Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN MAKALAH KELOMPOK

“KONSEP PENYAKIT DAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MASALAH


KESEHATAN YANG LAZIM DI INDONESIA (DIABETES MELITUS)”

Dosen Pembimbing :

Ns.Abdurrahman Hamid, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Disusun Oleh :

Kelompok 4B :
Fajri Afdholi (19031044)
Zulkhairina Ummil Husna (19031047)
Syafira Intantry (19031054)
Ellyza Misra Laili (19031059)
Novika Suhatri (19031065)
M.Ramadani (19031076)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


UNIVERSITAS HANG TUAH PEKANBARU
2022
KATA PENGANTAR

Assallamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Keperawatan Komunitas .
Di dalam makalah ini kami akan membahas tentang “Konsep Penyakit dan Asuhan Keperawatan
Dengan Masalah Kesehatan yang LAzim di Indonesia (Diabetes Melitus)”. Dan kami ucapkan
terima kasih kepada pihak-pihak yang telah ikut serta dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami juga mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penulisan dari penyampaian
informasi nantinya. Kami juga mengharapkan kritikan dan saran kepada rekan-rekan semua agar
terciptanya komunikasi yang baik dalam makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pekanbaru, 15 Juni 2022

Kelompok 4B

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................................................................1


1.2 Tujuan Penulisan...................................................................................................................2
1.3 Manfaat Penulisan.................................................................................................................2

BAB II LANDASAN TEORI...................................................................................................3

2.1 Definisi Diabetes Melitus......................................................................................................3

2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus.................................................................................................3

2.3 Etiologi Diabetes Melitus......................................................................................................3

2.4 Patofisiologi Diabetes Melitus..............................................................................................4

2.5 Penatalaksanaan Diabetes Melitus........................................................................................6

2.6 Peran Keluarga......................................................................................................................7

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................................8

3.1 Kasus.....................................................................................................................................8

3.2 Pengkajian.............................................................................................................................8

3.3 Analisa Data........................................................................................................................15

3.4 Diagnosa Keperawatan........................................................................................................16

3.5 Intervensi Keperawatan.......................................................................................................17

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................22

4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling bergantung. (Dep Kes, 1988 dalam Ali 2010). Keluarga dijadikan sebagai unit
pelayanan karena masalah kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi
antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula keluarga-keluarga disekitarnya
atau masyarakat secara keseluruhan (Kemenkes, 2013).Salah satu masalah yang dapat
mempengaruhi kesehatan keluarga keluarga adalah diabetes mellitus.
Diabetes Mellitus merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat menurunkan
produktivitas SDM. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis progresif yang ditandai
dengan ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein, mengarah ke hiperglikemia (Black & Hawks, 2014). Salah satu penyebab Diabetes
Mellitus yaitu pola makan yang tidak sehat, seperti makanan yang banyak mengandung kadar
gula yang tinggi sehingga dapat mengakibatkan meningkatnya kadar gula darah. Gaya hidup
yang tidak baik dapat menjadi pemicu Diabetes Mellitus seperti jarang berolahraga,
merokok, dan minum-minuman beralkohol. Untuk dapat menanggulangi masalah tersebut
dapat dilakukan dengan memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif dimana
perawat mempunyai peranan penting dalam pemberian asuhan keperawatan yaitu pada aspek
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Peran promotif dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan pendidikan kesehatan
tentang cara mencegah terjadinya Diabetes Mellitus dengan mengatur pola makan, olahraga
yang cukup, istirahat yang cukup, dan kontrol kadar gula darah secara berkala. Peran
preventif dilakukan dengan memberikan informasi kepada keluarga tentang makanan dan
minuman yang dapat meningkatkan kadar gula dalam darah. Peran kuratif dengan
mengajarkan keluarga cara membuat obat tradisional yang salah satunya dengan meminum
air rebusan daun salam dan berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat terapi
Diabetes Mellitus guna menurunkan kadar gula dalam darah. Peran rehabilitatif dengan
menganjurkan kepada keluarga agar dapat mengontrol kadar gula secara teratur, menjaga

1
lingkungan yang aman seperti menjaga lingkungan yang aman seperti tidak ada benda tajam
di lantai, keluar rumah memakai alas kaki, menjaga berat badan agar tidak obesitas dan
berolahraga secara teratur serta pengaturan pola makan.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Dapat mengetahui bagaimana konsep penyakit Diabetes Mellitus dan bagaimana asuhan
keperawatan keluarga dengan masalah Diabetes Mellitus.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui bagaimana konsep penyakit Diabetes Mellitus
2. Mengetahui bagaimana peran keluarga terhadap kasus Diabetes Mellitus pada keluarga
3. Mengetahui bagaimana konsep asuhan keperawatan pada keluarga dengan Diabetes
Mellitus

1.3 Manfaat
1. Dapat menguasai konsep penyakit Diabetes Mellitus
2. Dapat mengetahui bagaimana peran keluarga terhadap kasus Diabetes Mellitus pada
keluarga
3. Dapat mengetahui bagaimana asuhan keperawatan Diabetes Mellitus pada keluarga

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Diabetes Melitus

Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang tidak menular yang
membutuhkan perawatan medis yang lebih lanjut untuk pasien sehingga dibutuhkan pengelolaan
diri, pendidikan serta dukungan untuk mencegah komplikasi akut yang muncul dan untuk
mengurangi resiko komplikasi jangka panjang (ADA, 2012).

Diabetes Melitus (DM) adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar gukosa darah atau hiperglikemia. Pada DM kemampuan tubuh untuk bereaksi
terhadap insulin dapat menurun atau pancreas dapat menghentikan sama sekali proses produksi
insulin (Wijaya & Putri, 2013).

2.2 Klasifikasi Diabetes Melitus

a. Diabetes melitus tipe I (Insulin Dependent Diabetes Melitus/ IDDM)


b. Diabetes melitus Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus /NIDDM)

c. Diabetes melitus Malnutrisi

d. Diabetes melitus yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom lainnya

e. Diabetes melitus gestasional (gestational diabetes mellitus {GDM}) (Wijaya & Putri,
2013).
2.3 Etiologi Diabetes Melitus

a. DM tipe I (Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM)

1) Faktor genetic/ herediter

2) Peningkatan kerentanan sel-sel beta dan perkembangan antibody autoimun terhadap


penghancuran sel-sel beta.

3
3) Faktor infeksi virus

4) Infeksi virus coxsakie pada individu yang peka secara genetik.

5) Faktor imunologi

6) Respon autoimun abnormal menyebabkan antibody menyerang jaringan normal yang


dianggap sebagai jaringan asing (Wijaya & Putri, 2013)

b. DM tipe II (No Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM)

1) Obesitas: obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target diseluruh tubuh
yang menyebabkan insulin yang tersedia menjadi kurang efektif dalam meningkatkan
efek metabolic.

2) Usia : diabetes mellitus tipe II ini cenderung meningkat usia 65 tahun

3) Riwayat keluarga

4) Kelompok etnik (di Amerika Serikat, golongan Hispank serta penduduk asli Amerika
tertentu kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya diabetes tipe II dibandingkan
dengan golongan Afro-Amerika.

c. DM Malnutrisi
Diabetes mellitus ini terjadi karena kurangnya protein kronik yang menyebabkan
hipofungsi pancreas (Wijaya & Putri, 2013).

2.4 Patofisiologi Diabetes Melitus

Patofisiologi dari diabetes melitus menurut Brunner & Suddarth (2005) adalah sebagai
berikut:
a. Diabetes Melitus tipe I
Pada diabetes mellitus tipe II terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena
sel- sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiprglikemia puasa terjadi akibat
produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati. Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan

4
tidakdalam darah dapat disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan
menimbulkan hiperglikemia postprandial (sudah makan). Ketika konsentrasi glukosa dalam
darah terjadi cukup tinggi, ginjal tidak dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring
keluar, akibatnya glukosa tersebut muncul dalam urin (Glukosuria).
Apabila glukosa yang berlebih dieksresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai
pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini disebut dengan diuresis osmotic.
Sebagai akibat dari kehilangan cairan yang berlebih, pasien akan mengalami peningkatan dalam
berkemih (polyuria) dan rasa haus (polidipsia).
Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak yang menyebabkan
penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan (polifagia) akibat
menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan. Proses ini
akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut turut menimbulkan hiperglikemia. Disamping itu
akan terjadi pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang mengganggu keseimbangan
asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan. Ketoasidosis diabetik yang diakibatkannya dapat
menyebabkan tanda dan gejala seperti nyeri abdominal, mual, muntah, hiperventilasi, napas
berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan perubahan kesadaran, koma bahkan
kematian.

b. Diabetes melitus tipe II


Pada Diabetes tipe II terdapat dua masalah yang berhubungan dengan insulin, yaitu
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor
khusus pada permukaan sel. Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi
suatu rangkaian reaksi dalam metabolisme glukosa didalam sel. Resistensi insulin pada diabetes
tipe II disetai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan demikian insulin menjadi tidak
efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.
Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif maka awitan diabetes
tipe II dapat berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering
bersifat ringan dan dapat mencakup kelelahan, iritabilitas, kabur (jika kadar glukosanya sangat
tinggi). Penyakit Diabetes membuat gangguan/ komplikasi melalui kerusakan pada pembuluh
darah di seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua
yaitu gangguan pada pembuluh darah besar (makrovaskular) disebut makroangiopati dan pada
pembuluh darah halus (mikrovaskuler) disebut mikroangiopati.

5
Ada tiga problem utama yang terjadi bila kekurangan atau tanpa insulin:
1. Penurunan penggunaan glukosa

2. Peningkatan mobilisasi lemak

3. Peningkatan pengunaan protein (Wijaya & Putri, 2013).


2.5 Penatalaksanaan Diabetes Melitus
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup penderita
diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi:
a. Tujuan jangka pendek: untuk menghilangkan keluhan dan gejala DM, mempertahankan
rasa nyaman dan tercapainya target pengendalian glukosa darah.
b. Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyulit
mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati.
c. Tujuan akhir: turunnya mordibitas dan mortalitas DM.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah, tekanan darah,
berat badan dan profil lipid melalui pengelolaan pasien secara holistic dengan mengajarkan
perawatan (Ambarwati, 2012).
Penatalaksanaan DM dapat dilakukan dengan pengelolaan farmakologis dan
nonfarmakologis. Langkah pertama yang harus dilakukan dalam pengelolaan DM adalah
pengelolaan nonfarmakologis berupa perencanaan makan dan latihan jasmani. Apabila dengan
cara ini sasaran pengendalian kadar glukosa darah belum tercapai, maka dapat dilanjutkan
dengan pengelolaan farmakologis dengan penggunaan obat (Waspadji, 2009; Siswanti &
Kulsum, 2019).
Terdapat lima pilar penatalaksanaan Diabetes Mellitus yaitu edukasi, terapi gizi medik,
latihan fisik, terapi farmakologis dan monitoring keton serta gula darah (Prihati, 2014).
a. Edukasi: meliputi pencegahan primer yaitu edukasi yang ditujukan untuk kelompok
resiko tinggi, pencegahan sekunder yaitu edukasi yang ditujukan untuk pasien baru dan
pencegahan tersier yaitu edukasi yang ditujukan pada pasien tingkat lanjut.
b. Terapi gizi medik: dilakukan untuk memenuhi kebutuhn energi pada pasien diabetes
melitus serta mencapai dan memelihara berat badan yang stabil.
c. Latihan fisik: dapat menurunkan kadar glukosa darah yakni dengan meningkatkan
pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin.

6
d. Terapi farmakologis: pada pasien DM tipe I diperlukan suntik insulin setiap hari,
sedangkan pada pasien DM tipe II memerlukan obat antidiabetes secara oral atau tablet.
e. Monitor level gula darah: dapat mencegah dan mendeteksi kemungkinan terjadinya
hipoglikemia dan hiperglikemia dan pasien dapat melakukan keempat pilar diatas untuk
menurunkan resiko komplikasi dari diabetes mellitus (American Diabetes Association,
2012).
2.6 Peran Keluarga
Peningkatan kepatuhan pasien DM sangat dipengaruhi oleh adanya peran keluarga,
orang-orang terdekat dan lingkungan sekitar. Peran keluarga menjadi sangat penting untuk
pasien DM, karena penyakit DM merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan
membutuhkan pengelolaan seumur hidup dalam mengontrol kadar gula darah agar
meminimalkan komplikasi penyakit DM dan dapat meningkatkan kualitas hidup penderita
(Arisman, 2013).
Kendala utama pada penanganan pasien DM adalah kejenuhan pasien dalam kepatuhan
dalam program pengobatan DM, sehingga diperlukan peran keluarga dalam memberikan
dukungan keluarga dalam menjalankan program pengobatan DM. Hal ini sesuai dengan hasil
penelitian Arifin., et al., (2015) yang mengungkapkan bahwa ada hubungan signifikan antara
dukungan keluarga dengan kepatuhan diet DM Tipe 2 di Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten. Hal yang sama juga disampaikan oleh Hasil penelitian Hasbi
(2012) mengungkapkan bahwa faktor yang paling mempengaruhi penderita DM di Puskesmas
Praya, Lombok Tengah dalam melakukan olahraga adalah dukungan keluarga.
Bentuk peran keluarga untuk memberikan dukungan terhadap pasien DM ditunjukkan
dengan kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarganya. Kemampuan keluarga yang
dipakai menurut teori Bloom yaitu kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor (Nasution,
2008).

7
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 KASUS
Di Kecamatan Rejosari, dilakukan pengkajian kepada keluarga TN. AM, TN. AM
berumur 62 tahun yang mana beranggotakan TN. AM sebagai kepala keluarga. Istri Tn.
AM yaitu NY. MA yang berumur 58 tahun dan memiliki 4 orang anak yang sudah
menikah dan hidup sendiri. Pendidikan terakhir TN. AM adalah SMP, merupakan
seorang supir dan istrinya bekerja sebagai ibu rumah tangga.
Keluarga TN. AM adalah type keluarga usia pertengahan. TN. AM mengatakan
bahwa saat ini ia sedang mengalami sakit DM dan sementara menjalani pengobatan 8
bulan, keluarga TN.AM mengatakan belum mengetahui sedikit pun apa itu penyakit DM
dan TN. AM mengeluh sering mengalami sakit kepala dan kedua telapak kakinya sering
merasa kesemutan.

3.2 PENGKAJIAN
A. KOMPOSISI ANGGOTA KELUARGA
1. Komposisi Anggota keluarga

Nama J Hu Umur Pddk Status Imunisasi Ket


K bDg n BC DPT POLIO Hepatit Camp
n G is ak
KK
TN. L KK 62 th SMP Lupa Dm
AM
NY. P Istri 58 th SMP Lupa -
MA
2. Genoram

8
Penjelasan genogram keluarga TN. AM.

Saat ini pengkajian keluarga TN. AM mengatakan ibu dari TN. AM masih hidup
dan mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan dari kedua orang tuanya.
TN. AM memiliki 1 saudara laki-laki, NY. MA mengatakan ibunya masih hidup
dan NY. MA mengatakan tidak ada riwayat penyakit keturunan dari kedua orang
tuanya. NY. MA memiliki 1 saudara laki-laki dan 1 saudara perempuan. TN. AM
dan NY. MA dikaruniai 3 anak perempuan dan 1 anak laki-laki yang sudah
berkeluarga.

3. Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. AM adalah keluarga inti karena terdiri dari suami, istri dan
anak. Dalam hal ini Tn. AM berperan sebagai kepala keluarga.
4. Suku bangsa
Suku bangsa keluarga, Tn. AM adalah melayu, bahasa yang digunakan untuk
berbicara sehari-hari dalam keluarga adalah bahasa melayu, dan tidak ada
peraturan atau kebiasaan khusus yang dipengaruhi oleh suku mengenai
kesehatannya.
5. Agama

9
Agama yang dianut keluarga Tn. AM adalah agama Islam. Tidak ada perbedaan
agama diantara anggota keluarga. Tn. AM selalu melakukan kewajiban sesuai
dengan ajaran agama serta semua aktivitas yang dilakukan tidak boleh
bertentangan dengan ajaran agama dan adat istiadat di daerahnya.
6. Status sosial ekonomi
Pendapatan keluarga Tn. AM diperoleh dari penghasilan dirinya. Tn. AM bekerja
sebagai supir. Penghasilan Tn. AM perbulan ± 2.600.000., sedangkan istrinya
adalah ibu rumah tangga dan 4 anaknya sudah menikah dan hidup sendiri.
7. Aktivitas rekreasi keluarga
Jika ada waktu luang keluarga Tn. AM biasanya akan menonton TV bersama istri
dan anaknya jika berkunjung akan menyalakan radio untuk hiburan di rumah.
Setelah menonton suasana keluarga akan senang.

B. RIWAYAT TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
TN.AM berada pada tahap VI yang merupakan tahap keluarga melepas anak usia
dewasa muda mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan
rumah.Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika
ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua. Keluarga
TN.AM termasuk dalam tahap VI dengan tugas yaitu: memperluas jaringan
keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar, membantu anak untuk mandiri
sebagai keluarga baru di masayarakat, mempertahankan keintiman pasangan,
penataan kembali peran orang tuan dan kegiatan rumah tangga dan membantu
orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Perkembangan keluarga saat ini sudah terpenuhi dimana ke-4 anaknya sudah
menikah dan mempunyai anak dan tinggal bersama dengan keluarga barunya.
TN.AM dan NY.MA selalu mampu menjaga hubungan harmonis satu sama lain
dan apabila ada masalah selalu dibicarakan baik-baik untuk penyelesaiannya.
Keluarga ke-4 anaknya juga sering mengunjungi rumah orang tua dari TN.AM

10
yang tinggal tidak jauh dari rumahnya untuk sekedar mengecek kondisi orang
tuanya.
3. Riwayat keluarga inti
Pada saat melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu, gula darah TN.AM yaitu
386 mg/dL. Dari hasil anamnesa yang dilakukan TN.AM mengatakan bahwa
kedua telapak kakinya sering merasa kesemutan, namun NY.MA mengatakan
tidak menjalani diet khusus untuk penderita diabetes dan hanya mengonsumsi
obat glibenclamide secara rutin setiap hari 2 tablet pada pagi hari sebelum makan.
Keluarga TN.AM mengatakan bahwa penyakit dabetes mellitus yang diderita
bukan karena keturunan karena kedua orangtua TN.AM tidak ada yang menderita
penyakit diabetes mellitus. Penyakit yang diderita TN.AM dari gaya hidupnya
yaitu dalam mengonsumsi makanan tidak terkontrol dan senang mengonsumsi
makanan yang banyak mengandung glukosa.
4. Riwayat keluarga sebelumnya
TN.AM mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit keturunan dalam
keluarganya seperti penyakit TBC, diabetes mellitus dan hepatitis.

C. STRUKTUR KELUARGA
1. Pola komunikasi keluarga
TN.AM mengatakan komunikasi dengan anggota keluarga baik
2. Sumber kekuatan keluarga
TN.AM sebelum mengambil keputusan ia selalu berdiskusi terlebih dahulu
dengan istri dan keluarga untuk meminta pendapat dan masukan
3. Struktur peran
TN.AM berperan sebagai kepala keluarga dan yang mencari nafkah
4. Nilai dan norma keluarga
TN.AM mengatkaan tidak ada nilai dan norma yang dianut keluarga yang
bertentangan dengan kesehatan

11
D. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi afektif
Keluarga TN. AM termasuk keluarga yang harmonis, interaksi dalam keluarga
terjalin baik. Antar anggota keluarga saling memperhatikan, menghormati, dan
menyayangi
2. Fungsi sosialisasi
Jika ada kegiatan di lingkungan tempat tinggal, keluarga TN.AM ikut
berpartisipasi di dalam kegiatan tersebut. Diwaktu luang, Keluarga TN.AM
mengatakan sering mengobrol dengan tetangga sekitar jika bertemu di jalan atau
saat berkumpul di tempat-tempat gotong royong. Keluarga TN.AM membiasakan
anggota keluarga untuk bisa bermasyarakat dan bergaul di tengah-tengah
masyarakat
3. Fungsi perawatan kesehatan
TN.AM mengatakan jika adaanggota keluarga yang sakit maka segera dibawa
berobat ke praktik dokter swasta atau puskesmas dan setelah dibawa ke pelayanan
kesehatan, anggota keluarga yang lain segera merawat anggota keluarga yang
sakit dirumah agar cepat sembuh dan kondisi kembali membaik
4. Fungsi reproduksi
TN.AM dan NY.MA memiliki empat orang anak, tiga anak perempuan sudah
menikah dan tinggal bersama dengan suaminya. Anak empat laki-laki sudah
menikah dan tinggal bersama dengan istrinya.
5. Fungsi ekonomi
Pendapatan keluarga Tn. AM diperoleh dari penghasilan dirinya. Tn. AM bekerja
sebagai supir. Penghasilan Tn. AM perbulan ± 2.600.000., penghasilan tersebut
dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dalam keluarga TN.AM
6. Fungsi pendidikan
TN.AM mengatakan bahwa dirinya tamat SMP.

E. STRES DAN KOPING KELUARGA


1. Stres jangka pendek dan panjang
a. Jangka pendek

12
Keluarga TN.AM mengatakan khawatir dengan keadaan TN.AM yang saat ini
mengalami kadar gula yang melebihi normal dan keluhan-keluhan akibat dari
gula darah yang tinggi sehingga kadang-kadang meggangu aktivitas TN.AM.
b. Jangka panjang
Keluarga TN.AM mengatakan khawatir dengan penyakit yang diderita TN.
AM karena takut kondisinya tambah buruk sehingga nantinya dapat
menyebabkan komplikasi-komplikasi lainnya.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stresor


TN.AM mengatakan apabila terdapat masalah (utamanya kesehatan) dalam
keluarganya maka dengan segera akan dibawa ke fasilitas/pelayanan kesehatan
terdekat
3. Strategi koping
TN.AM mengatakan jika ada masalah dalam keluarganya akan dibicarakan
bersama-sama dengan musyawarah untuk mendapatkan pemecahan masalahnya.
4. Strategi adaptasi
Tidak ditemukan adanya cara-cara maladaptif pada keluarga dalam mengatasi
masalah.

F. PEMERIKSAAN FISIK

13
Jenis Nama Anggota Keluarga
Pemeriksaan TN.AM NY.MA
KU Baik Baik
TD Kunjungan I Kunjungan I
TD:150/90mmHg TD :140/90mmHg
Kunjungan II Kunjungan II
TD: 130/90 mmHg TD: 120/80 mmHg
Kunjungan III Kunjungan III
130/80 mmHg TD: 130/80mmHg
Nadi 80x/menit 84x/menit
RR 20x/menit 18x/menit
Suhu 36℃ 36℃
BB 80 kg 60kg
TB 174cm 165cm
IMT 22 26
Kepala Mesocepal, tidak terdapat rambut Mesocepal, rambut bersih, warna
dibagian atas kepala, rambut hitam lurus dan panjang tidak ada
hanya tumbuh di bagian kepala lesi
samping dan belakang, warna
putih (ubanan), tidak ada lesi
Mata Simetris, konjungtiva tidak Simetris, konjungtiva tidak
anemis, sclera tidak ikterik, tidak anemis, sclera tidak ikterik, tidak
ada nyeri tekan ada nyeri tekan
Hidung Bersih, penciuman baik, tidak Bersih, penciuman baik, tidak ada
ada pernapasan cuping hidung pernapasan cuping hidung
Telinga Bersih, simetris, tidak ada Bersih, simetris, tidak ada
serumen, fungsi pendengaran serumen, fungsi pendengaran
baik. baik.
Mulut Bersih, mukosa bibir lembab. Bersih, mukosa bibir lembab.
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe, tidak ada kelenjar limfe, tidak ada
bendungan vena jugularis bendungan vena jugularis
Dada Pergerakan dinding dada Pergerakan dinding dada simetris,
simetris, tidak ada penggunaan tidak ada penggunaan otot bantu
otot bantu pernafasan pernafasan 14

Paru-paru Auskultasi paru veskuler Auskultasi paru veskuler


Jantung Ictus cordis tidak tampak, bunyi Ictus cordis tidak tampak, bunyi
3.3 ANALISA DATA

No. Kelompok data Masalah Etiologi


1. Data subjektif: Ketidakstabilan Ketidakmampuan
- Keluarga TN.AM khususnya kadar glukosa keluarga merawat
TN.AM mengatakan bahwa kedua darah anggota keluarga
telapak kakinya sering merasa dengan diabetes
kesemutan mellitus

Data objektif:
- Hasil pemeriksaan GDS: 386 mg/dl
- TTV: S= 360C, N= 80 x/menit,
RR= 20 x/menit, TD= 150/90 mmhg
2. Data Subjektif: Defisiensi Ketidakmanpuan
- Keluarga TN.AM mengatakan pengetahuan keluarga mengenal
kurang mengetahui tentang penyakit masalah kesehatan
diabetes mellitus atau kencing manis pada anggota keluarga
seperti tentang pengertian, tanda dan dengan diabetes
gejala, penyebab serta cara mellitus
mencegah dan cara merawat anggota
keluarga dengan diabetes melitus

Data Objektif:
- Keluarga TN.AM tampak
kebingungan ketika ditanya
pengertian, tanda dan gejala,
penyebab, cara mencegah dan cara
merawat kliendengan diabetes
melitus

- TTV: S= 360C, N= 80 x/menit,

15
RR= 20 x/menit, TD= 150/90 mmhg

3.4 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Ketidakstabilan kada glukosa darah b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat
anggoa keluarga yang sakit dm
2. Defesinsi pengetahuan pada keluarga b.d ketidakmampuan keluarga mengenal
masalah kesehatan pada anggota keluarga dengan dm

16
3.5 INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

Dx Tujuan Noc Nic


Ketidakstabilan 1. Setelah Kriteria :  Gali pengetahuan
kada glukosa dilakuakn 1. Keluarga keluarga
darah b.d kunjungan mampu  tentang pengertian
ketidakmampuan sebanyak 5x50 menyebutkan diabetes mellitus
keluarga dalam menit keluarga defenisi  Diskusikan dengan
merawat anggoa mampu diabetes keluarga tentang
keluarga yang mengenal dan mellitus pengertian
sakit dm memahami dengan bahasa diabetes mellitus
bagaimana sendiri. dengan
perawatan 2. Keluarga menggunakan
diabetes mampu lembar balik dan
melitus menyebutkan 6 leaflet
2. Keluarga dari 8  Beri kesempatan
mampu penyebab dari keluarga untuk
mengambil diabetes bertanya
keputusan mellitus.  Beri reinforcement
dalam merawat 3. Keluarga positif
anggota mampu  Gali pengetahuan
keluarga menyebutkan 6 keluarga tentang
dengan dari 8 tanda penyebab diabetes
diabetes dan gejala mellitus
mellitus diabetes
 Diskusikan dengan
mellitus.
keluarga tentang
4. Keluarga
penyebab diabetes
mampu
mellitus dengan
menyebutkan 5
menggunakan
dari 7 cara
lembar balik dan
pencegahan
leaflet
diabetes

17
mellitus.  Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
 Berikan
reinforcement
positif
 Gali pengetahuan
keluarga tentang
tanda dan gejala
diabetes mellitus
 Diskusikan dengan
keluarga tentang
tanda dan
gejala diabetes
mellitus
dengan
menggunakan
lembar balik dan
leaflet
 Beri kesempatan
keluarga untuk
bertanya
 Berikan
reinforcement
positif
 Gali pengetahuan
keluarga
tentang tanda dan
gejala
diabetes mellitus

18
 Diskusikan dengan
keluarga tentang
cara
pencegahan
diabetes
mellitus dengan
menggunakan
lembar balik
dan leaflet
 Keluarga bersama
perawat
mengidentifikasi
anggota
keluarga yang
mengalami
masalah diabetes
mellitus
 Beri kesempatan
keluarga
untuk bertanya
Defesinsi 1. Setelah Keluarga mampu  Bina hubungan
pengetahuan dilakukan menjelasakan saling
pada keluarga tindakan kembali tentang percaya
b.d Keperawatan diabetes mellitus  Kaji tingkat
ketidakmampuan selama 3 x a. Definisi yaitu: pengetahuan
keluarga kunjungan Diabetes Mellitus keluarga mengenai
mengenal diharap kan merupakan diabetes mellitus
masalah pengetahuan sekumpulan gangguan  Berikan
kesehatan pada keluarga metabolic yang pendidikan
anggota keluarga terhadap ditandai dengan kesehatan pada
dengan dm penyakit peningkatan kadar keluarga tentang

19
diabetes gula dalam darah pengertian,
melitus ( hiperglikemia) akibat penyebab/faktor
bertambah kerusakan pada sekresi risiko, tanda dan
insulin. gejala serta
komplikasi
b. Penyebab/factor diabetes
risiko: mellitus.
- Keturunan  Beri kesempatan
- Obesitas keluarga untuk
- Pola Makan yang bertanya
Salah  Motivasi keluarga
- Aktivitas fisik untuk mengulang
- Usia penjelasan
 Berikan pujian
c. Tanda dan gejalanya
atas
yaitu:
kemampuan
- Sering buang air
keluarga
kecil
mengenal masalah
(polyuria)
 Evaluasi
- Banyak minum
penjelasan
(polidipsi)
perawat
- Banyak makan
(polipagia)
- Merasa cepat lelah
dan
- Pusing dan
berkeringat serta
tidak dapat
berkonsentrasi
- Meningkatnya berat
badan

20
- Luka sukar sembuh
- Pandangan mata
kabur

d. Kompikasi:
- Kerusakan saraf
(Neuropathy)
- Kerusakan Ginjal
(Nefropati)
- Kerusakan Mata
(retinopathy)
- Penyakit jantung

21
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Diabetes Melitus (DM) adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar gukosa darah atau hiperglikemia. Diabetes mellitus terdiri dari Diabetes Melitus
Type 1, Diabetes Melitus Type 2, Diabetes Melitus Mal Nutrisi, Diabetes Melitus dengan
sindrom, Diabetes Melitus gestasional. Etiologi Diabetes Melitus terdiri dari DM tipe 1, DM tipe
2, dan DM mal nutrisi. Diabetes mellitus merupakan kenaikan kadar gula dalam darah yang
dapat menyerang manusia dalam segala usia. Penyembuhan pasien dengan DM tentunya sangat
memerlukan dukungan keluarga, baik dalam perawatan luka decubitus maupun dukungan secara
psikis dan spiritual.

22
DAFTAR PUSTAKA

Hartati, Mega. 2018. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Diabetes Mellitus. Bulletin
Kesehatan. 2(1): 44-55.

Keswara, U. R., Elliya, R., & Maya. (2021). Pengaruh Progresive Muscle Relaxation (PMR)
Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus. Malahayati
Nursing Journal, 3(2), 285-295.

Marzel, R. (2021). Terapi pada DM Tipe 1. Jurnal Penelitian Perawat Profesional, 3(1), 51-62.

Rahayu, N. W., & Utami, M. P. S. (2018). Peningkatan Kemampuan Keluarga Dalam Merawat
Klien Diabetes Mellitus Melalui Supportive Group Theraphy. Jurnal Ilmu Keperawatan
Jiwa, 1(1), 24-28.

Rohemah, L. (2020). Identifikasi Self Care Management Behavior Pada Pasien Diabetes


Mellitus Tipe 2 Di Dusun Tonggal Barat Desa Meddelan Kecamatan Lenteng Kabupaten
Sumenep (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surabaya).

Sari, N. N., & Herlina, H. (2018). Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Merawat
Kaki Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe II. Indonesian Journal of Nursing Research
(IJNR), 1(2).

Siswanti, H., & Kulsum, U. (2019). Pengaruh Progresive Muscle Relaxation (PMR) Terhadap
Perubahan Kadar Glukosa Darah (KGD) Pada Pasien Diabetes Melitus (DM). Jurnal
Ilmu Keperawatan dan Kebidanan, 10(1), 206-212.

Yanti, N. P. Y. E. (2019). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ulkus Diabetikum DM


Tipe II Dengan Gangguan Perfusi Perifer Tidak Efektif Di Ruang Dahlia Garing BRSU
Tabanan Tahun 2019 (Doctoral dissertation, Politeknik Kesehatan Kemenkes Denpasar
Jurusan Keperawatan).

23

Anda mungkin juga menyukai