivasi Dorongan dari dalam diri Pada penelitian ini Semakin tinggi Interval
Diri diabetes melitus tipe II untuk peneliti total skor,
menjalankan diet diabetes menggunakan mengindikasikan
melitus. metode self- semakin baik
1. Motivasi intrinsik completed motivasi dalam
Motivasi berasal dari questionnaire. Alat diri, sedangkan
dalam individu itu semakin rendah
pengukuran
sendiri untuk total skor yang
menggunakan
melakukan kepatuhan didapatkan
diet. kuesioner dengan 7 mengindikasikan
2. Motivasi ekstrinsik pertanyaan dan semakin kurang
Motivasi yang menggunakan skala motivasi dalam
datangnya dari luar pengkuran skala diri, yang
individu untuk likert, dikategorikan
melakukan kepatuhan menggunakan sebagai berikut :
diet. alternative jawaban 1. Kurang: jika
: total skor yang
a. Ya didapatkan 7
b. Kadang –
Kadang
c. Tidak
30
6 Kepercay Keyakinan dalam diri Pada penelitian ini Semakin tinggi total Interval
aan Diri diabetes melitus tipe II peneliti skor, mengindikasikan
mengikuti aturan sesuai yang menggunakan semakin baik
diberikan oleh tenaga metode self- kepercayaan dalam
kesehatan completed diri, sedangkan
questionnaire. Alat semakin rendah total
skor yang didapatkan
pengukuran
mengindikasikan
menggunakan
semakin kurang
kuesioner dengan 5 kepercayaan dalam
pertanyaan dan diri, yang
menggunakan skala dikategorikan sebagai
pengkuran skala berikut
likert,
menggunakan 1. Kurang: jika total
alternative jawaban skor yang
didapatkan 5
:
2. Baik: jika total skor
a. Ya yang didapatkan 15
b. Ragu – Ragu
c. Tidak (Siti, 2015)
7 Dukunga Suatu tindakan penerimaan Pada penelitian ini 1. Semakin tinggi Interval
n keluarga terhadap anggota peneliti skor yang di
Keluarga keluarganya, berupa menggunakan dapatkan maka
dukungan informasional, metode self- hasilnya baik
dukungan penelitian, completed dengan skor
dukungan instrumental dan questionnaire. Alat tertinggi 64
dukungan emosional bagi 2. Semakin rendah
pengukuran
penderita diabetes melitus skor yang di
menggunakan
tipe II. dapatkan maka
1. Dukungan emosional kuesioner dengan hasilnya buruk
berupa perhatian, 16 pertanyaan dan dengan skor
motivasi, emosi berupa menggunakan skala terendah 16
kehangatan dan pengkuran skala
kepedulian yang likert, (Siti, 2015)
diberikan oleh keluarga menggunakan
2. Dukungan Instrumental alternative jawaban
berupa dukungan materi :
seperti benda atau barang )
yang dibutuhkan oleh a. Selalu
penderita diabetes b. Sering (SR)
melitus tipe II c. Kadang –
3. Dukungan Informatif Kadang (KK)
berupa saran – saran, d. Tidak pernah
nasihat dan petunjuk (TP)
kepatuhan diet yang
diberikan oleh keluarga
31
8 Kepatuha Tingkat ketaatan dan Pada penelitian ini Semakin tinggi total Interval
n Diet kedisplinan pasien dalam peneliti skor, mengindikasikan
melaksanakan diet diabetes menggunakan semakin baik
melitus pada satu bulan metode self- kepatuhan diet,
terakhir. completed sedangkan semakin
questionnaire. Alat rendah total skor yang
didapatkan
pengukuran
mengindikasikan
menggunakan
semakin kurang
kuesioner dengan 8 kepatuhan diet, yang
pertanyaan dan dikategorikan sebagai
menggunakan skala berikut
pengukuran skala
likert, 1. Tidak patuh : jika
menggunakan skor yang
alternative jawaban didapatkan 8
2. Patuh: jika total
:
skor yang
a. Selalu (S) didapatkan 24
b. Sering (SR)
c. Kadang –
Kadang (KK)
d. Tidak pernah (Irfan, 2017)
(TP)
32
BAB IV
METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan diuraikan mengenai desain penelitian, tempat dan waktu
penelitian, populasi, sampel dan sampling, pengumpulan data, analisis data,
serta etika dalam penelitian.
A. Desain Penelitian
Desain penelitian memberikan kerangka kerja untuk mengumpulkan dan
menganalisa data dalam mecapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan dan
berperan sebagai penuntun dalam proses penelitian. Desain analitik adalah
sebuah penelitian yang menekankan adanya hubungan antara satu variabel
dengan variabel lainnya (Swarjana, 2015). Jenis penelitian ini adalah
analitik observasional dengan rancangan penelitian cross sectional, yaitu
jenis penelitian yang pengumpulan datanya dilakukan pada satu titik waktu
atau at one point in time pada populasi atau peneliti pada sampel yang
merupakan bagian dari populasi (Swarjana, 2015). Pengumpulan data hanya
dilakukan sekali saja. Setelah data diperoleh peneliti melakukan olah data
untuk menjelaskan faktor – faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam
menjalani diet pada penderita diabetes melitus tipe II.
1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum subjek penelitian
dari suatu populasi target dan terjangkau yang diteliti (Swarjana,
2016). Kriteria inklusi dalam penelitian ini yaitu:
a) Pasien yang terdiagnosis DM Tipe II > 5 tahun.
b) Pasien tinggal bersama keluarga.
c) Pasien yang menyetujui untuk menjadi responden dalam
penelitian.
d) Pasien kooperatif dan mampu membaca.
2) Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi yaitu menghilangkan atau mengeluarkan
subjek yang memenuhi kriteria inklusi karena berbagai sebab
(Swarjana, 2016). Kriteria eksklusi pada penelitian ini yaitu:
a) Pasien dalam keadaan hamil atau menyusui
b) Pasien yang terdapat komplikasi stroke
3. Sampling
Teknik dalam pengambilan sampel disebut sampling method
(Swarjana, 2016). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah non-probability sampling. Non-probability
sampling merupakan teknik pengambilan sampel secara non-random
atau tidak diacak. Sampel yang diambil adalah sampel yang mewakili
seluruh populasi dengan menggunakan consecutive sampling yaitu
metode pemilihan sampel yang mengutamakan kriteria dan tujuan
tertentu (Swarjana, 2016). Pada penelitian ini masyarakat yang datang
ke Puskesmas Tegalalang II sebanyak 279 orang yang memenuhi
kriteria inklusi akan dipilih menjadi sampel oleh peneliti.
Lampiran 3
I. IDENTITAS RESPONDEN
No Responden :
Alamat :
Tempat, tanggal lahir :
Hari/Tanggal wawancara :
Petunjuk : Jawablah pertanyaan berikut dengan memberi tanda (√) pada salah satu kolom
jawaban
Keterangan : Benar
Salah
10
IV. MOTIVASI DIRI
Petunjuk : jawablah pertanyaan berikut dengan cara memberikan tanda (√) pada salah satu
kolom pada pilihan jawaban yang bapak/ibu angga benar (jawaban pilih salah satu).
Ya Kadang– Tidak
No. Pertanyaan kadang
11 Saya memiliki keinginan untuk sembuh dari penyakit
DM.
12 Saya selalu merasa terdorong setelah diberikan informasi
oleh tenaga kesehatan untuk mematuhi aturan diet sesuai
anjuran.
13 Saya selama ini merasa telah mematuhi anjuran diet
yang diberikan oleh tenaga kesehatan.
14 Saya merasa mudah dalam menjalankan diet.
15 Saya selama ini mengurangi porsi makan sehari – hari.
Diabetes Tipe 2
Tidak Mengetahui
Lampiran 4
NIM. 16C11847
Lampiran 5
(………...............................)
Lampiran 5