Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

DIABETES MELLITUS
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Kebijakan
Keperawatan (KDK II)

Dosen Pengampu : Ibu Dewi Dolifah, M.Kep.Ners.

Disusun Oleh :

KELAS 2A

Aida Rahmatia Nurhayati 2101810

Bintang Yuliana Rahmawati 2101789

Puri Nurdiyanti 2101792

Jeri Nugraha 2101813

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas pada mata kuliah Kebijakan Kesehatan ini.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang telah tulus memberikan do’a, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu, kami
mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai
pihak. Kami berharap makalah ini dapet memberikan manfaat bagi pembaca.

Sumedang, 17 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1 Latar Belakang....................................................................................................1


1.2 Tujuan Penelitian...............................................................................................2

BAB II TINJAUAN TEORITIS.........................................................................................3

2.1 Pengertian Diabetes Mellitus.................................................................................3

2.2 Gejala Diabetes Mellitus.........................................................................................3

2.3 Faktor dan Pencegahan Diabetes Mellitus...........................................................3

2.4 Pelaksanaan Terapi Diabetes Mellitus..................................................................4

BAB III ANALISA KASUS DAN PERAN PERAWAT.......................................................5

3.1 Analisa Kasus..........................................................................................................6

3.2 Peran Perawat.........................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7

ii

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Semakin bertambahnya usia, manusia akan mengalami banyak sekali konflikasi di


hidupnya. Konflikasi tersebut dapat berupa penyakit yang tidak menular. Salah satu penyakit
yang tidak menular adalah Diabetes Mellitus (DM). Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit
metabolisme kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah. DM ini dibagi
menjadi 2 tipe yaitu, Tipe 1 dan Tipe 2. Diabetes Tipe 1 disebabkan oleh kerusakan sel beta
pancreas yang menyebabkan sekresi insulin berkurang pada proses autoimun. Sedangkan
Diabetes Tipe 2 disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat, seperti jarang olahraga namun
asupan makanan sangat banyak.

Indonesia menjadi negara nomor 2 yang memiliki banyak penderita diabetes mellitus di
Asia Tenggara (Chaidir, Wahyuni, & Furkhani, 2017).. Hasil Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar)
pada tahun 2018 menunjukkan bahwa penduduk yang berumur >15 tahun di Indonesia
mengalami diabetes mellitus sebesar 2% sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 1,5%. Angka
penderita diabetes mellitus terus meningkat, maka dari itu diperlukan adanya upaya preventif dan
promotif guna mendeteksi dan mencegah factor-faktor risiko diabetes mellitus.

1.2 TUJUAN PENELITIAN


Makalah ini disusun guna untuk mengetahui :
1. Pengertian diabetes mellitus.
2. Klasifikasi diabetes mellitus.
3. Gejala diabetes mellitus.
4. Pelaksanaan terapi diabetes mellitus.

5. Kasus diabetes mellitus di Indonesia.

5. Peran perawat dalam penanganan diabetes mellitus.

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Diabetes Mellitus


Diabetes Melitus adalah kelainan kerja insulin atau sekresi insulin sehingga
menyebabkan gangguan metabolic dengan karakteristitk hiperglikemi (Milita, Handayani, &
Setiaji, 2021). Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi 4 yaitu Diabetes Melitus tipe 1 (DMT
1), Diabetes Melitus tipe II (DMT II), Gestasional dan Diabetes spesifik lain (Hardianto, 2020).
Diabetes banyak diderita oleh wanita terutama diabetes tipe 2 (Trisnawati & Setyorogo, 2013).

2.2 Gejala Diabetes Mellitus

Gejala Diabetes Melitus dibagi menjadi 2 yaitu gejala akut dan gejala kronik. Nafsu
makan bertambah namun berat badan turun dengan cepat, mudah lelah dan banyak/sering
kencing pada malam hari merupakan gejala akut diabetes mellitus sedangkan gejala kronik
diabetes melitus yaitu kesemutan, kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk jarum, mudah
mengantuk, pandangan mulai kabur, kemampuan seksual menurun bahkan pada pria bisa terjadi
impotensi, pada ibu hamil sering terjadi keguguran atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4kg
(Fatimah, 2015).

2.3 Faktor dan Pencegahan Diabetes Mellitus

Pencegahan DMT 1 masih sulit karena terbatasnya pengetahuan proses metabolisme,


genetik,dan imunologi. Lain hal dengan DMT II dicegah dengan intervensi gaya hidup dan
intervensi medis. Insulin merupakan satu-satunya obat untuk DMT 1, sedangkan DMT II diobati
dengan melformin sebagai pilihan utama dan non obat untuk menurunkan kadar glukosa dalam
darah.

2.4 Penatalaksanaan Terapi Diabetes Mellitus

Konsensus pengelolaan prinsip penatalaksanaan terapi DM di Indonesia yaitu untuk


meningkatkan kualitas hidup pasien DM. Menurut (Fatimah, 2015) penatalaksanaan terapi DM
ada 4 yaitu :
1. Diet

Penyandang diabetes dianjuran makan makanan yang seimbang sesuai dengan kebutuhan
kalori dan zat gizi masing-masing individu dan perlu adanya penekanan dalam hal jadwal
makan, jenis dan jumlah makanan, apalagi jika mereka mengonsumsi obat penurun glukosa
darah dan insulin.

2. Exercise (latihan fisik/olahraga),

Dianjurkan latihan secara teratur contohnya 3-4 kali seminggu selama kurang lebih 30 menit
seperti olahraga ringan yaitu jalan kaki namun sifatnya harus continuous, rhythmical,
interval, progresive, endurance (CRIPE).

3. Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan sekunder diberikan kepada kelompok pasien DM sedangkan
pendidikan kesehatan tersier diberikan kepada pasien yang sudah mengidap DM dengan
penyulit menahun.
4. Pemberian Obat (Oral hipoglikemik dan insulin)
Dalam mengendalikan kadar gula darah, pasien harus melakukan pengaturan makan dan
latihan fisik. Namun jika tidak berhasil maka dipertimbangkan dengan pemakaian obat
hipoglikemik.

BAB III

ANALISA KASUS DAN PERAN PERAWAT

3.1 Analisa Kasus


Di Indonesia, prevalensi diabetes mengalami peningkatan dari 5,7% pada 2007 menjadi
6,9% atau sekitar 9,1 juta jiwa pada 2013. Data terbaru dari International Diabetes Federation
(IDF) Atlas tahun 2017 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia dengan
jumlah diabetesi sebanyak 10,3 juta jiwa. Jika tidak ditangani dengan baik, World Health
Organization bahkan mengestimasikan angka kejadian diabetes di Indonesia akan melonjak
drastis menjadi 21,3 juta jiwa pada 2030. 90% dari total kasus diabetes merupakan diabetes tipe
2. Diabetes tipe 2 umumnya terjadi pada orang dewasa, namun beberapa tahun terakhir juga
ditemukan pada anak-anak dan remaja. Hal ini berkaitan erat dengan pola diet tidak seimbang
dan kurang aktivitas fisik yang membuat anak memiliki berat badan berlebih atau obesitas.
Orang yang hidup dengan diabetes tipe 2 memiliki gejala yang begitu ringan. Penderita tidak
akan menyadari kondisi kesehatannya tengah terganggu dalam jangka waktu yang lama,
sehingga penyakit ini pun cenderung terabaikan. Namun penyakit diabetes tipe 2 akan diam-
diam merusak fungsi berbagai organ tubuh dan menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti
penyakit kardiovaskular, kebutaan, gagal ginjal, dan amputasi anggota tubuh bagian bawah.

Analisa :

1. Terjadi peningkatan pada tahun 2013 dan pada tahun 2017 menjadi 10 juta penderita.
2. Diperkirakan pada tahun 2030 akan naik drastis menjadi 21,3 juta jiwa jika tidak
ditangani dengan baik.
3. Kebanyakan penderita mengalami diabetes mellitus tipe 2.
4. Umumnya DM tipe 2 ditemukan pada orang dewasa namun ditemukan juga pada anak-
anak dan remaja.
5. Diabetes tipe 2 perlahan-lahan akan merusak berbagai fungsi seperti penyakit
kardiovaskular, kebutaan, gagal ginjal dan amputasi tubuh bagian bawah.

3.2 Peran Perawat

1. Sebagai educator/pendidik
Contohnya memberitahu pencegahan diabetes mellitus dan memberitahu pola hidup yang
baik.
2. Sebagai pemberi asupan keperawatan
Contohnya perawat membersihkan luka diabet, menyiapkan makanan pasien dan
memantau perkembangan pasien ke arah yang lebih baik.
3. Sebagai kolaborator
Bekerja sama dengan dokter dan tenaga kesehatan lain untuk bersama-sama memberikan
penyuluhan terbaik guna menekan angka diabetes.

Daftar Pustaka

Chaidir, R., Wahyuni, A., & Furkhani, D. (2017). Hubungan Self Care Dengan Kualitas Hidup Pasien
Diabetes Mellitus. Jurnal Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 2(2), 132-144.

Fatimah, R. (2015). Diabetes Melitus Tipe 2. J Mayority, 4(5), 93-101.

Hardianto, D. (2020). TELAAH KOMPREHENSIF DIABETES MELITUS: KLASIFIKASI, GEJALA, DIAGNOSIS,


PENCEGAHAN, DAN PENGOBATAN: A Comprehensive Review of Diabetes Mellitus: Classification,
Symptoms, Diagnosis, Prevention, and Treatment. Jurnal Bioteknologi & Biosains Indonesia
(JBBI), 7(2), 304-317.

Milita, F., Handayani, S., & Setiaji, B. (2021). Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Pada Lanjut Usia Di
Indonesia. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 17(1), 9-20.
Trisnawati, S., & Setyorogo, S. (2013). Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus Tipe II Di Puskesmas
Kecamatan Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Kesehatan, 5(1), 6-11.

Anda mungkin juga menyukai