Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KELOMPOK 1

(Isu Pemasalahan kesehatan Diabetes)

Dosen Pengampuh: Rubi Rimonda, M.pd Disusun

Oleh:

Asrin Najmiati Fitrah 2105902010074


Junita Sekar Mayasari 22059020210007
Fani Eed Maulana 22059020210096

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS TEUKU UMAR ACEH BARAT
2024
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah tentang “Isu Kesehatan
Diabetes” dengan tepat waktu.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rubi Rimonda, M.pd selaku dosen
mata kuliah Isu Kesehatan atas tugas yang telah diberikan. Kami berharap tugas yang
diberikan ini mampu menambah wawasan dan pengetahuan kami.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini masih ada kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami dengan senang hati mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Sehingga, mampu menjadi bahan koreksi bagi kami untuk tugas
mendatang.

Meulaboh, 27 Februari 2024

Penulis.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................................................................2
BAB 1......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................................4
1.1 Latarbelakang........................................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................................................5
1.3 Tujuan Masalah.....................................................................................................................................5
1.4 Manfaat..................................................................................................................................................5
BAB 2......................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................................................7
2.1 Latar belakang.......................................................................................................................................7
2.2 Penyebab Diabetes.................................................................................................................................7
2.3 Akibat diabetes......................................................................................................................................8
2.4. Faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pola perilaku.........................................................8
2.5 Strategi promosi dan upaya preventif..................................................................................................10
BAB 3....................................................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................................................12
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................................12
3.2 Saran....................................................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................13
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latarbelakang

Diabetes melitus (DM) adalah kondisi kronis yang timbul ketika pankreas gagal
menghasilkan insulin yang mencukupi atau ketika tubuh tidak mampu memanfaatkan insulin
dengan efisien. Insulin merupakan hormon yang mengontrol kadar glukosa dalam darah.
Peningkatan kadar gula darah dapat berdampak umum pada diabetes yang tidak terkontrol
dan dapat menyebabkan kerusakan serius pada berbagai sistem tubuh, terutama saraf dan
pembuluh darah (Murtiningsih et al., 2021). Individu yang menderita diabetes melitus
mengalami peningkatan kadar glukosa darah bersamaan dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid, dan protein karena terganggunya fungsi insulin. Gangguan ini dapat
disebabkan oleh defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta dalam kelenjar pankreas
Langerhans, atau karena respons yang rendah dari sel-sel tubuh terhadap insulin.

Prevalensi DM termasuk tinggi dan terus meningkat dengan cepat. Pada tahun 2015,
jumlah penderita DM di seluruh dunia mencapai 415 juta orang, dan diperkirakan akan
meningkat menjadi 642 juta orang pada tahun 2040. Menurut data Global Status Report on
NCD WHO tahun 2014, terdapat sekitar 422 juta orang yang menderita DM di dunia, dengan
1,5 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini. Indonesia menempati peringkat
ke-7 dalam jumlah penderita DM terbanyak di dunia. Menurut Departemen Kesehatan RI
pada tahun 2013, jumlah pasien DM di Indonesia mencapai 12,1 juta orang, dan diperkirakan
akan terus meningkat (Sholikah et al., 2021). Diabetes melitus menempati peringkat ke 7
sebagai salah satu dari 10 penyebab utama kematian di seluruh dunia; sebanyak 90%-95%
kasus merupakan diabetes tipe 2 (DMT2). Menurut perkiraan Federasi Diabetes
Internasional (IDF), Indonesia berada di peringkat keenam dengan jumlah individu yang
menderita diabetes pada rentang usia 20-79 tahun sekitar 10,2 juta pada tahun 2017, yang
diperkirakan akan meningkat menjadi 16,7 juta pada tahun 2045 (Murtiningsih et al., 2021).

Hal ini dapat dikendalikan agar tidak terjadinya peningkatan tersebut. Pengendalian
diabetes melitus bertujuan untuk memulihkan kesehatan dan vitalitas seseorang, mencegah
munculnya komplikasi, serta mengobati komplikasi yang sudah terjadi. Pengendalian
menurut Yusmiyati (2021) menyatakan bahwa penanganan yang tepat terhadap penyakit
diabetes melitus sangat penting dan harus menjadi fokus bagi penderita DM tipe 1 dan 2
guna mencapai hasil optimal. Penanganan DM dapat dibagi ke dalam lima pilar utama,
meliputi:

1. Edukasi
2. Perencanaan makan
3. Latihan jasmani
4. Intervensi farmakologis
5. Pemantauan kadar gula darah.

Kelima aspek ini saling terhubung satu sama lain, dengan harapan bahwa dengan
pendekatan yang menyeluruh, diabetes melitus tipe 2 dapat dikelola secara efektif dan
berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup para penderitanya. Dimana Pemegang utama
dalam keberhasilan pengendalian diabetes yaitu edukasi, memberikan edukasi atau
pemahaman kepada pasien diabetes dapat menggunakan sistem konseling. Melalui konseling
ini diharapkan dapat pemberikan dukungan pada pasien/klien antara konselor dan pasien/klien
dalam menentukan prioritas, tujuan/target, merancang rencana kegiatan yang dipahami, dan
membimbing.
kemandirian dalam merawat diri sesuai dan menjaga kesehatan. Pada tahap akhir
pemantauan glukosa darah mandiri merupakan pemeriksaan glukosa darah berkala yang
dilakukan dengan menggunakan glukometer oleh penderita sendiri atau keluarganya.
Pemantauan tersebut bisa dilakukan setelah penderita mendapatkan edukasi dari tenaga
kesehatan tentang cara pemeriksaan glukosa mandiri tersebut. Mulai dari bagaimana cara
desinfeksi sapai membaca hasil pemeriksaan. Pemeriksaa glukosa dilakukan dengna prosedur
yang tepat, sesuai arahan tenaga kesehatan (Kshanti et al., 2019).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah terkait isu yang bisa di rumuskan
diantaranya: Penyebab, akibat, faktor, strategi promosi & upaya preventif terhadap diabetes?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengidentifikasi penyebab terjadinya diabetes

2. Mengidentifikasi akibat jika seseorang tidak mempedulikan masalah diabetes.

3. Mengidentifikasi faktor yang menyebabkan seseorang bisa terkena diabetes

4. Mengidentifikasi gambaran strategi promosi dan upaya preventif terhapat masalah diabetes
1.4 Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan referensi yang berguna bagi
masyarakat dalam memahami perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya mengenai isu-
isu terkait penyakit diabetes.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Latar belakang

Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme
kronis dengan multi etologi yang di tandai dengan tingginya kadar gula di sertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat,lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi
insulin.

Diabetes adalah kondisi dimana kangdungan gula dalam darah melebihi normal dan
cenderung tinggi. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit metabolisme yang
mampu menyerang siapa saja. Diabetes terjadi ketika tubuh pengidapnya tidak lagi
mampu mengambil gula (glukosa) ke dalam sel dan menggunakannya sebagai
energi.kondisi ini pada akhirnya menghasilkan penumpukan gula ekstra dalam aliran
darah tubuh.

Penyakit Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan kosekuensi
serius,menyebabkan kerusakan pada berbagai organ dan jaringan tubuh. Contohnya
organ seperti jantung,ginjal,mata, dam saraf. ada dua jenis utama diabetes, yaitu diabetes
tipe 1 dan tipe 2. jika dijabarkan, beriku adalah penjelasan mengenai keduanya yaitu:

● Diabetes Tipe 1: Jenis ini adalah penyakit autoimun, artinya sistem imun tubuh
akan menyerang dirinya sendiri . pada kondisi ini, tubuh tidak akan memproduksi
isulin
sama sekali.
● Diabetes Tipe 2: Pada jenis diabetes ini, tubuh tidak membuat cukup isulin atau
sel-sel tubuh pengidap diabetes tipe 2 tidak akan merespon insulin secara
normal.
2.2 Penyebab Diabetes

Kadar gula darah normal yaitu kurang dari 100 mg/dL. Apabila kadar gula darah sudah
mencapai 100-125 mg/dL berarti masuk status prediabetes Sementara itu kadar gula darah
yang mencapai 126 mg/dL ke atas sudah tergolong diabetes. Kadar gula darah tinggi di kenal
sebagai hiperglikemia. Pada dasarnya hiperglikemia adalah kondisi ketika kadar gula dalam
darah meningkat atau berlebihan. sementara itu diabates merupakan penyakit yang sebagian
besar di pengaruhi oleh hiperglikemia.
penyebab gula darah tinggi dari penyakit gula (Diabetes) dari penyakit gula terjadi akibat
adanya ganguan dalam tubuh. sebab, kondisi ini membuat tubuh tidak mampu menggunakan
glukosa darah ke dalam sel. Alhasil glukosa menumpuk dalam darah.pada penyaki gula tipe
1, gangguan ini terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang biasanya menyerang virus atau
bakteri berbahaya lainnya, malah menyerang dan menghancurkan sel penghasil insulin.
akibatnya, tubuh akan kekurangan atau bahkan tidak dapat memproduksi insulin sehingga
gula yang seharusnya diubah menjadi energi oleh insulin,menyebabkan terjadinya
penumpukan gula dalam darah.
Sedangkan pada penyakit gula tipe 2, tubuh bisa menghasilkan insulin secara normal. tetapi,
insulin tidak dapat tubuh gunakan secara normal. kondisi ini dikenal juga sebagai resistensi
insuin. penyebab diabetes juga bisa di sebabkan karena gaya hidup yang tidak sehat, seperti
kurang melakukan aktivitas fisik, stres, dan konsumsi makanan tinggi gula, memainkan
peran penting dalam terbentuknya suatu penyakit.selain itu faktor genetik dan obesitas yang
tidak di tangani dengan baik, cukup berpengaruh dalam peningkatan resiko diabetes tipe 2.

2.3 Akibat diabetes

Tingginya tingkat gula darah dalam jangka panjang dapat merusakkan pembuluh darah di
seluruh tubuh dan berakibat pada mata, ginjal, jantung, dan sistem saraf. Penanganan
ditunjukan untuk menjaga tingkat gula darah berada di level yang senormal mungkin,untuk
menunda timbulnya komplikasi.

ketika diabetes tidak segera di tangani maka akan mengakibatkan komplikasi. Komplikasi
diabetes akan berkembang secara bertahap.semakin lama seseorang mengidap diabetes dan
semakin tidak terkontrolnya penyakitnya, maka akan semakin tinggi pula resiko
komplikasinya. dan akhirnya komplikasi diabetes dapat melumpuhkan atau bahkan
mengancam jiwa.
2.4. Faktor yang mempengaruhi masyarakat dalam pola perilaku.

1. Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap terjadinya diabetes melitus


Menurut penelitian, dari 447 orang dalam populasi yang melakukan aktivitas fisik
secara rutin, sebanyak 150 individu (sekitar 33,6%) berpartisipasi secara aktif.
Aktivitas fisik memiliki hubungan yang bermakna dengan obesitas yang merupakan
salah satu faktor risiko dari kejadian Diabetes Melitus. Semakin berat aktivitas fisik
maka semakin rendah kejadian obesitas. Faktor utama dari obesitas adalah ketidak
seimbangan antara asupan energi dengan energi yang dikeluarkan tubuh.
Berdasarkan penelitian terdahulu aktivitas fisik merupakan salah satu faktor risiko
terpenting karena menunjukkan bahwa seseorang yang teratur melakukan aktivitas
fisik menurunkan risiko penyakit diabetes melitus. Seseorang yang memiliki aktivitas
fisik yang kurang mempunyai risiko 3,217 kali lebih besar mengalami Diabetes
Melitustipe 2 dari pada seseorang yang teratur/cukup melakukan aktivitas fisik.
Aktivitas fisik merupakan salah satu tatalaksana terapi diabetes melitus dari segi non-
farmakologis yang dianjurkan. Manfaat aktivitas fisik terutama olahraga bagi
penderita Diabetes Melitus Adalah meningkatkan penurunan kadar gula darah,
mencegah kegemukan, ikut berperan dalam mengatasi kemungkinan terjadinya
komplikasi aterogenik, peningkatan tekanan darah, gangguan lipid darah, dan
hiperkoagulasi darah. Prinsip Olahraga pada penderita diabetes melitus sama saja
dengan prinsip olahraga secara umum, yaitu memenuhi hal-hal seperti frekuensi,
intensitas, durasi, dan jenis olahraga. Bagi penderita diabetes melitus sebaiknya
dipilih olahraga yang disenangi dan yang mungkin dilakukan oleh penderita diabetes
melitus.

2. Pengaruh pola makan terhadap terjadinya diabetes melitus.

Dari hasil penelitian responden yang selalu mengkonsumsi makan makanan sehat
seperti sayuran dan buah-buahan ada 197 (44%) dari 447 populasi. Hasil penelitian
menunjukkan kebiasaan mengonsumsi makanan olahan dari tepung (Junk Food)
seperti biscuit terbukti berhubungan dengan kejadian Diabetes Melitus. Menurut
Tanjung (2022) mendefinisikan junk food sebagai makanan yang tidak bergizi dan
tidak baik untuk tubuh. Mengkonsumsi junk food dapat mengganggu dan merusak
kesehatan, yakni dapat mengakibatkan peningkatan lemak badan yang tidak
seimbang, sehingga terjadi peningkatan penyakit degeneratif seperti diabetes melitus.
Junk food merupakan sumber nutrisi rendah dan meningkatkan konsumsi makanan
tinggi energi. Saat ini, di dalam perekonomian global, junk food menjadi
permasalahan yang tersebar di negara maju maupun berkembang, dan menjadi salah
satu penyebab meningkatnya masalah obesitas (Poudel, 2018). Kebiasaan
mengonsumsi junk food pada remaja dapat berdampak pada penurunan asupan gizi.
Secara umum, makanan cepat saji memiliki kandungan tinggi kalori, lemak, gula, dan
natrium, sementara serat, vitamin A, asam askorbat, kalsium, dan folat cenderung
rendah (Widyastuti, 2018).

3. Pengaruh kebiasaan merokok terjadinya diabetes melitus.


Dari hasil penelitian masih terdapat responden yang selalu merokok sebanyak 340
(76%) dari 447 populasi. Berdasarkan teori rokok mengandung banyak sekali unsur-
unsur kimia yang berbahaya dan salah satunya adalah nikotin. Nikotin merupakan
salah satu komponen yang bertanggung jawab dalam penurunan sensitivitas respirator
insulin pada manusia dan berhubungan dengan terjadinya resistensi reseptor insulin.
Jika semakin lama orang merokok maka tubuh semakin lama terpapar nikotin sehingga
terjadi akumulasi nikotin didalam tubuh yang nantinya berakibat pada perkembangan
resiko penyakit DM. Dari penelitian terdahulu didapatkan Paparan nikotin
menyebabkan terjadinya hiperglikemia dan intoleransi glukosa. Pada uji toleransi
glukosa, konsentrasi glukosa terlihat lebih tinggi pada kelompok percobaan
dibandingkan dengan kelompok kontrol pada berbagai waktu pengukuran. Nikotin juga
menyebabkan peningkatan sekresi insulin basal dan sekresi insulin yang distimulasi
glukosa, sehingga efek hiperglikemia yang ditimbulkan oleh nikotin bukan disebabkan
oleh penurunan sekresi insulin. Pada uji toleransi insulin, resistensi insulin ditemukan
lebih tinggi pada kelompok percobaan dibandingkan dengan kelompok kontrol.

2.5 Strategi promosi dan upaya preventif

Upaya promosi dan perventif, dalam meningkatan kesadaran untuk menjalani pemeriksaan
kesehatan secara berkala, bertujuan agar dapat mendeteksi secara dini dan mencegah
terjadinya komplikasi diabetes yang tidak diinginkan. Pendekatan yang diterapkan dalam
program ini adalah penyuluhan, suatu metode edukasi yang bertujuan untuk memperkenalkan
dan meningkatkan pemahaman tentang topik tertentu. Program ini dijalankan dengan
langkah-langkah berikut:
1. Tahap persiapan program melibatkan upaya dari tim penyelenggara yang mencakup
perencanaan materi penyuluhan, penyusunan undangan bagi peserta, serta
menyiapkan segala fasilitas dan peralatan yang diperlukan untuk penyuluhan.
2. Pelaksanaan penyuluhan dilakukan melalui pendekatan metode ceramah dan sesi
diskusi interaktif. Tim penyelenggara bertanggung jawab dalam penyampaian materi
penyuluhan. Peserta aktif terlibat dalam sesi ini dengan diberikan kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan dan berpartisipasi dalam diskusi seputar topik yang
disampaikan
3. Skrining Dini dan Demonstrasi. Skrining dini penyakit diabetes mellitus melalui
pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, dan pemeriksaan glukosa
darah sewaktu yang kemudian dilanjutkan dengan konsultasi kesehatan.
4. Selesai pelaksanaan penyuluhan, tahap evaluasi dilakukan untuk mengukur
efektivitas program. Evaluasi ini mencakup wawancara dan pengisian quisioner
terkait materi oleh peserta, untuk mengukur pemahaman peserta tentang diabetes
melitus. Dalam program ini, materi penyuluhan mencakup berbagai topik, seperti
definisi diabetes melitus, jenis-jenis diabetes melitus, penyebab diabetes melitus,
gejala diabetes melitus, strategi pencegahan diabetes melitus, tata cara pengendalian
diabetes melitus, serta komplikasi yang mungkin timbul akibat diabetes melitus.

Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai
diabetes melitus dan cara pencegahannya, sehingga masyarakat menjadi lebih sadar terhadap
penyakit ini dan dapat mengambil tindakan pencegahan yang sesuai. Dengan meningkatkan
tingkat pengetahuan masyarakat tentang diabetes melitus, diharapkan dapat mengurangi
insiden diabetes melitus. Selain itu, program ini juga dapat membantu meningkatkan
kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan dan mencegah penyakit melalui
gaya hidup sehat dan aktif.
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Diabetes adalah kondisi dimana kangdungan gula dalam darah melebihi normal
dan cenderung tinggi. Diabetes terdapat 2 tipe yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2.
2. Akibat diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan
kosekuensi serius,menyebabkan kerusakan pada berbagai organ dan jaringan
tubuh, seperti jantung, ginjal, mata, dam saraf.
3. Perilaku masyarakat yang dapat menyebabkan terjadinya diabetes yaitu:
kurangnya aktivitas fisik, Pola makan yang salah, dan kebiasaan merokok.
4. Strategi promosi & preventif yang dapat di lakukan untuk mengatasi masalah
diabetes yaitu dengan Penyuluhan.
3.2 Saran

1. Meningkatkan penyuluhan-penyuluhan pada masyarakat, sehingga


pengertian masyarakat tentang diabetes mellitus akan bertambah.
2. Mengerti serta menyadari tentang seluk beluk penyakit diabetes mellitus
3. Mengetahui tanda bahaya dari adanya komplikasi diabetes secara dini sangat
perlu agar tindakan medis secara dini dapat dilaksanakan.
4. Segeralah mulai melakukan olahraga kesehatan sebelum menjadi penyandang
cacat akibat penyulit diabetes.
5. Mengikuti semua nasehat dokter/konselor, baik dalam melakukan olah
raga, mengatur diet serta dalam cara meminum obat
DAFTAR PUSTAKA

Hill, J., Nielsen, M., & Fox, M. H. (2013). Understanding the social factors that contribute to
diabetes: a means to informing health care and social policies for the chronically ill. The
Permanente Journal, 17(2), 67.

La Patilaiya, H., Titdoy, D., Alizar, N. A., Udin, S., & sAbd Rajak, A. (2023). Peningkatan
Pengetahuan Masyarakat Tentang Diabetes Melitus Melalui Penyuluhan Di Kelurahan
Tafraka Kecamatan Pulau Hiri Kota Ternate. Bakti: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat,
3(2), 95-101.

Murtiningsih, M. K., Pandelaki, K., & Sedli, B. P. (2021). Gaya Hidup sebagai Faktor risiko
diabetes melitus tipe 2. e-CliniC, 9(2), 328-333.

Mokodongan, R., & Fauziah, S. N. (2023). Edukasi Pengenalan, Pencegahan Dan


Pengelolaan Diabetes Melitus Pada Peserta Prolanis Di KPRJ Prima Husada Cinere, Depok.
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bakti Parahita, 4(02), 19-27.

Rasyid, R. S. P., Laeto, A. B., Inggarsih, R., & Diba, M. F. (2020). Upaya peningkatan
kesadaran preventif terhadap diabetes mellitus pada generasi milenial. Jurnal Pengabdian
Masyarakat: Humanity and Medicine, 1(2), 54-63.

Sholikah, T. A., Febrinasari, R. P., & Pakha, D. N. (2021). Edukasi Penyakit Diabetes Melitus
dan Cara Pemeriksaan Glukosa Darah Secara Mandiri. Smart Society Empowerment Journal,
1(2), 49-55.

Anda mungkin juga menyukai