DIABETES MELITUS
Oleh :
Ikrar Andika Ramadhan (NIM 4102 0219 A003)
Mashuri Aji Wijaya (NIM 4102 0219 A006)
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul Diabetes Melitus ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
dari dosen kami, ibu Dr. Cucu Herawati, SKM, M.Kes. pada mata kuliah
Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang materi Epidemiologi Penyakit Tidak Menular bagi
para pembaca dan juga penyusun.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan untuk
pembelajaran kami kedepannya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
melahirkan bayi dengan berat badan lahir bayi >4000 gram atau riwayat pernah
menderita Diabetes Melitus gestasional dan riwayat lahir dengan beratbadan rendah
(<2,5 kg). Faktor risiko yang dapat diubah meliputi obesitas berdasarkan IMT
≥25kg/m2 atau lingkar perut ≥80 cm pada wanita dan ≥90 cm pada laki-laki,
kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemi dan diet tidak sehat.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi diabetes melitus.
2. Mengetahui klasifikasi penyakit diabetes melitus.
3. Mengetahui keadaan patologis diabetes melitus.
4. Mengetahui faktor risiko penyakkit diabetes melitus.
5. Mengetahui gambaran epidemiologi diabetes melitus.
6. Mengetahui cara pencegahan dan pengendalian diabetes melitus.
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
Hiperglisemia dapat diatasi dengan obat anti diabetes yang dapat meningkatkan
sensitifitas terhadap insulin atau mengurangi produksi glukosa dari hepar, namun
semakin parah penyakit, sekresi insulin pun semakin berkurang, dan terapi dengan
insulin kadang dibutuhkan. Ada beberapa teori yang menyebutkan penyebab pasti
dan mekanisme terjadinya resistensi ini, namun obesitas sentral diketahui sebagai
faktor predisposisi terjadinya resistensi terhadap insulin, dalam kaitan dengan
pengeluaran dari adipokinesnya (suatu kelompok hormon) itu merusak toleransi
glukosa. Obesitas ditemukan di kira-kira 90% dari pasien dunia dikembangkan
diagnosis dengan jenis 2 kencing manis.Faktor lain meliputi mengeram dan sejarah
keluarga, walaupun di dekade yang terakhir telah terus meningkat mulai untuk
memengaruhi anak remaja dan anak-anak.
fungsi plasenta. Operasi sesar dapat akan dilakukan bila ada tanda bahwa janin
dalam bahaya atau peningkatan resiko luka yang berhubungan dengan makrosomia,
seperti distosia bahu.
sering kencing daripada orang normal dan mengeluarkan lebih dari 5 liter air
kencing sehari. Ini berlanjut bahkan di malam hari. Penderita terbangun
beberapa kali untuk buang air kecil. Itu pertanda ginjal berusaha singkirkan
semua glukosa ekstra dalam darah.
2. Rasa haus berlebihan
Dengan hilangnya air dari tubuh karena sering buang air kecil, penderita
merasa haus dan butuhkan banyak air. Rasa haus yang berlebihan berarti tubuh
mencoba mengisi kembali cairan yang hilang itu.
3. Penurunan berat badan
Kadar gula darah terlalu tinggi juga bisa menyebabkan penurunan berat badan
yang cepat. Karena hormon insulin tidak mendapatkan glukosa untuk sel, yang
digunakan sebagai energi, tubuh memecah protein dari otot sebagai sumber
alternatif bahan bakar.
4. Rasa lapar yang berlebihan
Rasa lapar yang berlebihan, merupakan tanda diabetes lainnya. Ketika kadar
gula darah merosot, tubuh mengira belum diberi makan dan lebih
menginginkan glukosa yang dibutuhkan sel.
5. Kulit jadi bermasalah
Kulit gatal, mungkin akibat kulit kering seringkali bisa menjadi tanda
peringatan diabetes, seperti juga kondisi kulit lainnya, misalnya kulit jadi gelap
di sekitar daerah leher atau ketiak.
6. Penyembuhan luka lambat
Infeksi, luka, dan memar yang tidak sembuh dengan cepat merupakan tanda
diabetes lainnya. Hal ini biasanya terjadi karena pembuluh darah mengalami
kerusakan akibat glukosa dalam jumlah berlebihan yang mengelilingi
pembuluh darah dan arteri. Diabetes mengurangi efisiensi sel progenitor
endotel atau EPC, yang melakukan perjalanan ke lokasi cedera dan membantu
pembuluh darah sembuhkan luka.
7. Infeksi jamur
Diabetes dianggap sebagai keadaan imunosupresi, hal itu berarti meningkatkan
kerentanan terhadap berbagai infeksi, meskipun yang paling umum adalah
8
candida dan infeksi jamur lainnya. Jamur dan bakteri tumbuh subur di
lingkungan yang kaya akan gula.
8. Iritasi genital
Kandungan glukosa yang tinggi dalam urin membuat daerah genital jadi seperti
sariawan dan akibatnya menyebabkan pembengkakan dan gatal.
9. Keletihan dan mudah tersinggung
Bangun untuk pergi ke kamar mandi beberapa kali di malam hari membuat
orang lelah. Akibatnya, bila lelah orang cenderung mudah tersinggung.
10. Pandangan yang kabur
Penglihatan kabur atau sesekali melihat kilatan cahaya merupakan akibat
langsung kadar gula darah tinggi. Membiarkan gula darah tidak terkendali
dalam waktu lama bisa menyebabkan kerusakan permanen, bahkan mungkin
kebutaan. Pembuluh darah di retina menjadi lemah setelah bertahun-tahun
mengalami hiperglikemia dan mikro-aneurisma, yang melepaskan protein
berlemak yang disebut eksudat.
11. Kesemutan atau mati rasa
Kesemutan dan mati rasa ditangan dan kaki, bersamaan dengan rasa sakit yang
membakar atau bengkak, adalah tanda bahwa saraf sedang dirusak oleh
diabetes. Masih seperti penglihatan, jika kadar gula darah dibiarkan merajalela
terlalu lama, kerusakan saraf bisa menjadi permanen.(5)
wanita dan ≥90 cm pada laki-laki, kurangnya aktivitas fisik, hipertensi, dislipidemi
dan diet tidak sehat.
Faktor lain yang terkait dengan risiko diabetes adalah penderita polycystic
ovarysindrome (PCOS), penderita sindrom metabolik memiliki riwatyat toleransi
glukosa terganggu (TGT) atau glukosa darah puasa terganggu (GDPT) sebelumnya,
memiliki riwayat penyakit kardiovaskuler seperti stroke, atau peripheral arterial
diseases (PAD), konsumsi alkohol, faktor stres, kebiasaan merokok, jenis kelamin,
konsumsi kopi dan kafein.
Faktor yang tidak dapat diubah diantaranya :
1. Umur
Berdasarkan penelitian, usia yang terbanyak terkena Diabetes Mellitus adalah
> 45 tahun.
2. Faktor Genetik
Diabetes Melitus tipe 2 berasal dari interaksi genetis dan berbagai faktor mental
Penyakit ini sudah lama dianggap berhubungan dengan agregasi familial.
Risiko emperis dalam hal terjadinya DM tipe 2 akan meningkat dua sampai
enam kali lipat jika orang tua atau saudara kandung mengalami penyakitini.
Faktor yang dapat diubah antara lain :
1. Obesitas (kegemukan)
Terdapat korelasi bermakna antara obesitas dengan kadar glukosa darah, pada
derajat kegemukan dengan IMT > 23 dapat menyebabkan peningkatan kadar
glukosa darah menjadi 200mg%.
2. Hipertensi
Peningkatan tekanan darah pada hipertensi berhubungan erat dengan tidak
tepatnya penyimpanan garam dan air, atau meningkatnya tekanan dari dalam
tubuh pada sirkulasi pembuluh darah perifer.
3. Dislipedimia
Dislipedimia adalah keadaan yang ditandai dengan kenaikan kadar lemak darah
(Trigliserida > 250 mg/dl). Terdapat hubungan antara kenaikan plasma insulin
dengan rendahnya HDL (< 35 mg/dl) sering didapat pada pasien Diabetes.
4. Riwayat persalinan
10
Riwayat abortus berulang, melahirkan bayi cacat atau berat badan bayi >
4000gram.
5. Alkohol
Perubahan-perubahan dalam gaya hidup berhubungan dengan peningkatan
frekuensi DM tipe 2. Walaupun kebanyakan peningkatan ini dihubungkan
dengan peningkatan obesitas dan pengurangan ketidak aktifan fisik, faktor-
faktor lain yang berhubungan dengan perubahan dari lingkungan tradisional
kelingkungan kebarat- baratan yang meliputi perubahan-perubahan dalam
konsumsi alkohol dan rokok, juga berperan dalam peningkatan DM tipe 2.
Alkohol akan menganggu metabolisme gula darah terutama pada penderita
Diabetes Melitus, sehingga akan mempersulit regulasi gula darah dan
meningkatkan tekanan darah. Seseorang akan meningkat tekanan darah apabila
mengkonsumsi etil alkohol lebih dari 60ml/hari yang setara dengan 100 ml
proof wiski, 240 ml wine atau 720 ml.
4) Riwayat keiuarga DM
5) Riwayat kehamilan dengan BB bayi lahir > 4000 gr.
6) Disiipidemia (HvL<35mg/dl dan atau Trigliserida>250mg/dl).
7) Pernah TGT atau glukosa darah puasa tergangu (GDPT)
Untuk pencegahan primer harus dikenai faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap timbulnya DM dan upaya untuk menghilangkan faktor-faktor
tersebut. Tindakan yang dilakukan pada pencegahan primer agar tidak timbul
DM meliputi :
1) Promosi Kesehatan
- Penyuluhan tentang pola hidup sehat melalui program penurunan berat
badan untuk mencapai berat badan ideal, latihan jasmani dan hentikan
kebiasaan merokok.
- Mempertahankan pola makan sehari-hari yang sehat dan seimbang.
- Menghindari obat yang dapat menyulut terjadinya diabetes.
3. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya mencegah atau menghambat timbulnya
penyulit dengan tindakan deteksi dini dan memberikan pengobatan sejak awal
penyakit. Dalam pengelolaan pasien DM, sejak awal sudah harus diwaspadai
dan sedapat mungkin dicegah kemungkinan terjadinya penyulit menahun. Pilar
utama pengelolaan DM meliputi penyuluhan, perencanaan makanan, latihan
jasmani dan obat berkhasiat hipoglikemik.
1) Diagnosa dini
Deteksi dini diabetes mellitus dilakukan melalui pemeriksaan gula darah
puasa dan gula darah 2 jam Post Prandial, dimana bila kosentrasi glukosa
darah ≥ 126 mg/dl atau glukosa darah 2 jam post prandial ≥ 200 mg/dl.
2) Pengobatan segera
- Mengonsumsi obat secara teratur sesuai petunjuk dokter
- Monitoring kadar glukosa darah sesuai petunjuk dokter
4. Pencegahan Tersier
13
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi dan informasi tentang penyakit diabetes melitus
diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat, jika telah berkembang penuh secara klinis maka diabetes
mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan postprandial,
aterosklerosis dan penyakit vaskular mikroangiopati.s
2. Terdapat 3 klasifikasi penyakit diabetes melitus, yaitu :
1) Diabetes melitus tipe 1
2) Diabetes melitus tipe 2
3) Diabetes melitus tipe 3 atau gestasional
3. Dalam patofisiologi Diabetes Melitus tipe 2 terdapat beberapa keadaan yang
berperan yaitu :
1) Resistensi insulin
2) Disfungsi sel B pancreas
4. Tanda dan gejala diabetes melitus
1) Meningkatnya frekuensi buang air kecil
2) Rasa haus yang berlebihan
3) Penurunan berat badan
4) Rasa lapar yang berlebihan
5) Kulit jadi bermasalah
6) Penyembuhan luka lambat
7) Infeksi jamur
8) Iritasi genital
9) Keletihan dan mudah tersinggung
10) Pandangan yang kabur
11) Kesemutan atau mati rasa
14
15
3.2 Saran
Penyusun menyarankan agar setiap orang dapat mempelajari dan
memahami ilmu tentang penyakit diabetes melitus. Agar kita bisa menjalankan
pola hidup bersih dan sehat sehingga risiko untuk terkena penyakit diabetes
melitus kemungkinnya sangat kecil.
DAFTAR PUSTAKA
16