“Diabetes Mellitus”
Disusun Oleh :
Kelompok I
1. Achmad Setiyadi (2019012160)
2. Deshinta laila putri (2019012168)
3. herlina Wietya Anggraeni (2019012175)
4. Ikhda Zulfa Istiqomah (2019012177)
5. Ingri Raiza (2019012178)
6. Munifatun Nur Rosyidah (2019012189)
PSIK 4A
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan Diabetes Militus” yang
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah 2, semoga dapat selasai
tepat pada waktunya. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafaatnya di
akhirat nanti.
Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Pengampu mata kuliah Keperawatan
Medikal Bedah 2 yakni Ibu Nila Putri Purwandari S.Kep., M.Kep yang selalu memberikan
dukungan serta bimbingannya dan kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini sehingga makalah ini dapat disusun dengan baik.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, tim penyususn
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini tim penyusun memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Tim penyusun
DAFTAR ISI
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi dari diabetes militus
2. Untuk mengetahui etiologi dari diabetes militus
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari diabetes militus
4. Untuk mengetahui tanda dan gejala dari diabetes militus
5. Untuk mengetahui pencegahan dan penanganan dari diabetes militus
BAB II
PEMBAHASAN
Gejala penyakit diabetes melitus dari satu penderita ke penderita yang lain
tidaklah selalu sama tetapi terhadap keluhan yang umumnya timbul seperti
banyak makan (polifagia), banyak minum (polidipsia), dan banyak kencing
(poliuria). Apabila keadaan tersebut tidak segera diobati maka lama kelamaan
mulai timbul gejala yang disebabkan oleh kurangnya insulin. Kurangnya insulin
menyebabkan gejala yang timbul hanya polidipsia, poliuria, penurunan berat
badan dengan cepat, mudah lelah, dan nafsumakan berkurang.
(Tjokroprawito,2006)
2. Gejala Kronik
Kadang – kadang penderita diabetes melitus tidak menunjukan gejala
angkut atau mendadak tetapi baru menunjukkan gejala sesudah beberapa bulan
2
Ghifara Huda. 2020. Sering Kencing di Malam Hari Waspadai Tanda-Tanda Awal Diabetes, (Online),
(https://www.gooddoctor.co.id/home/tips-kesehatan/kesehatan/tanda-tanda-awal-diabetes/ , diakses pada 13 Maret
2021).
atau beberapa tahun mengidap penyakit diabetes melitus . Gejala kronik yang
sering timbul pada penderita diabetes melitus adalah kesemutan, kulit terasa
panas, rasa tebal dikulit, kram, capai, mudah mengantuk, mata kabur, gatal
disekitar kemaluan, gigi mudah goyang atau mudah lepas, kemampuan seksual
menurun atau bahkan impotensi, bagi ibu hamil sering mengalamin keguguran
atau berat bayi lahir lebih dari 4 kg. (Tjokroprawito,2006)3
3
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-sitiroikan-5724-3-babii.pdf
Olahraga terbukti membantu menurunkan kadar gula darah. Agar tidak terjadi
hipoglikemia (kadar glukosa turun terlalu rendah) pada saat atau setelah
berolahraga, maka penderita dianjurkan untuk makan dulu 1 – 2 jam sebelum
melakukan olahraga.
Tetapi perlu diingat bahwa olahraga tidak dianjurkan jika kondisi penderita
sebagai berikut:
Kadar gula darah puasa > 250 mg/dL: ada bahaya dehidrasi atau denyut
jantung terlalu cepat
Kadar gula darah sewaktu < 100 mg/dL: ada bahaya hipoglikemia
Sakit: ada bahaya cedera atau hipoglikemia.
4. Menjaga berat badan ideal
Jika mengalami kegemukan atau obesitas maka diperlukan usaha untuk
menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal. Turunkan berat
badan agar tercapai rentang yang sehat. Berat badan yang berlebihan dengan
timbunan lemak akan menyebabkan insulin tidak mampu bekerja efektif
E. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Asuhan keperawatan pada tahap pertama yaitu pengkajian. Dalam pengkajian
perlu dikaji biodata pasien dan data data untuk menunjang diagnosa. Data
tersebut harus seakurat akuratnya, agar dapat digunakan dalam tahap berikutnya,
meliputi nama pasien,umur, keluhan utama
a) Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan nyeri, kesemutan pada
esktremitas,luka yang sukar sembuh Sakit kepala, menyatakan seperti mau
muntah, kesemutan, lemah otot, disorientasi, letargi, koma dan bingung.
b. Riwayat kesehatan lalu
Biasanya klien DM mempunyai Riwayat hipertensi, penyakit jantung
seperti Infark miokard
pada vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria. Risiko
lebih tinggi terkena kanker prostat berhubungan dengan nefropatai.
j. Koping toleransi
Lamanya waktu perawatan,perjalannya penyakit kronik, persaan tidak
berdaya karena ketergantungan menyebabkan reasi psikologis yang
negatif berupa marah, kecemasan, mudah tersinggung, dapat menyebabkan
penderita tidak mampu menggunakan mekanisme koping yang
kontruktif/adaptif.
k. Nilai kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta
luka pada kaki tidak menghambat penderita dalam melaksanakan ibadah
tetapi mempengarui pola ibadah penderita.
c) Pemeriksaan fisik
a. Pemeriksaan Vital Sign
Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu. Tekanan
darah dan pernafasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau
normal, Nadi dalam batas normal, sedangkan suhu akan mengalami
perubahan jika terjadi infeksi.
b. Pemeriksaan Kulit
Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan tidak elastis. kalau sudah terjadi
komplikasi kulit terasa gatal.
c. Pemeriksaan Kepala dan Leher
2. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakstabilan gula darah berhubungan dengan resistensi insulin
2. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera fisik
3. Infeksi b.d peningkatan Leukosit
4. Intoleransi Aktivitas berhubungan dengan imobilitas
3. RENCANA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI
1 Ketidakstabilan gula darah Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen hiperglikemia
b.d resistensi insulin selama 1x 24 jam maka ketidakstabilan gula Observasi :
darah membaik
KH : - Identifikasi kemungkinan penyebab
hiperglikemia
Kestabilan kadar glukosa darah - Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
membaik
Terapeutik :
Status nutrisi membaik
Tingkat pengetahuan meningkat - Berikan asupan cairan oral
Edukasi :
- Ajurkan kepatuhan terhadap diet dan
olah raga
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian insulin 6 Iu
5. EVALUASI
Menurut Nursalam, 2011 , evaluasi keperawatan terdiri dari dua jenis yaitu :
1. Evaluasi formatif. Evaluasi ini disebut juga evaluasi berjalan dimana evaluasi
dilakukan sampai dengan tujuan tercapai
2. Evaluasi somatif , merupakan evaluasi akhir dimana dalam metode evaluasi ini
menggunakan SOAP.5
5
Muthia Varena, Laporan Studi Kasus: “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Z DENGAN DIABETES
MELITUS DI RUANG RAWAT INAP AMBUN SURI LANTAI 3 RS DR. ACHMAD MOCHTAR
BUKITTINGGI 2019” (Padang: Stikes Perintis, 2019), (Online),
http://repo.stikesperintis.ac.id/836/1/13%20MUTHIA%20VARENA.pdf, diakses pada 13 Maret 2021
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
A. Identitas
B. Alasan Masuk
tanggal 13 Juni 2019 dengan keluhan badan lemas, pusing, gula darah tinggi
C. Riwayat Kesehatan
Pada saat pengkajian klien mengatakan badan klien terasa letih Dan
lemah, dan sering merasa haus dan lapar,klien mengatakan klien sering
mual dan muntah, dan belum BAB sejak masuk rumah sakit, klien
rumah sakit kadar gula darah klien yaitu: 284,klien mengatakan ada luka
dikaki sebelah kanan dan nyeri pada bagian luka,klien mengatakan tidak
nyaman dengan luka nya dikaki terdapat pus pada kaki yang luka, klien
Genogram
Keterangan
: laki laki
: Perempuan
: Klien
Meninggal
: serumah
D. Pemeriksaan fisik
Nadi = 80 x/i
P = 21 x/i
Suhu= 36,8 C
1. Kepala
a. Rambut
b. Mata
tidak ada menggunakan alat bantu penglihatan ( Kaca mata), reflek pupil
c. Telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak ada pendarahan, tidak ada serumen,
telinga bersih, cairan pada telinga tidak ada,pendengaran klien masih
baik
d. Hidung
Simetris kiri dan kanan, ada benjolan di hidung, pasien tidak terpasang
Keadaan mulut bersih, mukosa bibir kering, gigi klien kelihatan bersih ,
2. Leher
Simetris kiri dan kanan, Vena jugularis tidak teraba, dan tidak ada
3. Thorax
1) Paru- paru
2) Jantung
I : dada simetris kiri dan kanan, tidak ada bekas luka, tidak ada
A: bunyi jantung I (lup) dan bunyi jantung II (dup), tidak ada bunyi
tambahan, Teratur dan tidak ada bunyi tambahan seperti mur-mur dan
gallop.
4. Abdomen
I : Simetris kiri dan kanan, tidak ada bekas operasi, warna kulit sama,
tidak ada terdapat lesi
5. Punggung
Tidak teraba bengkak, simetris kiri dan kanan, dan tidak ada lesi pada
6. Ektermitas
Bagian Atas : Tangan sebelah kiri terpasang infus Nacl 20 tts, tidak
Bagian Bawah : simetris kiri dan kanan, Kaki kiri terdapat luka
4444 5555
7. Genetalia
8. Integumen
Kulit tampak tidak bersih,ada bekas luka dikulit, kering, luka di bagian
F. Riwayat Alergi
G. Data Psikologis
Prilaku Verbal
a. Cara menjawab
orang lain
c. Emosi
Klien tidak mudah emosi saat ada masalah baik kekeluarga maupun
orang lain
d. Persepsi penyakit
e. Adaptasi
I. Data Spritual
Klien yakin terhadap tuhan dan percaya penyakit ini adalah ujian dari yang
maha kuasa, klien yakin dengan agamanya, klien sebelum sakit sholat 5
waktu sehari semalam, selama klien dirawat klien tidak pernah melakukan
sholat 5x sehari dan tidak pernah berdzikir, tetapi selama dirawat di Rs klien
J. Data Penunjang
a. Pemeriksaan labor
13-06-2019
K. Data Pengobatan
Data Subjektif
Data Objektif
Skala nyeri 7
Klien tampak gelisah
TABEL 3.5
ANALISA DATA
Terapeutik :
- Berikan dukungan untuk menjalani
program pengobatan dengan baik dan
benar
Edukasi:
Kolaborasi
Observasi :
Terapeutik :
Edukasi:
Terapeutik :
Edukasi:
Kolaborasi:
Terapeutik :
Edukasi:
- Melakukan kolaborasi
prosedur debridement
. Nyeri Akut b.d 11.00 Melakukan manajemen nyeri S:
Agen cedera Observasi : klien mengatakan nyeri tidak
fisik - Mengidentifikasi identifikasi terasa lagi
lokasi, karakteristik, durasi, Keluarga mengatakan pasien tidak
kualitas nyeri nyaman dengan lukanya
- Mengidentifikasi skala nyeri Klien sudah memahami tentang
(skala nyeri pada klien) teknik nafas dalam
Terapeutik : O:
- Memberikan teknik non Skala nyeri 3-4
farmakologis untuk klien tampak sudah mulai bisa
mengurangi rasa nyeri melakukan teknik nafas dalam
Edukasi: A : Masalah teratasi nyeri akut
- Menjelaskan penyebab dan P : intervensi dihentikan
11.30 periode dan pemicu nyeri
Kolaborasi
- Melakukan olaborasi
pemberian analgetik
Melakukan edukasi teknik nafas
dalam
Observasi :
- Mengidentifikasi kesiapan
dan kemampuan menerima
informasi
Terapeutik :
- Menyediakan materi dan
media pendidikan kesehatan
Edukasi:
- Menjelaskan tujuan dan
mamafaat teknik nafas dalam
- Menjelaskan prosedur teknik
nafas dalam
Intoleransi 12.00 Melakukan terapi aktivitas S:
Aktivitas b.d Observasi : Klien mengatakan sudah mulai bisa
imobilitas - Mengidentifikasi kemapuan beraktivitas sendiri(seperti duduk)
berpartisipasi dalam aktivitas klien mengtakan aktivitas masih
tertentu(dengan cara ada dibantu keluarga(seperti
menanyakan apa saja aktivitas kekamar mandi dan makan
yang bisa dilakukan tampa klien mengatkan aktivitas tebatas
dibantu keluarga) O:
Terapeutik : aktivitas klien tampak dibantu
- Memfasilitasi pasien dan keluaraga
keluarga dalam aktivitas tampak terbatas
menyesuiakan lingkungan saat makan klien nampak dibantu
untuk mengakomodasi keluarga
aktivitas yang di pilih A : Masalah teratasi sebagian intoransi
- Melibatkan keluarga aktivitas
12.30 dalam aktivitas P : intervensi dilanjutkan
Edukasi: Melakukan terapi aktivitas
- Mengajarkan cara Melakukan manajemen program
melakukan aktivitas yang latihan
dipilih
Melakukan manajenen
program latihan
Observasi :
- Mengidentifikasi
pengetahuan dan
pengalaman aktivitas
fisik sebelumnya
Terapeutik :
- Memotivasi untuk
memulai/ melanjutkan
aktivitas fisik
Edukasi:
- Menjelaskan manfaat
aktivitas fisik
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik
peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) yang terjadi akibat kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau keduanya.Tindakan pencegahan Diabetes Setiap orang pasti
tidak ingin menderita diabetes melitus, satu-satuya cara adalah mengubah pola hidup.
Lakukan olahraga setiap hari selama 30 menit, misal: jalan kaki pagi hari. Olahraga
terbukti membantu menurunkan kadar gula darah. Agar tidak terjadi hipoglikemia (kadar
glukosa turun terlalu rendah) pada saat atau setelah berolahraga, maka penderita
dianjurkan untuk makan dulu 1 – 2 jam sebelum melakukan olahraga. Individu yang
dapat melakukan olahraga diabetes adalah individu dengan kadar glukosa darah kurang
dari 250 mg/dl, tidak ada gejala retinopati, neuropati atau nefropati, tidak ada masalah
kardiovaskuler seperti angina, emboli atau aneurisma.
B. Saran
Sebelum melakukan olahraga, dianjurkan untuk mengukur kadar gula darah, tekanan
darah, minuman dan makanan kecil karena bisa saja terjadi hipoglikemia pada saat
melakukan senam.Jangan merokok atau berhenti merokok, Mengatur pola makan.
Penanganan diabetes tentu harus didasarkan pada rekomendasi dokter dengan hasil
pemeriksaan terlebih dahulu. Namun beberapa hal berikut ini perlu menjadi perhatian
agar penanganan diabetes menjadi lebih maksimal. Perawat harus berperan aktif dalam
promosi kesehatan tentang DM dan memotivasi
serta mengajak pasien DM untuk melakukan senam diabetes sesuai kondisi pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Ghifara Huda. 2020. Sering Kencing di Malam Hari Waspadai Tanda-Tanda Awal Diabetes, (Online),
(https://www.gooddoctor.co.id/home/tips-kesehatan/kesehatan/tanda-tanda-awal-diabetes/ , diakses
pada 13 Maret 2021).
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/115/jtptunimus-gdl-sitiroikan-5724-3-babii.pdf
diakses pada 13 maret 2021)
Muthia Varena, Laporan Studi Kasus: “ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. Z DENGAN
DIABETES MELITUS DI RUANG RAWAT INAP AMBUN SURI LANTAI 3 RS DR. ACHMAD
MOCHTAR BUKITTINGGI 2019” (Padang: Stikes Perintis, 2019), (Online),
http://repo.stikesperintis.ac.id/836/1/13%20MUTHIA%20VARENA.pdf, diakses pada 13 Maret
2021)
https://ojs.unud.ac.id/index.php/eum/article/download/6698/5107/#:~:text=Diabetes%20Melitus%20(DM)
%20adalah%20penyakit,insulin%2C%20kerja%20insulin%20maupun%20keduanya., (online ) diakses pada 13
maret 2021