Anda di halaman 1dari 17

PENCEGAHAN KOMPLIKASI DIABETES MELITUS

MELALUI PEMBERDAYAAN KELUARGA

Oleh : DEFFY ALLIF UMAMI HUDA


Pembimbing : Adin Muafiro SST, M.Kes

KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI D IV KEPERAWATAN GAWAT DARURAT SURABAYA
LEMBAR PENGESAHAN
ARTIKEL
PENCEGAHAN KOMPLIKASI DIABETES MELITUS
MELALUI PEMBERDAYAAN KELUARGA

Surabaya,..........................
MENYETUJUI

Kepala Prodi Pembimbing


D IV Keperawatan Gawat Darurat

Dwi Adji Norontoko S.Kep Ns. Adin Muafiro SST. M.Kes


M.Kep NIP. 19701217 199403 2 002
NIP. 19630917 199003 1 002

Ketua Jurusan Keperawatan


Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya

Mohammad Najib, S.Kp., M.Sc.


NIP. 19502221990031001
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Depan


Halaman Pengesahan
Daftar
Isi............................................................................................
...................................i
Ringkasan................................................................................
.............................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang ..............................................................................................
.................1
1.2 Tujuan ..............................................................................................
..............................1
1.3 Manfaat ...........................................................................................
...............................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Diabetes
Melitus................................................................................................3
2.1.1 Pengertian Diabetes
Melitus....................................................................................3
2.1.2 Tanda dan Gejala Diabetes
Mellitus........................................................................3
2.1.3 Komplikasi
Diabetes..............................................................................................3
2.2 Konsep
Keluarga.....................................................................................................
.......4
2.2.1 Pengertian
Keluarga...........................................................................................4
2.2.2 Fungsi
Keluarga.....................................................................................
............4
2.3 Peran Keluarga dalam Pencegahan Komplikasi Diabetes
Melitus................................5
2.4 Program Manajemen
Diabetes.......................................................................................6

BAB III KESIMPULAN & REKOMENDASI

3.1 Kesimpulan dan


Rekomendasi.......................................................................................9

i
Daftar
Pustaka....................................................................................
...............................10

i
RINGKASAN

Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang ditandai


oleh kadar gula darah yang tinggi dan gangguan metabolisme pada
umumnya, yang pada perjalanannya apabila tidak dikendalikan
dengan baik maka akan menimbulkan berbagai macam komplikasi,
baik yang akut maupun yang menahun. Penyakit ini dapat
meninmbulkan berbagai macam gejala seperti pusing, berat badan
menurun, sering kencing, kehausan dan gejala klinis lainnya.
Data terbaru di tahun 2015 yang ditunjukkan oleh Perkumpualn
Endokrinologi ( PERKENI) menyatakan bahwa jumlah penderita
diabetes di Indonesia telah mencapai 9,1 Juta orang. Peningkatan
penderita diabetes terus menjadi jadi. Tidak hanya peningkatan
jumlah penderita melainkan peningkatan komplikasi yang timbul
pada pasien diabetes.
Mengingat bahwa diabetes melitus merupakan penyakit yang
memiliki komplikasi / menjadi penyebab terjadinya penyakit lain
misalnya mempengaruhi berbagai organ tubuh seperti ginjal, mata,
pembuluh darah kaki dan lain lain dan adanya peningkatan
penderita diabetes yang terus meningkat setiap tahunnya, maka
pemahaman mengenai diabetes melitus harus terus digalakkan,
tidak hanya bagi penderita melainkan bagi keluarga.
Pada dasarnya pendekatan yang dapat dilakukan dalam
pelaksanaan pasien diabetes ada dua, yang pertama adalah
pendekatan tanpa menggunakan obat dan yang kedua adalah
pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan obat. Dalam hal
ini penatalaksanaan pasien diabetes tidak hanya dibebankan pada
tenaga medis, melainkan keluarga, hal ini dikarenakan keluarga
yang mendampingi penderita setiap harinya.
Program yang disusulkan adalah mamanjemen 5 pilar kesehatan,
lima pilar kesehatan yakni:1. Diet, 2.olahraga, 3. Edukasi, 4.obat, 5.
Pemeriksaan gula darah secara teratur. Dalam hal ini, keluarga
memegang peranan penting dalam penatalaksanaan untuk
mencegah terjadinya komplikasi penyakit diabetes mellitus.

ii
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang ditandai


oleh kadar gula darah yang tinggi dan gangguan metabolisme pada
umumnya, yang pada perjalanannya apabila tidak dikendalikan
dengan baik maka akan menimbulkan berbagai macam komplikasi,
baik yang akut maupun yang menahun. ( Padoli,dkk 2013)

Estimasi Terakhir IDF bahwa terdapat 382 juta orang yang hidup
dengan diabetes di dunia pada tahun 2013, dan pada tahun 2025,
jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat menjadi 592 juta
orang. Diperkirakan dari 382 juta orang tersebut, 175 Juta di
antaranya belum terdiagnosis, sehingga terancam berkembang
progresif menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa pencegahan.

Mengingat bahwa diabetes melitus merupakan penyakit yang


memiliki komplikasi / menjadi penyebab terjadinya penyakit lain
misalnya mempengaruhi berbagai organ tubuh seperti ginjal, mata,
pembuluh darah kaki dan lain lain maka pemahaman mengenai
diabetes melitus harus terus digalakkan, tidak hanya bagi penderita
melainkan bagi keluarga.

Diabetes melitus juga merupakan penyakit seumur hidup, oleh


karenanya diperlukan pengawasan dan pemantauan ketat pada
pasien diabetes, dalam hal ini segala penatalaksanaan pada pasien
diabetes tidak hanya dibebankan pada tenaga kesehatan saja,
melainkan keluarga sebagai pemegang peranan penting dalam
pemantauan setiap harinya. Jika tidak dilakukan pengawasan dan
pemantauan pada penderita diabetes, ditakutkan terjadinya
komplikasi yang tidak diinginkan.

Keluarga merupakan system pendukung utama yang memberi


perawatan langsung pada setiap keadaan sehat dan sakit pasien
keluarga mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah akan
dapat menekan perilaku maladaptive (pencegahan sekunder) dan
memulihkan perilaku adaptif (pencegahan tertier) sehingga derajat
kesehatan pasien dan keluarga dapat ditingkatkan secara optimal
( dikutip dari Putri, dkk, 2013)

1.2 Tujuan

1
1.Memberikan pemahaman kepada keluarga tentang pentingnya menghindari dampak
buruk dari penyakit diabetes mellitus
2. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam penatalaksanaan terhadap penyakit
diabetes mellitus
3. Menumbuhkan motivasi kepada keluarga untuk selalu menjaga anggota keluarganya
dari bahaya penyakit diabetes mellitus
4. meningkatkan peran keluarga untuk ikut serta dalam pencegahan, penatalaksanaan,
pengawasan dan pemantauan dalam menghindari kejadian penyakit diabetes melitus
1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Penulis


Merupakan suatu pengalaman yang sanat berharga untuk
menambah wawasan dan menerapkan ilmu yang diperoleh,
serta menambah pengetahuan dan pengalaman.

1.3.2 Bagi perkembangan Ilmu Keperawatan


Dapat memberikan masukan dalam mengembangkan dan
menerapkan konsep teori tentang penyakit diabetes melitus

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diabetes Melitus

2.1.1 Pengertian Diabetes Melitus

Diabetes Mellitus adalah gangguan metabolisme yang secara


genetis dan klinis termasuk heterogen dan manifestasi berupa
hilangnya toleransi karbohidrat. Jika telah berkembang penuh
secara klinis, maka diabetes mellitus ditandai dengan
hiperglikemia puasa dan postprandial, aterosklerotik dan penyakit
vaskular mikroangiopati, dan neuropati (Dikutip dari syilviaA.
Price, 2005: 1260)

Diabetes melitus merupakan penyakit menahun yang ditandai


oleh kadar gula darah yang tinggi dan gangguan metabolisme
pada umumnya, yang pada perjalanannya apabila tidak
dikendalikan dengan baik maka akan menimbulkan berbagai
macam komplikasi, baik yang akut maupun yang menahun.
( Padoli,dkk 2013)

2.1.2 Tanda dan Gejala Diabetes Mellitus


a. Poliuri ( banyak kencing)
Hal ini dikarenakan kadar gula darah yang meningkat
sehingga melampaui daya serap ginjal.
b. Polidipsi ( banyak minum)
Hal ini dikarenakan penderita terlalu banyak kehilangan
cairan sehingga penderita merasa haus untuk mengimbangi
cairan tubuh yang keluar.
c. Polipagi (banyak makan)
Hal ini dikarenakan glukosa darah tidak sampai ke sel tubuh
sehingga penderita merasa lapar terus menerus, walaupun
penderita makan sebanyak mungkin, tetap saja gula darah
hanya sampai pada pembuluh darah bukan sel.

3
d. Berat badan menurun, lemah
Hal ini karena tubuh kehabisan glikogen yang telah dilebur
menjadi glukosa, maka tubuh berusaha berusaha mendapatkan
peleburan zat dari bagian lain yakni lemak dan protein, karena
tubuh terus merasakan lapar, maka tubuh selanjutnya akan
memecah cadangan makanan yang ada di tubuh termasuk
yang berada di jaringan otot dan lemak, sehingga klien dengan
DM meskipun banyak makan akan tetap kurus.
e. Mata Kabur
f. Kesemutan

2.1.3 Komplikasi Diabetes


Secara garis besar, Komplikasi diabetes dibagi menjadi dua
yakni Komplikasi akut dan Komplikasi Kronik.
a. Komplikasi akut diabetes antara lain :
1. Koma hipoglikemia
Koma hipoglikemia terjadi karena pemakaian obat obat
diabetik baik dari suntik maupun tablet yang melebihi dosis
yang dianjurkan sehingga terjadi penurunan glukosa dalam
darah, salah satu gejala yang tampak antara lain tiba tiba
pusing, muncul keringat dingin.
2. Diabetik Ketoasidosis
Diabetik ketoasidosis disebabkan oleh tidak adanya insulin atau
tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata
3. Koma Hiperosmolar NonKetotik (KHHN)
Koma ini terjadi karena adanya penurunan Komposisi cairan
intra sel dan ekstra sel karena banyak diekskresi lewar urine
Komplikasi Kronis Diabetes antara lain yakni :
1. Retinopati
Penderita diabetes melitus akan mengalami gejala gangguan
penglihataan bahkan bisa sampai kebutaan, keluhan
penglihatan kabur tidak selalu disebabkan oleh neuropati
2. Neuropati
Diabetes dapat mempengaruhi saraf saraf perifer, sistem saraf
otonom medulla spinalis atau sistem saraf pusat
3. Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan perubahan
mikrovaskuler adalah perubahan pada struktural dan fungsi
ginjal. Bila kadar glukosa dalam darah meningkat maka
mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stress yang akan
menyebabkan kebocoran protein darah dalam urine.

2.2 Konsep Keluarga

2.2.1 Pengertian Keluarga

4
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental emosional serta sosial dari tiap
anggota keluarga ( Duvall dan Logan, 1986)

2.2.2 Fungsi Keluarga


Ada 5 Fungsi keluarga pada umumnya yakni :
a. Fungsi Biologis
b. Fungsi Psikologis
c. Fungsi Sosial
d. Fungsi Budaya
e. Fungsi Pendidikan

2.3 Peran Keluarga dalam Pencegahan Komplikasi Diabetes


Melitus

Keluarga merupakan system pendukung utama yang memberi


perawatan langsung pada setiap keadaan sehat dan sakit pasien.
Keluarga mempunyai kemampuan untuk mengatasi masalah akan
dapat menekan perilaku maladaptive (pencegahan sekunder) dan
memulihkan perilaku adaptif (pencegahan tertier) sehingga
derajat kesehatan pasien dan keluarga dapat ditingkatkan secara
optimal ( dikutip dari Putri, dkk, 2013)

Diabetes Mellitus bisa disebut dengan the silent killer karena


penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan
berbagai macam keluhan. Penyakit yang akan ditimbulkan antara lain
gangguan penglihatan mata, katarak, penyakit jantung, sakit ginjal,
impotensi seksual, luka sulit sembuh dan membusuk/gangren, infeksi
paru-paru, gangguan pembuluh darah, stroke dan sebagainya

Pada dasarnya pendekatan yang dapat dilakukan dalam


pelaksanaan pasien diabetes ada dua, yang pertama adalah
pendekatan tanpa menggunakan obat dan yang kedua adalah
pendekatan yang dilakukan dengan menggunakan obat, seperti
yang kita ketahui, prioritas utama dalam penatalaksanan pasien
diabetes adalah tanpa menggunakan obat, hal ini dapat dilakukan
dengan mengunakan pengaturan diet dan olah raga secara
teratur Apabila dengan langkah pertama ini tujuan
penatalaksanaan belum tercapai, maka dapat dikombinasikan

5
dengan langkah farmakologis berupa terapi insulin atau terapi
obat hipoglikemik oral, atau kombinasi keduanya.

Bersamaan dengan itu, apa pun langkah pelaksanaan yang


akan diambil, tidak akan terlepas dari support system keluarga,
disini dukungan keluarga mempunyai peran penting dalam
kesembuhan pasien diabetes, kita ambil salah satu contoh bahwa
diabetes yang tidak terkontrol akan menyebabkan komplikasi akut
dan kronis. Tidak jarang, penderita DM yang sudah parah
menjalani amputasi anggota tubuh karena terjadi pembusukan
(Depkes,2005) dan komplikasi yang sering muncul antara lain
yakni Hipoglikemia. Serangan hipoglikemia pada penderita
diabetes umumnya terjadi apabila penderita:
1. Lupa atau sengaja meninggalkan makan (pagi, siang atau
malam)
2. Makan terlalu sedikit, lebih sedikit dari yang disarankan oleh
dokter atau ahli gizi
3. Berolah raga terlalu berat
4. Mengkonsumsi obat antidiabetes dalam dosis lebih besar
dari pada seharusnya
5. Minum alcohol
6. Stress
7. Mengkonsumsi obat-obatan lain yang dapat meningkatkan
risiko hipoglikemia
Penyebab diatas dapat diminimalisir apabila terdapat
dukungan keluarga,
Meiner (2011) menyatakan bahwa sehat dan sakit
dipengaruhi oleh budaya, keluarga, sosial ekonomi dan
lingkungan. Pengaruh keluarga terhadap sehat dan
sakitmberkaitan dengan peran dan fungsi keluarga. Keluarga
memainkan peran yang sangat signifikan terhadap kehidupan
keluarga yang lain terutama status sehat sakit.
Peran keluarga disini tidak hanya sebagai sistem pendukung
melainkan berperan sebagai pengawas, pengontrol dan juga
pelaksana, pengawas, misalnya, pengawasan dalam jadwal
meminum obat, pengontrol misalnya sebagai pengontorol dalam
manajemen diet pasien, dan sebagai pelaksana dalam arti
melaksanakan semua peran keluarga yang dapat mempengaruhi
kesembuhan pasien. Dalam menciptakan peran keluarga yang
baik, tidak akan terlepas dari peran para praktisi kesehatan, baik
dokter, perawat, apoteker, ahli gizi, maupun tenaga medis
lainnya. Mengenai hal ini, pemahaman lebih lanjut sangat
dibutuhkan dalam membina pola pikir keluarga, tidak banyak
keluarga yang mengetahui bahwa keluarga mempunyai peranan

6
penting dalam kesembuhan pasien, hal ini juga selaras dengan
pernyataan WDD (Word diabetes day) yang diperingati sejak
tahun 1991.bahwa pada tahun 2014 yang menandai tahun
pertama dari tiga tahun (2004-2016) yang akan berfokus pada
tema Healthy Living and Diabetes dengan slogan Diabetes:
Protect our futur dan pesan Kunci : Make healthy food the easy
choise, healthy eating make the right choise, healthy eating
begins with breakfast. Salah satu Pemegang peranan penting
adalah keluarga,

2.4 Program Manajemen Diabetes

Sehubungan dengan Data terbaru di tahun 2015 yang


ditunjukkan oleh Perkumpuln Endokrinologi ( PERKENI)
emnyatakan bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia telah
mencapai 9,1 Juta orang. Tidak hanya peningkatan penderita
namun juga peningkatan komplikasi yang timbul karena penyakit
diabetes. Dikarenakan adanya Peningkatan penderita diabetes
terus menjadi jadi, maka terdapat program yang diusulkan
yakni : Manajemen 5 pilar kesehatan.
Ada 5 hal terpenting agar penderita diabetes dapat hidup sehat
dan tidak terjadi komplikasi lima hal tersebut yang dinamai
manajemen 5 pilar kesehatan, 5 pilar tersebut adalah :
1. DIET
2. OLAHRAGA
3. EDUKASI
4. OBAT
5. PEMERIKSAAN GULA DARAH

Lima pilar tersebut berkesinambungan satu sama lain, kelima


pilar tersebut harus dijalankan dengan seimbang satu sama lain.
Dalam pelaksanaan kelima pilar tersebut ,keluarga memegang
peranan yang cukup penting Mari kita telaah satu persatu dari
kelima pilar tersebut.
1. DIET ( Pengaturan makan)
Diet yang digunakan pada diabetisi biasanya diatur
berdasarkan 3J yakni : jumlah, jenis dan jadwal
a. Jumlah
Dalam hal ini jumlah adalah kebutuhan kalori setiap hari,
cara menghitung kebutuhan kalori adalah :
BB IDEAL = (TB (cm) 100 ) 10%
Status Gizi = ( BB aktual : BB ideal ) x 100 %
Jumlah Kebutuhan Kalori per hari =
b. Kebutuhan Kalori basal = BB ideal x 30
c. Kebutuhan untuk ativitas ditambah 20 %

7
d. Jenis
- Karbohidrat
Kebutuhan Karbohidrat yang dibutuhkan adalah 45 60 % x
jumlah kalori dalam sehari
- Protein
Kebutuhan Protein yang dibutuhkan adalah 10 20 % x
jumlah total kalori dalam sehari
- Lemak
Kebutuhan Lemak yang dibutuhkan adalah 25 % x jumlah
total kalori dalam sehari
e. Jadwal
Jadwal makan pada pasien diabetes adalah makan pagi,
makan siang dan makan malam. Cara memilih makanan
pengganti harus disesuaikan dengan jumlah kalori dan
kebutuhan jenis makanan yang dibutuhkan setiap harinya.

Dalam hal ini peranan keluarga sangatlah penting, keluarga


berpengaruh terhadap pengaturan makan, bisa menjadi
pengawas bahkan ikut menghitung pemasukan setiap
harinya, hal yang dapat dilakukan keluarga dalam
mengawasi diet adalah tidak hanya dengan mencatat kadar
gula darah, melainkan mencatat makanan yang dimakan
oleh diabetisi. Sehingga jika saat pengecekan ditemukan
kadar gula darah yang tinggi dapat diketahui makanan apa
yang sekiranya dapat meningkatkan gula darah sehingga
tidak diulangi lagi.

2. OLAHRAGA
Olahraga atau latihan jasmani juga merupakan pilar kedua
yang sangat penting, namun tetap harus memenuhi prinsip
latihan fisik pada umumnya yakni :
a. Frekuensi ( perminggu 3-5 x )
b. Intensitas (60 70 % max heart rate) rumus = 220 umur
Contoh : usia diabetisi 55 tahun, maka( 220 55) x 60 %=
99
(220-55) x 70 % =115 jadi diabetisi ini dapat berolahraga
dengan denyut nadi berkisar 99-115
c. Durasi ( 30 60 menit)
d. Jenis ( bisa dilakukan jogging, bersepeda, berenang)

3. EDUKASI
Edukasi adalah pendidikan dan latihan mengenai
pengetahuan dan ketrampilan dalam pengelolaan yang
diberikan pada setiap penderita diabetes. Tujuan dari edukasi
adalah terjadinya perubahan perilaku, pemahaman klien

8
akan memudahkan dalam menjalankan kelima pilar tersebut.
Edukasi tidak hanya diberikan kepada penderita, melainkan
kepada keluarga sehingga terdapat ke antusiasan untuk
menjalankan ke Lima Pilar kesehatan tersebut.

4. OBAT
Dalam hal ini, pengaturan makan, olahraga dan edukasi
tidak merupakan satu satunya hal yang harus dipenuhi, ada
hal lain yakni obat, obat obatan pada diabetes terbagi
menjadi dua yakni obat oral dan obat suntikan, disinilah
peran keluarga juga penting, banyak penderita yang
menyepelehkan dan tidak telaten mengonsumsi obat obatan
keluarga berperan sebagai pengawas minum/ menyuntik
obat. Namun ingat, obat yang diberikan harus sesuai dengan
advis yang diberikan oleh dokter dan tidak sembarangan.

5. Pemeriksaan Gula Darah secara teratur


Pada penderita diabetes diperlukan adanya pemeriksaan
gula darah secara teratur, hal ini sebagai deteksi dan
pencegahan dini terhadap peningkatan dan penurunan kadar
glukosa darah, keluarga sebagai pemantau.

Kelima pilar ini berhubungan antara yang satu dengan yang


lainnya, bila salah satu tidak dijalankan tidak akan sempurna
penatalaksaan diabetes.

BAB III

KESIMPULAN & REKOMENDASI


9
Program yang diusulkan dalam penatalaksnaaan
diabetes adalah Manajemen 5 pilar kesehatan, manajemen 5
pilar kesehatan ini tidak dapat dibebankan pada tenaga
medis saja, melainkan pemegang peranan penting dalam
penatalaksanaan ini yaitu keluarga, teknik yang dapat
dilakukan adalah pemantauan dan pengawasann

DAFTAR PUSTAKA

10
Sylvia A, Priece, dan Lorraine M.Wilson. 2005. Patofisiologi
Konsep Klinis Proses Proes Penyakit. EGC : Jakarta

Padoli, dkk. 2013 . Pengenalan Faktor Risiko Diabetes type 2


dalam meningkatkan derajat kesehatan warga VII
kelurahan Claket Mojokerto

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus pengelolaan


dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia
2011. hlm.4-10, 15-29

11

Anda mungkin juga menyukai