DIABETES MELLITUS
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Kebijakan
Keperawatan (KDK II)
Disusun Oleh :
KELAS 2A
KAMPUS SUMEDANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas pada mata kuliah Kebijakan Kesehatan ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Kami berharap makalah ini dapet memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia menjadi negara nomor 2 yang memiliki banyak penderita diabetes mellitus di
Asia Tenggara (Chaidir, Wahyuni, & Furkhani, 2017).. Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar)
pada tahun 2018 menunjukkan bahwa penduduk yang berumur >15 tahun di Indonesia
mengalami diabetes mellitus sebesar 2% sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 1,5%. Angka
penderita diabetes mellitus terus meningkat, maka dari itu diperlukan adanya upaya preventif dan
promotif guna mendeteksi dan mencegah factor-faktor risiko diabetes mellitus.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Gejala Diabetes Melitus dibagi menjadi 2 yaitu gejala akut dan gejala kronik. Nafsu
makan bertambah namun berat badan turun dengan cepat, mudah lelah dan banyak/sering
kencing pada malam hari merupakan gejala akut diabetes mellitus sedangkan gejala kronik
diabetes melitus yaitu kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, mudah
mengantuk, pandangan mulai kabur, kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi
impotensi, pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg
(Fatimah, 2015).
Penyandang diabetes dianjuran makan makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan
kalori dan zat gizi masing-masing individu dan perlu adanya penekanan dalam hal jadwal
makan, jenis dan jumlah makanan, apalagi jika mereka mengonsumsi obat penurun glukosa
darah dan insulin.
Dianjurkan latihan secara teratur contohnya 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit
seperti olahraga ringan yaitu jalan kaki namun sifatnya harus continuous, rhythmical,
interval, progresive, endurance (CRIPE).
3. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan sekunder diberikan kepada kelompok pasien DM sedangkan
pendidikan kesehatan tersier diberikan kepada pasien yang sudah mengidap DM dengan
penyulit menahun.
4. Pemberian Obat (Oral hipoglikemik dan insulin)
Dalam mengendalikan kadar gula darah, pasien harus melakukan pengaturan makan dan
latihan fisik. Namun jika tidak berhasil maka dipertimbangkan dengan pemakaian obat
hipoglikemik.
BAB III
Analisa :
1. Terjadi peningkatan pada tahun 2013 dan pada tahun 2017 menjadi 10 juta penderita.
2. Diperkirakan pada tahun 2030 akan naik drastis menjadi 21,3 juta jiwa jika tidak
ditangani dengan baik.
3. Kebanyakan penderita mengalami diabetes mellitus tipe 2.
4. Umumnya DM tipe 2 ditemukan pada orang dewasa namun ditemukan juga pada anak-
anak dan remaja.
5. Diabetes tipe 2 perlahan-lahan akan merusak berbagai fungsi seperti penyakit
kardiovaskular, kebutaan, gagal ginjal dan amputasi tubuh bagian bawah.
1. Sebagai educator/pendidik
Contohnya memberitahu pencegahan diabetes mellitus dan memberitahu pola hidup yang
baik.
2. Sebagai pemberi asupan keperawatan
Contohnya perawat membersihkan luka diabet, menyiapkan makanan pasien dan
memantau perkembangan pasien ke arah yang lebih baik.
3. Sebagai kolaborator
Bekerja sama dengan dokter dan tenaga kesehatan lain untuk bersama-sama memberikan
penyuluhan terbaik guna menekan angka diabetes.
Daftar Pustaka
Chaidir, R., Wahyuni, A., & Furkhani, D. (2017). Hubungan Self Care Dengan Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Mellitus. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 2(2), 132-144.
Milita, F., Handayani, S., & Setiaji, B. (2021). Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Pada Lanjut Usia Di
Indonesia. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 17(1), 9-20.
Trisnawati, S., & Setyorogo, S. (2013). Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas
Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1), 6-11.