Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Koordinator : H. Hikmat Rudyana, S.Kp., M.kep
Dosen Pembimbing : Dedi Supriadi, S.Kep., Ners., M.Kep.
DISUSUN OLEH :
TITA HARTATI
214121027
A. Konsep Teori
1. Definisi
Diabetes melitus adalah penyakit menahun (kronik) berupa gangguan
metabolik yang ditandai dengan kadar gula darah yang melebihi batas normal,
kenaikan gula darah karena penurunan sekresi insulin yang rendah oleh
tidak menggunakan insulin sebagai sumber energi atau sel-sel tubuh tidak
badan.
diabetes melitus tipe 2 dapat disimpulkan yaitu diabetes yang disebabkan oleh
kenaikan gula darah karena sel-sel tubuh tidak menggunakan insulin sebagai
sumber energi yang dilepaskan oleh pankreas (resistensi insulin atau produksi
2. Etiologi
Hasil dari gangguan sekresi insulin yang progresif yang menjadi latar
insulin di dalam tubuh. Diabetes melitus tipe 2 merupakan tipe diabetes yang
paling banyak dialami oleh seseorang di dunia dan paling sering disebabkan
oleh karena berat badan berlebih dan aktivitas fisik yang kurang. Tanda dan
gejala dari diabetes melitus tipe 2 ini hampir sama dengan diabetes melitus
tipe 1, tetapi diabetes melitus tipe 2 dapat didiagnosis setelah beberapa tahun
keluhan dirasakan oleh pasien dan pada diabetes melitus komplikasi dapat
terjadi. Diagnosis klinis diabetes melitus umumnya akan dipikirkan bila ada
3. Faktor Risiko
Faktor risiko diabetes melitus menurut Suiraoka (2012)
1) Umur
2) Jenis Kelamin
3) Faktor Keturunan
anak-anaknya.
akan melahirkan bayi besar dengan berat lebih dari 4000 gram.
1) Obesitas
3) Pola Makan
cepat sembuh.
Pathway
5. Manifestasi
Tabel 1. Perbandingan Diabetes Melitus Tipe 1 dan Tipe 2
tahun.
Awitan mendadak biasanya Awitan terjadi secara lambat dan
menderita infeksi.
Mencakup 5%-10% dari semua Merupakan sebagian besar dari
95%)
Pankreas memproduksi sedikit Pankreas memproduksi sedikit
tahun.
Sumber : Hurst (2016)
klasifikasinya yaitu :
mempertahankan hidup.
dan penurunan berat badan tidak terjadi. Manifestasi lain juga akibat
6. Komplikasi
a. Akut
1) Hiperglikemia
gula darah diatas rentang normal atau tinggi. Menurut Hurst (2016)
cukup. Setiap kali gula darah menjadi terlalu tinggi penderita akan
osmotik.
5
al. (2017) akibat adanya gangguan pada sekresi hormon insulin dan
kerja insulin atau oleh keduanya pada pasien diabetes melitus tipe 2
4) Hipoglikemia
b. Kronik
terkena maka pasien dapat mengalami infark dan angina (Yasmara et al.,
2017).
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan penunjang untuk DM sebagai berikut (FKUI, 2011) :
1) Glukosa darah sewaktu
2) Kadar glukosa darah puasa
3) Tes toleransi glukosa
b. Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes melitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan :
1) Glukosa plasma sewaktu >200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2) Glukosa plasma puasa >140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3) Glukosa plasma dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) > 200
mg/dl
8. Pencegahan
Berikut pencegahan diabetes melitus menurut Suzanne et al. (2013):
terjadi.
aktivitas fisik.
9. Penetalaksanaan
Pilar penatalaksanaan DM menurut Tanto et al. (2016) :
a. Edukasi
hidup sehat, pemantauan glukosa darah mandiri, serta tanda dan gejala
2) Bagi pria dengan tinggi badan < 160 cm dan perempuan < 150
cm – 100) x 1 kg
3) BB normal : BBI ± 100%, kurus < BBI – 10%, gemuk > BBI +
10%
c. Aktivitas Fisik
menit/minggu. Aktivitas dibagi dalam tiga hari perminggu dan tidak ada
dua hari berturutan tanpa aktivitas fisik. Jika tidak ada kontraindikasi,
latihan jasmani dimulai dengan intensitas rendah dan durasi singkat lalu
d. Terapi Farmakologis
diet dan Latihan jasmani. Terapi farmakologis dapat berupa ADP atau
sebelum makan).
3) Metformin.
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber
(2008) :
medis.
11
b. Keluhan Utama
1) Kondisi Hiperglikemi
2) Kondisi Hipoglikemi
perubahan emosional,
penurunan kesadaran.
f. Pemeriksaan Fisik
2) Sirkulasi
3) Integritas ego
4) Eliminasi
13
abdomen, diare.
6) Neurosensori
7) Kardiovaskuler
8) Pernapasan
tanpa sputum.
9) Seksualitas
lemah/menurun.
tungkai.
12) Integumen
4. Kemerahan plasma ↑
5. Hematoma ↓
Fleksibilitas darah ↓
↓
Pelepasan O2
↓
Hipoksia perifer
↓
Neuropati
↓
Klien merasa tidak sakit
pada saat luka
↓
Nekrosis luka
↓
Gangren
↓
Kerusakan integritas kulit
(Sutoto, 2016)
1) Diabetes melitus
2) Ketoasidosis diabetik
3) Hipoglikemia
4) Hiperglikemia
5) Diabetes gestasional
1) Diabetes melitus
2) Tromboflebitis
18
3) Hiperglikemia
1) Poliuria
2) Polidipsi
1) Diabetes melitus
2) Perubahan sirkulasi
3) Neuropati
(Sutoto, 2016)
Hippoglikemia
Observasi
1. Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia
2. Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
Terapeutik
1. Berikan karbohodrat sederhana, jika perlu
2. Berikan glukagon
Edukasi
1. Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap
saat
2. Anjurkan monitor kadar glukosa darah
20
5. Implementasi
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana
untuk memenuhi kebutuhan klien secara optimal. Pada tahap ini perawat
6. Evaluasi
Evaluasi merupakan perbandingan yang sistemik dan terencana
C. Daftar Pustaka
Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan RI. (2019). Pusat Data dan Informasi
https://pusdatin.kemkes.go.id/folder/view/01/structure-publikasi-data-
pusat-data-dan-informasi.html.
Purwokerto
Aksara Publisher.
http://www.idai.or.id/wp-content/uploads/2016/06/Konsensus
https://doi.org/10.33221/jikm.v5i1.14
Suzanne, S., Jannuce, H., & Kerry, C. (2013). Keperawatan Medikal Bedah.
Jakarta : EGC.
Tanto, C., Liwang, F., Hanifati, S., & Pradipta, E. A. (2016). Kapita Selekta