(DIABETES)
disusun oleh :
Kelompok 3
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
Rahmat serta hidayah-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul .“ ASUHAN
KEPERAWATAN PENYAKIT TERMINAL (DIABETES) " Ini dapat terselesaikan
pada waktu yang telah di tentukan.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan serta
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang besifat konstruktif membangun demi kesempurnaan
penyusun ke depannya.
Tugas makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan, arahan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Maka, dari itu izinkan kami menyampaikan ucapan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya kami
penyusunnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................................2
BAB II Pembahasan............................................................................................................3
A. Definisi......................................................................................................................3
B. Klasifiksi....................................................................................................................3
C. Faktor Resiko.............................................................................................................5
D. Etiologi......................................................................................................................7
E. Gejala.........................................................................................................................7
F. Patofisiologi................................................................................................................7
G. Pathway......................................................................................................................9
H. Penatalaksanaan.........................................................................................................9
I. Konsep ketidak berdayaan..........................................................................................11
J. Asuhan Keperawatan..................................................................................................12
BAB III PENUTUP.............................................................................................................19
A. Kesimpulan................................................................................................................19
DAFTAR ISI.......................................................................................................................20
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak lagi
mampu membuat insulin, atau ketika tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin
yang dihasilkan dengan baik (IDF, 2021). Menurut Perkeni dalam Sari, dkk.
(2019) diabetes melitus adalah kelainan metabolisme karbohidrat, lemak, dan
protein yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa di dalam darah
(hiperglikemia).
Penderita diabetes di seluruh dunia jumlahnya sekitar 422 juta orang,
sebagian besar tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan
1,6 juta kematian secara langsung dikaitkan dengan diabetes setiap tahun.
Indonesia berada di peringkat ke-7 di antara 10 negara dengan jumlah
penderita, yaitu sebesar 10,7 juta orang. Banyaknya perubahan dalam
kebiasaan hidup pasien diabetes melitus tipe 2 seperti kontrol gula darah,
aktivitas fisik, konsumsi obat, dan diet yang harus dilakukan secara rutin.
Perubahan tersebut membuat pasien diabetes melitus menunjukkan reaksi
psikologis yang negatif antara lain: stres, cemas marah, dan merasa tidak
berguna .Diperlukan strategi koping untuk setiap masalah yang muncul.
Strategiccoping
menunjukkpada berbagaiuupaya, baik mentalmmaupun perilaku, untuk
menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikannsuatu situasi
atau kejadian yang penuhhtekanan Pardede (2021). Masalah yang juga
dirasakan oleh penderita diabetes adalah kecemasan. Kecemasan dapat
dirasakan oleh setiap orang jika mengalaminya tekanan dan perasaan
mendalam yang menyebabkan masalah kejiwaan dan dapat berkembang
dalam jangka panjang (Pardede, 2020). Kecemasan merupakan suatu keadaan
perasaan gelisah, ketidaktentuan, ada rasa takut dari kenyataan atau persepsi
ancaman sumber aktual yang tidak diketahui masalahnya (Pardede, 2020).
Tanda cemas dalam Pardede (2019), yaitu tidak nafsu makanDiare/konstipasi,
gelisah, berkeringat, dll.
Masalah fisik dan masalah mental merupakan hal yang sangat perlu
diatasi bersama karena saling mempengaruhi satu sama lain. Masalah fisik
yang berkepanjangan dapat menyebabkan masalah mental berupa respon
terhadap tindakan pengobatan maupun respon terhadap gejala penyakit, begitu
juga selanjutnya bahwa masalah mental akan mempengaruhi proses
penyembuhan ataupun kondisi fisik klien.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu konsep diabetes mellitus ?
2. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada pasien diabetes mellitus ?
C. Tujuan
Mengetahui konsep dasar penyakit terminal dibetes melitus dan mengetahui
asuhan keoerawatan pada pasien diabetes melitus
BAB II
PEMABAHASAN
A. Definisi
Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau keduaduanya. Banyak komplikasi yang muncul akibat penyakit
diabetes ini, hal yang dapat dilakukan oleh penderita DM adalah mencegah
komplikasi dengan cara mengontrol dan mengendalikan penyakitnya agar
dapat mempertahankan kehidupan yaitu dengan mematuhi atau menjalankan
empat pilar pengelolaan diabetes sehingga penderita DM terhindar dari
kejadian rehospitalisasi, dimana suatu keadaan yang dialami penderita
diabetes melitus dimana penderita mengalami kegagalan dalam menjaga kadar
gula darahnya.
Untuk menghindari peningkatan kadar gula darah pada penderita
diabetes melitus dibutuhkan perilaku yang baik, yaitu dengan cara
melaksanakan empat pilar yakni peningkatan edukasi, pengaturan diet,
olahraga, dan mengkonsumsi obat secara teratur (Marbun, 2020).Diabetes
Melitus ditandai dengan kadar glukosa dalam darahmelebihi batas normal dan
gangguan metabolisme karbohidrat, lemakdan protein ditimbulkan karena
kadar insulin secara relatif.Pemeriksaan Glukosa Darah Sewaktu (GDS) ≥ 200
mg/dl dan hasilpemeriksaan Glukosa Darah Puasa (GDP) ≥ 126 mg/dl juga
dapatdigunakan untuk pedoman diagnosis DM. Sementara glukosa setelah
2jam makan (2 jam pp) adalah ≥ 200 mg/dl .
b. Gaya hidup
Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam
aktivitas seharihari. Makanan cepat saji (junk food), kurangnya
berolahraga dan minumminuman yang bersoda merupakan faktor
pemicu terjadinya DM tipe II Penderita DM diakibatkan oleh pola
makan yang tidak sehat dikarenakan pasien kurang pengetahuan
tentang bagaimana pola makan yang baik dimana mereka
mengkonsumsi makanan yang mempunyai karbohidrat dan sumber
glukosa berlebihan, kemudian kadar glukosa darah menjadi naik
sehingga perlu pengaturan diet yang baik bagi pasien dalam
mengkonsumsi makanan yang bisa diterapkan dalam kehidupan
sehari-harinya
b. Riwayat Keluarga
Seseorang akan lebih cepat terkena penyakit DM apabila
seseorang tersebut memiliki garis keturunan dari ibu dan akan terkena
penyakit DM lebih mudah lagi bila memiliki riwayat garis keturunan
DM dari ayah dan ibu
b. Pemberdayaan jasmani
Dianjurkan untuk berolahraga 3-5 kali dengan intensitas berlatih 30-
45 menit setiap minggu dengan tujuan untuk menurunkan berat badan,
juga bisa menjaga kesehatan pasien, dan meningkatkan sensitivitas
glukosa.
d. Terapi farmakologi
Pemberian terapi medis atau obat-obatan termasuk obat-obatan anti
hiperglikemia oral terdapat beberapa kategori, yaitu peningkat sekresi
insulin untuk meningkatkan sensitivitas, insulin untuk penghambat
penyerapan glukosa di saluran pencernaan, dan penghambat kotransporter
natrium-glukosa.
e. Pemeriksaan laboratorium
Lakukan pengukuran glukosa darah puasa dan kadar Hb A1c. Selain
itu, penting untuk melakukan beberapa tes untuk mengetahuinya Pasien
yang terdiagnosis DM mengalami komplikasi, seperti Tes kolesterol total,
tes fungsi hati dan ginjal, pemeriksaan rontgen dada,
I. Konsep ketidakberdayaan
1. Pengertian
Ketidakberdayaan merupakan persepsi individu bahwa
segalatindakannya tidakakan mendapatkan hasil atau suatu keadaan
dimana individu kurang dapat mengendalikan kondisi tertentu atau
kegiatan yang baru dirasakan. Ketidakberdayaan adalah persepsi atau
tanggapan klien bahwa perilaku atautindakan yang sudahdilakukannya
tidak akan membawa hasil yang diharapkan atau tidak akan membawa
perubahan hasil seperti yang diharapkan, sehinggaklien sulit
mengendalikan situasi yang terjadi atau mengendalikan situasi yangakan
terjadi Ketidakberdayaan merupakan sebuah persepsi bahwa suatu
tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi hasil yang secara
signifikan,persepsi merupakan kurangnya kontrol pada situasi saatini atau
yang akandatang
4. Faktor predisposisi
Faktor predisposes merupakan suatu faktor resiko yang menjadi sumber
utama stress dan memiliki pengaruh dalam tipe dan sumberindividu untuk
menghadapi stress secara biologois, psikologis dan social budaya. Faktor
predisposisi tersebut antara lain :
a. Biologis
b. Spikologis
c. Sosial budaya
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari sebuah proses keperawatan dan juga
merupakan proses sistematis yang dilakukan untuk mengumpukan data
dari berbagai sumber, yang digunakan untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasistatus kesehatan seorang pasien. Pengkajian yang
lengkap, akurat, sesuai dengan kejadian atau kenyataan kebenaran dalam
data ini sangat diperlukan untuk merumuskan diagnosa keperawatan dan
juga digunakan dalampemberian pelayanan kesehatan sesuai dengan
respon masing- masing individu yang kemudian telah ditentukan
dalamstandarpraktik keperawatan.
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama
c. Riwayat kesehatan
d. Pola Kesehatan
e. Pemeriksaan Fisik
2. Diagnosa
Diagnosa yang mungkin juga muncul, yang berhubungan dengan sikap
pasien saat menjelang ajal dapat berupa
1. Gangguan citra tubuh
2. Harga diri rendah situasional
3. Isolasi social
4. Hambatan mobilitas fisik
3. Intervensi
4. Implementasi
Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan
adalah kategori dari prilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan
untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan dilakukan dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari
rencana asuhan keperawatan mengikuti komponen perencanaan dari
proses keperawatan. Namun demikian, dibanyak lingkungan perawatan
kesehatan, implementasi mungkin dimulai secara langsung setelah
pengkajian.
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang merupakan
perbandingan yang sistematis dan terencana antara hasil akhir yang
teramati dan tujuan atau kriteria hasil yang dibuat pada tahap perencanaan.
Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan dengan melibatkan klien dan
tenaga kesehatan lainnya. Jika hasil evaluasi menunjukan tercapainya
tujuan dan kriteria hasil, klien bisa keluar dari siklus proses keperawatan.
Jika sebaliknya, klien akan masuk kembali dalam siklus tersebut mulai
dari pengkajian ulang (reassesment) secara umum evaluasi ditunjukan
untuk :
1. Melihat dan menilai kemampuan klien dalam mencapai tujuan.
2. Menentukan apakah tujuan keperawatan telah tercapai atau belum.
3. Mengkaji penyebab jika tujuan asuhan keperawatan belum tercapai.
4. Evaluasi formatif : dilakukan setiap kali selesai melakukan tindakan,
mengevaluasi proses keperawatan yang telah dilakukan, dan biasanya
berupa catatan perkembangan. Evaluasi sumatif : menggunakan rekapan
terakhir secara paripurna, menggunakan catatan naratif, dan pada saat
pasien pulang atau pindah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada pembahasan diatas, maka penulis dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pengkajian dilakukan secara langsung pada klien dan juga dengan
menjadikan status klien sebagai sumber informasi yang dapat
mendukung data-data pengkajian. Selama proses pengkajian,
perawat mengunakan komunikasi terapeutik serta membina
hubungan saling percaya antara perawat-klien. Pada kasus Jarang
membersihkan ketidakberdayaan: Diabetes Melitus.
2. Diagnosa keperawatan yang utama pada klien dengan
Ketidakberdayaan : Diabetes Melitus.
3. Perencanaan dan implementasi keperawatan disesuaikan dengan
strategi pertemuan pada pasien.
4. Evaluasi keperawatan yang dilakukan menggunakan metode
subyektif,obyektif,assessment dan planning
DAFTAR PUSTAKA
Pardede, J. A., Sitepu, S. F. A., & Saragih, M. (2018). The Influence of Deep
BreathR elaxation Techniques and Five-Finger Hypnotic Therapy on Preoperative
Patient Anxiety.Journal of Psychiatry, 3(1), 1-8.