Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENYAKIT DIABETES MELITUS

DOSEN PENGAMPU:

Yohanes Denggos, S.Pd. M.Kes.

DISUSUN

KELOMPOK I

HAJIRAH (234050023)

RIZKI WULANDARI (234050025)

PUTRI HANDAYANI (234050016)

MUH. ICHSAN AMIL RANGGI (234050026)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

AKPER YAPENAS 21 MAROS 2023


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Segala puji bagi Allah, Rab yang telah melimpahkan rahmat dan kasih sayangnya kepada
semua makhluk-Nya kepada semua makhluk-Nya di alam semesta ini. Shalawat dan salam
semoga senantiasa terlimpahkan terlimpah kepada kekasih dan panutan hidup kita Rasulullah
SAW. Dan atas berkat dan karunianyalah maka kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “PENYAKIT DIABETES MELITUS” yang dimana tugas ini ditujukan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah “Psikologi”, program studi D3 Keperawatan Akper
Yapenas 21 Maros. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami telah berhasil menyelesaikan makalah ini. Terima kasih kepada
Yohanes Denggos, S.Pd. M.Kes. selaku dosen mata kuliah Psikologi. Terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian diabetes melitus


B. Penyebab diabetes melitus
C. Pengobatan diabetes melitus
D. Faktor-faktor diabetes melitus
E. Tindakan pencegahan penyakit diabetes melitus

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diabetes melitus didefinisikan sebagai suatu penyakit atau
gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang di tandai
dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan metabolisme
karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat insufisien fungsi insulin.
Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh gangguan atau defisiensi
produksi insulin oleh sel-sel beta langerhans kelenjar pankreas atau
disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.
Diabetes melitus saat ini merupakan salah satu faktor resiko
meningkatnya keparahan infeksi Covid-19. Penderita diabetes yang
berusia lebih tua (>60 tahun), kadar gula darah tidak terkontrol, dan
adanya komplikasi diabetes dikaitkannya dengan prognosis Covid-19
yang buruk (perkini, 2020). Terjadinya proses penuaan pada lansia
menyebabkan perubahan pada fungsi fisiologis tubuh lansia, hal ini
menjadi lansia populasi yang rentan dengan kondisi kesehatan kronis,
penyakit seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular atau paru-paru
tidak hanya berisiko lebih tinggi tekena penyakit perburukan ketika lansia
terinfeksi covid 19.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian diabetes melitus?
2. Bagaimana penyebab diabetes melitus?
3. Bagaimana pengobatan diabetes melitus?
4. Apa saja faktor faktor diabetes melitus?
5. Bagaimana tindakan pencegahan penyakit diabetes melitus?
C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui apa pengertian diabetes melitus


2. Untuk mengetahui penyebab diabetes melitus
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan penyakit diabetes melitus.
4. untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penyakit diabetes.
5. untuk mengetahui tindakan pencegahan penyakit diabetes melitus.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DIABETES MELITUS (GULA DARAH TINGGI)


Diabetes atau penyakit gula (gula darah tinggi) adalah penyakit kronis
(jangka panjang) yang perlu kamu waspadai. Adapun tanda utama dari
penyakit ini adalah meningkatnya kadar gula darah (glukosa) melebihi nilai
normal. Diabetes terjadi ketika tubuh pengidapnya tidak lagi mampu
mengambil gula (glukosa) ke dalam sel dan menggunakannya sebagai energi.
Kondisi ini pada akhirnya menghasilkan penumpukan gula ekstra dalam aliran
darah tubuh.

Penyakit diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menyebabkan


konsekuensi serius, menyebabkan kerusakan pada berbagai organ dan jaringan
tubuh. Contohnya organ seperti jantung, ginjal, mata, dan saraf. Ada dua jenis
utama diabetes, yaitu diabetes tipe 1, tipe 2 dan dibetes Gestasional. Jika
dijabarkan, berikut adalah penjelasan mengenai ketiganya, yaitu:

1. Diabetes Tipe 1

Pada dasarnya, diabetes tipe 1 adalah gangguan autoimun, yakni


kondisi ketika antibodi yang seharusnya bekerja melindungi tubuh
terhadap infeksi, malah berbalik menyerang sel tubuh itu sendiri.Dalam
kasus diabetes tipe 1, yang dirusak adalah sel beta yang terdapat pada
pankreas. Proses tersebut membuat rusaknya sel-sel beta yang akan
memproduksi insulin. Belum diketahui apa penyebab antibodi
menyerang sel beta pankreas. Namun, banyak pakar percaya jika faktor
genetik dan infeksi virus tertentu merupakan penyebabnya.
2. Diabetes Tipe 2

Berbeda dengan penyebab diabetes tipe 1 yang merupakan akibat


penurunan produksi insulin, pada diabetes tipe 2 produksi insulin
berjalan normal. Namun, sensitivitas tubuh dalam merespons kadar gula
darah menurun sehingga penggunaannya menjadi tidak maksimal.

Umumnya kondisi ini lebih sering terjadi pada orang dewasa,


terutama mereka yang sudah berusia di atas 30 tahun. Faktor gaya
hidup, seperti kurang melakukan aktivitas fisik, stres, dan konsumsi
makanan tinggi gula, memainkan peran penting dalam terbentuknya
penyakit ini. Selain itu, faktor genetik dan obesitas yang tidak ditangani
dengan baik, cukup berpengaruh dalam peningkatan risiko diabetes tipe
2.

3. Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional adalah penyakit diabetes yang umumnya


bersifat sementara. Penyakit ini akan menyerang pada ibu hamil dan
biasanya akan sembuh sendiri setelah melahirkan. Meski bisa terjadi
kapan saja, namun penyakit ini biasanya mulai menyerang di minggu
ke-24 usia kehamilan. Walaupun bisa sembuh sendiri, bukan berarti
diabetes gestasional tidak berbahaya. Jika tidak ditangani dengan baik,
penyakit ini bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan
berlebih, kelahiran prematur, atau lahir dengan gula darah rendah atau
hipoglikemi.Untuk ibu hamil, diabetes gestasional berpotensi
menyebabkan komplikasi, seperti preeklamsia dan hipertensi. Selain itu,
sang ibu pun berisiko terserang diabetes gestasional di kehamilan
berikutnya, yang dapat meningkatkan potensi terkena diabetes tipe 2
pasca melahirkan.
B. PENYEBAB GULA DARAH TINGGI ( DIABETES)
Kadar gula darah normal yaitu kurang dari 100 mg/dL. Apabila kadar
gula darah sudah mencapai 100-125 mg/dL berarti masuk status prediabetes.
Sementara itu, kadar gula darah yang mencapai 126 mg/dL ke atas sudah
tergolong diabetes. Kadar gula darah tinggi dikenal sebagai hiperglikemia.

Pada dasarnya hiperglikemia adalah kondisi ketika kadar gula dalam darah
meningkat atau berlebihan. Sementara itu diabetes merupakan penyakit yang
sebagian besar dipengaruhi oleh hiperglikemia.

Penyebab gula darah tinggi dari penyakit gula terjadi akibat adanya gangguan
dalam tubuh. Sebab, kondisi ini membuat tubuh tidak mampu menggunakan
glukosa darah ke dalam sel.

Alhasil, glukosa menumpuk dalam darah. Pada penyakit gula tipe 1, gangguan
ini terjadi akibat sistem kekebalan tubuh yang biasanya menyerang virus atau
bakteri berbahaya lainnya, malah menyerang dan menghancurkan sel penghasil
insulin.

Akibatnya, tubuh kekurangan atau bahkan tidak dapat memproduksi


insulin sehingga gula yang seharusnya diubah menjadi energi oleh
insulin, menyebabkan terjadinya penumpukan gula dalam darah.

Sedangkan pada penyakit gula tipe 2, tubuh bisa menghasilkan insulin


secara normal. Tetapi, insulin tidak dapat tubuh gunakan secara normal.
Kondisi ini dikenal juga sebagai resistensi insulin.
C. PENGOBATAN DIABETES

Pengobatan akan disesuaikan dengan jenis penyakit gula yang kamu


alami. Terapi insulin menjadi salah satu pengobatan yang bisa dilakukan oleh
pengidap kondisi ini, baik tipe 1 maupun tipe 2. Bahkan, pada diabetes tipe 1
yang cukup berat, transplantasi pankreas dapat menjadi pilihan guna mengatasi
kerusakan pada pankreas.

Sedangkan pada pengidap diabetes tipe 2 akan diberikan beberapa jenis obat-
obatan. Namun, umumnya ada beberapa perawatan yang harus dilakukan untuk
menurunkan risiko diabetes, seperti:

1. Pengobatan pola makan sehat

Jika kamu mengalami penyakit diabetes, sebaiknya atur kembali


pola makan yang sehat. Fokuskan pada asupan buah, sayur, protein
tanpa lemak, dan juga biji-bijian. Tidak hanya itu, kamu juga perlu
mengonsumsi serat dan mengurangi beberapa jenis makanan, seperti
makanan yang mengandung lemak jenuh, karbohidrat olahan, hingga
pemanis buatan.

2. Rutin melakukan aktivitas

Setiap orang tentunya membutuhkan aktivitas fisik untuk


menjaga kesehatan tetap optimal. Termasuk pengidap diabetes. Olahraga
menjadi satu kegiatan yang bisa dilakukan untuk menurunkan kadar
gula darah dengan mengubahnya menjadi energi. Kamu bisa memilih
untuk melakukan olahraga ringan, seperti berjalan kaki, berenang, atau
bersepeda. Jadikan kegiatan tersebut sebagai rutinitas harian untuk
membantu kamu menghindari kondisi diabetes menjadi lebih buruk.

D. FAKTOR FAKTOR RESIKO DIABETES MELITUS


Penyakit diabetes melitus adalah penyakit degeneratif ( penyakit tidak
menular) yang tidak memiliki penyebab, namun memiliki faktor resiko.
a. Faktor keturunan (genetik) : anak yang memiliki orang tua
dengan riwayat penyakit Dm akan 3x lebih berisiko untuk terkena
penyakit diabetes.
b. Usia lebih dari 40 tahun: seseorang dengan usia lebih dari 40
tahun akan lebih beresiko terkena penyakit diabetes melitus
terutama DM tipe 2.
c. Obesitas (kegemukan): kegemukan merupakan faktor resiko
diabetes yang cukup besar. Mayoritas pasien diabetes melitus tipe
2 berawal dari kegemukan.
d. Gaya hidup yang kurang sehat: gaya hidup yang buruk
merupakan faktor resiko penyakit DM yang perlu diwaspadai.
Kebanyakan lebih memilih makanan yang rasanya enak
dibandingkan dengan makanan sehat. Padahal, makanan dengan
rasa yang enak belum tentu menyehatkan tubuh, dan kebanyakan
makananenak tersebut malah memperburuk tubuh jika di
komsumsi terus menerus.
e. Kurang beraktifitas: olahraga merupakan salah satu pilar utama
pengelolaan DM bersama dengan diet, obat dan edukasi.
Berolahraga dapat membantu memperbaiki metabolisme glukosa
dan lemak karena sel lebih sensitif terhadap insulin, disamping
menurunkan dosis obat suntikan insulin. Olahraga dapat menunda
kemunculan DM, membantu pengelolaan DM, dan mengurangi
komplikasi DM.
f. Displidemia: merupakan metabolisme lipid yang ditandai dengan
peningkatan atau penurunan komponen lemak dari dalam plasma
darah seperti tingginya kolestrol. Dysilipidemia dapat
menyebabkan pembentukan plak didalam pembuluh darah
sehinggga dapat terjadi penyumbatan pembuluh darah.
E. TINDAKAN PENCEGAHAN DIABETES MELITUS
Salah satu-satunya cara adalah mengubah pola hidup. Berikut adalah pola
hidup yang dapat mencegah menderita penyakit diabetes melitus :

 Jangan merokok atau berhenti merokok.


 Mengatur pola makan
Seimbangkan kadar gula darah dengan diet dan ikuti cara memasak yang
sehat:
– Kurangi asupan kalori: kurangi porsi makan bukan frekuensi makan
– Batasi makanan yang kaya karbohidrat dalam makanan yaitu 55 –
60%
– Pilih karbohidrat kompleks bukan karbohidrat sederhana.
– Perbanyak makanan yang kaya serat
– Batasi konsumsi lemak < 30% dari komposisi makanan
– Pilih makanan yang rendah kadar lemak, misal : ikan, daging tak
berlemak, ayam tanpa kulit. Masak makanan dengan cara direbus atau
dipanggang, bukan digoreng.
– Jika ingin membuat kue/cake, gunakan margarine sebagai pengganti
mentega.
– Jika mengkonsumsi susu, pilih susu non-fat, low-fat atau skim (susu
segar yang bagian batasnya / kepala susu sudah dibuang).
– Batasi / hindari makanan yang kaya lemak, misal: daging berlemak
(pada sate kambing), sop buntut, soto sulung, cake, keju dan makanan
yang rasanya gurih bukan karena penyedap rasa (MSG).
 Melakukan aktifitas fisik
Lakukan olahraga setiap hari selama 30 menit, misal: jalan kaki pagi
hari. Olahraga terbukti membantu menurunkan kadar gula darah. Agar
tidak terjadi hipoglikemia (kadar glukosa turun terlalu rendah) pada saat
atau setelah berolahraga, maka penderita dianjurkan untuk makan dulu 1
– 2 jam sebelum melakukan olahraga.
Tetapi perlu diingat bahwa olahraga tidak dianjurkan jika kondisi
penderita sebagai berikut:
– Kadar gula darah puasa > 250 mg/dL: ada bahaya dehidrasi atau
denyut jantung terlalu cepat
– Kadar gula darah sewaktu < 100 mg/dL: ada bahaya hipoglikemia
– Sakit: ada bahaya cedera atau hipoglikemia.
 Menjaga berat badan ideal
Jika mengalami kegemukan atau obesitas maka diperlukan usaha untuk
menurunkan berat badan hingga mencapai berat badan ideal. Turunkan
berat badan agar tercapai rentang yang sehat. Berat badan yang
berlebihan dengan timbunan lemak akan menyebabkan insulin tidak
mampu bekerja efektif.
 Periksa gula darah dan kadar HbA1c secara rutin
Deteksi dini Diabetes Melitus melalui pemeriksaan gula darah dapat
dilakukan melalui Posbindu PTM atau memeriksakan diri langsung ke
layanan kesehatan seperti puskesmas, klinik atau rumah sakit.
Pemeriksaan setidaknya dilakukan satu kali dalam setahun agar dapat
mengenali secara dini penyakit Diabetes Melitus.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penyakit Diabetes Mellitus atau lebih tepatnya kelainan ini mengharuskan
penderitanya untuk selalu memonitor diri akan kondisi kadar gula darah setiap harinya
sesering mungkin. Dari hasil penelitian, dapat ditarik sebuah kesimpulan yakni
penderita Diabetes Mellitus membutuhkan fitur tambahan berupa persentase
hipoglisemia, normal, dan hiperglisemia sebagai salah satu bentuk hasil yang langsung
dapat dicerna dan disimpulkan sendiri oleh penderita. Karena dengan demikian secara
tidak langsung penderita mengetahui pola hidup yang seharusnya dijalankan seperti
apa. Fitur tambahan lain yang mendukung kesimpulan di atas adalah LBG dan HBGI
sebagai data pendukung kecenderungan kadar gula darah penderita. Oleh karena itu,
simulasi program Glukometer (yang diberi nama: New Glucometer 2011) ini dapat
dijadikan salah satu opsi yang patut diperhitungkan oleh produsen pembuat
Glukometer massal untuk menambahkan fungsi perhitungan resiko yang tentunya
semakin membantu penderita Diabetes Mellitus karena fitur tersebut lebih user
friendly bagi penderita untuk menarik informasi tentang dirinya sendiri.

B. SARAN
Diharapkan latihan senam kaki ini dapat menjadi salah terapi dalam meningkatkan
vaskularisasi perifer pada pasien diabetes melitus sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.halodoc.com/kesehatan/diabetes
https://www.siloamhospitals.com/informasi-siloam/artikel/diabetes
http://rsp.unand.ac.id/artikel/mengenal-diabetes-mellitus
https://puskesmasandalas.padang.go.id/pencegahan-diabetes-melitus/
https://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus

Anda mungkin juga menyukai