Anda di halaman 1dari 58

MAKALAH, LAPORAN PENDAHULUAN, DAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


LEUKEMIA

Dosen Pengampu : Dwi uswatun S.,S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun Oleh ;

Nama kelompok:
1. Ellen dola risca (2021030036)
2. Maulidhea (2021030003)
3. Diyas Dwi Anas Saputra (2021030012)
4. Patricia Van Gobel (2021030038)
5. Fitri wahyuni (2021030015)
6. Avivatuz zahroh (2021030018)
7. Shofiya kusuma w (2021030051)
8. Alifia Indawati putri (2021030042)
9. Selvi Meilana (2021030046)
10. Dina Awalia Novita (2021030048)
11. Dewi intan (2021030023)
12. Fino Ahmadi (2021030007)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA


JOMBANG
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini berjudul “MAKALAH
LEUKIMIA” yang diajukan untuk memenuhi tugas yang diberikan Ibu ‘’Dwi uswatun
S.,S.Kep.,Ns.,M.Kep “selaku dosen pengampu mata kuliah’’ Keperawatan dewasa sistem
kardiovaskuler,Respiratori Dan Hematologi.
Dalam proses pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak kelompok atau saran .sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik .Oleh karena itu, tim penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu.
kami menyadari bahawa makalah ini masih jauh dari kata sempuran dikarnakan
batasnya pengetahuan yang kami miliki .Semoga makalah ini dapat menambah wawasan
kita semua serta berguna bagi pembaca.

Jombang , 30 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

A.LATAR BELAKANG....................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................1

C.TUJUAN PENULISAN.................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2

BAB III PENUTUP.................................................................................................................10

3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................10

3.2 SARAN........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan yang berasal darisel induk sistem
hematopoetik yang mengakibatkan poliferasi sel-sel darahputih tidak terkontrol dan pada
sel-sel darah merah namun sangat jarang.Ini adalah suatu penyakit darah dan organ-organ
dimana sel-sel darahtersebut dibentuk dan ditandai dengan proliferasi sel-sel imatur
abnormalyang mempengaruhi produksi dari sel-sel darah normal lainnya.Penyakit ini
disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuatsel darah yaitu pada sum-sum
tulang bekerja aktif membuat sel-sel darahtetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang
tidak normal dan sel inimendesak pertumbuhan sel darah normal.Walaupun penyebab
dasar leukemia tidak diketahui, pengaruhgenetik maupun faktor-faktor lingkungan
kelihatannya memainkanperanan.

B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian dari leukimia?
2.Apa saja faktor resiko dari leukimia?
3.Apa saja tanda dan gejala dari leukimia?
4.Bagaimana cara pengobatan pada leukimia?
5.Apa saja tahap alur patosfiologi dari leukimia?

C. Tujuan
1. Tujuan umum dapat menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan
masalahkesehatan terutama leukemia
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami pengertian leukimia
b. Mahasiswa mampu mengenali faktor resiko dari leukimia
c. Mahasiswa mampu memahami pengobatan pada penyakit leukima.
d. Mahasiswa mampu menganalisa data dengan masalah leukemia.
e. Mahasiswa mampu memahami alur patosfiologi leukimia
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI
Penyakit ini merupakan poliferasi patologis dari sel pembuat darah yang bersifat
sistemik yang biasa nya berakhir fatal. Leukemia dikatakan penyakit darah yang
disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah, yaitu pada sum sum
tulang. Penyakit ini sering disebut kanker darah. Keadaan yang sebenarnya sumsum
tulang bekerja aktif membuat sel darah tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak
normal dan sel ini mendesak pertumbuhan sel darah yang normal. Berdasarkan
morfologiksel terdapat 5 golongan besar leukemia sesuai dengan 5 macam system
hemopoietik dalam sumsum tulang. (Ngastiyah, 2005).
Lima golongan besar leukemia:
- Leukemia system eritropoietik: mielosis eritremika atau penyakit di guglielmo.
- Leukemia system granulopoietik: leukemia granulositik atau mielositik.
- Leukemia system trobopoietik: leukemia megakariositik.
- Leukemia system limfopoietik: leukimia limfositik.
- Leukemia RES: Retikuloendoteliosis yang dapat berupa leukemia monositik,
leukemia plasmositik (penyakit Kahler), histiositosis, dan sebagainya.
Pada umumnya gejala klisnis dari berbagai leukemia hamper sama hanya berbeda
apakah akut atau kronik. Juga gejala hematologis lain yang bergantung pada morfologis
selnya.

Perbedaan darah normal dengan darah leukemia


2
Berdasarkan hasil studi case control, didapatkan AML sebagai penyakit heterogen
dengan faktor risiko spesifik yang harus dipertimbangkan.[15] Beberapa faktor risiko absolut
dan latif dari leukemia akut dikelompokkan menjadi faktor genetik, gaya hidup dan
lingkungan.(10) Faktor etiologi dari AML bervariasi dan cukup luas mulai dari translokasi
genetik hingga mutasi gen yang bertanggung jawab untuk memperbaiki pewarisan genetik
yang eror oleh karena faktor ekstrinsik seperti ionisasi, radiasi nonionisasi, organofosfat, dan
agen karsinogenik lainnya.(4) Beberapa gen yang dapat mengalami mutasi sehingga menjadi
faktor risiko terjadinya AML adalah gen KIT, FLT3, NPM1, dan CEBPA .
Salah satu faktor risiko lain terjadinya leukemia adalah gaya hidup. Merokok, obesitas
serta asupan makanan berpengaruh terhadap perkembangan dari leukemia sendiri. Rokok
mengandung zat penyebab leukemia seperti benzen. Terdapat sekitar 20% penderita AML
yang memiliki riwayat merokok.Beberapa penelitian masih meragukan apakah antara
omerokok saat hamil dengan sebelum hamil merupakan faktor yang mendukung terjadinya
AML pada anak juga. Dua studi menemukan bahwa frekuensi, jumlah, dan durasi merokok
sebelum hamil sangat berkaitan dalam meningkatkan risiko.
Sedangkan konsumsi alkohol berkaitan dengan kejadian kanker pada tahun 2014,
tetapi tidak berhubungan dengan leukemia maupun AML. Namun apabila alkohol dikonsumsi
oleh ibu hamil maka dapat meningkatkan risiko terjadinya leukemia pada anak yang lahir.(9)
Efek dari konsumsi alkohol dalam menyebabkan leukemia pada anak dimulai dari 1 bulan
sebelum hingga akhir dari kehamilan.[11) Penelitian studi cohort lain menyatakan bahwa
terdapat hubungan antara konsumsi daging dan olahannya, minuman anggur, ataupun alkohol
pada wanita. Daging yang dimasak pada suhu tinggi dan waktu yang lama merupakan sumber
amina heterosiklik dan hidrokarbon aromatik polisiklik. Senyawa tersebut menghasilkan
tambahan DNA dan
B. ETIOLOGI
Etiologi pasti dari leukemia ini belum diketahui. Leukemia, sama halnya dengan
kanker lainnya, terjadi karena mutasi somatic pada DNA yang mengaktifkan
onkogenesis atau menonaktifkan gen suppressor tumor, dan menganggu regulasi dari
kematian sel, diferensiasi atau divisi.Tapi penelitian telah dapat mengemukakan factor
resiko dari Leukemia ini, antara lain:
1. Tingkat radiasi yang tinggi orang – orang yang terpapar radiasi tingkat tinggi lebih
3
mudah terkena leukemia dibandingkan dengan mereka yang tidak terpapar radiasi.
Radiasi tingkat tinggi bisa terjadi karena ledakan bom atom seperti yang terjadi di
Jepang. Pengobatan yang menggunakan radiasi bisa menjadi sumber dari paparan
radiasi tinggi.
2. Orang-orang yang bekerja dengan bahan – bahan kimia tertentu terpapar oleh benzene
dengan kadar benzene yang tinggi di tempat kerja dapatmenyebabkan leukemia.
Benzene digunakan secara luas di industri kimia. Formaldehid juga digunakan luas
pada industri kimia, pekerja yang terpapar formaldehid memiliki resiko lebih besar
terkena leukemia.
3. Kemoterapi pasien kanker yang di terapi dengan obat anti kanker kadang – kadang
berkembang menjadi leukemia. Contohnya, obat yang dikenal sebagai agen alkilating
dihubungkan dengan berkembangnya leukemia akhir – akhir ini.
4. Down Syndrome dan beberapa penyakit genetic lainnya beberapa penyakit
disebabkan oleh kromosom yang abnormal mungkin meningkatkan resiko
leukemia.
5. Human T-cell Leukemia virus-I (HTVL-I)Virus ini menyebabkan tipe yang jarang
dari leukemia limfositik kronik yangdikenal sebagi T-cell leukemia.
6. Myelodysplastic syndrome orang – orang dengan penyakit darah ini memiliki
resiko terhadap berkembangnya leukemia myeloid akut.
7. Fanconi Anemia Menyebabkan akut myeloid leukemia

C. TANDA DAN GEJALA


1. Leukemia Mieloblastik Akut
a. Rasa lemah, pucat, nafsu makan hilang
b. Anemia
c. Perdarahan, petekie
d. Nyeri tulang
e. Infeksi
f. Pembesaran kelenjar getah bening, limpa, hati dan kelenjar mediatinum
g. Kadang – kadang ditemukan hipertrofi gusi khususnya pada M4 dan M5
h. Sakit kepala
4
2. Leukemia Mieloblastik Kronik
a. Rasa lelah
b. Penurunan berat badan
c. Rasa penuh di perut
d. Kadang – kadang rasa sakit di perut
e. Mudah mengalami perdarahan
f. Diaforesis meningkat
g. Tidak tahan panas

3. Leukemia Limfositik Akut


a. Malaise, demam, letargi, kejang
b. Keringat pada malam hari
c. Hepatosplenomegali
d. Nyeri tulang dan sendi
e. Anemia
f. Macam – macam infeksi
g. Penurunan berat badan
h. Muntah
i. Gangguan penglihatan
j. Nyeri kepala

4. Leukemia Limfositik Kronis


a. Mudah terserang infeksi
b. Anemia
c. Lemah
d. Pegal – pegal
e. Trombositopenia
f. Respons antibodi tertekan
g. Sintesis immonuglobin tidak cukup

5
6
D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi merupakan ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai gangguan fungsi
yang terjadi pada organisme yang terjangkit penyakit. Patofisiologi akan membahas
mengenai asal muasal penyakit, proses perjalanan penyakit hingga akibat yang disebabkan oleh
penyakit tersebut.

Poliferasi Sel Kanker

Sel Kanker bersaing dengan sel normal


untuk mendapatkan nutrisi

Sel normal digantikan dengan sel kanker

Infiltrasi Infiltrasi SSP Depresi sum-sum tulang Metabolisme


ekstra
medular

Meningitis Eritrosit Sel


Pembesaran, Leukimia menurun kekurangan
limfe, liver, makanann
nodus limfe,
tulang
Leukosit
Anemi Peningkatan tekanan
Menuru
jaringan
nn

Nyeri Tulang Faktor


tulang dan mengecil dan Infeksi peembekuan
persendian lemah menurun

Demam
Fraktur
patologis Pendarahan

Trombositopenia
7
E. PENATALAKSANAAN
1. Transfusi darah, biasa nya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 g%. Pada
trombositopenia yang berat dan perdarahan massif, dapat diberikan tranfusi trombosit
dan bila terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin.
2. Kortikosteroid (prednisone, kortison, deksametason dan sebagainya). Setelah dicapai
remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
3. Sitostatika. Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi berasama-sama dengan
predison. Pada pemberian obat ini sering ditemukan efek samping berupa alopesia
(botak), stomatitis, leucopenia, infeksi sekunder atau kandidiasis.
4. Infeksi sekunder dihindarkan (lebih baik pasien dirawat di kamar yang suci hama).
5. Imunoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai remisi dan
jumlah sel leukemia cukup rendah (105 – 106).
Cara pengobatan berbeda-beda ini pada setiap klinik bergantung pengalaman, tetapi
prinsipnya sama, yaitu dengan pola sadar :
a. Induksi. Dimaksudkan untuk mencapai remisi dengan berbagai obat tersebut sampai
sel blas dalam sum-sum tulang kurang dari 5%.
b. Konsolidasi. Bertujuan agar sel yangersisa tidak cepat memperbanyak diri lagi.
c. Rumat. Untuk mempertahankan masa remisi agar lebih lama. Biasanya dengan
memberikan sitostatika setengah dosis biasa.
d. Reinduksi. Dimaksudkan untuk mencegah relaks biasanya dilakukan setiap 3-4 bulan
dengan pemberian obat-obat seperti pada induksi selama 10-14 hari.
e. Mencegah terjadinya leukemia pada susunan saraf pusat diberikan MTX secara
intratekal dan radiasi cranial.
f. Pengubatan immunologic.

8
- CONTOH PENGIDAP LEUKEMIA :

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Leukemia adalah suatu jenis kanker darah. Gangguan ini disebabkan olehsel darah
putih yang diproduksi melebihi jumlah yang seharusnya ada. Leukemiaakut pada anak
adalah suatu kelainan atau mutasi pembentukan sel darah putiholeh sumsum tulang
anak maupun gangguan pematangan sel-sel tersebutselanjutnya. Gangguan ini
sekitar 25-30% jumlahnya dari seluruh keadaankeganasan yang didapat pada anak.
Leukemia terdiri dari dua tipe besar, yakni acute lymphoblastic leukemia Dan acute
myeloid leukemia. Jumlah penderita acute lymphoblastic leukemia umumnya lebih
banyak dibandingkan jenis acute myeloid leukemia. Penyebab utama penyakit
kelainan darah ini sampai sekarang belumdiketahui secara pasti, dan masih terus
diteliti. Namun, faktor genetik berperancukup penting pada beberapa penelitian yang
dilakukan. Dengan kata lain, adahubungannya dengan faktor keturunan, selain
tentunya banyak faktor penyebablain yang bervariasi sesuai kasus per kasus dan jenis
subtipe yang didapat.
Terapi yang diberikan pada penderita leukemia akut bertujuan untuk
menghancurkan sel-sel leukemia dan mengembalikan sel-sel darah yang normal.Terapi
yang dipakai biasanya adalah kemoterapi (pemberian obat melalui infus),obat-obatan,
ataupun terapi radiasi. Untuk kasus-kasus tertentu, dapat jugadilakukan
transplantasi sumsum tulang belakang.Mengenai kemungkinan keberhasilan terapi,
sangat tergantung waktupenemuan pertama penyakit si penderita. Apakah dalam
stadium awal atau sudahlanjut, subtipe penyakit, teratur tidaknya jadwal terapi yang
dilakukan, timbul Relapse (kambuh) atau tidak selama terapi maupun kemungkinan
penyebab yangbisa diperkirakan.

B. SARAN
Bagi keluarga sebaiknya memahami bagaimana tatalaksana terapeutik untuk
pasien leukemia agar penyakitnya tidak memasuki stadium lanjut.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hasan, R. (1998). Ilmu Kesehatan Anak 1. Jakarta : Percetakan Informedika.


Hasan, R. (1997). Ilmu Kesehatan Anak 2. Jakarta : Percetakan Informedika.
Ngastiyah. (2005). Perawatan anak sakit. (ed 2). Jakarta : EGC.
Saripudin. Yuliani, R. (2010). Asuhan keperawatan pada anak (Ed. 2nd). Jakarta : CV.
Sagung
Seto.
Hidayat, alimul azis. (2006). Pengantar ilmu keperawatan anak. Jakarta: Salemba Medik

Link Jurnal:
https://bapin-ismki.e-journal.id/jimki/article/view/42https://bapin-ismki.e-journal.id/jimki/
article/view/42

11
LAPORAN PENDAHULUAN
LEUKEMIA
A. Definisi Leukemia
Leukimia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam
sumsum tulang dan limfa.
Leukimia adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan getah
bening.
Leukimia adalah kondisi kesehatan tubuh terlalu banyak memproduksi darah putih atau
disebut juga leukosit yang abnormal.
Leukimia adalah jenis kanker darah dengan manifestasi klinisnya pada hemoglobin,
leukosit, dan trombosit.

B. Klasifikasi Leukemia
1. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)
LMA mengenai sel sistem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel
mieloid, monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua
kelompok usia dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia.
Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.
2. Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)
LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel sistem mieloid. Namun lebih
banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang
menyerang individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda
dan gejala yang lebih ringan. Pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun,
peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, dan limpa membesar.
3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 – 70 tahun. Manifestasi klinis pasien
tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau
penanganan penyakit.
4. Leukemia Limfositik Akut (LLA)
LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak,
laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia
15 tahun. LLA jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang
dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal.
C. Etiologi Leukemia
1. Genetic
2. Virus
3. Bahan kimia dan obat-obatan
4. Radiasi
5. Leukimia sekunder

D. Manivestasi Klinis
1. Pilek tidak sembuh-sembuh & sakit kepala
2. Pucat, lesu, mudah terstimulasi, merasa lemah atau letih
3. Demam, keringat malam dan anorexia
4. Berat badan menurun
5. Ptechiae, memar tanpa sebab, mudah berdarah dan lebam (gusi berdarah, bercak
keunguan di kulit, atau bintik-bintik merah kecil di bawah kulit)
6. Nyeri pada tulang dan persendian
7. Nyeri abdomen, Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat
pembesaran limpa).

E. Patofisiologi Leukemia
Manifestasi klinis penderita leukemia akut disebabkan adanya penggantian sel pada
sumsum tulang oleh sel leukemik , menyebabkan gangguan produksi sel darah merah.
Depresi produksi platelet yang menyebabkan purpura dan kecenderungan terjadinya
perdarahan .
Kegagalan mekanisme pertahanan selular karena penggantian sel darah putih oleh sel
leukemik, yang menyebabkan tingginya kemungkinan untuk infeksi . Infiltrasi sel-sel
leukemik ke organ-organ vital seperti liver dan limpa oleh sel-sel leukemik yang dapat
menyebabkan pembesaran dari organ-organ tersebut. Sedangkan pada penderita
Leukemia itu sendiri disebabkan oleh :
1. Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel
blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu
sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia.
2. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem
pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi
3. Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi
organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi
sumsum tulang yang akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor
pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan.
4. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati,
limfe,nodus limfe, dan nyeri persendian.

F. Pathway

G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang leukemia berupa :
1. pemeriksaan hematologi
2. pemeriksaan darah lengkap
3. apusan darah tepi
4. fungsi liver
5. fungsi pembekuan darah
6. pungsi lumbal
7. serta aspirasi sumsum tulang
8. Pemeriksaan sitogenetik dan immunophenotyping juga dapat dilakukan untuk
membantu diagnosis leukemia.

H. Penatalaksanaan
Pengobatan leukemia ditentukan berdasarkan klasifikasi prognosis dan penyakit
penyerta, antara lain :.
1. Radioterapi dan Kemoterapi, dilakukan ketika sel leukemia sudah terjadi
metastasis. Kemoterapi juga dilakukan pada fase induksi remisi yang bertujuan 
mempertahankan remisi selama mungkin.
2. Terapi modlitas, untuk mencegah komplikasi, karena adanya pansitopenia, anemia,
perdarahan, dan infeksi. Pemberian antibiotik  dan transfusi darah dapat diberikan.
3. Pencegahan terpaparnya mikroorganisme dengan isolasi.
4. Transplantasi sumsum tulang, transplantasi sumsum tulang merupakan alternatif
terbaik dalam penanganan leukemia. Terapi ini juga biasa dilakukan pada pasien
dengan limphoma, dan anemia aplastik.

Asuhan Keperawatan Teori:

1.Pengkajian.
pada Tahap pengkajian antara lain :
1. Pengumpulan data Dalam pengumpulan data hal – hal yang harus diperhatikan
antara lain : Mengetahui tujuan / maksud dari pengumpulan data, apa yang akan
dilakukannya, manfaat yang didapat dari data tersebut, alat yang dibutuhkan untuk
melakukan pengumpulan data, hal yang harus diperhatikan dalam wawancara, Tehnik yang
digunakan pada saat wawancara dan dalam fase apa yang sedang dijalani .Hal yang harus
diperhatikan pada saat melakukan observasi/pengamatan,pemeriksaan fisik pasien.
Mempelajari data yang ada sebelum memulai pengumpulan data, saat kapan data diperoleh
akan menjadi patokan adanya masalah dan intervensinya. Informasi yang didapatkan
sesuai dan dibutuhkan serta bagaimana intepretasinya, selain itu adanya masalah yang
berasal informasi data dimana sudah teridentifikasi terutama data yang penting atau
informasi menunjukkan masalah lain yang harus dipertimbangkan. Pada saat pengumpulan
data hendaknya sudah mengumpulkan semua informasi yang diperlukan dan ada yang
harus dilaporkan segera, selain itu mungkin memerlukan tambahan bantuan serta yang
perlu di perhatikan pada pasien mempunyai faktor resiko , Komplikasi mana yang harus di
awasi , faktor yang berhubungan dengan usia , bagaimana hubungan keluarga menghadapi
situasi pasien, faktor budaya yang mempengaruhi , hasil akhir yang diharapkan pada pasien
,tindakan pertama yang sesuai dari situasi pasien , rencana tindakan yang dapat disusun
dengan tepat.
2. Pengelompokan/pengorganisasian data
a. Harus disesuaikan pengelompokan data yang ada dengan data fisiologis /
biologis
b. Harus disesuaikan pengelompokan data yang ada dengan data psikologis
c. Harus disesuaikan pengelompokan data yang ada dengan data sosial
d. Harus disesuaikan pengelompokan data yang ada dengan data spiritual
Penvalidasian data Kebutuhkan saat validasi data (Pemeriksaan penunjang)
3.Pendokumentasian data.
a. Pendokumentasian harus dilakukan dengan benar
b. Format pengkajian sesuai dengan kondisi pasien

2. Diagnosis
pada Tahap Penentuan diagnosa antara lain:
1. Analisis data. Untuk melakukan analisis data, data yang ada dari hasil pengkajian
sehingga mampu mengidentifikasi data subyektif dan obyektif yang mendukung masalah
keperawatan, data normal sudah diketahui sehingga mampu menganalisis data yang
merupakan data fokus yang mendukung masalah keperawatan, selanjutnya melakukan
pengelompokan data yang ada dalam kelompok subyektif dan obyektif
2. Identifikasi masalah klien Dalam mengidentifikasi masalah hendaknya terdapat
data subyektif dan obyektif sehingga mampu memutuskan masalah yang ada merupakan
masalah aktual,resiko atau kemungkinan. Pada tahap identifikasi masalah
mendokumentasikan hanya sebatas masalah keperawatan bukan diagnosis keperawatan dan
Masalah keperawatan harus di identifikasi sesuai data subyektif dan obyektif yang ada.
3. Membuat pernyataan diagnosis keperawatan Pada tahap analisis data kegiatan
yang dilakukan adalah menganalisis masalah keperawatan yang telah didokumentasikan,
menentukan etiologi / penyebab dari masalah keperawatan yang ada dengan menganalisis
kembali data subyektif dan obyektif yang sudah dikelompokkan sesuai dengan masalah,
menentukan diagnosis keperawatan terdiri dari problem,etiologi dan tanda / data subyektif
dan obyektif.
4. Memprioritaskan diagnosis keperawatan Dalam melakukan prioritas diagnosis
keperawatan dengan cara menganalisis diagnosa keperawatan yang ada pada pasien
kemudian membuat prioritas diagnosa berdasarkan hirarki Maslow dengan urutan :
keadaan yang mengancam kehidupan, kesehatan dan persepsi tentang kesehatan dan
keperawatan.
5.Mendokumentasikan diagnosis keperawatan Untuk melakukan dokumentasi
diagnosa keperawatan hendaknya sesuai prioritas, tanggal ditemukannya diagnosa
keperawatan. Melakukan pencatatan sebagai pertanggung jawaban yang harus disertai
nama jelas dan paraf serta dokumentasi ditulis dengan tepat, lengkap dan mudah dibaca
serta dimengerti oleh Tim Kesehatan lain yang terkait.

3.Perencanaan/Intervensi
Tahap Perencanaan antara lain:
1. Meletakkan prioritas. Perencanaan dibuat sesuai dengan prioritas diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan dan selanjutnya Menentukan tujuan dan kriteria hasil,
hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan dirumuskan dalam istilah tujuan /
kriteria hasil yang harus spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, yang sesuai dengan
kenyataan dan ada periode waktu pencapaian, dan kriteria hasil sudah sesuai dengan
standar/patokan normal
2. Mengidentifikasi intervensi yang interdependen Dalam intervensi keperawatan
kegiatan yang dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar klien didasari oleh
kode. etik dan standar praktek keperawatan profesional yang telah berlaku, klien dan
keluarga disertakan dalam melakukan tindakan keperawatan. Intervensi keperawatan harus
spesifik sesuai dengan pencapaian tujuan, didasarkan pada penyakit / masalah yang yang
dialami klien. Informasi yang dimasukkan ke dalam rencana keperawatan dituliskan
dengan cara yang ringkas, sistimatis sehingga memudahkan penggunaannya oleh tenaga
keperawatan lain dan didalamnya memuat tindakan yang berbentuk kolaborasi dengan tim
kesehatan lain sesuai dengan wewenang. Intervensi keperawatan hendaknya sudah
diwujudkan melalui upaya promotif yaitu membantu klien yang kurang mampu untuk
meningkatkan kemampuannya : upaya preventif,yaitu mencegah penyakit atau kecacatan,
upaya rehabilitatif yaitu pemberian asuhan selama sakit dan upaya pemulihannya dan
consolation of dring yaitu pendampingan bagi klien yang menghadapi kematian agar
tenang dan bermartabat. Intervensi keperawatan bisa mencantumkan rencana keperawatan
tambahan atau rencana keperawatan harus diulang kembali, serta perawat harus
mengetahui bahwa rencana keperawatan dapat berubah jika prioritas masalah bergeser, jika
masalah teratasi dan jika didapatkan informasi tambahan tentang keadaan kesehatan
pasien.
3. Membuat rasional tindakan dan mendokumentasikan. Untuk membuat rasional
setiap tindakan yang dilakukan diharapkan dengan benar serta pendokumentasian rencana
keperawatan sudah sesuai dengan format yang ada yang terdiri dari diagnose keperawatan,
tujuan dan kriteria hasil, intervensi keperawatan, dan rasional tindakan serta paraf diikuti
nama jelas. Dalam pendokumentasian kalimat yang dihasilkan dalam rencana tindakan
adalah kalimat perintah.

4.Pelaksanaan /Implementasi
pada Tahap Pelaksanaan antara lain
1. Mengkaji ulang Sebelum melakukan implementasi, perawat melakukan
pengkajian ulang untuk mengetahui apakah tindakan tersebut masih dibutuhkan oleh
pasien atau tidak.
2. Menentukan kebutuhan bantuan. Sebelum melakukan implementasi, perawat
melakukan pengkajian apakah tindakan dapat dilaksanakan oleh perawat seorang diri atau
membutuhkan bantuan
3. Melaksanakan tindakan keperawatan. Saat mengimplentasikan asuhan
keperawatan, perawat secara berkesinambungan mengkaji respons klien terhadap
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, dan semua rencana keperawatan
diimplementasikan dengan menerapkan sikap-sikap berfikir kritis seperti integritas, kasih
sayang, percaya diri dan keinginan untuk menerima serta memahami respons pasien. Saat
intervensi keperawatan, implementasi rencana keperawatan dimodifikasi sesuai respon
pasien.
4. Mendokumentasikan tindakan keperawatan Setelah melaksanakan tindakan
keperawatan, perawat mendokumentasikannya kedalam format catatan keperawatan dan
menandatanginya. Pastikan pencatatan sudah dibuat secara ringkas, jelas dan obyektif serta
memenuhi kriteria bahwa pencacatan yang dibuat menggambarkan intervensi keperawatan
dan respons pasien terhadap intervensi tersebut , pencacatan yang dibuat semua data
tambahan yang mencakup semua data yang relevan. Dalam melakukan pendokumentasian,
catatan keperawatan menggunakan kalimat aktif, Perawat harus memperhatkan respon
pasien , baik respons yang diungkapkan pasien maupun respon yang dilihat perawat.

5. Evaluasi
pada Tahap Evaluasi antara lain:
1. Mengidentifikasi kriteria hasil sehingga perawat dapat mengukur keberhasilan
pencapaian tujuan. kriteria hasil yang dibuat dalam perencanaan sudah dapat mengukur
pencapaian tujuan bagi pasien
2. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan pencapaian kriteria hasil.
Pengumpulkan data perkembangan yang berkaitan dengan pencapaian kriteria hasil
3. Membandingkan data pasien dengan kriteria hasil dan menggambarkan kesimpulan
tentang masalah pasien. Kegiatan perawat melakukan perbandingan data pasien dengan
kriteria hasil, dengan membuat peryataan pada tujuan bahwa masalah sudah
tercapai/teratasi yang meliputi: masalah sudah sebagian tercapai /teratasi sebagian, masalah
tidak tercapai / tidak teratasi
4. Mengulang dan memodifikasi perencanaan. Pada masalah yang teratasi sebagian,
kegiatan perawat melakukan analisa bahwa perencanaan dapat dilanjutkan atau
dimodifikasi agar masalah tersebut dapat teratasi. Sedangkan pada masalah yang telah
teratasi, perawat menganalisis bahwa perencanaan dihentikan atau akan dipertahankan
sesuai dengan kondisi pasien. Jika kemajuan tidak tercapai sesuai dengan tujuan,
hendaknya perawat sudah mengkaji ulang /memperbaiki rencana keperawatan
5. Mendokumentasikan catatan perkembangan. Perkembangan tindakan keperawatan
didokumentasikan pada dalam format perkembangan dan menandatanganinya, dan format
catatan perkembangan sudah terdapat nomor diagnosis. Tanggal / waktu, Subyektif,
Obyektif, analisis dan perencanaan (SOAP) serta paraf dan nama (Maryam, Setiawati,
Ekasarai, 2008).

Indriatie. (2013). BERFIKIR KRITIS DALAM PROSES KEPERAWATAN CRITICAL


THINKING IN THE NURSING PROCESS.
ASUHAN KEPERAWATAN
I. Kasus Semu
Tn. A usia 57 tahun, agama Islam, alamat tinggal Jln. Mancar, Peterongan, masuk
rumah sakit tanggal 30/10/2022. Klien masuk rumah sakit dengan keluhan sesak nafas,
demam, sakit kepala, lemah, nyeri tulang dan sendi. Saat pemeriksaan fisik didapatkan:
menggunakan otot bantu nafas, CRT > 3 detik, , konjungtiva anemis, akral dingin, BB
klien turun dari 65 kg menjadi 62 kg, mual (+) dan muntah (+). Selain itu terdapat
pembesaran limfa (splenomegali) dan hati (hepatomegali). Dari hasil pemeriksaan
tanda-tanda vital diperoleh : TD : 130/90 mmHg,  N : 90x/menit, RR : 27 x/menit , S :
38,60C. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil lab : Hb: 6,7 gr/dl,
leukosit: 70.500 ml3, trombosit: 44.000 ml.

II. Pengkajian
Anamnesa:
1. Identitas
Nama : Tn. A
Usia : 57 tahun
JK : Laki-laki
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Jln. Mancar, Peterongan, Jombang
2. Keluhan Utama
Tn. A mengatakan sesak napas, demam, sakit kepala, lemah, nyeri tulang dan
sendi.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat dilakukan pemeriksaan pada fisik Tn. A CRT > 3 detik, konjungtiva
anemis, akral dingin, BB turun, mual dan muntah. Selain itu, terdapat
pembesaran limfa dan pembesaran hati.
4. Riwayat Penyakit dahulu: -
5. Riwayat Penyaki Keluarga: -
6. Riwayat Psikososial: -

III. POLA FUNGSI KESEHATAN

1. Persepsi terhadap Kesehatan–Manajemen Kesehatan

 Mengkonsumsi :

 Tembakau (merokok) : Ya 

Tidak ☐

Kalau ya berapa batang sehari: 6 batang/hari


 Alkohol : Ya ☐

Tidak 

Kalau ya sebutkan jenis, jumlah dan lama mengkonsumsi alkohol :


.........................................................................................................

 Alergi :

 Obat □

 Makanan □

Kalau ya sebutkan jenis obat dan makanan serta reaksinya :


Tidak alergi obat atau makanan

2. Pola Aktivitas dan Latihan


⮚ Kemampuan Perawatan Diri

Skor
0 : mandiri
1 : dibantu Sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain dan alat
4 : tergantung pada orang lain/ tidak mampu.

Aktivitas 0 1 2 3 4

Mandi 

Berpakaian 

Eleminasi 

Mobilisasi di tempat tidur 


Pindah 

Ambulansi 

Naik tangga 

Makan dan minum 

Gosok gigi 

Keterangan :

Pola aktivitas skor 2 atau pasien perlu bantuan orang lain.

3. Pola Istirahat dan Tidur :

a. Waktu tidur : sebelum sakit 8 jam sehari, waktu sakit


sering bangun karena sering buang air kecil, nyeri dada
disertai rasa pusing
b. Kualitas : sebelum sakit baik, waktu sakit kurang
c. Kuantitas : sebelum sakit cukup, waktu sakit kurang
d. Frekwensi : sebelum sakit cukup, waktu sakit kurang
e. Gangguan tidur : sebelum sakit tidak pernah terjadi
gangguan tidur, waktu sakit sering bangun karena sering
buang air kecil dan nyeri dada diserta rasa pusing
f. Tanda-tanda gangguan tidur :
Lemas dan sering menguap waktu diajak anamnesa

4. Pola Nutrisi–Metabolik

1. Diet khusus : DASH (Dietary Approaches to Stop


Hypertension)
2. Anjuran diet sebelumnya : Tidak ada
3. Nafsu makan :

a. Normal ☐
b. Meningkat ☐
c. Menurun
d. Mual 
e. Muntah ☐
f. Stomatitis ☐
4. BB naik turun 6 bulan terakhir : Ya  Tidak ☐

Berapa kg : 2 kg

5. Kesulitan menelan : Tidak ada kesulitan menelan

5. Pola Eliminasi

Kebiasaan BAB : 1 x sehari


tgl. BAB terakhir : 5 Juni 2022 .
- Normal: Iya
- Konstipasi : Tidak
- Diare : Tidak
- Inkontinent : Tidak
- Lainnya : -
Kebiasaan BAK :
- Normal : Tidak
- Frekwensi : 10 x sehari
- Disuri : Tidak
- Nokturi : Iya
- Tidak bisa ditahan : Tidak
- Hematuri : Tidak
- Retensi : Tidak
- Inkontinen: Tidak
- Total : -
Siang ☐ Malam☐ Kadang-kadang ☐
- Kesulitan menahan : Tidak
- Tidak sampai di toilet : Tidak
Penggunaan bantuan
- Kateter : Tidak

6. Pola Kognitif–Perseptual

⮚ Status mental : sadar  ; afasia ☐; orientasi ☐ ; bingung ☐;


tidak ada respon ☐
⮚ Bicara : normal ; gagap ☐ ; afasia ☐; blocking ☐
Bahasa yang digunakan : Jawa ☐; Madura ☐ ; Indonesia 

⮚ Kemampuan membaca : bisa  ; tidak ☐


 Kemampuan mengartikan : bisa ; tidak ☐

⮚ Kemampuan interaksi : sesuai ; tidak ☐ ; sebutkan : bisa


berinteraksi dengan keluarga.
⮚Pendengaran : normal ☐; terganggu (kanan/kiri) ; tuli
(kanan/kiri) ☐ ; alat bantu pendengaran ☐ ; tinitus (nging) ☐
⮚Penglihatan : normal ☐; kaca mata ☐; lensa kontak ☐;
terganggu (kanan/kiri) ☐ ; buta (kana/kiri) ☐; kabur (kanan/kiri)
; lainnya ☐ sebutkan
........................................................................................
⮚ Vertigo : ya ☐ ; tidak 

⮚ Manajemen nyeri : 7-8


7. Pola Konsep Diri

⮚ Harga diri : tidak terganggu  ; terganggu ☐, sebutkan .............

⮚Ideal diri : tidak terganggu ; terganggu ☐, sebutkan ...............

⮚Identitas diri : tidak terganggu ; terganggu ☐, sebutkan............

⮚Gambaran diri : tidak terganggu ; terganggu ☐, sebutkan..........

8. Pola Koping

⮚ Masalah utama selama masuk Rumah Sakit (keuangan,


perawatan diri, lainnya) : Pasien ditanggung BPJS
⮚ Kehilangan/perubahan yang terjadi sebelumnya : tidak ; ya☐

⮚ Takut terhadap kekerasan : tidak ; ya ☐

⮚ Pandangan terhadap masa depan : 7 (rata-rata dari 1 = pesimistis


s/d optimistis).
9. Pola Seksual–Reproduksi

 Menstruasi Terakhir (LMP) : -


 Masalah Menstruasi : tidak ☐; ya☐
 Papsmen terakhir : normal☐ ; tidak ☐, sebutkan .....................
 Perawatan payudara setiap bulan : ya ☐ ; tidak ☐
 Pola seks selama masuk rumah sakit : -

10. Pola Peran Berhubungan

⮚ Status perkawinan : Kawin


 Pekerjaan : Tidak Bekerja

⮚ Kualitas bekerja : -

Sebulan berhenti ☐; tidak bekerja  lama : 6 bulan yang lalu

⮚ Sistem dukungan : pasangan ; tetangga /teman ☐; tidak


☐lainnya ☐
⮚ Dukungan keluarga selama masuk RS : Istri pasien yang
menunggu selama pasien di RS

11. Pola Nilai dan Kepercayaan

⮚ Agama: Islam
⮚ Larangan agama : tidak ; ya ☐ (sebutkan)

⮚ Permintaan rohaniawan selama masuk RS : tidak ☐; ya


☐(sebutkan) ..............................................................................................

IV. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum

a. Kesadaran : somnolen (kesadaran menurun)


b. Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : 130/90 MmHg
- Nadi : 90 x/m
- Suhu : 38,60 0 C
- Pernafasan: 27 x/m

c. Tinggi badan :170 cm

2. Kepala dan Leher

a. Kepala :
- Bentuk : Oval
- Massa : -
- Distribusi rambut : hitam
- Warna kulit kepala : sawo matang
- Keluhan : pusing

b. Mata :
- Bentuk: cowong
- Kongjungtiva : putih
- Pupil : Reaksi terhadap cahaya ☐ ; Isokor ; Miosis ☐ ; Pin
Point ☐ ; Midriasis ☐
- Tanda-tanda radang : tidak ada
- Fungsi penglihatan : Baik ☐; Kabur 
- Penggunaan alat bantu : Ya ☐; Tidak 
- Apabila ya menggunakan : Kacamata ☐ ; Lensa
kontak Minus (ka/ki) ☐; plus (ka/ki) ☐; Silinder
(ka/ki) ☐

- Pemeriksaan mata terakhir : -


- Riwayat operasi : tidak ada

c. Hidung :
- Bentuk : normal
- Warna : sawo matang
- Pembengkakan : tidak ada
- Nyeri tekan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Sinus : tidak ada
- Riwayat Alergi : tidak ada
- Cara mengatasinya : -
- Penyakit yang pernah terjadi : tidak ada
- Frekuensi : -
- Cara mengatasi:-

d. Mulut dan Tenggorokan :


- Warna bibir : kehitaman
- Mukosa : kemerahan
- Ulkus : tidak ada
- Lesi : tidak ada
- Massa : tidak ada
- Warna lidah: kemerahan
- Perdarahan gusi : tidak ada
- Caries : tidak ada
- Kesulitan menelan : tidak ada
- Gigi geligi : tidak ada
- Sakit tenggorok : tidak ada
- Gangguan bicara : tidak ada
- Pemeriksaan gigi terakhir : -

e. Telinga :
- Bentuk : normal, simetris
- Warna : sawo matang
- Lesi : tidak ada
- Massa : tidak ada
- Nyeri : tidak ada
- Fungsi pendengaran : terganggu
- Alat bantu pendengaran: tidak memakai alat bantu pendengaran
- Masalah yang pernah terjadi: tidak ada
- Upaya untuk mengatasi : -

f. Leher :
- Kekakuan : tidak ada
- Nyeri/ Nyeri tekan : tidak ada
- Benjolan/ massa : tidak ada
- Keterbatasan gerak : tidak ada
- Venajugularis : normal
- Tiroid : normal
- Limfe : normal
- Trakea : normal
- Keluhan : tidak ada
- Upaya untuk mengatasi : -

g. Dada :
- Bentuk : simetris
- Pergerakan dada : tidak adekuatnya ekspansi dada
- Nyeri/ nyeri tekan : ada
- Benjolan/ massa : tidak ada
- Peradangan : tidak ada
- Taktil Fremitus : tidak ada kelainan
- Pola nafas : 27 x/menit
- Jantung

 Inspeksi : bentuk simetris


 Palpasi : ada nyeri tekan
 Perkusi : sonor
 Auskultasi : redup

- Paru

 Inspeksi : pergerakan dada simetris, lesi (-)


 Palpasi : pergerakan simetris, nyeri tekan (-)
 Perkusi : sonor
 Auskultasi : normal
h. Payudara dan Ketiak :
- Benjolan/ Massa : tidak ada
- Nyeri/ Nyeri Tekan : ada
- Bengkak: tidak ada
- Kesimetrisan : simetries

i. Abdomen :
- Inspeksi : bentuk perut simetris, tidak ada luka
- Palpasi : tidak teraba massa, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba
- Perkusi : timpani
- Auskultasi : bising usus normal 8x/menit

j. Genetalia :
- Inspeksi : normal
- Palpasi : phymosis teraba massa lunak dan uretra seperti tali
- Perempuan

 Siklus menstruasi : -
 Kontrasepsi : -
 Kehamilan : -
 Keluhan : -

- Pria

 Keluhan : tidak ada


k. Ekstremitas :
- Kekuatan otot : terbatasi
- Kontraktur : terbatasi
- Pergerakan : terbatasi
- Deformitas : normal
- Pembengkakan : tidak ada pembengkakan
- Edema : tidak ada
- Nyeri/ Nyeri tekan : tidak ada
- Pus/ luka : tidak ada
- Refleks-refleks : Sensasi

 Bisep : – Raba/ sentuhan : normal


 Trisep : – Panas : normal
 Brakioradialis : – Dingin : normal
 Patelar : – Tekanan/tusuk : normal
 Achiles : normal
 Plantar (babinski) : normal

l. Kulit dan Kuku :


- Kulit

 Warna : sawo matang


 Jaringan Parut : tidak ada
 Lesi : tidak ada
 Suhu : 38,60 0 C
 Tekstur : kering
 Turgor : normal

- Kuku :

 Warna : ujung kuku warna kebiruan


 Bentuk : oval
 Lesi : tidak ada
 Pengisian kapiler : 2 detik

B1 (Breath):
RR 27x/menit, sesak napas, menggunakan otot bantu pernapasan yaitu otot
sternokleidomastoid.
B2 (Blood):
TD 130/90 mmHg, CRT >3detik, akral dingin, HR 90x/menit, Hb 6,7 gr/dl,
leukosit 70.500 ml3, trombosit 44.000ml3
B3 (Brain): sakit kepala
B4 (Bladder): -
B5 (Bowel):
BB turun, mual, muntah, pembesaran limfa, pembesaran hati
B6 (Bone):
Nyeri tulang dan sendi
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah tepi dan
pemeriksaan sumsum tulang.
1) Pemeriksaan Darah Tepi
Pada penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%) dan kadang-
kadang leukopenia (25%). Pada penderita LMA ditemukan penurunan eritrosit dan
trombosit. Pada penderita LLK ditemukan limfositosis lebih dari 50.000/mm 3,
sedangkan pada penderita LGK/LMK ditemukan leukositosis lebih dari 50.000/mm3.
2) Pemeriksaan Sumsum Tulang
Hasil pemeriksaan sumsum tulang pada penderita leukemia akut ditemukan
keadaan hiperselular. Hampir semua sel sumsum tulang diganti sel leukemia (blast),
terdapat perubahan tiba-tiba dari sel muda (blast) ke sel yang matang tanpa sel antara
(leukemic gap). Jumlah blast minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang. Pada
penderita LLK ditemukan adanya infiltrasi merata oleh limfosit kecil yaitu lebih dari
40% dari total sel yang berinti. Kurang lebih 95% pasien LLK disebabkan oleh
peningkatan limfosit B. Sedangkan pada penderita LGK/LMK ditemukan keadaan
hiperselular dengan peningkatan jumlah megakariosit dan aktivitas granulopoeisis.
Jumlah granulosit lebih dari 30.000/mm3.

VI. HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG

▪ Laboratorium :

No Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

1 Leukosit 14.1 10^3/uL 4.00-11.00

2 Eosinofil 1 % 1-6
3 Netrofil Segmen 66 % 40-75

4 Limfosit 27 % 20-45

5 P-LCR 23.8 % 9.3-27.9

6 Kolestrol 215 Mg/dL <200

7 Tekanan Darah 130/90 mmHg 130/80

8 Gula Darah 200 Mg/dL 70-130

VII. PENGOBATAN

1. Terapi infus NaCl 0,9% + drip Ondansetron 4 mg 500 cc 20


tpm,
2. Injeksi dipenhidramine 3x10 mg
3. Injeksi ondansetron 3x4 mg
4. Betahistin 3x1 tablet
5. Domperidone 3x1 tablet,
6. Neurodex 1x1 tablet
7. Ceftriaxone 2x1 gr

VIII. PERSEPSI KLIEN TERHADAP PENYAKITNYA


Pasien berjuang dan berusaha untuk sembuh dari penyakit yang telah
didertitanya.

IX. KESIMPULAN

Pasien ingin sembuh dan pasien berusaha untuk itu dengan melakukan
pengobatan – pengobatan.

X. PERENCANAAN PULANG

▪ Tujuan pulang : () Ke rumah ( ) Tidak


ada tujuan ( ) Lain-lain,
sebutkan..............................
▪ Transportasi pulang : ( ) Mobil ( ) Taksi ( ) Ambulans
( ) Belum dapat ditentukan sekarang ( ) Lain-lain ( ),
sebutkan............................................................................
▪ Dukungan keluarga : ( ) Ada ( ) Tidak ada

▪ Antisipasi bantuan biaya setelah pulang : () Ada ( ) Tidak ada

▪ Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang : ( ) Ya ( ) Tidak

▪ Pengobatan :.................................................................................................
▪ Rawat jalan ke : Poli penyakit
Waktu : senin, 6 Juni 2022
Frekuensi : 2

▪ Hal- hal yang perlu diperhatikan dirumah : makan yang bergizi, jangan
makan sembarangan, kurangi konsumsi gula dan garam serta atur pola
napas.

Keterangan lain : -

XI. Analisis data


No Data Etiologi Masalah
Keperawatan
1. DS : Faktor eksternal (agent, obat- Gangguan
 Sesak nafas obatan, radiasi) pertukaran gas
 Sakit ↓
kepala/pusing Menyebabkan sel tumbuh
melebihi normal dan ganas
DO: ↓
 RR 27 x/menit Sel muda yang seharusnya
(dispnea) membentuk limfosit berubah

 HR 90x/menit ganas

 CRT >3 detik ↓


Muncul sel kanker
 Akral dingin

 Hb 6,7 gr/dl
Menghasilkan leukosit yang
 SaO2 90%
imatur lebih banyak
 AGD

menunjukkan
Leukosit imatur menyusup
hasil:
ke sumsum tulang
Asidosis ↓
respiratorik Limfosit imatur
berproliferasi di sumsum
tulang belakang dan sel
perifer

Mengganggu perkembangan
sel normal

Haemopoesis normal
terhambat

Penurunan produksi eritrosit

Hemoglobin menurun

Pengangkutan O2 oleh darah
menurun

Oksigen tidak terdistribusi
dengan baik

Gangguan pertukaran gas
2. DS : F aktor eksternal (agent, Hipertermi
 suhu tubuh obat-obatan, radiasi)
diatas normal ↓
Menyebabkan sel tumbuh
DO : melebihi normal dan ganas
 Suhu 38,60˚C ↓
 Demam Sel muda yang seharusnya

 Turgor kulit membentuk limfosit berubah

menurun ganas

 Membrane ↓
mukosa Muncul sel kanker
kering ↓
 Kulit merah Menghasilkan leukosit yang
 Kulit teraba imatur lebih banyak
hangat ↓
 Leukosit Leukosit imatur menyusup
70.500 ml3 ke sumsum tulang

Limfosit imatur
berproliferasi di sumsum
tulang belakang dan sel
perifer

Mengganggu perkembangan
sel normal

Haemopoesis normal
terhambat

Penurunan produksi leukosit

Mempengaruhi system
retikulo endothelial

Gangguan pertahanan tubuh

Infeksi

Peningkatan laju metabolism

Hipertermi
3. DS : Faktor eksternal (agent, obat- Risiko defisit nutrisi
 Mual obatan, radiasi)
 Muntah ↓
Menyebabkan sel tumbuh
DO : melebihi normal dan ganas
 BB turun ↓
yang semua Sel muda yang seharusnya
65 kg membentuk limfosit berubah
menjadi 60 ganas
kg ↓

Pembesaran Muncul sel kanker
limfa ↓

Pembesaran Menghasilkan leukosit yang

hati imatur lebih banyak



Penurunan ↓

turgor kulit Leukosit imatur menyusup



Membrane ke sumsum tulang

mukosa ↓

kering Limfosit imatur


 berproliferasi di sumsum
Kelemahan
 tulang belakang dan sel
Hb: 6,7 gr/dl

perifer
leukosit:70.50

0 ml3

Mengganggu perkembangan
trombosit:
sel normal
44.000 ml.

Haemopoesis normal
terhambat

Penurunan produksi eritrosit

Anemia

Nutrisi tidak terdistribusi
dengan baik

Lemah, nafsu makan
menurun

Nutrisi kurang dari
kebutuhan

XII. Diagnosis Keperawatan


1. Gangguan pertukaran gas b.d dengan oksigen tidak dapat terdistribusi dengan baik
d.d pusing, sesak nafas(D.0003)
2. Hipertermi b.d proses infeksi d.d suhu tubuh diatas normal (D.0130)
3. Resiko defisit nutrisi d.d faktor psikologis (anoreksia,stress), ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien, mual muntah(D.0032)

XIII. Nursing Care Planning/Intervensi


NO TANGGAL DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL

1 Senin, 31 1. Gangguan Setelah Intervensi Utama : 1. Untuk


oktober pertukaran gas diberikan mengetahui
 Pemantauan
2022 b.d dengan asuhan Respirasi perkembangan
oksigen tidak keperawatan 1  Terapi Oksigen umum pasien
dapat x 24 jam, 2. Meningkatkan
Intervensi Pendukung :
terdistribusi diharapkan rasa sehat,
dengan baik sesak nafas  Dukungan dapat
d.d pusing, berkurang, Berhenti menurunkan
Merokok
sesak dengan kiteria  Dukungan kebutuhan
nafas(D.0003) hasil : Ventilasi analgesic dan
1. Keluhan  Edukasi meningkatkan
Berhenti
nyeri Merokok penyembuhan
menurun  Edukasi 3. Untuk
Pengukuran
2. Meringis mengurangi
Respirasi
menurun  Edukasi rasa sesak nafas
3. Kesulitan Fisioterapi pasien
Dada
tidur
 Fisioterapi
menurun Dada
4. Tekanan  Insersi Jalan
Napas Buatan
darah
 Konsultasi Via
membaik Telepon
5. Pola napas  Manajemen
membaik. Ventilasi
Mekanik
 Pencegahan
Aspirasi
 Pemberian
Obat
 Pemberian
Obat Inhalasi
 Pemberian
Obat
Interpleura
 Pemberian
Obat
Intradermal
 Pemberian
Obat
Intramuskular

 Tindakan :

Observasi
 Identifikasi
gejala sesak
nafas, dan
penyebab
timbulnya
pusing

Terapeutik
 Berikan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi
rasa sesak
 Fasilitasi
istirahat dan
tidur
 Posisikan tidur 1.Untuk
semi fowler
mengetahui
Edukasi perkembangan
 Jelaskan
penyebab sesak umum pasien
nafas dan 2.Meningkatkan
pusing rasa sehat,
 Ajarkan teknik
dapat
nonfarmakologi
s untuk menurunkan
mengurangi kebutuhan
rasa sesak
analgesic dan
Kolaborasi meningkatkan
 Kolaborasi
penyembuhan
pemberian obat
analgetik 3. Untuk
menurunkan
Definisi:
suhu tubuh

Suhu tubuh meningkat dalam batas


Setelah di atas rentang normal normal.
2. Hipertermi b.d diberikan tubuh.
proses infeksi asuhan
d.d suhu tubuh keperawatan Intervensi:
diatas normal 1 x 24 jam,
1. kompres dingin
(D.0130) diharapkan
sesak nafas 2. melonggarkan baju
berkurang,
dengan 3. monitor ttv, suhu
kiteria hasil:
1. suhu 4. monitor input,output
tubuh
Observasi
menurun.  Identifikasi

2. suhu suhu tubuh

tubuh dalam Terapeutik


 Berikan teknik
batas
non
normal. farmakologis 1.Untuk
untuk mengetahui
menurunkan perkembangan
suhu tubuh
 Fasilitasi
umum pasien
istirahat dan 2.Meningkatkan
tidur rasa sehat,
Edukasi dapat
 Jelaskan
menurunkan
penyebab,
periode dan kebutuhan
pemicu analgesic dan
hipertermi meningkatkan
 Ajarkan teknik
penyembuhan
nonfarmakologi
s untuk 3. Untuk
menurunkan meningkatkan
suhu tubuh
berat bdan
Kolaborasi pasien dalam
 Kolaborasi
pemberian obat batas normal.
analgetik

Definisi :

Setelah Beresiko mengalami


diberikan asupan nutrisi tidak
cukup untuk
3. Resiko defisit nutrisi asuhan
d.d faktor psikologis keperawatan memenuhi kebutuhan
(anoreksia,stress), 1 x 24 jam, metabolisme
ketidakmampuan diharapkan
mengabsorbsi nutrien, sesak nafas Intervensi:

mual muntah(D.0032) berkurang,


1. beri dukungan klien
dengan
kiteria hasil: 2. identifikasi berat
badan pasien

3. beri asuhan gizi


pada pasien yang baik
benar.

4. monitor input,output

Observasi
 Identifikasi
berat badan
pasien

Terapeutik
 Berikan asupan
makanan yang
seimbang
 Fasilitasi
istirahat dan
tidur

Edukasi
 Jelaskan
penyebab,
periode dan
pemicu mual
muntah pada
pasien
 Jelaskan
pemicu stress
pasien

Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian obat
analgetik
XIV. IMPLEMENTASI
NO TANGGAL DIAGNOSA TINDAKAN TANDA
/JAM KEPERAWATAN KEPERAWATAN TANGAN

1. Senin, 31 Gangguan pertukaran 1. Melakukan


Oktober
gas b.d dengan pengkajian dan
2022 10.00
WIB oksigen tidak dapat pemeriksaan
terdistribusi dengan tanda-tanda vital
baik d.d pusing, sesak 2. Memberikan
nafas(D.0003) teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi
sesak nafas
3. Memfasilitasi
istirahat dan
tidur

2. Senin, 31 Hipertermi b.d proses 1. Menjelaskan


Oktober
infeksi d.d suhu tubuh penyebab,
XV. 2022
14.00 WIB diatas normal periode dan
(D.0130) pemicu
Hipertermi
2. Mengajarkan
teknik
nonfarmakologi
s untuk
menurunkan
3.
Senin, 31 suhu tubuh
Oktober
pasien
2022
14.00 WIB 3. Berkolaborasi
pemberian
analgetik.

1. Berikan asupan
makanan yang
seimbang
2.Fasilitasi istirahat
dan tidur
3. Identifikasi berat
EVALUASI

NO TANGGAL/ DIAGNOSA CATATAN TANDA


JAM KEPERAWATAN PERKEMBANGAN TANGAN

1 Senin, Gangguan pertukaran gas b.d Subjektif:


31 Oktober dengan oksigen tidak dapat a. Pasien mengatakan
2022 terdistribusi dengan baik d.d sesak nafas dan pusing
pusing, sesak nafas(D.0003) berkurang
Objektif :
TD: 130/80mmHg
N: 85 x/menit
S: 37 ºC
RR: 22x/menit
Pasien tampak meringis
Assesment :
Masalah teratasi
sebagian
Plan :

- Lanjutkan intervensi 1,
2, 3
2 Senin, Hipertermi b.d proses infeksi
31 Oktober d.d suhu tubuh diatas normal
2022
(D.0130)

Subjektif:
Pasien mengatakan panas
berkurang
Objektif :
TD: 130/80mmHg
N: 85 x/menit
S: 37 ºC
RR: 22x/menit
Setelah dicek suhu tubuh
dalam batas normal
Assesment :
Masalah teratasi

3. 3. Resiko defisit nutrisi d.dPlan :

Senin, faktorpsikologis Intervensi dihentikan


31 Oktober (anoreksia,stress),
2022
ketidakmampuan
mengabsorbsi nutrien, mualSubjektif:
muntah(D.0032) -Pasien mengatakan nafsu
makan membaik
-pasien mengatakan mual
muntah berkurang
Objektif :
TD: 130/80mmHg
N: 85 x/menit
S: 37 ºC
RR: 22x/menit
Pasien tambak sudah tidak
terlalu stress.
Assesment :
Masalah teratasi
sebagian
Plan :
Lanjutkan intervensi 2,3

Anda mungkin juga menyukai