Dosen Pengajar :
Disusun oleh :
Shafanissa nurulhizzah
32722001D18100
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas khadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe II.
Shafanissa Nurulhizzah
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Rumusan masalah
1. Apa definisi diabetes melitus tipe II?
2. Apa etiologi dari diabetes melitus tipe II?
3. Bagaimana patofisiologi diabetes melitus tipe II?
4. Apa manifestasi klinis diabetes melitus tipe II?
5. Bagaimana pemeriksaan diagnostik diabetes melitus tipe II?
6. Bagaimana penatalaksanaan diabetes melitus tipe II?
7. Bagaimana asuhan keperawatan dengan diabetes melitus tipe II?
3. Tujuan
4. Untuk Apa definisi diabetes melitus tipe II?
5. Untuk Apa etiologi dari diabetes melitus tipe II?
6. Untuk Bagaimana patofisiologi diabetes melitus tipe II?
7. Untuk Apa manifestasi klinis diabetes melitus tipe II?
8. Untuk Bagaimana pemeriksaan diagnostik diabetes melitus tipe II?
9. Untuk Bagaimana penatalaksanaan diabetes melitus tipe II?
10. Untuk Bagaimana asuhan keperawatan dengan diabetes melitus tipe II?
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi
a. Tes Saring
1. Tujuan tes : Untuk mendeteksi kasus DM sedini mungkin,
sehingga dapat dicegah kemungkinan terjadinya komplikasi kronik
akibat penyaki ini.
2. Indikasi : bila terdapat sekurang-kurangnya satu faktor sebagai
berikut :
Usia dewasa tua ( > 45 tahun )
Kegemukan, berat badan > 120 % BB ideal
Tekanan darah tinggi ( 140 / 90 mmHg)
Riwayat keluarga DM
Riwayat kehamilan dengan berat badan lahir bayi > 4000
gram
Riwayat DM pada kehamilan
Dislipidemia (Kol. HDL < 35 mg/dl, dan atau Trigliserida >
250 mg/dl),
Pernah TGT (Tes Glukosa Terganggu) atau GDPT (Glukosa
Darah Puasa Terganggu)
3. Sampel
Darah
a) Plasma vena atau serum
b) Darah kapiler (whole blood)
Urine
a) Urin post prandial (pertama kali dikemihkan 1,5 – 3 jam
setelah makan)
b) Urin sewaktu
A. Pengkajian
Asuhan keperawatan pada tahap pertama yaitu pengkajian. Dalam
pengkajian perlu di data biodata pasiennya dan data-data lain untuk
menunjang diagnosa. Data-data tersebut harus yang seakurat-akuratnya, agar
dapat di gunakan dalam tahp berikutnya. Misalnya meliputi nama pasien,
umur, keluhan utama, dan masih banyak lainnya.
a. Riwayat Kesehatan
1. Kesehatan sekarang :
Biasanya klien masuk ke RS dengan keluhan nyeri,
kesemutan pada Riwayat ekstremitas bawah, luka yang sukar
sembuh, kulit kering, merah, dan bola mata cekung, Sakit kepala,
menyatakan seperti mau muntah, kesemutan, lemah otot,
disorientasi, letargi, koma dan bingung.
2. Riwayat kesehatan lalu
Biasanya klien DM mempunyai Riwayat hipertensi,
penyakit jantung seperti Infark miokard.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya ada riwayat anggota keluarga yang menderita
DM.
b. Pengkajian Pola Gordon
1. Pola persepsi
Pada pasien gangren kaki diabetik terjadi perubahan
persepsi dan tata laksana hidup sehat karena kurangnya
pengetahuan tentang dampak gangren kaki diabetuk sehingga
menimbulkan persepsi yang negatif terhadap dirinya dan
kecenderungan untuk tidak mematuhi prosedur pengobatan dan
perawatan yang lama, lebih dari 6 juta dari penderita DM tidak
menyadari akan terjadinya resiko Kaki diabetik bahkan mereka
takut akan terjadinya amputasi (Debra Clair, journal februari
2011).
2. Pola nutrisi metabolik
Akibat produksi insulin tidak adekuat atau adanya
defisiensi insulin maka kadar gula darah tidak dapat
dipertahankan sehingga menimbulkan keluhan sering kencing,
banyak makan, banyak minum, berat badan menurun dan mudah
lelah. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
gangguan nutrisi dan metabolisme yang dapat mempengaruhi
status kesehatan penderita. Nausea, vomitus, berat badan
menurun, turgor kulit jelek, mual/muntah.
3. Pola eliminasi
Adanya hiperglikemia menyebabkan terjadinya diuresis
osmotik yang menyebabkan pasien sering kencing (poliuri) dan
pengeluaran glukosa pada urine ( glukosuria ). Pada eliminasi
alvi relatif tidak ada gangguan.
4. Pola aktivitas dan latihan
Kelemahan, susah berjalan/bergerak, kram otot, gangguan
istirahat dan tidur, tachicardi/tachipnea pada waktu melakukan
aktivitas dan bahkan sampai terjadi koma. Adanya luka gangren
dan kelemahan otot – otot pada tungkai bawah menyebabkan
penderita tidak mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara
maksimal, penderita mudah mengalami kelelahan.
5. Pola tidur dan istirahat
Istirahat tidak efektif Adanya poliuri, nyeri pada kaki yang
luka , sehingga klien mengalami kesulitan tidur.
6. Kognitif persepsi
Pasien dengan gangren cenderung mengalami neuropati /
mati rasa pada luka sehingga tidak peka terhadap adanya nyeri.
Pengecapan mengalami penurunan, gangguan penglihatan .
7. Persepsi dan konsep diri
Adanya perubahan fungsi dan struktur tubuh akan
menyebabkan penderita mengalami gangguan pada gambaran
diri. Luka yang sukar sembuh, lamanya perawatan, banyaknya
biaya perawatan dan pengobatan menyebabkan pasien
mengalami kecemasan dan gangguan peran pada keluarga ( self
esteem ).
8. Peran hubungan
Luka gangren yang sukar sembuh dan berbau menyebabkan
penderita malu dan menarik diri dari pergaulan.
9. Seksualitas
Angiopati dapat terjadi pada sistem pembuluh darah di
organ reproduksi sehingga menyebabkan gangguan potensi sek,
gangguan kualitas maupun ereksi, serta memberi dampak pada
proses ejakulasi serta orgasme. Adanya peradangan pada daerah
vagina, serta orgasme menurun dan terjadi impoten pada pria.
risiko lebih tinggi terkena kanker prostat berhubungan dengan
nefropati.(Chin-Hsiao Tseng on journal, Maret 2011)
10. Koping toleransi
Lamanya waktu perawatan, perjalanan penyakit yang
kronik, perasaan tidak berdaya karena ketergantungan
menyebabkan reaksi psikologis yang negatif berupa marah,
kecemasan, mudah tersinggung dan lain – lain, dapat
menyebabkan penderita tidak mampu menggunakan mekanisme
koping yang konstruktif / adaptif.
11. Nilai keprercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi
tubuh serta luka pada kaki tidak menghambat penderita dalam
melaksanakan ibadah tetapi mempengaruhi pola ibadah
penderita.
c. Pemeriksaan Fisik
Meliputi keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi
badan, berat badan dan tanda – tanda vital.
1. Kepala dan leher
2. Sistem integumen
3. Sistem pernafasan
4. Sistem kardiovaskuler
5. Sistem gastrointestinal
6. Sistem urinary
8. Sistem neurologis
D. implementasi
Implementasi di lakukan oleh perawat di lakukan sesuai dari intervensi
yang telah di buat untuk membantu klien dari masalah status klien dan
status kesehatan klien agar lebih baik
E. Evaluasi
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzzanne C.2001.Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth Ed.8.Volume 2. Jakarta: EGC.
Kurniawan, Indra. 2010. Diabetes Melitus Tipe 2 pada Usia Lanjut. Volum: 60,
Nomor: 12, Desember 2010.