Nama kelompok 4 :
JURUSAN KEPERAWATAN
Februari 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas pentunjuk, rahmat dan hidayah-
Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Makalah ini disusun untuk
melengkapi tugas mata kuliah Keperawatan Penyakit Tidak Menular.
Dalam menyelesaikan makalah ini, tidak akan bisa berjalan lancar tanpa
bantuan dari orang-orang yang berada di dekat kami yang telah memberikan
bimbingan dan dukungan sebagai bahan masukan. Untuk itu saya ucapkan banyak
terimahkasih kepada :
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
BAB I PENDAULUAN 4
1.1 Latar belakang 4
1.2 Tujuan 5
BAB II TINJAUAN TEORI 6
2.1 Pengertian 6
2.2 Etiologi 6
2.3 Klasifikasi 7
2.4 Manifestasi klinis 9
2.5 Patofisiologi 9
2.6 Penatalaksanaan medis 10
2.7 Konsep Asuhan keperawatan 12
2.7.1 Pengkajian 12
2.7.2 Diagnosa Keperawatan 15
2.7.3 Perencanaan 16
2.7.4 Implementasi 17
2.7.5 Evaluasi 17
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN 18
BAB IV PENUTUP 19
4.1 Kesimpulan 19
4.2 Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan penulis dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dalam menerapkan asuhan
keperawatan yang bermutu pada pasien diabetes melitus.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus yang ingin dicapai penulis setelah pelaksaan asuhan
keperawatan adalah :
1. Mampu memahami konsep teori asuhan keperawatan pada pasien
diabetes melitus
2. Mampu melakukan pengkajian dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien diabetes melitus
3. Mampu menerapkan diagnosa keperawatan pada pasien diabetes
melitus
4. Mampu merencanakan asuhan keperawatan pada pasien diabetes
melitus
5. Mampu mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan pada
pasien diabetes melitus
6. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan pada
pasien diabetes melitus
7. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang diberikan
pada pasien diabetes melitus
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian
2.2 Etiologi
2.3 Klasifikasi
Tanda dan gejala pasien DM dibagi menjadi dua macam yaitu gejala
kronik dan gejala akut serta munculnya ulkus diabetic, yaitu :
1. Gejala akut yang timbul pada pasien DM berupa :
a. Pasien akan banyak mengkonsumsi makanan
b. Pasien akan banyak mengkonsumsi minum
c. Pasien akan lebih sering buang air kecil Apabila gejala tersebut tidak
segera ditangani maka akan timbul gejala lain seperti menurunnya
nafsu makan pasien dan berat badan akan turun, mudah merasa lelah,
pada keadaan tertentu pasien akan koma.
2. Gejala kronis yang muncul antara lain :
a. Pasien biasanya akan mengeluh kesemutan
b. Kulit pasien akan terasa panas
c. Kulit pasien terasa tebal
d. Mengalami kram
e. Cepat mengantuk
f. Pandangan pasien kabur
g. Gigi mudah goyang dan sering lepas
h. Pada wanita hamil kemungkinan terburuknya dalah keguguran dan
prematuritas (Darliana, 2017).
2.5 Patofisiologi
Pada diabetes tipe I, sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses
autoimun, sehingga insulin tidak dapat diproduksi. Hiperglikemia puasa
terjadi karena produksi glukosa yang tidak dapat diukur oleh hati. Meskipun
glukosa dalam makanan tetap berada di dalam darah dan menyebabkan
hiperglikemia postprandial (setelah makan), glukosa tidak dapat disimpan di
hati. Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi, ginjal tidak akan
dapat menyerap kembali semua glukosa yang telah disaring. Oleh karena itu
ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa yang disaring. Akibatnya, muncul
dalam urine (kencing manis). Saat glukosa berlebih diekskresikan dalam
urine, limbah ini akan disertai dengan ekskreta dan elektrolit yang berlebihan.
Kondisi ini disebut diuresis osmotik. Kehilangan cairan yang berlebihan dapat
menyebabkan peningkatan buang air kecil (poliuria) dan haus (polidipsia).
Kekurangan insulin juga dapat mengganggu metabolisme protein dan
lemak, yang menyebabkan penurunan berat badan. Jika terjadi kekurangan
insulin, kelebihan protein dalam darah yang bersirkulasi tidak akan disimpan
di jaringan. Dengan tidak adanya insulin, semua aspek metabolisme lemak
akan meningkat pesat. Biasanya hal ini terjadi di antara waktu makan, saat
sekresi insulin minimal, namun saat sekresi insulin mendekati, metabolisme
lemak pada DM akan meningkat secara signifikan. Untuk mengatasi resistensi
insulin dan mencegah pembentukan glukosa dalam darah, diperlukan
peningkatan jumlah insulin yang disekresikan oleh sel beta pankreas. Pada
penderita gangguan toleransi glukosa, kondisi ini terjadi akibat sekresi insulin
yang berlebihan, dan kadar glukosa akan tetap pada level normal atau sedikit
meningkat. Namun, jika sel beta tidak dapat memenuhi permintaan insulin
yang meningkat, maka kadar glukosa akan meningkat dan diabetes tipe II akan
berkembang(Darliana, 2017).
3. Latihan jasmani
Teratur 3-4 kali tiap minggu selama + ½ jam. Adanya kontraksi otot
akan merangsang peningkatan aliran darah dan penarikan glukosa ke
dalam sel. Penderita diabetes dengan kadar glukosa darah >250mg/dl
dan menunjukkan adanya keton dalam urine tidak boleh melakukan
latihan sebelum pemeriksaan keton urin menunjukkan hasil negatif dan
kadar glukosa darah mendekati normal. Latihan dengan kadar glukosa
tinggi akan meningkatkan sekresi glukagon, growth hormon dan
katekolamin. Peningkatan hormon ini membuat hati melepas lebih
banyak glukosa sehingga terjadi kenaikan kadar glukosa darah.Untuk
pasien yang menggunakan insulin setelah latihan dianjurkan makan
camilan untuk mencegah hipoglikemia dan mengurangi dosis
insulinnya yang akan memuncak pada saat latihan.
4. Obat-Obatan
1. Tablet OAD (Oral Antidiabetes)/ Obat Hipoglikemik Oral
(OHO)
o Mekanisme kerja sulfanilurea
Obat ini bekerja dengan cara menstimulasi pelepasan
insulin yang tersimpan, menurunkan ambang sekresi
insulin dam meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat
rangsangan glukosa. Obat golongan ini biasanya
diberikan pada penderita dengan berat badan normal
dan masih bisa dipakai pada pasien yang berat
badannya sedikit lebih.
o Mekanisme kerja Biguanida
Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi
mempunyai efek lain yang dapat meningkatkan
efektivitas insulin, yaitu :
1) Biguanida pada tingkat prereseptor → ekstra
pankreatik
a. Menghambat absorpsi karbohidrat
b. Menghambat glukoneogenesis di hati
c. Meningkatkan afinitas pada reseptor
insulin
2) Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan
jumlah reseptor insulin
a. Biguanida pada tingkat pascareseptor:
mempunyai efek intraselluler
5. Insulin
2. Keluhan utama
a. Kondisi hiperglikemi:
b. Kondisi hipoglikemi
c. Tremor, perspirasi, takikardi, palpitasi, gelisah, rasa lapar,
sakit kepala, susah konsentrasi, vertigo, konfusi, penurunan
daya ingat, patirasa di daerah bibir, pelo, perubahan
emosional, penurunan kesadaran.
6. Pemeriksaan Fisik
c. Integritas ego
d. Eliminasi
f. Neurosensori
h. Pernapasan
i. Seksualitas
j. Gastro intestinal
k. Muskulo skeletal
l. Integumen
2.7.3 Perencanaan
2.7.4 Implementasi
2.7.5 Evaluasi
TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
ruang : Majaphit
no.RM : 1023xxx
a. Identitas pasien
nama : Ny. T
umur : 60 th
agama : islam
suku : jawa
pendidikan : SMP
diagnosis medis : DM
b. Sumber informasi
nama : Tn. G
umur : 35 th
1. sistem penglihatan
2. sistem pendengaran
3. sistem wicara
4. sistem pernafasan
b. sirkulasi jantung
6. sistem neurologi
7. sistem pencernaan
8. sistem imunologi
9. sistem endokrin
11.sistem integumen
12.sistem muskuloskeletal
13.sistem reproduksi
4. Pemeriksaan Penunjang
o Hasil laboratorium
o Pemeriksaan GDS
Tanggal Hasil Nilai normal
11/02/2022 361 <200 mg/dl
12/02/2022 296 <200 mg/dl
13/02/2022 180 <200 mg/dl
2. Analisis data
No. Data fokus Masalah Etiologi
1. Ds : Defisit volume Diuresis osmotik,
- klien mengatakan cairan polyuria
badannya lemas
- klien mengatakan mudah
lapar dan haus
- klien mengatakan mudah
lapar dan haus
DO :
- Klien tampak lemas
- klien tampak berbaring di
tempat tidur
- klien BAK >10x/hari
- mukosa bibir kering
2. DS : Gangguan Intake yang tidak
-klien mengatakan tidak pemenuhan adekuat,
nafsu makan nutrisi kurang ketidakseimbangan
- klien mengatakan hanya dari kebutuhan insulin
menghabiskan ½ prosi
makan yang disediakan RS
DO :
- Klien tampak lemas
dan lesu
- BB Klien turun,
BB sebelum sakit 55
kg
BB Saat sakit 51 kg
- klien tampak tidak
menghabiskan porsi
makan yang telah
disediakan RS
- klien tampak tidak
nafsu makan
- gds 448 mg/dl
3. DS : Defisit Kurang terpajan /
pengetahuan tidak mengenal
- klien mengatakan mengenai sumber informasi
belum paham tentang kondisi
penyakitnya saat ini
- klien mengatakan
tidak tahu penyebab
penyakit yang
dideritanya saat ini
DO :
- klien sering bertanya
mengenai penyakitnya
3. Diagnosa keperawatan
1. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan diuresis
osmotik, polyuria (D.0036)
2. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan intake tidak adekuat,
ketidakseimbangan insulin (D.0032)
3. Defisit pengetahuan mengenai kondisi berhubungan dengan kurang
terpajan daring tidak mengenal sumber informasi (D.0111)
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
Iii, B. A. B., & Konsep, A. K. (2016). Sumber :Buku Ajar Ilmu Bedah, 2005.
Lestari, L., Zulkarnain, Z., & Sijid, S. A. (2021). Diabetes Melitus: Review
etiologi, patofisiologi, gejala, penyebab, cara pemeriksaan, cara pengobatan
dan cara pencegahan. Prosiding Seminar Nasional Biologi, 7(1), 237–241.
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/psb/article/view/24229