Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN LEUKIMIA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah KMB 1

Dosen Pengampu : Devy Setya Putri,.S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Herlina Wietya A. (2019012175)


2. Hildha Dwi A. (2019012176)
3. Ikhda Zulfa I. (2019012177)
4. Inggri Raiza (2019012178)
5. Intan Nur Lailiyah (2019012179)
6. Jesika Cintya C. (2019012180)
7. Jumita Sari (2019012181)
8. Kholisa Larasati (2019012182)
9. Krisjayanti (2019012183)
10. Linda Nur M.A (2019012184)
11. Maftukhah Imma U. (2019012185)
12. Melinda Arta Mevia (2019012186)
13. Muafatul Illiyin (2019012187)
14. Muhammad Yusuf I. (2019012188)
15. Munifatun Nur R (2019012189)

PSIK 4A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Leukimia” secara tepat waktu.

Makalah ini disusun sebagai salah satu persyaratan tugas mata kuliah KMB
1 oleh dosen Pengampu Devy Setya Putri,.S.Kep.,Ns.,M.Kep. Kami menyadari
bahwa dalam Makala ini masih terdapat banyak sekali hambatan yang disebabkan
oleh kurangnya sarana dan prasarana, serta keterbatasan kami sendiri. Makalah ini
dapat terselesaikan karena beberapa pihak yang telah membantu dalam penulisan
ini. Oleh karena itu, penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada semua
pihak yang telah memberikan bantuan, terutama kepada:

1. Ilham Setyo Budi, S.Kp., M.Kes. selaku kepala STIKES Cendekia Utama
Kudus.
2. Heriyanti Widyaningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku ketua prodi S1 Ilmu
Keperawatan dan Ners STIKES Cendekia Utama Kudus.
3. Devy Setya Putri.,S.Kep.,Ns.,M.Kep.selaku dosen pengampu mata kuliah
KMB 1.
4. Orang tua dan seluruh keluarga yang selalu memberikan semangat,
dukungan, dan doa.
5. Teman-teman seperjuangan, atas perhatiannya semoga kita tetap menjalin
serta menjaga silaturrokhim diantara kita semua, amin.
Kami menyadari bahwasannya banyak sekali kekurangan dan kelemahan
dalam pembuatan makalah ini, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran agar karya tulis ini dapat memberikan pengetahuan dan manfaat bagi
pembaca secara sempurna.

Kudus, Mei 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan ..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi Leukimia.................................................................................
B. Etiologi Leukimia.................................................................................
C. Patofisiogi Leukimia.............................................................................
D. Manifestasi Klinis Leukimia.................................................................
E. Pencegahan dan Penatalaksanaan Leukimia.........................................

BAB III ASKEP

A. Askep Leukimia……………………………………………………..

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran ....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penyakit kanker merupakan salah satu yang menjadi penyebab
kematian utama di seruluh dunia (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Kanker adalah terjadinya pembelahan sel yang tidak terkendali. Sel-sel
tersebut kemudian menyerang dan merusak jaringan biologis lainnya, baik
dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang bersebelahan atau dengan
migrasi sel ke tempat yang jauh (Ghofar, 2009). Jenis penyakit kanker
yang sering menyerang anak-anak yaitu Leukemia (Bott, 2014). Leukemia
merupakan penyakit kanker sistemik yang menyerang sel darah putih yang
dapat menimbulkan berbagai masalah pada semua aspek kehidupan yaitu
fisik, psikologis, dan social (Hikari Ambara sjakti, Djajadiman Gatot,
2012).Secara umum leukemia diklasifikasikan menjadi 4 tipe, yaitu yaitu
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA), Leukemia Limfoblastik Kronik
(LLK), Leukemia Myeloid Akut (LMA), dan Leukemia Myeloid Kronik
(LMK) (Guyton and Hall, 2014).
Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan penyakit keganasan
yang paling sering terjadi pada anak. LLA merupakan salah satu jenis
leukemia, dimana sel-sel yang dalam keadaan normal berkembang menjadi
limfosit berubah menjadi ganas dan akan menggantikan sel-sel normal di
dalam sumsum tulang (Simanjorang, 2012). Faktor predisposisi LLA
belum dapat diidentifikasi secara pasti, namun terdapat beberapa faktor
yang diduga sebagai faktor predisposisi yaitu genetik, sinar radioaktif dan
infeksi virus (American Cancer Society, 2015).Penderita LLA biasanya
mengalami masalah dengan ketidakseimbangan nutrisi, terjadinya
penurunan berat badan pada saat sebelum mendapatkan pengobatan
(Wong et al, 2009). Perubahan berat badan ini perlu dilakukan
pengawasan demi kesembuhan, dengan memantau perubahan status gizi
anak penderita LLA (Brinksma et al, 2014).
Leukemia myeloid akut (LMA) adalah keganasan hematologis
heterogen yang melibatkan perluasan klonal dari ledakan myeloid pada
sumsum tulang dan darah tepi yang kemungkinan penyebarannya terjadi
ke hati dan limpa Leukemia Myeloid Akut adalah jenis leukemia akut
yang umum ditemukan pada orang dewasa. Kanker jenis ini dapat
memburuk dengan cepat jika tidak dilakukan penanganan lebih lanjut.
Faktor risiko dari leukemia jenis ini, antara lain merokok, pernah
menjalankan perawatan kemoterapi, dan paparan radiasi.(Summary &
Relevance, 2014).
Leukemia Limfositik Kronik (LLK) ditandai dengan adanya
sejumlah besar limfosit (salah satujenis sel darah putih) matang yang
bersifat ganas dan pembesaran kelenjar getah bening. Lebih dari 3/4
penderita berumur lebih dari 60 tahun, dan 2-3 kali lebih sering menyerang
pria.Pada awalnya penambahan jumlah limfosit matang yang ganas terjadi
di kelenjar getah bening.Kemudian menyebar ke hati dan limpa, dan
keduanya mulai membesar.Masuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang
akan menggeser sel-sel yang normal, sehingga terjadi anemia dan
penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit di dalam darah.Kadar dan
aktivitas antibodi (protein untuk melawan infeksi) juga berkurang.Sistem
kekebalan yang biasanya melindungi tubuh terhadap serangan dari luar,
seringkali menjadi salah arah dan menghancurkan jaringan tubuh yang
normal.
Leukemia Mieloid Kronik (LMK) menempati kasus terbanyak
kedua dari semua tipe leukemia pada orang dewasa, yaitu sekitar 15%.
Rata – rata usia pasien LMK yang terdiagnosis umur 67 tahun, walaupun
penyakit ini dapat terjadi pada semua kelompok usia. LMK paling banyak
ditemui pada laki – laki daripada wanita dengan perbandingan 1,6 : 1
(NCCN guidelines,2017).Kebanyakan orang dengan leukemia myeloid
kronis ini memiliki mutasi gen (perubahan) yang disebut kromosom
Philadelphia. Terkadang Lekuemia Myeloid Kronis tidak menyebabkan
gejala apa pun.
Penatalaksanaan leukemia meliputi kemoterapi, radioterapi,
transplantasi sumsum tulang dan steroid. Terapi yang dinilai sangat efektif
untuk leukemia adalah kemoterapi. Kemoterapi dinilai efektif dalam
pengobatan kanker, menjaga dan menahan penyebaran sel kanker,
memperlambat pertumbuhan sel kanker, membunuh sel kanker yang
menyebar ke bagian tubuh lainnya dan mengurangi gejala yang disebabkan
oleh kanker (ACS, 2018). Kemoterapi untuk penderita leukemia terbagi
atas tiga tahap, yaitu tahap induksi, konsolidasi, dan maintenance (Wong
et al, 2009).
Pengobatan dengan kemoterapi telah berhasil menaikkan angka
kesembuhan pada penderita leukemia tetapi memiliki gejala bagi fisik
maupun psikologis pada anak. Pada penelitian Nurgali, Jagoe & Abalo
(2018) gejala fisik yang ditimbulkan akibat kemoterapi ialah mual,
munttidah, mukositis, gangguan gastrointestinal, anoreksia, malabsorpsi,
penurunan berat badan, anemia, kelelahan dan peningkatan resiko sepsis.
Kemoterapi juga memiliki dampak signifikan pada status psikologis pasien
yaitu harga diri yang rendah pada anak-anak (Sherief, 2015). Pasien yang
hidup dengan kanker stadium lanjut mengalami gejala psikologis yaitu,
kecemasan, gejala depresi, dan keputusasaan (Bail et al, 2018)
Asuhan keperawatan anak yang menderita leukemia secara
langsung terkait dengan pendidikan kesehatan, dukungan fisik dan emosi
untuk mengatasi kecemasan dan ketakutan. Perawat bekerjasama dengan
keluarga memiliki peranan suportif yang signifikan dalam membantu
keluarga dan anak memahami berbagai macam terapi, mencegah atau
mengatasi efek samping yang telah diperkirakan, mengamati timbulnya
efek terapi dimasa mendatang dan membantu anak serta keluarga agar
dapat hidup normal dan mampu mengatasi aspek –aspek emosional akibat
penyakit. Memberikan penyuluhan merupakan peranan perawat yang
utama, terutama dalam pemeriksaan klinis dan perawatan dirumah.
Diagnosis leukimia cenderung menimbulkan rasa cemas pada keluarga dan
pasien. Perawat memberikan dukungan dan menentramkan perasaan
cemas, selain memberi penjelasan yang akurat mengenai pemeriksaan
diagnostik, prosedur dan rencana terapi (Apriany, 2016). Tahapan asuhan
keperawatan pada anak yang menderita leukemia tidak berbeda dengan
asuhan keperawatan dengan kasus lain, tahapan asuhan keperawatan
dimulai dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka didapatkan rumusan
sebagai berikut:
1. Apa Definisi dari Leukimia ?
2. Apa saja Etiologi dari Leukimia ?
3. Apa saja Patofisiologi dari Leukimia ?
4. Apa saja Manifestasi Klinis dari Leukimia ?
5. Bagaimana Pencegahan dan Penatalaksanaan Leukimia ?

C. Tujuan Masalah
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah oleh
dosen pengampu Ibu Devi Setya Putri, S.Kep., Ns., M.Kep
2. Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui definisi dari Leukimia
2) Untuk mengetahui etiologi dari Leukimia
3) Untuk mengetahui patofisiologi dari Leukimia
4) Untuk mengetahui manisfestasi klinis dari Leukimia
5) Untuk mengetahui pencegahan dan penatalaksanaan dari Leukimia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Leukimia
Penyakit leukimia atau lebih tepatnya leukemia adalah kanker
darah akibat tubuh terlalu banyak memproduksi sel darah putih abnormal.
Leukemia dapat terjadi pada orang dewasa dan anak-anak.Sel darah putih
merupakan bagian dari sistem kekebalan tubuh yang diproduksi di dalam
sumsum tulang. Ketika fungsi sumsum tulang terganggu, maka sel darah
putih yang dihasilkan akan mengalami perubahan dan tidak lagi menjalani
perannya secara efektif. Leukemia sering kali sulit terdeteksi karena
gejalanya menyerupai gejala penyakit lain. Deteksi dini perlu dilakukan
agar leukemia dapat cepat ditangani.Leukemia diklasifikasikan
berdasarkan tipe sel, baik menurut maturitas sel maupun turunan sel.
Berdasarkan maturitas sel, leukemia dibedakan atas akut dan kronik. Jika
sel ganas tersebut sebagian besar immatur (blast) maka leukemia
diklasifikasikan akut, sedangkan jika yang dominan adalah sel matur maka
diklasifikasikan sebagai leukemia kronik. Berdasarkan turunan sel,
leukemia diklasifikasikan atas leukemia mieloid dan leukemia limfoid.
Kelompok leukemia mieloid meliputi granulositik, monositik,
megakriositik dan eritrositik. Salah satu manifestasi klinis dari leukemia
adalah perdarahan. Manifestasi perdarahan yang paling sering ditemukan
berupa ptekie, purpura atau ekimosis, yang terjadi pada 40 – 70%
penderita leukemia akut pada saat didiagnosis. Lokasi perdarahan yang
paling sering adalah pada kulit, mata, membran mukosa hidung, ginggiva
dan saluran cerna. Perdarahan yang mengancam jiwa biasanya terjadi pada
saluran cerna dan sistem saraf pusat, selain itu juga pada paru, uterus dan
ovarium. 4 Manifestasi perdarahan ini muncul sebagai akibat dari berbagai
kelainan hemostasis Perdarahan yang mengancam jiwa lebih sering terjadi
pada leukemia akut dan merupakan masalah yang serius. Perdarahan
menjadi penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada leukemia akut
terutama pada leukemia mielositik akut dengan diferensiasi monositik dan
leukemia promielositik akut. Komplikasi perdarahan mengakibatkan
mortalitas 7 – 10% pada pasien leukemia akut yang terjadi dalam beberapa
hari atau minggu pertama setelah diagnosis.

B. Etiologi Leukimia
Etiologi leukemia akut berhubungan dengan obesitas dan merokok.
Kelainan genetik seperti Down Syndrome dan Li Fraumeni Syndrome juga
berperan meningkatkan risiko leukemia akut.Pasien yang mendapat terapi
imunosupresan dan/atau kemoterapi meningkatkan risiko terjadinya acute
myeloid leukemia (AML). Acute lymphocytic leukemia pada pasien
dewasa berhubungan dengan infeksi virus T-lymphotropic tipe 1, Epstein
Barr, dan keadaan imunodefisiensi, misalnya yang diakibatkan oleh HIV.
Etiologi chronic lymphocytic leukemia masih belum diketahui
sementara chronic myeloid leukemia diketahui berhubungan dengan
paparan benzena dan radiasi. Radiasi dapat menyebabkan mutasi, delesi,
atau translokasi DNA. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya insiden
leukemia akut pada kelompok yang berhasil selamat dari bom atom dan
radiografer yang terpapar radiasi tinggi.
Faktor Risiko
Faktor risiko leukemia di antaranya adalah:
a. Lingkungan: faktor lingkungan yang berhubungan dengan
peningkatan risiko leukemia adalah paparan radiasi, konsumsi rokok,
alkohol, narkotik, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (NAPZA),
serta paparan zat kimia seperti hidrokarbon dan pestisida.
b. Genetik: anak kembar berisiko 2 kali lebih besar terkena leukemia jika
kembarannya terkena leukemia sebelum usia 7 tahun; memiliki
saudara kandung dengan leukemia berisiko terkena leukemia lebih
besar; memiliki relatif yang menderita kanker darah berisiko terkena
acute lymphocytic leukemia (ALL) pada usia kanak-kanak.
c. Penyakit kelainan genetik: Fanconi anemia, Bloom syndrome, ataxia
telangiectasia, Down syndrome, Shwachman syndrome, dan
neurofibromatosis meningkatkan insidensi terkena AML.Agen
infeksius yang masih belum diketahui: virus memiliki kemampuan
leukemogenisitas untuk menginfeksi dan merubah sel prekursor.Usia
maternal dan paternal ≥ 40 tahun saat anak lahir meningkatkan risiko
ALL.

C. Patofisiologi Leukimia
Patofisiologi leukemia berupa abnormalitas genetik disertai
paparan zat karsinogenik yang menyebabkan kerusakan DNA pada sel-sel
hematopoetik, sehingga terjadi proliferasi tidak terkontrol dan penurunan
apoptosis sel. Pertumbuhan sel-sel abnormal melebihi jumlah seharusnya
namun tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Leukemia
diklasifikasikan menurut waktu progresifitas dan jenis sel darah putih yang
abnormal.
- Leukemia berdasarkan Waktu Progresifitasnya
Berdasarkan waktu progresifitasnya, leukemia dibagi menjadi:
1. Leukemia akut: leukemia yang bersifat agresif dengan tingkat
proliferasi hematopoietik sumsum tulang dini (sel blas) yang tinggi
dan terakumulasi dalam sumsum tulang. Gejala leukemia akut
antara lain mudah lebam, mudah merasa lelah, dan sering
menderita penyakit infeksi.
2. Leukemia kronis: leukemia biasanya berkembang secara perlahan
dimana biasanya tidak menunjukkan gejala klinis yang jelas, dan
saat diperiksa darah rutin baru terlihat hasil yang abnormal. Hal ini
terjadi karena sel hematopoetik yang berproliferasi secara abnormal
adalah sel yang sudah berdiferensiasi sehingga masih bisa
menjalankan fungsinya hanya tidak maksimal.
- Leukemia berdasarkan Jenis Sel Darah Putih yang Terpengaruh

Berdasarkan jenis sel darah putih yang terpengaruh, leukemia dibagi


menjadi:

1. Myeloid: Leukemia yang mengenai sel myeloblas dan


diferensiasinya (neutrophil, basophil, dan eosinofil).
2. Lymphoid: Leukemia yang mengenai sel lymphoblas dan
diferensiasinya (limfosit B, limfosit T, dan sel Natural
Killer [NK]).
Kedua kriteria tersebut digunakan untuk klasifikasi jenis leukemia
yang dialami pasien.
- AcuteMyeloid Leukemia (AML)

AcuteMyeloid Leukemia (AML) adalah jenis leukemia yang


bersifat agresif dengan ditemukan banyak sel myeloblas di sumsum
tulang dan darah. Leukomogenesis AML terjadi karena adanya
kesalahan dalam proliferasi (mutasi kelas I) dan diferensiasi dari
populasi sel myeloblas (mutasi kelas II). Mutasi kelas I terjadi pada
FLT3 (~28% kasus AML) yang menyebabkan aktivasi dari jalur pro-
proliferasi. Mutasi kelas II terjadi pada NPM1 (~27% kasus AML) dan
CEBPA (6%) yang mengganggu diferensiasi hematopoeitik normal.
Pada penelitian terbaru ditemukan adanya mutasi kelas III yang terjadi
pada DNA-methylationrelatedgenes (40% kasus AML) dan
menyebabkan gangguan pada proliferasi maupun diferensiasi sel
hematopoietik.[2]

- ChronicMyeloid Leukemia (CML)

ChronicMyeloid Leukemia (CML) merupakan kelainan sel


hematopoietik yang terjadi akibat translokasi pada kromosom lengan
panjang 22 dan 9 (Kromosom Philadelphia) dan adanya paparan
karsinogenik. Translokasi pada kromosom menyebabkan terbentuknya
komponen BCR/ABL (breakpointcluster region/ ABL onkogen)
menghasilkan pembentukan fenotip CML.[2,3]

- AcuteLymphocytic Leukemia (ALL)

AcuteLymphocytic Leukemia (ALL) terjadi karena adanya kelainan


pada sel progenitor limfoid menyebabkan proliferasi tidak terkontrol
dan ekspansi klonal. Sel blas limfoid kemudian menginfiltrasi sumsum
tulang, peredaran darah, dan organ. Patogenesis terletak pada level
kromosom yaitu translokasi t(9:22)(q34;q11) (Philadelphia-like ALL),
level genetik pada mutasi onkogen (ABL), dan abnormalitas tumor
supresor gen p53.

- ChronicLymphocytic Leukemia (CLL)

ChronicLymphocytic Leukemia (CLL) adalah jenis leukemia yang


ditandai oleh limfosit sel B yang inkompeten pada sumsum tulang,
darah, dan kelenjar getah bening. Pada CLL limfosit sel B terjadi
delesi pada kromosom 13q (50% kasus CLL) yang berhubungan delesi
gen mikro RNA 15a (70% kasus CLL) dimana gen ini berfungsi untuk
regulasi apoptosis.[3,4]

D. Manifestasi klinis
Kanker darah membutuhkan penanganan yang tepat dan cepat. Jika
tidak segera ditangani, penyakit ini dapat membahayakan nyawa anak.
Orang tua sebaiknya mengetahui beberapa gejala kanker darah yang patut
diwaspadai, yaitu: Kanker darah membutuhkan penanganan yang tepat dan
cepat. Jika tidak segera ditangani, penyakit ini dapat membahayakan
nyawa anak. Orang tua sebaiknya mengetahui beberapa gejala kanker
darah yang patut diwaspadai, yaitu:
1. Wajah pucat
Kanker darah dapat menyebabkan penurunan sel darah
merah (eritrosit). Rendahnya jumlah eritrosit akan menyebabkan
penurunan kadar hemoglobin dalam darah, sehingga anak bisa
mengalami anemia dan menimbulkan gejala berupa pucat, lemas,
mudah lelah, dan sesak napas.
2. Rentan terkena infeksi
Pada leukemia, sel darah putih yang berfungsi melindungi tubuh
dari infeksi jumlahnya meningkat. Meski begitu, sel-sel ini tidak
berfungsi secara normal. Hal inilah yang menyebabkan anak menjadi
lebih rentan terkena infeksi. Gejalanya bisa berupa demam
berkepanjangan.
3. Mudah mengalami perdarahan
Anak yang menderita leukemia juga mudah mengalami
perdarahan, karena terjadi penurunan jumlah trombosit. Jumlah
trombosit yang rendah akan mengganggu proses pembekukan darah,
sehingga perdarahan lebih mudah terjadi. Gejalanya berupa mudah
memar, gusi berdarah, dan sering mimisan.
4. Nyeri tulang dan sendi
Nyeri pada tulang dan sendi sering dirasakan oleh anak yang
mengalami leukemia. Kondisi ini disebabkan oleh penumpukan sel-sel
darah putih yang abnormal di bagian tersebut.
5. Kesulitan bernapas
Kanker darah pada anak bisa memengaruhi kelenjar timus. Karena
letaknya di leher, pembengkakan pada kelenjar ini dapat menekan
trakea dan membuat anak sulit bernapas. Kesulitan bernapas juga dapat
terjadi akibat adanya penumpukan sel-sel abnormal di pembuluh darah
paru-paru.
6. Kehilangan nafsu makan dan nyeri perut
Bila sel abnormal menumpuk di hati, ginjal, dan limpa, maka
organ-organ tersebut akan membengkak dan menekan organ lainnya.
Kondisi ini dapat menyebabkan nyeri pada perut dan rasa tidak
nyaman. Pada anak yang mengalami leukemia, nafsu makannya juga
sering menurun.
7. Pembengkakan kelenjar
Sel-sel darah putih pada anak yang menderita leukemia juga sering
mengumpul di kelenjar getah bening. Hal ini akan menyebabkan
pembengkakan pada kelenjar tersebut. Gejalanya berupa benjolan di
leher, dada, ketiak, atau pangkal paha.
Gejala yang lebih berat dapat dialami penderita apabila sel kanker
menyumbat pembuluh darah organ tertentu. Gejala yang dapat muncul
meliputi:

1. Sakit kepala hebat

2. Mual dan muntah

3. Otot hilang kendali

4. Nyeri tulang

5. linglung

6. Kejang
E. Pencegahan Leukimia
Berikut merupakan beberapa cara yang dapat kamu lakukan untuk
mencegah terjadinya kanker pada sel darah putih, yaitu:

1. Menghindari kebiasaan merokok
2. Menjaga berat badan ideal dengan mengonsumsi makanan bergizi
seimbang serta aktif berolahraga
3. Menjauhi paparan bahan kimia berbahaya
seperti benzena, formaldehida, dan radon. Hindari juga paparan bahan
kimia di sekitar lingkungan rumah seperti yang berasal dari pembasmi
serangga, asap kendaraan, bensin tanpa timbal, dan pembasmi
tanaman hama.
4. Membatasi paparan radiasi yang berasal dari sinar-X, CT scan, dan
alat-alat sejenisnya.

F. Penatalaksanaan Kanker Leukimia


Pasien dengan kecurigaan leukemia harus dirujuk ke dokter
hematoonkologi untuk penegakandiagnosis pasti sehingga terapi awal
dapat dimulai. Pilihan terapi untuk leukemia akut meliputi kemoterapi,
radiasi, antibodi monoklonal, atau transplantasi stem sel hematopoetik.
Tipe terapi diberikan tergantung subtipe leukemia, sitogenik dan
penemuan molekularnya, usia pasien dan kondisi komorbid yang
menyertai.Secara garis besar modalitas dari terapi leukemia meliputi
kemoterapi, penanganan suportif, dan transplantasi stem sel hematopoetik.
1. Kemoterapi: regimen kemoterapi disesuaikan dengan keadaan pasien
dan subtipe leukemia yang diderita
2. Penanganan suportif:
 Pemberian transfusi komponen darah yang diperlukan
 Pemberian komponen untuk meningkatkan kadar leukosit
 Pemberian nutrisi yang baik dan memadai
 Pemberian antibiotik, antifungi, dan antivirus bila diperlukan
 Pendekatan psikososial
 Perawatan di ruang yang bersih
 Kebersihan oro-anal (mulut dan anus)
3. Transplantasi stem sel hematopoetik
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN LEUKIMIA

A. Pengkajian
1. Identitas pasien
Meliputi nama lengkap, tempat tinggal, jenis kelamin, tanggal lahir,
umur, tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang
tua, penghasilan orang tua. Biasanya leukemia banyak diderita oleh anak
yang berusia 2 sampai 5 tahun.
2. Keluhan utama
a) Riwayat Kesehatan sekarang
Biasanya orang tua anak mengeluh anaknya demam, nafas
sesak, anak tampak bernafas cepat, terdapat petekie pada tubuh anak,
anak tampak letih. Anak menguluh nyeri pada ekstremitas, berkeringat
pada malam hari, penurunan selera makan, sakit kepala dan perasaan
tidak enak badan.
b) Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat kesehatan dahulu juga mencakup riwayat kesehatan
keluarga yaitu keluarga juga mengalami leukemia.
c) Riwayat kehamilan dan kelahiran
Riwayat kesehatan ibu saat hamil adanya pemaparan sinarX saat
hamil muda, riwayat keluarga dengan Sindrom down karena kelainan
kromosom salah satu penyebab terjadinya leukemia.
d) Riwayat pertumbuhan
Biasanya anak cenderung mengalami keterlambatan
pertumbuhan karena keletihan, nyeri pada ekstremitas, anak mudah
terserang infeksi.
e) Riwayat psikososial dan perkembangan
Kelainan juga dapat membuat anak mengalami gangguan dalam
pertumbuhan dan perkembangan, hal ini disebabkan karena aktivitas
bermain anak dibatasi.
3. Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Kesadaran composmentis sampai koma, tekanan darah hipotensi,
nadi takikardi, suhu tubuh tinggi, dan pernapasan takipnea sesak
napas.
b) Kepala-leher
Pada umumnya tidak ada kelainan pada kepala, kadang ditemukan
pembesaran Kelenjer getah bening.
c) Mata
Biasanya pada pasien dengan leukemia konjungtiva anemis,
perdarahan retina.
d) Hidung
Biasanya pada hidung terjadi epistaksis.
e) Mulut
Biasanya pada wajah klien leukemiasering terjadi perdarahan pada
gusi.
f) Thorax
Nyeri tekan pada tulang dada, terdapat efusi pleura.
g) Abdomen
Biasanya pasien mengalami hepatomegali, spenomegali,
limfadenopati, nyeri abdomen.
h) Kulit
Biasanya pada klien leukemia terdapat petekie pada tubuh akibat
perdarahan.
i) Ekstremitas
Biasanya pada ekstremitas terasa nyeri terutama pada persendian
apabila digerakkan.

4. Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan darah
Didapatkan Hb dan eritrosit menurun, leukosit rendah, trombosit
rendah.
b) Pemeriksaan sumsum tulang
Hasil pemeriksaan hampir selalu penuh dengan blastosit abnormal
dan sistem hemopoitik normal terdesak. Aspirasi sumsum tulang
(BMP) didapatkan hiperseluler terutama banyak terdapat sel muda.
c) Lumbal punksi
Untuk mengetahui apakah sistem saraf pusat terinfiltrasi.
d) Biopsi limpa
Memperlihatkan proliferasi sel leukemia dan sel yang berasal dari
jaringan limpa akan terdesak seperti limfosit normal, RES, granulosit
(Wijaya & putri, 2013).

2. Diagnosa Keperawatan
a) Resiko infeksi berhubungan dengan imunosupresi.
b) Resiko pendarahan berhubungan dengan koagulasi inheren.
c) Nyeri kronis berhubungan dengan pasca trauma karna gangguan.
d) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang asupan makanan.
e) Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang proses penyakit.
f) Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan integritas
struktur tulang.

3. Intervensi Keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan serangkaian tindakan untuk mencapai
tujuan pelaksanaan asuhan keperawatan. Berdasarkan diagnosa yang ada
maka dapat disusun rencana tindakan sebagai berikut :
No Diagnosa Keperawatan Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
1. Risiko infeksi Respon pengobatan Kontrol infeksi
berhubungan dengan Kriteria hasil: 1. Bersihkan lingkungan dengan baik setelah
imunosupresi 1. Perubahan gejala pasien sesuai yang digunakan setiap pasien
diharapkan 2. Batasi pengunjung
2. Pemeliharaan kadar darah pasien sesuai 3. Tempatkan isolasi sesuai tindakan
yang diharapkan pencegahan yang sesuai
3. Respon perilaku pasien sesuai yang 4. Anjurkan pasien dan pengunjung untuk
diharapkan mencuci tangan
4. Pasien tidak mengalami reaksi alergi 5. Jaga lingkungan aseptik yang optimal
5. Interaksi pengobatan 6. Tingkatkan intake nutrisi
7. Berikan terapi antibiotik yang sesuai
8. Ajarkan pasien dan anggota keluarga
mengenai bagaimana menghindari infeksi
2. Risiko perdarahan Koagulasi darah Pencegahan perdarahan
berhubungan dengan Kriteria hasil: 1. Monitor dengan ketat tejadinya perdarahan
koagulasi inheren 1. Tidak terjadi pembentukan bekuan 2. Monitor tanda dan gejala perdarahan
darah menetap
2. Hemoglobin sesuai nilai normal nya 3. Monitor komponen koagulasi darah
3. Hitung platelet/platelet count 4. Monitor tanda – tanda vital
4. Cegah perdarahan 5. Berikan produk – produk penggantian darah
5. Tidak ada memar 6. Lindungi pasien dari trauma yang dapat
6. Tidak terjadi BAB berdarah menyebabkan perdarahan
7. Tidak terjadi Gusi berdarah 7. Gunakan sikat gigi yang berbulu lembut
untuk perawatan rongga mulut
8. Berikan obat-obatan sesuai resep dokter
9. Instruksikan pasien untuk meningkatkan
makanan yang kaya vitamin K
3. Nyeri kronis manajemen nyeri Pemberian analgesik
berhubungan dengan Kriteria hasil: 1. Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas dan
pasca trauma karena 1. Tanda dan gejala nyeri keparahan nyeri
gangguan 2. Strategi untuk mengontrol nyeri 2. Cek perintah pengobatan meliputi obat,
3. Strategi untuk mengelola nyeri kronis dosis, dan frekuensi obat analgesik yang
4. Penggunaan yang benar dari obat yang diresepkan
diresepkan 3. Cek adanya alergi obat
5. Pembatasan aktivitas 4. Monitor tanda – tanda vital
6. Tindakan – tindakan pencegahan 5. Berikan analgesik sesuai waktu
7. Teknik relaksasi yang efektif 6. Tentukan analgesik sebelumnya, rute
pemberian, dan dosis untuk mencapai hasil
pengurangan nyeri optimal
7. Evaluasi keefektifan analgesik

4. Ketidakseimbangan Kriteria hasil : 1. Kaji adanya alergi makanan.


nutrisi kurang dari 1) Asupan nutrisi. 2. Tanyakan makanan yang disukai pasien.
kebutuhan tubuh b.d 2) Asupan makanan. 3. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
kurang asupan makanan. 3) Asupan cairan. jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
4) Energy. pasien.
5) Berat/tinggi badan. 4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe.
6) Hematokrit. 5. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
7) Bentuk otot. dan vitamin C.
8) Hidrasi. 6. Berikan informasi mengenai kebutuhan nutrisi
anak.
5. Ketidakefektifan perfusi Kriteria hasil : 1) Monitor TTV.
jaringan perifer b.d 1) Tekanan darah dalam rentang normal. 2) Monitor adanya tanda-tanda dehidrasi.
kurang pengetahuan 2) Pulse pressure dalam rentang normal. 3) Monitor intake dan output.
tentang proses penyakit. 3) Saturasi O2 dalam rentang normal. 4) Monitor hasil lab.
4) Tidak ansietas. 5) Jaga kepatenan akses IV.
6. Hambatan mobilitas Kriteria hasil : 1) Monitor TTV.
fisik b.d kerusakan 1) Meningkatnya aktivitas fisik klien. 2) Konsultasikan dengan terapi fisik tentang
integritas struktur 2) Mengerti tujuan dari peningkatan rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan.
tulang. mobilitas. 3) Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi.
4) Latih pasien dalam pemenuhan ADLs secara
mandiri sesuai kemampuan pasien.
5) Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan
berikan bantuan jika diperlukan.
BAB IV

A. Simpulan
Leukemia adalah kanker sel darah yang memburuk. Pasien yang menderita
penyakit ini akan memproduksi sel darah putih yang belum matang dalam jumlah besar,
sehingga mencegah sel darah untuk melakukan tugas mereka. Kondisi ini dapat menimpa
anak-anak dan orang dewasa. Meskipun diagnose lebih banyak ditemukan pada orang
dewasa, mereka yang berusia di atas 20 tahun memiliki hasi lperawatan (prognosa) yang
lebih baik.
Penyakit leukimia atau lebih tepatnya leukemia adalah kanker darah akibat tubuh
terlalu banyak memproduksi sel darah putih abnormal. Leukemia dapat terjadi pada orang
dewasa dan anak-anak. Sel darah putih merupakan bagian dari system kekebalan tubuh
yang diproduksi di dalam sumsum tulang. Ketikafungsi sumsum tulang terganggu, maka
sel darah putih yang dihasilkan akan mengalami perubahan dan tidak lagi menjalani
perannya secara efektif.

B. Saran
Diharapkan kepada seluruh masyarakat agar dapat mengetahui tanda dan gejala
leukemia dan segera melakukan terapi bagi yang telah menderita leukemia. Kemudian
bagi yang belum terkena leukemia dapat mengetahui cara pencegahannya.
DAFTAR PUSTAKA

Kita, bisa 2019. “ Cara mencegah kanker darah leukemia ”. (online)


https://blog.kitabisa.com/cara-mencegah-kanker-darah-leukimia/ diakses pada 1 juni
2021 09.15 wib)

Nicholes (2015). "Etiologi leukimia". (online)


https://www.alomedika.com/penyakit/hematologi/leukemia/etiologi diakses pada
Selasa, 1 Juni 2021.

Ningsih, Y. O. (2017). ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.K DAN AN.G DENGAN LEUKIMIA
DIRUANGAN KRONIS IRNA KEBIDANAN DAN ANAK RSUP DR. M. DJAMIL PADANG.
POLTEKKES KEMENKES PADANG.

Pane, Merry Dame Cristy. 2019. “ Mengenali Penyebab dan Gejala-gejala Kanker Darah pada
Anak ”. (online) https://www.alodokter.com/mengenali-penyebab-dan-gejala-gejala-
kanker-darah-pada-anak diakses Selasa, 01 Juni 2021
Wihardji, Tanessa Audrey. “ Patofisiologi Leukemia ”. (online)
https://www.alomedika.com/penyakit/hematologi/leukemia/patofisiologi diakses pada
Selasa, 01 Juni 2021

Willy, Tjin. 2019. “Leukemia - Gejala, penyebab dan mengobati – Alodokter” . (online)
https://www.alodokter.com/leukemia diakses pada 1 Juni 2021 pukul 11.11 wib)

Anda mungkin juga menyukai