Disusun Oleh ;
Nama kelompok:
1. Ellen dola risca (2021030036)
2. Maulidhea (2021030003)
3. Diyas Dwi Anas Saputra (2021030012)
4. Patricia Van Gobel (2021030038)
5. Fitri wahyuni (2021030015)
6. Avivatuz zahroh (2021030018)
7. Shofiya kusuma w (2021030051)
8. Alifia Indawati putri (2021030042)
9. Selvi Meilana (2021030046)
10. Dina Awalia Novita (2021030048)
11. Dewi intan (2021030023)
12. Fino Ahmadi (2021030007)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan rahmat-Nya makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini berjudul “MAKALAH
LEUKIMIA” yang diajukan untuk memenuhi tugas yang diberikan Ibu ‘’Dwi uswatun
S.,S.Kep.,Ns.,M.Kep “selaku dosen pengampu mata kuliah’’ Keperawatan dewasa sistem
kardiovaskuler,Respiratori Dan Hematologi.
Dalam proses pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini tidak lepas dari bantuan banyak kelompok atau saran .sehingga makalah ini
dapat terselesaikan dengan baik .Oleh karena itu, tim penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu.
kami menyadari bahawa makalah ini masih jauh dari kata sempuran dikarnakan
batasnya pengetahuan yang kami miliki .Semoga makalah ini dapat menambah wawasan
kita semua serta berguna bagi pembaca.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A.LATAR BELAKANG....................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................1
C.TUJUAN PENULISAN.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
3.1 KESIMPULAN..........................................................................................................10
3.2 SARAN........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Leukemia merupakan suatu penyakit keganasan yang berasal darisel induk sistem
hematopoetik yang mengakibatkan poliferasi sel-sel darahputih tidak terkontrol dan pada
sel-sel darah merah namun sangat jarang.Ini adalah suatu penyakit darah dan organ-organ
dimana sel-sel darahtersebut dibentuk dan ditandai dengan proliferasi sel-sel imatur
abnormalyang mempengaruhi produksi dari sel-sel darah normal lainnya.Penyakit ini
disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuatsel darah yaitu pada sum-sum
tulang bekerja aktif membuat sel-sel darahtetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang
tidak normal dan sel inimendesak pertumbuhan sel darah normal.Walaupun penyebab
dasar leukemia tidak diketahui, pengaruhgenetik maupun faktor-faktor lingkungan
kelihatannya memainkanperanan.
B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian dari leukimia?
2.Apa saja faktor resiko dari leukimia?
3.Apa saja tanda dan gejala dari leukimia?
4.Bagaimana cara pengobatan pada leukimia?
5.Apa saja tahap alur patosfiologi dari leukimia?
C. Tujuan
1. Tujuan umum dapat menerapkan asuhan keperawatan pada anak dengan
masalahkesehatan terutama leukemia
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami pengertian leukimia
b. Mahasiswa mampu mengenali faktor resiko dari leukimia
c. Mahasiswa mampu memahami pengobatan pada penyakit leukima.
d. Mahasiswa mampu menganalisa data dengan masalah leukemia.
e. Mahasiswa mampu memahami alur patosfiologi leukimia
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
Penyakit ini merupakan poliferasi patologis dari sel pembuat darah yang bersifat
sistemik yang biasa nya berakhir fatal. Leukemia dikatakan penyakit darah yang
disebabkan terjadinya kerusakan pada pabrik pembuat sel darah, yaitu pada sum sum
tulang. Penyakit ini sering disebut kanker darah. Keadaan yang sebenarnya sumsum
tulang bekerja aktif membuat sel darah tetapi yang dihasilkan adalah sel darah yang tidak
normal dan sel ini mendesak pertumbuhan sel darah yang normal. Berdasarkan
morfologiksel terdapat 5 golongan besar leukemia sesuai dengan 5 macam system
hemopoietik dalam sumsum tulang. (Ngastiyah, 2005).
Lima golongan besar leukemia:
- Leukemia system eritropoietik: mielosis eritremika atau penyakit di guglielmo.
- Leukemia system granulopoietik: leukemia granulositik atau mielositik.
- Leukemia system trobopoietik: leukemia megakariositik.
- Leukemia system limfopoietik: leukimia limfositik.
- Leukemia RES: Retikuloendoteliosis yang dapat berupa leukemia monositik,
leukemia plasmositik (penyakit Kahler), histiositosis, dan sebagainya.
Pada umumnya gejala klisnis dari berbagai leukemia hamper sama hanya berbeda
apakah akut atau kronik. Juga gejala hematologis lain yang bergantung pada morfologis
selnya.
5
6
D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi merupakan ilmu yang secara khusus mempelajari mengenai gangguan fungsi
yang terjadi pada organisme yang terjangkit penyakit. Patofisiologi akan membahas
mengenai asal muasal penyakit, proses perjalanan penyakit hingga akibat yang disebabkan oleh
penyakit tersebut.
Demam
Fraktur
patologis Pendarahan
Trombositopenia
7
E. PENATALAKSANAAN
1. Transfusi darah, biasa nya diberikan jika kadar Hb kurang dari 6 g%. Pada
trombositopenia yang berat dan perdarahan massif, dapat diberikan tranfusi trombosit
dan bila terdapat tanda-tanda DIC dapat diberikan heparin.
2. Kortikosteroid (prednisone, kortison, deksametason dan sebagainya). Setelah dicapai
remisi dosis dikurangi sedikit demi sedikit dan akhirnya dihentikan.
3. Sitostatika. Umumnya sitostatika diberikan dalam kombinasi berasama-sama dengan
predison. Pada pemberian obat ini sering ditemukan efek samping berupa alopesia
(botak), stomatitis, leucopenia, infeksi sekunder atau kandidiasis.
4. Infeksi sekunder dihindarkan (lebih baik pasien dirawat di kamar yang suci hama).
5. Imunoterapi, merupakan cara pengobatan yang terbaru. Setelah tercapai remisi dan
jumlah sel leukemia cukup rendah (105 – 106).
Cara pengobatan berbeda-beda ini pada setiap klinik bergantung pengalaman, tetapi
prinsipnya sama, yaitu dengan pola sadar :
a. Induksi. Dimaksudkan untuk mencapai remisi dengan berbagai obat tersebut sampai
sel blas dalam sum-sum tulang kurang dari 5%.
b. Konsolidasi. Bertujuan agar sel yangersisa tidak cepat memperbanyak diri lagi.
c. Rumat. Untuk mempertahankan masa remisi agar lebih lama. Biasanya dengan
memberikan sitostatika setengah dosis biasa.
d. Reinduksi. Dimaksudkan untuk mencegah relaks biasanya dilakukan setiap 3-4 bulan
dengan pemberian obat-obat seperti pada induksi selama 10-14 hari.
e. Mencegah terjadinya leukemia pada susunan saraf pusat diberikan MTX secara
intratekal dan radiasi cranial.
f. Pengubatan immunologic.
8
- CONTOH PENGIDAP LEUKEMIA :
9
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Leukemia adalah suatu jenis kanker darah. Gangguan ini disebabkan olehsel darah
putih yang diproduksi melebihi jumlah yang seharusnya ada. Leukemiaakut pada anak
adalah suatu kelainan atau mutasi pembentukan sel darah putiholeh sumsum tulang
anak maupun gangguan pematangan sel-sel tersebutselanjutnya. Gangguan ini
sekitar 25-30% jumlahnya dari seluruh keadaankeganasan yang didapat pada anak.
Leukemia terdiri dari dua tipe besar, yakni acute lymphoblastic leukemia Dan acute
myeloid leukemia. Jumlah penderita acute lymphoblastic leukemia umumnya lebih
banyak dibandingkan jenis acute myeloid leukemia. Penyebab utama penyakit
kelainan darah ini sampai sekarang belumdiketahui secara pasti, dan masih terus
diteliti. Namun, faktor genetik berperancukup penting pada beberapa penelitian yang
dilakukan. Dengan kata lain, adahubungannya dengan faktor keturunan, selain
tentunya banyak faktor penyebablain yang bervariasi sesuai kasus per kasus dan jenis
subtipe yang didapat.
Terapi yang diberikan pada penderita leukemia akut bertujuan untuk
menghancurkan sel-sel leukemia dan mengembalikan sel-sel darah yang normal.Terapi
yang dipakai biasanya adalah kemoterapi (pemberian obat melalui infus),obat-obatan,
ataupun terapi radiasi. Untuk kasus-kasus tertentu, dapat jugadilakukan
transplantasi sumsum tulang belakang.Mengenai kemungkinan keberhasilan terapi,
sangat tergantung waktupenemuan pertama penyakit si penderita. Apakah dalam
stadium awal atau sudahlanjut, subtipe penyakit, teratur tidaknya jadwal terapi yang
dilakukan, timbul Relapse (kambuh) atau tidak selama terapi maupun kemungkinan
penyebab yangbisa diperkirakan.
B. SARAN
Bagi keluarga sebaiknya memahami bagaimana tatalaksana terapeutik untuk
pasien leukemia agar penyakitnya tidak memasuki stadium lanjut.
10
DAFTAR PUSTAKA
Link Jurnal:
https://bapin-ismki.e-journal.id/jimki/article/view/42https://bapin-ismki.e-journal.id/jimki/
article/view/42
11
LAPORAN PENDAHULUAN
LEUKEMIA
A. Definisi Leukemia
Leukimia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam
sumsum tulang dan limfa.
Leukimia adalah jenis kanker yang mempengaruhi sumsum tulang dan jaringan getah
bening.
Leukimia adalah kondisi kesehatan tubuh terlalu banyak memproduksi darah putih atau
disebut juga leukosit yang abnormal.
Leukimia adalah jenis kanker darah dengan manifestasi klinisnya pada hemoglobin,
leukosit, dan trombosit.
B. Klasifikasi Leukemia
1. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)
LMA mengenai sel sistem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel
mieloid, monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua
kelompok usia dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia.
Merupakan leukemia nonlimfositik yang paling sering terjadi.
2. Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)
LMK juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel sistem mieloid. Namun lebih
banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. LMK jarang
menyerang individu dibawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran LMA tetapi dengan tanda
dan gejala yang lebih ringan. Pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun,
peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, dan limpa membesar.
3. Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
LLK merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 – 70 tahun. Manifestasi klinis pasien
tidak menunjukkan gejala. Penyakit baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau
penanganan penyakit.
4. Leukemia Limfositik Akut (LLA)
LLA dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak,
laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. Puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia
15 tahun. LLA jarang terjadi. Limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang
dan jaringan perifer sehingga mengganggu perkembangan sel normal.
C. Etiologi Leukemia
1. Genetic
2. Virus
3. Bahan kimia dan obat-obatan
4. Radiasi
5. Leukimia sekunder
D. Manivestasi Klinis
1. Pilek tidak sembuh-sembuh & sakit kepala
2. Pucat, lesu, mudah terstimulasi, merasa lemah atau letih
3. Demam, keringat malam dan anorexia
4. Berat badan menurun
5. Ptechiae, memar tanpa sebab, mudah berdarah dan lebam (gusi berdarah, bercak
keunguan di kulit, atau bintik-bintik merah kecil di bawah kulit)
6. Nyeri pada tulang dan persendian
7. Nyeri abdomen, Pembengkakan atau rasa tidak nyaman di perut (akibat
pembesaran limpa).
E. Patofisiologi Leukemia
Manifestasi klinis penderita leukemia akut disebabkan adanya penggantian sel pada
sumsum tulang oleh sel leukemik , menyebabkan gangguan produksi sel darah merah.
Depresi produksi platelet yang menyebabkan purpura dan kecenderungan terjadinya
perdarahan .
Kegagalan mekanisme pertahanan selular karena penggantian sel darah putih oleh sel
leukemik, yang menyebabkan tingginya kemungkinan untuk infeksi . Infiltrasi sel-sel
leukemik ke organ-organ vital seperti liver dan limpa oleh sel-sel leukemik yang dapat
menyebabkan pembesaran dari organ-organ tersebut. Sedangkan pada penderita
Leukemia itu sendiri disebabkan oleh :
1. Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel
blast. Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu
sehingga akan menimbulkan anemia dan trombositipenia.
2. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan menyebabkan gangguan sistem
pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi
3. Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi
organ, sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi
sumsum tulang yang akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor
pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan.
4. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat terjadinya pembesaran hati,
limfe,nodus limfe, dan nyeri persendian.
F. Pathway
G. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang leukemia berupa :
1. pemeriksaan hematologi
2. pemeriksaan darah lengkap
3. apusan darah tepi
4. fungsi liver
5. fungsi pembekuan darah
6. pungsi lumbal
7. serta aspirasi sumsum tulang
8. Pemeriksaan sitogenetik dan immunophenotyping juga dapat dilakukan untuk
membantu diagnosis leukemia.
H. Penatalaksanaan
Pengobatan leukemia ditentukan berdasarkan klasifikasi prognosis dan penyakit
penyerta, antara lain :.
1. Radioterapi dan Kemoterapi, dilakukan ketika sel leukemia sudah terjadi
metastasis. Kemoterapi juga dilakukan pada fase induksi remisi yang bertujuan
mempertahankan remisi selama mungkin.
2. Terapi modlitas, untuk mencegah komplikasi, karena adanya pansitopenia, anemia,
perdarahan, dan infeksi. Pemberian antibiotik dan transfusi darah dapat diberikan.
3. Pencegahan terpaparnya mikroorganisme dengan isolasi.
4. Transplantasi sumsum tulang, transplantasi sumsum tulang merupakan alternatif
terbaik dalam penanganan leukemia. Terapi ini juga biasa dilakukan pada pasien
dengan limphoma, dan anemia aplastik.
1.Pengkajian.
pada Tahap pengkajian antara lain :
1. Pengumpulan data Dalam pengumpulan data hal – hal yang harus diperhatikan
antara lain : Mengetahui tujuan / maksud dari pengumpulan data, apa yang akan
dilakukannya, manfaat yang didapat dari data tersebut, alat yang dibutuhkan untuk
melakukan pengumpulan data, hal yang harus diperhatikan dalam wawancara, Tehnik yang
digunakan pada saat wawancara dan dalam fase apa yang sedang dijalani .Hal yang harus
diperhatikan pada saat melakukan observasi/pengamatan,pemeriksaan fisik pasien.
Mempelajari data yang ada sebelum memulai pengumpulan data, saat kapan data diperoleh
akan menjadi patokan adanya masalah dan intervensinya. Informasi yang didapatkan
sesuai dan dibutuhkan serta bagaimana intepretasinya, selain itu adanya masalah yang
berasal informasi data dimana sudah teridentifikasi terutama data yang penting atau
informasi menunjukkan masalah lain yang harus dipertimbangkan. Pada saat pengumpulan
data hendaknya sudah mengumpulkan semua informasi yang diperlukan dan ada yang
harus dilaporkan segera, selain itu mungkin memerlukan tambahan bantuan serta yang
perlu di perhatikan pada pasien mempunyai faktor resiko , Komplikasi mana yang harus di
awasi , faktor yang berhubungan dengan usia , bagaimana hubungan keluarga menghadapi
situasi pasien, faktor budaya yang mempengaruhi , hasil akhir yang diharapkan pada pasien
,tindakan pertama yang sesuai dari situasi pasien , rencana tindakan yang dapat disusun
dengan tepat.
2. Pengelompokan/pengorganisasian data
a. Harus disesuaikan pengelompokan data yang ada dengan data fisiologis /
biologis
b. Harus disesuaikan pengelompokan data yang ada dengan data psikologis
c. Harus disesuaikan pengelompokan data yang ada dengan data sosial
d. Harus disesuaikan pengelompokan data yang ada dengan data spiritual
Penvalidasian data Kebutuhkan saat validasi data (Pemeriksaan penunjang)
3.Pendokumentasian data.
a. Pendokumentasian harus dilakukan dengan benar
b. Format pengkajian sesuai dengan kondisi pasien
2. Diagnosis
pada Tahap Penentuan diagnosa antara lain:
1. Analisis data. Untuk melakukan analisis data, data yang ada dari hasil pengkajian
sehingga mampu mengidentifikasi data subyektif dan obyektif yang mendukung masalah
keperawatan, data normal sudah diketahui sehingga mampu menganalisis data yang
merupakan data fokus yang mendukung masalah keperawatan, selanjutnya melakukan
pengelompokan data yang ada dalam kelompok subyektif dan obyektif
2. Identifikasi masalah klien Dalam mengidentifikasi masalah hendaknya terdapat
data subyektif dan obyektif sehingga mampu memutuskan masalah yang ada merupakan
masalah aktual,resiko atau kemungkinan. Pada tahap identifikasi masalah
mendokumentasikan hanya sebatas masalah keperawatan bukan diagnosis keperawatan dan
Masalah keperawatan harus di identifikasi sesuai data subyektif dan obyektif yang ada.
3. Membuat pernyataan diagnosis keperawatan Pada tahap analisis data kegiatan
yang dilakukan adalah menganalisis masalah keperawatan yang telah didokumentasikan,
menentukan etiologi / penyebab dari masalah keperawatan yang ada dengan menganalisis
kembali data subyektif dan obyektif yang sudah dikelompokkan sesuai dengan masalah,
menentukan diagnosis keperawatan terdiri dari problem,etiologi dan tanda / data subyektif
dan obyektif.
4. Memprioritaskan diagnosis keperawatan Dalam melakukan prioritas diagnosis
keperawatan dengan cara menganalisis diagnosa keperawatan yang ada pada pasien
kemudian membuat prioritas diagnosa berdasarkan hirarki Maslow dengan urutan :
keadaan yang mengancam kehidupan, kesehatan dan persepsi tentang kesehatan dan
keperawatan.
5.Mendokumentasikan diagnosis keperawatan Untuk melakukan dokumentasi
diagnosa keperawatan hendaknya sesuai prioritas, tanggal ditemukannya diagnosa
keperawatan. Melakukan pencatatan sebagai pertanggung jawaban yang harus disertai
nama jelas dan paraf serta dokumentasi ditulis dengan tepat, lengkap dan mudah dibaca
serta dimengerti oleh Tim Kesehatan lain yang terkait.
3.Perencanaan/Intervensi
Tahap Perencanaan antara lain:
1. Meletakkan prioritas. Perencanaan dibuat sesuai dengan prioritas diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan dan selanjutnya Menentukan tujuan dan kriteria hasil,
hasil yang diharapkan dari intervensi keperawatan dirumuskan dalam istilah tujuan /
kriteria hasil yang harus spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, yang sesuai dengan
kenyataan dan ada periode waktu pencapaian, dan kriteria hasil sudah sesuai dengan
standar/patokan normal
2. Mengidentifikasi intervensi yang interdependen Dalam intervensi keperawatan
kegiatan yang dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan dasar klien didasari oleh
kode. etik dan standar praktek keperawatan profesional yang telah berlaku, klien dan
keluarga disertakan dalam melakukan tindakan keperawatan. Intervensi keperawatan harus
spesifik sesuai dengan pencapaian tujuan, didasarkan pada penyakit / masalah yang yang
dialami klien. Informasi yang dimasukkan ke dalam rencana keperawatan dituliskan
dengan cara yang ringkas, sistimatis sehingga memudahkan penggunaannya oleh tenaga
keperawatan lain dan didalamnya memuat tindakan yang berbentuk kolaborasi dengan tim
kesehatan lain sesuai dengan wewenang. Intervensi keperawatan hendaknya sudah
diwujudkan melalui upaya promotif yaitu membantu klien yang kurang mampu untuk
meningkatkan kemampuannya : upaya preventif,yaitu mencegah penyakit atau kecacatan,
upaya rehabilitatif yaitu pemberian asuhan selama sakit dan upaya pemulihannya dan
consolation of dring yaitu pendampingan bagi klien yang menghadapi kematian agar
tenang dan bermartabat. Intervensi keperawatan bisa mencantumkan rencana keperawatan
tambahan atau rencana keperawatan harus diulang kembali, serta perawat harus
mengetahui bahwa rencana keperawatan dapat berubah jika prioritas masalah bergeser, jika
masalah teratasi dan jika didapatkan informasi tambahan tentang keadaan kesehatan
pasien.
3. Membuat rasional tindakan dan mendokumentasikan. Untuk membuat rasional
setiap tindakan yang dilakukan diharapkan dengan benar serta pendokumentasian rencana
keperawatan sudah sesuai dengan format yang ada yang terdiri dari diagnose keperawatan,
tujuan dan kriteria hasil, intervensi keperawatan, dan rasional tindakan serta paraf diikuti
nama jelas. Dalam pendokumentasian kalimat yang dihasilkan dalam rencana tindakan
adalah kalimat perintah.
4.Pelaksanaan /Implementasi
pada Tahap Pelaksanaan antara lain
1. Mengkaji ulang Sebelum melakukan implementasi, perawat melakukan
pengkajian ulang untuk mengetahui apakah tindakan tersebut masih dibutuhkan oleh
pasien atau tidak.
2. Menentukan kebutuhan bantuan. Sebelum melakukan implementasi, perawat
melakukan pengkajian apakah tindakan dapat dilaksanakan oleh perawat seorang diri atau
membutuhkan bantuan
3. Melaksanakan tindakan keperawatan. Saat mengimplentasikan asuhan
keperawatan, perawat secara berkesinambungan mengkaji respons klien terhadap
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan, dan semua rencana keperawatan
diimplementasikan dengan menerapkan sikap-sikap berfikir kritis seperti integritas, kasih
sayang, percaya diri dan keinginan untuk menerima serta memahami respons pasien. Saat
intervensi keperawatan, implementasi rencana keperawatan dimodifikasi sesuai respon
pasien.
4. Mendokumentasikan tindakan keperawatan Setelah melaksanakan tindakan
keperawatan, perawat mendokumentasikannya kedalam format catatan keperawatan dan
menandatanginya. Pastikan pencatatan sudah dibuat secara ringkas, jelas dan obyektif serta
memenuhi kriteria bahwa pencacatan yang dibuat menggambarkan intervensi keperawatan
dan respons pasien terhadap intervensi tersebut , pencacatan yang dibuat semua data
tambahan yang mencakup semua data yang relevan. Dalam melakukan pendokumentasian,
catatan keperawatan menggunakan kalimat aktif, Perawat harus memperhatkan respon
pasien , baik respons yang diungkapkan pasien maupun respon yang dilihat perawat.
5. Evaluasi
pada Tahap Evaluasi antara lain:
1. Mengidentifikasi kriteria hasil sehingga perawat dapat mengukur keberhasilan
pencapaian tujuan. kriteria hasil yang dibuat dalam perencanaan sudah dapat mengukur
pencapaian tujuan bagi pasien
2. Mengumpulkan data yang berkaitan dengan pencapaian kriteria hasil.
Pengumpulkan data perkembangan yang berkaitan dengan pencapaian kriteria hasil
3. Membandingkan data pasien dengan kriteria hasil dan menggambarkan kesimpulan
tentang masalah pasien. Kegiatan perawat melakukan perbandingan data pasien dengan
kriteria hasil, dengan membuat peryataan pada tujuan bahwa masalah sudah
tercapai/teratasi yang meliputi: masalah sudah sebagian tercapai /teratasi sebagian, masalah
tidak tercapai / tidak teratasi
4. Mengulang dan memodifikasi perencanaan. Pada masalah yang teratasi sebagian,
kegiatan perawat melakukan analisa bahwa perencanaan dapat dilanjutkan atau
dimodifikasi agar masalah tersebut dapat teratasi. Sedangkan pada masalah yang telah
teratasi, perawat menganalisis bahwa perencanaan dihentikan atau akan dipertahankan
sesuai dengan kondisi pasien. Jika kemajuan tidak tercapai sesuai dengan tujuan,
hendaknya perawat sudah mengkaji ulang /memperbaiki rencana keperawatan
5. Mendokumentasikan catatan perkembangan. Perkembangan tindakan keperawatan
didokumentasikan pada dalam format perkembangan dan menandatanganinya, dan format
catatan perkembangan sudah terdapat nomor diagnosis. Tanggal / waktu, Subyektif,
Obyektif, analisis dan perencanaan (SOAP) serta paraf dan nama (Maryam, Setiawati,
Ekasarai, 2008).
II. Pengkajian
Anamnesa:
1. Identitas
Nama : Tn. A
Usia : 57 tahun
JK : Laki-laki
Suku : Jawa
Agama : Islam
Alamat : Jln. Mancar, Peterongan, Jombang
2. Keluhan Utama
Tn. A mengatakan sesak napas, demam, sakit kepala, lemah, nyeri tulang dan
sendi.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat dilakukan pemeriksaan pada fisik Tn. A CRT > 3 detik, konjungtiva
anemis, akral dingin, BB turun, mual dan muntah. Selain itu, terdapat
pembesaran limfa dan pembesaran hati.
4. Riwayat Penyakit dahulu: -
5. Riwayat Penyaki Keluarga: -
6. Riwayat Psikososial: -
Mengkonsumsi :
Tembakau (merokok) : Ya
Tidak ☐
Tidak
Alergi :
Obat □
Makanan □
Skor
0 : mandiri
1 : dibantu Sebagian
2 : perlu bantuan orang lain
3 : perlu bantuan orang lain dan alat
4 : tergantung pada orang lain/ tidak mampu.
Aktivitas 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian
Eleminasi
Ambulansi
Naik tangga
Gosok gigi
Keterangan :
4. Pola Nutrisi–Metabolik
a. Normal ☐
b. Meningkat ☐
c. Menurun
d. Mual
e. Muntah ☐
f. Stomatitis ☐
4. BB naik turun 6 bulan terakhir : Ya Tidak ☐
Berapa kg : 2 kg
5. Pola Eliminasi
6. Pola Kognitif–Perseptual
8. Pola Koping
⮚ Kualitas bekerja : -
⮚ Agama: Islam
⮚ Larangan agama : tidak ; ya ☐ (sebutkan)
1. Keadaan umum
a. Kepala :
- Bentuk : Oval
- Massa : -
- Distribusi rambut : hitam
- Warna kulit kepala : sawo matang
- Keluhan : pusing
b. Mata :
- Bentuk: cowong
- Kongjungtiva : putih
- Pupil : Reaksi terhadap cahaya ☐ ; Isokor ; Miosis ☐ ; Pin
Point ☐ ; Midriasis ☐
- Tanda-tanda radang : tidak ada
- Fungsi penglihatan : Baik ☐; Kabur
- Penggunaan alat bantu : Ya ☐; Tidak
- Apabila ya menggunakan : Kacamata ☐ ; Lensa
kontak Minus (ka/ki) ☐; plus (ka/ki) ☐; Silinder
(ka/ki) ☐
c. Hidung :
- Bentuk : normal
- Warna : sawo matang
- Pembengkakan : tidak ada
- Nyeri tekan : tidak ada
- Perdarahan : tidak ada
- Sinus : tidak ada
- Riwayat Alergi : tidak ada
- Cara mengatasinya : -
- Penyakit yang pernah terjadi : tidak ada
- Frekuensi : -
- Cara mengatasi:-
e. Telinga :
- Bentuk : normal, simetris
- Warna : sawo matang
- Lesi : tidak ada
- Massa : tidak ada
- Nyeri : tidak ada
- Fungsi pendengaran : terganggu
- Alat bantu pendengaran: tidak memakai alat bantu pendengaran
- Masalah yang pernah terjadi: tidak ada
- Upaya untuk mengatasi : -
f. Leher :
- Kekakuan : tidak ada
- Nyeri/ Nyeri tekan : tidak ada
- Benjolan/ massa : tidak ada
- Keterbatasan gerak : tidak ada
- Venajugularis : normal
- Tiroid : normal
- Limfe : normal
- Trakea : normal
- Keluhan : tidak ada
- Upaya untuk mengatasi : -
g. Dada :
- Bentuk : simetris
- Pergerakan dada : tidak adekuatnya ekspansi dada
- Nyeri/ nyeri tekan : ada
- Benjolan/ massa : tidak ada
- Peradangan : tidak ada
- Taktil Fremitus : tidak ada kelainan
- Pola nafas : 27 x/menit
- Jantung
- Paru
i. Abdomen :
- Inspeksi : bentuk perut simetris, tidak ada luka
- Palpasi : tidak teraba massa, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba
- Perkusi : timpani
- Auskultasi : bising usus normal 8x/menit
j. Genetalia :
- Inspeksi : normal
- Palpasi : phymosis teraba massa lunak dan uretra seperti tali
- Perempuan
Siklus menstruasi : -
Kontrasepsi : -
Kehamilan : -
Keluhan : -
- Pria
- Kuku :
B1 (Breath):
RR 27x/menit, sesak napas, menggunakan otot bantu pernapasan yaitu otot
sternokleidomastoid.
B2 (Blood):
TD 130/90 mmHg, CRT >3detik, akral dingin, HR 90x/menit, Hb 6,7 gr/dl,
leukosit 70.500 ml3, trombosit 44.000ml3
B3 (Brain): sakit kepala
B4 (Bladder): -
B5 (Bowel):
BB turun, mual, muntah, pembesaran limfa, pembesaran hati
B6 (Bone):
Nyeri tulang dan sendi
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah tepi dan
pemeriksaan sumsum tulang.
1) Pemeriksaan Darah Tepi
Pada penderita leukemia jenis LLA ditemukan leukositosis (60%) dan kadang-
kadang leukopenia (25%). Pada penderita LMA ditemukan penurunan eritrosit dan
trombosit. Pada penderita LLK ditemukan limfositosis lebih dari 50.000/mm 3,
sedangkan pada penderita LGK/LMK ditemukan leukositosis lebih dari 50.000/mm3.
2) Pemeriksaan Sumsum Tulang
Hasil pemeriksaan sumsum tulang pada penderita leukemia akut ditemukan
keadaan hiperselular. Hampir semua sel sumsum tulang diganti sel leukemia (blast),
terdapat perubahan tiba-tiba dari sel muda (blast) ke sel yang matang tanpa sel antara
(leukemic gap). Jumlah blast minimal 30% dari sel berinti dalam sumsum tulang. Pada
penderita LLK ditemukan adanya infiltrasi merata oleh limfosit kecil yaitu lebih dari
40% dari total sel yang berinti. Kurang lebih 95% pasien LLK disebabkan oleh
peningkatan limfosit B. Sedangkan pada penderita LGK/LMK ditemukan keadaan
hiperselular dengan peningkatan jumlah megakariosit dan aktivitas granulopoeisis.
Jumlah granulosit lebih dari 30.000/mm3.
▪ Laboratorium :
2 Eosinofil 1 % 1-6
3 Netrofil Segmen 66 % 40-75
4 Limfosit 27 % 20-45
VII. PENGOBATAN
IX. KESIMPULAN
Pasien ingin sembuh dan pasien berusaha untuk itu dengan melakukan
pengobatan – pengobatan.
X. PERENCANAAN PULANG
▪ Pengobatan :.................................................................................................
▪ Rawat jalan ke : Poli penyakit
Waktu : senin, 6 Juni 2022
Frekuensi : 2
▪ Hal- hal yang perlu diperhatikan dirumah : makan yang bergizi, jangan
makan sembarangan, kurangi konsumsi gula dan garam serta atur pola
napas.
Keterangan lain : -
HR 90x/menit ganas
menurun ganas
Membrane ↓
mukosa Muncul sel kanker
kering ↓
Kulit merah Menghasilkan leukosit yang
Kulit teraba imatur lebih banyak
hangat ↓
Leukosit Leukosit imatur menyusup
70.500 ml3 ke sumsum tulang
↓
Limfosit imatur
berproliferasi di sumsum
tulang belakang dan sel
perifer
↓
Mengganggu perkembangan
sel normal
↓
Haemopoesis normal
terhambat
↓
Penurunan produksi leukosit
↓
Mempengaruhi system
retikulo endothelial
↓
Gangguan pertahanan tubuh
↓
Infeksi
↓
Peningkatan laju metabolism
↓
Hipertermi
3. DS : Faktor eksternal (agent, obat- Risiko defisit nutrisi
Mual obatan, radiasi)
Muntah ↓
Menyebabkan sel tumbuh
DO : melebihi normal dan ganas
BB turun ↓
yang semua Sel muda yang seharusnya
65 kg membentuk limfosit berubah
menjadi 60 ganas
kg ↓
Pembesaran Muncul sel kanker
limfa ↓
Pembesaran Menghasilkan leukosit yang
mukosa ↓
Tindakan :
Observasi
Identifikasi
gejala sesak
nafas, dan
penyebab
timbulnya
pusing
Terapeutik
Berikan teknik
non
farmakologis
untuk
mengurangi
rasa sesak
Fasilitasi
istirahat dan
tidur
Posisikan tidur 1.Untuk
semi fowler
mengetahui
Edukasi perkembangan
Jelaskan
penyebab sesak umum pasien
nafas dan 2.Meningkatkan
pusing rasa sehat,
Ajarkan teknik
dapat
nonfarmakologi
s untuk menurunkan
mengurangi kebutuhan
rasa sesak
analgesic dan
Kolaborasi meningkatkan
Kolaborasi
penyembuhan
pemberian obat
analgetik 3. Untuk
menurunkan
Definisi:
suhu tubuh
Definisi :
4. monitor input,output
Observasi
Identifikasi
berat badan
pasien
Terapeutik
Berikan asupan
makanan yang
seimbang
Fasilitasi
istirahat dan
tidur
Edukasi
Jelaskan
penyebab,
periode dan
pemicu mual
muntah pada
pasien
Jelaskan
pemicu stress
pasien
Kolaborasi
Kolaborasi
pemberian obat
analgetik
XIV. IMPLEMENTASI
NO TANGGAL DIAGNOSA TINDAKAN TANDA
/JAM KEPERAWATAN KEPERAWATAN TANGAN
1. Berikan asupan
makanan yang
seimbang
2.Fasilitasi istirahat
dan tidur
3. Identifikasi berat
EVALUASI
- Lanjutkan intervensi 1,
2, 3
2 Senin, Hipertermi b.d proses infeksi
31 Oktober d.d suhu tubuh diatas normal
2022
(D.0130)
Subjektif:
Pasien mengatakan panas
berkurang
Objektif :
TD: 130/80mmHg
N: 85 x/menit
S: 37 ºC
RR: 22x/menit
Setelah dicek suhu tubuh
dalam batas normal
Assesment :
Masalah teratasi