Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Anak II
Disusun oleh :
2019
KATA PENGANTAR
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
LANDASAN TEORI
1
2
C. Etiologi
Menurut Sugeng (2018) Penyebab pasti leukimia masih belum
diketahui, namun diperkirakan melibatkan kombinasi factor genetic dan
lingkungan. Sel Leukimia telah mendapatkan mutasi pada DNA mereka yang
menyebabkan mereka tumbuh secara tidak normal dan kehilangan fungsi sel
darah putih khas. Tidak jelas apa penyebab mutasi ini terjadi. Salah satu jenis
perubahan DNA sel yang umum terjadi pada Leukimia dikenal sebagai
translokasi kromosom. Dalam proses ini, sebagian dari satu kromosom
terputus dan melekat pada kromosom yang berbeda.satu translokasi yang
terlihat di hamper semua kasus CML dan terkadang pada jenis Leukimia
lainnya adalah pertukaran DNA antara kromosom 9 dan 22, yang mengarah
pada apa yang dikenal sebagai kromosom Philadelphia ini menciptakan
onkogen (gen penyebab kanker) yang dikenal sebagai BCL-ABL. Perubahan
DNA ini tidak diwariskan namun terjadi pada kehidupan individu yang
terkena.
Sebagian besar kasus Leukimia tidak diyakini turun-temurun, namun
beberapa mutasi genetic tertentu dan kondisi dapat diteruskan ke keturunan
yang meningkatkan kemungkinan pengembangan Leukimia. Kondisi yang
dikenal dengan sindrom Li-Fraumeni ditandai dengan mutasi yang diwariskan
pada gen supresor tumor dikenal sebagai TP53, dan individu dengan kondisi
ini memiliki peningkatan resiko Leukimia dan kanker lainnya. Kondisi turun
temurun lainnya yang dapat meningkatkan resiko pengembangan Leukimia
meliputi sindrom down, neurofibromatosis tipe 1, ataksia telangiektasia, dan
sindrom Noona.
D. Patofisiologi
Leukimia merupakan proliferasi tanpa batas sel darah putih yang
imatur dalam jaringan tubuh yang membentuk darah walaupun bukan suatu
“tumor”, sel-sel Leukimia memperlihatkan sifat neoplastik yang sama seperti
sel-sel kanker yang solid. Oleh karena itu, keadaan patologi dan manifestasi
3
E. Diagnosis
Menurut American Cancer Society (2012) ada berbagai macam untuk
mendiagnosis penyakit Leukimia diantaranya:
a. Tes darah
Tes darah yang dilakukan diambil dari vena pada lengan atau dari
jari tangan perifer. Pemeriksaan darah dilakukan untuk melihat kadar
5
F. Klasifikasi
Menurut Sugeng (2018) Ada berbagai jenis Leukimia, berdasarkan
seberapa cepat penyakit berkembang dan jenis sel abnormal yang dihasilkan.
Leukimia disebut Leukimia akut jika berkembang dengan cepat. Sejumlah
besar sel Leukimia terakumulasi sangat cepat di darah dan sum- sum tulang,
menyebabkan gejala seperti kelelahan, mudah memar, dan rentan terhadap
infeksi. Leukimia akut membutuhkan perawatan yang cepat dan agresif.
6
G. Manifestasi klinis
Menurut sugeng(2018) berikut manifestasi klinis dari leukimia:
7
H. Komplikasi
Menurut sugeng (2018) Leukimia berkaitan dengan penipisan sel
darah normal serta efek samping perawatan seperti yang dijelaskan pada
bagian sebelumnnya, misalnya sering infeksi, pendarahan, dan graft-versus-
host-disease (GVHD) pada penerima transplantasi sel induk. Kehilangan berat
badan dan anemia merupakan komplikasi leukimia yang membutuhkan
pengobatan lebih lanjut. Komplikasi dari setiap leukimia juga mencakup
perkembangan penyakit setelah remisi dicapai dengan pengobatan.
Komplikasi lain dari leukimia berhubungan dengan jenis spesifik
leukimia. Misalnya, pada 3% sampai 5% kasus leukimia limfoblastik kronis
(CLL), sel mengubah karakteristik dan berubah menjadi limfoma agresif
(dikenal sebagai transformasi Richter). Anemia hemolitik autoimun, dalam
tubuh menyerang dan menghancurkan sel darah merah, merupakan
komplikasi CLL lainnya. Orang dengan CLL juga lebih cenderung
mengembangkan kanker kedua dan kelainan darah lainnya dan kanker darah.
Sindroma lisis tumor adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh
cepatnya kematian sel kanker selama pengobatan akut. Hal ini dapat terjadi
pada hampir semua jenis kanker, dan ini terlihat dengan beberapa kasus
Leukimia, terutama bila sejumlah besar sel Leukimia hidup seperti
9
I. Penatalaksanaan
Menurut wong (2009) Terapi Leukimia meliputi pemakain agens
kemoterapeutik, dengan atau tanpa iradiasi kranial, dalam empat fase:
1. Induksi remisi
Hampir segera setelah diagnosis ditegakkan, terapi induksi dimulai
dan berlangsung selama 4 hingga 6 minggu. Obat- obatan utama yang
dipakai untuk induksi pada ALL adalah kortikosteroid (terutama
prednison), vinkristin dan L-asparaginase, dengan atau tanpa
doksorubisin. Terapi obat pada AML meliputi doksorubsin atau
daunorubisin (dounomisin) dan sitosin arabinosida: berbagai obat-obatan
lain mungkin digunakan.
Karena banyak di antara obat ini juga menyebabkan mielosupresi
unsur- unsur dara yang normal, periode waku yang terjadi segera sesudah
remisi merupakan periode yang sangat menentukan. Tubuh pasien tidak
lagi memiliki pertahanan dan sangat rentan terhadap infeksi dan
perdarahan spontan. Konsekuensinya, terapi suportif selama periode ini
sangat esensial.
2. Terapi profilaksis SSP.
Penangan SSP terdiri atas terapi profilakis melalui kemoterapi
intratekal dengan metotreksat, sitarbin, dan hidrokortison. Kadang-
10
A. Pengkajian
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
Nyeri tulang sering terjadi,lemah,nafsu makan menurun, demam (jika disertai
infeksi) juga disertai dengan sakit kepala.
3. Riwayat kesehatan sekarang
4. Riwayat kesehatan sebelumnya
5. Riwayat penyakit keluarga
Insiden LLA lebih tinggi berasal dari saudara kandung anak-anak yang
terserang terlebih pada kembar monozigot (identik)
6. Riwayat tumbuh kembang
Bagaimana pemberian ASI,adakah ketidaknormalan pada masa pertumbuhan
dan kelainan ataupun sering sakit-sakitan.
B. Pemeriksaan fisik
a. Kaji adanya tanda-tanda anemia
1) Pucat
2) Kelemahan
3) Sesak
4) Nafas cepat
b. Kaji adanya tanda-tanda leucopenia
1) Demam
2) Infeksi
c. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia
1) Ptechiae
2) Purpura
3) Perdarahan membrane mukosa
d. Kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medulola
13
14
1) Limfadenopati
2) Hepatomegali
3) Splenomegali
e. Kaji adanya
1) Hematuria
2) Hipertensi
3) Gagal ginjal
4) Inflamasi disekitar rectal
5) Nyeri
C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul,yaitu:
a. Resiko infeksi berhubungan dengan menurunnya system pertahanan
tubuh.
b. Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual dan
muntah
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia,malaise,
mual dan muntah,efek samping kemoterapi dan atau stomatitis
d. Perubahan proses keluarga b.d mempunyai anak yang menderita Leukimia
15
D. Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
1 Resiko 1. Leukosit normal 1.pantau suhu dengan teliti 1.Untuk mendeteksi kemungkinan infeksi
infeksi b.d (4500-13500/mm) 2. tempatkan anak dalam 2. untuk meminimalkan terpaparnya anak
menurunnya 2. Suhu normal (36,5- ruangan khusus 3. untuk meminimalkan pajanan pada
system 37,5 ⁰C) 3. Anjurkan semua organism infektif dari sumber infeksi.
pertahanan 3. Nadi normal (80- pengunjung dan staf rumah 4. Untuk mencegah kontaminasi
tubuh 90x/menit) sakit untuk menggunakan silang/menurunkan resiko infeksi.
teknik mencuci tangan 5. Untuk intervensi dini penanganan infeksi
dengan baik 6.menambah energy untuk penyembuhan
4. gunakan teknik aseptic dan regenerasi seluler.
yang cermat untuk semua 7.Diberikan sebagai profilaktik atau
prosedur invasive mengobati infeksi khusus.
5. Evaluasi keadaan anak
terhadap tempat-tempat
munculnya infeksi, seperti
tempat penusukan jarum,
ulserasi mukosa, dan masalah
gigi.
16
2. Resiko 1. Mual muntah 1. Berikan antiemetik awal 1.Untuk mencegah mual dan murah
tinggi berkurang sebelum dimulainnya 2.Untuk mencegah kajdian berulang
kekurangan 2. Turgor kulit >3 detik kemoterapi 3.Karena tidak ada obat antiemetik yang
volume 3. Pasien tidak terlihat 2. Berikan antiemetik secara secara umum berhasil
cairan b.d anemis teratur pada waktu dan 4.Bau yang menyengat dapat menimbulkan
mual dan program kemoterapi mual dan muntah
muntah. 3. Kaji respon anak terhadap 5.Karena jumlah jumlah kecil biasanya
antiemetik ditoleransi
4. Hindari memberikan 6.Untuk mempertahankan cairan yang ada
makan yang beraroma didalam tubuh
menyengat
5. Anjurkan makan dalam
porsi kecil tapi sering
17
A. Kesimpulan
B. Saran
Bagi para pembaca kami berharap agar tidak merasa puas dengan makalah
yang kami tulis ini sehingga menambah minat untuk mencari sumber lain karena
kami pun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini kami sadar masih
banyak sekali kekurangan. Kami mengharap saran dan kritik dari pembaca
sehingga nantinya dapat bermanfaat untuk kami dalam pembuatan makalah kami
berikutnya.
21
DAFTAR PUSTAKA
Society, American Cancer. (2012). Kanker fakta & Angka 2011. Atlanta: American
Cancer Society, Inc.
waluyo, K. o. (2014). Hubungan fase kemoterapi dengan status gizi anak Leukimia.
1.
22