1. Definisi
Kanker Prostat adalah pertumbuhan tumor ganas dari jaringan parenchym kelenjar prostat .
2. Anatomi Fisiologi
Prostat adalah suatu organ tubuh yang bergantung kepada pengaruh endokrin dan dapat
dianggap imbangan( counterpart ) dari payudara pada wanita. Prostat dipengaruhi juga oleh
hormon androgen dan estrogen. Bagian tengah, peka terhadap pengaruh estrogen dan bagian tepi
peka terhadap hormon androgen. Karena itu pada orang tua bagian tengahlah yang mengalami
hiperplasia, yaitu sekresi androgen berkurang sehingga estrogen bertambah sebagian atau
absolut. Sel-sel epitel kelenjar prostat dapat membentuk enzim fosfatase asam yang paling aktif
bekerja pada Ph 5. Pada keadaan normal enzym ini kecil sekali sehingga sulit diukur, tetapi pada
kanker prostat pembentukan enzym ini sangat banyak sehingga dapat diukur dalam darah.
3. Etiologi
Seperti tumor ganas lain, maka etiologi kanker prostat belum diketahui dengan tepat. Ada
yang menghubungkan dengan radang atau hormon. Hampir 75 % kanker prostat ditemukan pada
bagian posterior dari pada lobus medius, dan hampir seluruhnya mulai dari bagian yang dekat
dengan simpai. Ada pendapat tercatat bahwa terdapat 3 kali lebih besar kasusnya karena ada
riwayat ayah atau kakek menderita kanker prostat. Karsinoma prostat ini merupakan tumor ganas
yang sering ditemukan pada pria dewasa ( 50% dari seluruh tumor ganas pria ) usia diatas 50
4. Patofisiologi
kelenjar prostat secara infiltrat dibagian kapsul / pembungkusnya. Yang sering terserang adalah
di bagian lobus posterior dan membentuk massa sehingga prostat membesar seperti hyperplasia
kemudian dapat terjadi penekanan di semi vesika urinaria atau penyempitan urethra.
Anak sebar menyebar ke lateral yaitu menuju otot anus / rectum melalui hematogen dan
kelenjar lymphe sehingga dapat metastasi ke paru - paru, otak, tulang dan organ-organ lain.
Timbulnya tanda dan gejala biasanya setelah stadium lanjut yaitu adanya pembesaran prostat,
1) Retensi urine
2) Nokturia
3) Hematuri
4) Disuria
5) Kencing menetes
6. Test diagnostik
c. Cystoscopy
d. Pelvic CT Scan
e. Transrectal Ultrasonografi
f. Laboratorium :
1) Alkali Phospatase
7. Therapi
a. Operasi :
2) Orchiectomy
b. Obat-obatan :
8. Komplikasi
a. Metastase ke paru - paru, otak, dan tulang
b. Hydronephrosis.
Pengkajian
Laboratorium HB < 10 mg %
Ureum : > 30 – 40 mg %
3. Pola eliminasi .
Urine menetes tak dapat memancar, tidak dapat mengosongkan kandung kemih sampai habis
Nokturia
Dysuria
Warna urine kuning tua, coklat sampai ada darah, ada kuman bakteri berjumlah sedikit
Riwayat pekerjaan
Tungkai udema
Kandung kemih penuh sering bak dimalam hari, yang tidak terlampiaskan
Mengeluh ada rasa tak berdaya, putus asa, depresi, menarik diri.
Diagnose Keperawatan
1. Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang diagnose dan tindakan pemeriksaan dan
prognosanya.
2. Perubahan pola eliminasi ( bak ): retensi urine berhubungan dengan obstruksi saluran kencing
4. Perubahan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan infiltrasi tumor ke organ tulang dan
rektum / perineal.
5. Aktifitas Intoleran dan gangguan mobilisasi berhubungan dengan hipoksia jaringan, malnutrisi,
operasi, nyeri .
Perencanaan
a. Cemas berhubungan dengan ketidaktauan tentang diagnose dan tindakan pemeriksaan dan
prognosanya.
- Penampilan rilaks.
Rencana tindakan :
- Perhatian pasien
terdiri dari :
- Jelaskan secara sederhana apa pemeriksaan diagnostik yang kemungkinan akan dilakukan :
misal berapa lama, apa persiapannya pengalaman apa yang anda kuasai.
- Review rencana pengobatan dan beri kesempatan kepada untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan.
3) Kaji reaksi secara psikologi tentang diagnose dan bagaimana koping yang digunakan untuk
mengatasi stress.
b. b. Perubahan pola eliminasi ( bak ): retensi urine berhubungan dengan obstruksi saluran
- Dalam catatan tidak ada perabaan kandung kemih yang penuh setelah bak.
- Tidak ada catatan tentang keluhan urine menetes, kandung kemih penuh.
Rencana tindakan :
2. Kaji tanda dan gejala retensi urine : jumlah .warna, palpasi kandung kemih terdapat retensi
3. Lakukan katerisasi untuk mengukur retensi urine yang ada (urine residu)
5. Dorong pasien untuk mengatur posisi yang tepat waktu mengeluarkan urine.
6. Konsultasikan pada dokter tentang penggunaan kateter secara menetap atau tidak menetap
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan meningkatnya metabolisme
Rencana tindakan :
5) Kenali obat-obat atau faktor-faktor yang menyebabkan nafsu makan turun, mual, dan muntah.
8) Berikan porsi kecil dan sering dengan lingkungan yang menyenangkan dan nyaman.
d. Perubahan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan infiltrasi tumor ke organ tulang dan
Nyeri hilang yang ditandai dengan : Dalam catatan tidak ada keluhan nyeri.
Rencana Tindakan :
3) Cegah pasien dari barang-barang yang akan mencederai misal kasur yang keras,
5) Ajarkan teori destruksi nyeri, misal : musik, tarik nafasdalam, menggosok – gosok dengan
e. Aktifitas Intoleran dan gangguan mobilisasi berhubungan dengan hipoksia jaringan, malnutrisi
Mobilisasi fisik membaik ditandai dengan: Pasien mencoba untuk malakukan aktifitas pasif dan
Rencana tindakan :
Dapat memodifikasi fungsi seksualnya dengan rileks dan gembira yang ditandai dengan pasien
Rencana tindakan:
1) Kaji dari riwayat perawatan atau pengobatan yang mengakibatkan gangguan fungsi seksual.
2) Informasikan pada pasien efek dari terapi, operasi prostat, radiasi, hormonal dan terapi lain yang
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman
Kedokteran EGC.
Long, B.C., 1996. Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta,
Lab / UPF Ilmu Bedah, 1994. Pedoman Diagnosis Dan Terapi. Surabaya, Fakultas Kedokteran
Kanker prostate adalah kanker nomor satu yang diidentifikasi pada para pria di ameriak serikat dan
penyebab kematian tersering kedua akibat kanker pada populasi tersebut (Yang pertama adalah kanker
paru). Kanker prostate biasanya didiagnostik pada pria berusia diatas 65 Tahun.
Etiologi
Beberapa faktor yang diduka sebagai penyebab timbulnya adenokarsinoma prostate adalah :
1. Predisposisi genetic
Kemungkinan untuk menderita kanker prostate menjadi dua kali jika saudara laki-lakinya menderita
penyakit ini. Kemungkinannya naik menjadi lima kali jika ayah dan saudaranya juga menderita.
2. Pengaruh hormonal
3. Diet
Diet yang banyak mengandung lemak, susu yang berasal dari binatang, daging merah dan hati diduka
Beberapa nutrisi diduga dapat menurunklan insidens kanker prostate, adalah Vitamin A, Beta karoten,
Isoflavon atau Fitoestrogen yang banyak terdapat pada kedelai, likofen (anti oksidan karotenoit yang
banyak terdapat pada tomat). Selenium (terdapat pada ikan laut, daging, biji-bijian), dan vitamin E.
4. Pengaruh lingkungan
Kanker prostate lebih banyak diderita oleh bangsa afrika amerika yang berkulit hitam dari pada kulit
bangsa putih. Pada penelitian yang lain didapatkan bahwa bangsa asia (cina dan jepang lebih sedikit
Patofisiologi
Manisfestasi yang tampak dapat berupa gejala-gejala obtruksi saluran kemih, penurunan berat
berkemih, serta penurunan tekanan aliran urin. Ejakulat mungkin mengandung darah dan pada
Penyebaran
Tumor yang berada pada kelenjar prostate tumbuh menembus kapsul prostate dan mengadakan
infiltrasi organ sekitarnya. Peneyebaran secara limfogen melalu kelenjar pada daerah pelfis menuju
kelenjar limfe retroperitoneal dan penyebaran secara hematogen melalui vena Verteblaris menuju
tulang-lulang pelvis, Femur sebelah proksimal, vertebralumbalis, kosta, paru, hepar, dan otak.
Metastasis ketulang padaumumnya merukan proses osteoblastik, mekispun kadang-kadang bisa juga
stadium A : mencerminkan kanker yang tidak terdeteksi dengan pemeriksaan rectum tetapi ditemukan
pada specimen bedah yang diperoleh sewaktu operasi untuk hyperplasia atau pada outopsi.
Stadium A1, jika tumor yang berdiferensiasi akibat terdapat hanya beberapa potongan kecil (cihp)
Stadium B1 adalah nodus tunggal yang mengenai hanya satu lobus dan dikelilingi oleh jarinngan yang
Stadium C
Tumor meraba dan meluas melebihi prostate tetapi belum terjadi metastasis jauh.
Stadium D1, keterlibatan hanya kelenjar limfe panggul tanpa metastasis lain.
Komplikasi
Kanker prostate progresif yang tidak diterapi memiliki angka kematian yang sangat tinggi (>
90%).
Kanker testis dapat bermetastasis keparu, kelenjar l,imfe atau susunan syaraf pusat.
Angka bertahan hidup pada kanker prostate bergantung pada stadium saat didiagnosis.
Sebagian besar pria yang didiagnosis berada pada stadium D akan meninggal dalam waktu 3-5
tahun.
Pemeriksaan penunjang.
Pada pemeriksaan ultrasonografi transrektal dapat diketahui adanya area hipo-ekoik (60%) yang
merupakan salah satu tanda adanya kanker prostate dan segaligus mengetahui kemungkinan adanya
ekstensi tumor ekstrakapsuler. Selain itu dapat diambil contoh jaringan pada area yang dicurigai
Scan diperiksa jika dicurigai adanya metastasis pada limfonudi (N), yaitu pada pasien yang menunjukan
Bone scan
Pemeriksaan sintigrafi pada tulang dipergunakan untuk mencari metasis hematogen pada tulang.
Penata pelaksanaan
Observasi
Untuk pasien dalam stadium A dengan umur harapan hidup kurang dari 10 tahun.
Radiasi
Untuk pasien berusia lanjut atau pasien dengan tumor loko-invasif dan tumor yang mengadakan
metastasis.
Prostatektomi radikal
Pasien yang berada pada stadium B dan C dan tumor stadium A pada pria muda. Yaitu berupa
Terapi hormonal
Tumor stadium D diterapi dengan pemberiaqn hormone untuk memperlambat penyebaran penyakit dan
tindakan-tindakan paliatif untuk mengurangi nyeri. Terapi hormone antara lain adalah obat-obat anti
Tinjauan Keperawatan
Pengkajian
Eliminasi :
tetesan.
- ketidak mampuan untuk mengosongkan
frekuensi berkemih.
ia)
Keamanan : Demam
Ginjal.
Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola eliminasi retensi urine bd; pembesaran prostate, dan distensi kandung kemih.
DX : 1
1. Dorong pasien untuk berkemih tiap 2-4 jam dan bila tiba-tiba dirasakan.
(ditropan) )
DX : 2
1. Pertahankan system kateter steril, berikan perawatan kateter regular dan berikan salep antibiotic
4. Ganti balutan dengan sering (insisi supra/retropubik dan perineal), pembersihan dan pengeringan kulit
sepanjang waktu.
DX : 3
1. Kaji status nutrisi pasien.
2. Dorong pasien untuk makan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering.