Disusun oleh :
Oriza Sativa Manurung
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang maha kuasa Atas
berkat rahmat dan karunia – Nya, kami selaku penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan makalah “Laporan pendahuluan Diabetes Melitus ”.
Disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Praktek Klinik mata
kuliah KMB dengan pokok bahasan “Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Diabetes Melitus di Ruang Rawat Inap RSUD Kabupaten Tangerang Tahun 2021”
yang mana dalam pelaksanaan pengerjaan serta penyusunan makalah ini didapati
dari hasil diskusi, buku, serta pencarian di internet terkait artikel – artikel yang
berhubungan dengan fraktur femur. Tak lupa pula kami ucapkan terimakasih
kepada pihak – pihak yang terkait :
1. Ibu Ns. Widya Sepalanita ,S.Kep,M.Kep Sp.KMB, selaku Pembimbing
MK KMB yang telah memberikan bimbingan kepada kami sehingga
tersusunlah makalah ini.
2. Teman-teman kelompok KMB yang memberikan masukan dan dukungan
dalam penyelesaian makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna segala saran dan kritik sifatnya
membangun, senantiasa kami harapkan demi perbaikan makalah ini.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Tujuan ..................................................................................................... 3
1. Tujuan Umum ..................................................................................... 3
2. Tujuan khusus ..................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI ......................................................................... 4
A. Konsep Fraktur ........................................................................................ 4
1. Definisi ............................................................................................... 4
2. Etiologi ............................................................................................... 5
3. Klasifikasi ........................................................................................ 6
4. Patofisiologi dan Pathway ................................................................... 7
5. Manifestasi Klinik ............................................................................... 8
6. Penatalaksanaan Penunjang ................................................................. 8
7. Penatalaksanaan Keperawatan Manajemen Nyeri ............................... 12
8. Pemeriksaan Penunjang ....................................................................... 17
9. Komplikasi .......................................................................................... 18
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan......................................................... 20
1. Pengkajian........................................................................................... 20
2. Diagnosis Keperawatan ....................................................................... 25
3. Intervensi ............................................................................................ 26
4. Implementasi....................................................................................... 30
5. Evaluasi............................................................................................... a
BAB III TINJAUAN KASUS ....................................................................... 32
A. Pengkajian ............................................................................................... 32
B. Analisa Data ............................................................................................ 50
C. Diagnosis Keperawatan............................................................................ 55
D. Intervensi Keperawatan............................................................................ 56
E. Implementasi Keperawatan ...................................................................... 61
F. Evaluasi ................................................................................................... 76
2
BAB I
PENDAHULUAN
pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan Bare,2015).
populasi 230 juta jiwa, menduduki kedudukan keempat di dunia dalam hal
jumlah penderita diabetes terbesar setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
berumur di atas 20 tahun pada 2010 mencapai 148 juta jiwa, diperkirakan
ada 21,8 juta warga kota dan 10,7 juta warga desa menderita diabetes.
gestasional. Beberapa tipe yang ada, DM tipe 2 merupakan salah satu jenis
yang paling banyak ditemukan yaitu lebih dari 90-95%. Dimana faktor
tersebut akan terus bertambah menjadi 642 juta (10,4%) penderita DM tahun
dunia bersama China, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko
(IDF, 2015).
1.2 Tujuan
melitus
diabetes melitus
1.3 Manfaat
TINJAUAN TEORI
2.1.1 Pengertian
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya (smelzel dan
(ADA,2017)
pankreas tidak cukup dalam memproduksi insulin atau ketika tubuh tidak
darah, adalah efek yang tidak terkontrol dari diabetes dan dalam waktu
panjang dapat terjadi kerusakan yang serius pada beberapa sistem tubuh,
koroner), mata (dapat terjadi kebutaan), ginjal (dapat terjadi gagal ginjal)
(WHO, 2011)
(Shadine, 2010)
20
2.1.2 Anatomi Fisiologi
ekor prankreas mencapai hiluslinpa diarah kronio dorsal dan bagian kiri
yaitu bagian prankreas yang lebar biasanya tidak lebih dari 4 cm, arteri
dan vena mesentrika superior berada dibagian kiri prankreas ini disebut
beta dan sel delta. Sel beta mencakup kira kira 60% dari semua sel
a. Genetik
b. Imunologi
c. Lingkungan
Faktor-faktor resiko :
th)
Obesitas
Riwayat keluarga
seringkali tidak dirasakan dan tidak disadari penderita. Tanda awal yang
yaitu dilihat langsung dari efek peningkatan kadar gula darah, dimana
peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai 160-180 mg/dL dan
menjadi 2 yaitu:
Jika kadar gula melebihi nilai normal , maka gula darah akan
2015) .
2015) adalah:
a) Kesemutan
d) Kram
e) Mudah mengantuk
f) Mata kabur
2.1.5 Patofisiologi
glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dihati meskipun
kosentrasi glukosa daram darah cukup tinggi maka ginjal tidak dapat
Bare,2015).
yang sangat penting dalam munculnya DM tipe II. Faktor genetik ini
Bare,2015).
2.1.6 pathway
Resiko infeksi
Poliuri
Sklerosis mikrovaskuler
Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan Kekurangan volume cairan Neuron
Perubahan persepsi
sensori perabaan
Gangguan fungsi penglihatan
Pemeriksaan laboratorium
1. Pemeriksaan darah
No Pemeriksaan Normal
3. Urine
dengan cara Benedict ( reduksi ). Hasil dapat dilihat melalui perubahan warna
pada urine : hijau ( + ), kuning ( ++ ), merah ( +++ ), dan merah bata ( ++++ ).
4. Kultur pus
Mengetahui jenis kuman pada luka dan memberikan antibiotik yang sesuai
2.1.8 Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan Keperawatan
29
a. Diet
TB(cm) -100
Keterangan :
b. Edukasi/penyuluhan
pencegahannya.
c. Pemberian obat-obatan
Pemberian obat obatan dilakukan apabila pengcegahan dengan cara
B. Penatalaksanaan Medis
glikemik.
b. Obat Antidiabetik Oral
1. Sulfonilurea
kedua yaitu glipizid dan gliburid sebab resorbsi lebih cepat, karena
3. pada pasien lanjut usia tidak menyebabkan hipoglekimia jika digunakan tanpa
obat lain, namun harus digunakan secara hati-hati 3. 3. Penghambat Alfa
Glukosidase/Acarbose
enzim pada lapisan sel usus, yang mempengaruhi digesti sukrosa dan
Fungsi hati akan terganggu pada dosis tinggi, tetapi hal tersebut tidak
telah terbukti aman dan efektif untuk pasien lanjut usia dan tidak
2.1.9 Komplikasi
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada penderita DM tipe II akan
dua berdasarkan lama terjadinya yaitu komplikasi akut dan komplikasi kronik
a. Komplikasi Akut
kadar glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dl), disertai dengan adanya
tanda dan gejala asidosis dan plasma keton (+) kuat. Osmolaritas plasma
(PERKENI,2015).
o Hipoglikemi
2015).
o Hiperosmolar Non Ketonik (HNK)
Pada keadaan ini terjadi peningkatan glukosa darah sangat tinggi (600-
dari:
serat-serat saraf menjadi rusak sebagai akibat dari cedera atau penyakit
2.1.1 Pengkajian
perlu dikaji biodata pasien dan data data untuk menunjang diagnosa. Data
1. Riwayat Kesehatan
a. Pola persepsi
tidak menyadari akan terjadinya resiko kaki diabetik bahkan mereka takut
Akibat produksi insulin yang tidak adekuat atau adanya defisiensi insulin
c. Pola eliminasi
sampai terjadi koma. Adanya luka gangren dan kelemahanotot otot pada
f. Kongnitif persepsi
h. Peran hubungan
i. Seksualitas
j. Koping toleransi
kontruktif/adaptif.
k. Nilai kepercayaan
Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan fungsi tubuh serta luka
3. Pemeriksaan fisik
Yang terdiri dari tekanan darah, nadi, pernafasan, dan suhu. Tekanan darah
dan pernafasan pada pasien dengan pasien DM bisa tinggi atau normal,
Nadi dalam batas normal, sedangkan suhu akan mengalami perubahan jika
terjadi infeksi.
b. Pemeriksaan Kulit
Kulit akan tampak pucat karena Hb kurang dari normal dan jika
kekurangan cairan maka turgor kulit akan tidak elastis. kalau sudah terjadi
tiroid, kelenjar getah bening, dan JVP (Jugularis Venous Pressure) normal 5-2
cmH2.
Pada pasien dengan penurunan kesadaran acidosis metabolic pernafasan cepat dan
dalam.
batas normal
BAK
h. Pemeriksaan Muskuloskeletal
i. Pemeriksaan Ekstremitas
Kadang terdapat luka pada ekstermitas bawah bisa terasa nyeri, bisa terasa baal
j. Pemeriksaan Neurologi
39
40
BAB III
I. BIODATA
Identitas Pasien
Initial Pasien : Tn S
Usia : 60 th
Jenis kelamain : laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan Bank
Status pernikahan : Kawin
NO RM : 1908653
Tgl Pengkajian : 11 Januari 2021
Penanggung Jawab
Initial : Ny N
Usia : 56 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Hub dengan Pasien : Istri
Genogram
v
Keterangan
: laki laki
: Perempuan
: Klien
Meninggal
: serumah
V. SIRKULASI
Gejala (Subjektif)
TD : 110/70 mmHg
Tekanan nadi : 80x/menit,
S : 38,5°C
Rr : 28 ×/menit
Gap auskultatori : -
Nadi (palpasi) : Karotis : teraba Temporal :teraba
Jugularis : teraba, Radialis : teraba
Femoralis : teraba Popliteal : teraba
Dorsalis pedis : teraba
Bunyi jantung : Frekuensi 80x/menit
Irama : teratur, Kualitas : -
Friksi gesek : -, Murmur : -
Distensi vena jugularis : tidak ada
Ekstremitas : suhu : 37C, Warna : tidak pucat/sianosis
Pengisian kapiler : crt <2 detik
Tanda Homan’s : - Varises :-
Abnormalitas kuku : tidak ada
Penyebaran/ kualitas rambut : distribusi rambut merata, rambut rontok, berminyak, rambut tampak kering
membran mukosa : lembab, Bibir : lembab
Punggung kuku: bersih
Konjungiva : anemis Sklera : ikterik
Diaforesis : -
IX. HIGIENE
Aktivitas sehari-hari : Tergantung, dibantu oleh istri
Mobilitas : pasien hanya ditempat tidur saja, Makan : 2 sendok nasi
Hegiene : rambut tampak kotor, Berpakaian : kurang rapi
Toileting : belum BAB selama sakit, BAK lewat selang pipis
Waktu mandi yang diinginkan jam : -
Pemakaian alat bantu/ prostetik : -
Tanda (Objektif)
Penampilan umum : sedang
Cara berpakaian rapi, Kebiasaan pribadi :-
Bau badan : -, Kondisi kulit kepala: rambut rontok
Adanya kutu: tidak ada
X. NEUROSENSORI
Gejala (Subjektif)
Rasa ingin pingsan/ pusing : tidak ada
Sakit kepala : Lokasi nyeri : tidak ada, Frekuensi : -
Kesemutan/ kebas/ kelemahan (lokasi) : sering sekali kesemutan, pedis sinistra terkadang nyeri tekan tidak
ada
Stroke (gejala sisa) :-
Kejang : - Tipe : -, Frekuensi: -
Status postikal : - , Cara mengontrol :,
Glaukoma : -, Katarak : -,
Telinga : tidak ad kehilangan pendegaran
Epistaksis: tidak ada
Tanda (Objektif)
Status mental :
Terorientasi/ disorientasi : Waktu : 08.00, Tempat : rs, rawat inap, Orang : perawat, istri pasien
Kesadaran: composmentis, Mengantuk Letargi :-
Stupor : - , Koma : -,
Kooperatif : pasien kooperatif, Menyerang :-, Delusi :-,
Halusinasi : tidak ada, Afek (gambarkan) :-
Kaca mata :-, Kontak lensa :-, Alat bantu dengar :-,
Ukuran/ rekasi pupil : Ka/ Ki : reflek cahaya +/+
Facial drop : -,Menelan :-,
XI. NYERI/ KETIDAKNYAMANAN
Gejala (Subjektif)
Lokasi: pasien mengatakan nyeri di daerah sendi mata kaki persendian, intensitas (1-10 dimana 10 sangat
nyeri) : skala nyeri 5 Frekuensi: tidak tentu, Kualitas : sedang, Durasi : nyeri datang tiba-tiba Penjalaran :
nyeri menjalar pada bagian persendian
Faktor-faktor pencetus : pasien mengatakan nyeri pada saat beraktivitas
Tanda (Objektif)
Mengkerutkan muka : pasien tampak meringis
Menjaga area yang sakit : pasien tampak menjaga area yang sakit.
Respons emosional : pasien tampak cemas
XII. PERNAPASAN
Gejala (Subjektif)
Dispnea yang berhubungan dengan batuk/ sputum :tidak ada
Riwayat bronkitis : tidak ada
Asma : tidak ada
Tuberkulosis : tidak ada, Emifisema : tidak ada
Pneumonia kambuhan : tidak ada
Pemanjanan terhadap udara berbahaya : tidak ada
Perokok : pasien merokok Pak/ hari :1-2 bungkus Lama dalam tahun :-
Penggunaan alat bantu pernapasan :-, Oksigen : -
Tanda (Objektif)
Pernapasan : Frekuensi :28x/menit Simetris :ekspansi dinding dada simetris
Penggunaan otot-otot asesori : tidak ada Napas cuping hidung :tidak ada
Fremitus : -
Bunyi napas : vesikuler
Egofoni :-
Sianosis : -, Jari tubuh : tidak ada sianosis
Karakteristik sputum : -
Fungsi mental/ gelisah : pasien tampak gelisah
XIII. KEAMANAN
Gejala (Subjektif)
Alergi/ sensitivitas : ada, alergi dingin, Reaksi :-
Perilaku resiko tinggi : ya
Periksaan :-
Tranfusi darah/ jumlah :-,
Kapan :-,
Gambaran reaksi :-,
Riwayat cedera kecelakaan : tidak ada
Fraktur/ dislokasi :tidak ada fraktur
Artritis/ sendi tak stabil : pasien mengatakan nyeri pada persendian
Masalah punggung : tidak ada
Perubahan pada tahi lalat :- Pembesaran nodus : -
Kerusakan penglihatan, pendengaran : penglihatan dan pendengaran mulai menurun
Protese :- Alat ambulatori :-
Tanda (Objektif)
Suhu tubuh :38,5C Diaforesis :-
Integritas kulit :
Luka pedis sinistra: kedalama
Jaringan parut :tidak ada Kemerahan : ada
Parestesia/ paralisis :-
Hasil kultur, Pemeriksaan sistem imun : anti-CMV igG positif kons 247,4AU/ml
XIV. SEKSUALITAS
Aktif melakukan hubungan seksual : selama sakit tidak melakukan hubungan seksual
Penggunaan Kondom : -
Pria
Gejala (Subjektif)
Tanda (Objektif)
Masalah-masalah/ stres : pasien tampak sering mengeluh masalah penyakitnya, meringis kesakitan karena sesak
nafas
Peran dalam struktur keluarga : pasien sebagai laki-laki berperan sebagai kepala keluarga
Masalah-masalah yang berhubungan dengan penyakit/ kondisi :pasien mengeluh dada sakit jika batuk.
Tanda (Objektif)
Komunikasi verbal/ nonverbal dengan keluarga/ orang terdekat lain : pasien menjawab pertanyaan dengan
kooperatif
2 minggu
Metaabolisme sel
- Keluarga pasien mengatakan
menurun
pasien menderaita diabetes
meilitus sejak 20 tahun
Strafase sel
DO :
Kemampuan sel
- Tampak terdapat luka ulkus menurun
DM pedis sinistra ukuran
luka 10 x 3 cm, eksudat Reantaang infeksi
seropurulenta, kwedalaman (Terdapat Luka)
luka kehilangan ketebalan
parsial Invasi kuman
mual muntah
Resiko defisit
kekurangan nutrisi
diatas normal
2) Infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (diabetes meilitus) d.d terdapat luka pada pedis sinistra
(D.0142)
3) Ketidakstabilan Glukosa Darah berhubungan dengan hipeglikemia ditandai dengan kadar glukosa dalam
4) Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan gangguan metabolisme tubuh ditabdai dengan mual muntah
(D.0019)
FORMAT
Keperawatan
1. (D.0130)Resiko Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia
Observasi
hipertermia b.d keperawatan selama 3 x 24
1. Monitor suhu tubuh
jam , diharapkan respon
proses infeksi dd pengobatan dapat 2. Monitor haluaran urine
3. Monitor kadar elektrolit
peningkatan suhu dipertahankan, suhu tubuh
dalam batas normal
tubuh diatas normal Terapeutik
- 1. Sediakan lingkungan yang dingin
2. Beri cairan oral
3. Berikan oksigen (jika perlu)
3. (D. 0032) Resiko (L. 03030) Status nutrisi (I. 03115) Manajemen hiperglikemia
Setelah dilakukan Observasi
defisit nutrisi
tindakan keperawatan e. Monitor kadar gula darah
berhubungan dengan
selama… diharapkan f. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia
gg metabolisme keadekuatan asupan g. Monitor intake dan output cairan
nutrisi untuk memenuhi h. Monitor keton urin
tubuh dalam
kebutuhan metabolisme Terpeutik
mengabsorbsi nutrien
membaik. Dengan i. Berikan asupan cairan oral
kriteria hasil: Edukasi
a. Porsi makanan yang j. Ajarkan pengolaan diabetes (penggunaan
dihabiskan 4 insulin, obat oral, pengantian karbohidrat)
(cukup meningkat) Kolaborasi
b. Berat badan 3 k. Kolaborasi pemberian insulin
(sedang) Kolaborasi cairan iv
c. Frekuensi makan 4
(cukup membaik)
d. Nafsu makan 4
(cukup membaik)
Membran mukosa 4
(cukup membaik)
1. IMPLEMENTASI
A. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
1. Implementasi Keperawatan Hari Pertama
N Diagnosis Tindakan Keperawatan Respon Tanda Tangan
O Keperawatan
1. (D.0130)Resik - Memonitoring suhu tubuh S:
- Memberikan cairan oral Oriza
Kolaborasi - Pasien
o hipertermia
- Memberikan obat mengatakan
paracetamol 500 mg suhu tubuh
b.d proses
menurung
infeksi dd O:
peningkatan - TD :
110/100mmHg
- N : 90x/menit
suhu tubuh
- S : 37oC
- Rr :28x/menit
diatas normal
- Klien tampak
lemas
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan
2. D.0142 PERAWATAN LUKA (I.14564) S: oriza
Observasi - Klien
Infeksi b.d
Monitor karakteristik luka mengatakan luka
penyakit kronis
Terapeutik nya tampak
(diabetes 1. Lepaskan balutan dan plester bersih dan tidak
meilitus) secara perlahan berbau
2. Bersihkan dengan cairan NaCl
3. Bersihkan jaringan nekrotik O:
4. Berikan salep yang sesuai ke - Luka terlihat
kulit/lesi bersih
5. Pasang balutan sesuai jenis
luka A : Masalah belum
6. Pertahankan teknik streril saat teratasi
melakukan perawatan luka P : Intervensi
7. Jadwalkan perubahan posisi Dilanjutkan
setiap 2 jam atau sesuai kondisi
pasien
8. Berikan suplemen vitamin dan
mineral
9. Berikan terapi TENS, jika perlu
Edukasi
3. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
4. Anjurkan prosedur perawatan
luka secara mandiri
Kolaborasi
3. Kolaborasi prosedur debridement
4. Kolaborasi pemberian antibiotik
sesuai TD : 110/100mmHg
N : 80x/menit
3. Lakukan kontrak perilaku(mis. Target S : 37oC
BB, tanggung jawab perilaku) Rr :20x/menit
Edukasi
1. Anjurkan membuat catatan harian
tentang perasaan dan situasi pemicu
pengeluaran makanan (mis.
Pengeluaran yang disengaja, muntah,
aktivitas berlebihan)
2. Ajarkan pengaturan diet yang tepat
3. Ajarkan keterampilan koping untuk
penyelesaian masalah perilaku makan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang
target BB, kebutuhan kalori dan pilihan
makanan
peningkatan - TD :
110/100mmHg
- N : 80x/menit
suhu tubuh
- S : 36.5oC
- Rr :28x/menit
diatas normal
- Klien tampak
lemas
A: Masalah teratasi
P: Intervensi
dihentikan
2. D.0142 PERAWATAN LUKA (I.14564) S: oriza
Observasi - Klien
Infeksi b.d
Monitor karakteristik luka mengatakan luka
penyakit kronis
Terapeutik nya tampak
(diabetes 1. Lepaskan balutan dan plester bersih dan tidak
meilitus) secara perlahan berbau
2. Bersihkan dengan cairan NaCl
3. Bersihkan jaringan nekrotik O:
4. Berikan salep yang sesuai ke - Luka terlihat
kulit/lesi bersih
5. Pasang balutan sesuai jenis
luka A : Masalah belum
6. Pertahankan teknik streril saat teratasi
melakukan perawatan luka P : Intervensi
7. Jadwalkan perubahan posisi Dilanjutkan
setiap 2 jam atau sesuai kondisi
pasien
8. Berikan suplemen vitamin dan
mineral
9. Berikan terapi TENS, jika perlu
Edukasi
5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
6. Anjurkan prosedur perawatan
luka secara mandiri
Kolaborasi
5. Kolaborasi prosedur debridement
6. Kolaborasi pemberian antibiotik
peyakit TD : 110/100mmHg
Terapeutik N : 80x/menit
1. Timbang BB secara Rutin S : 37oC
Rr :20x/menit
2. Dsikusikan perilaku makan dan jumlah
aktivitas fisik termasuk olahraga yang
- makanan yang
sesuai
disediakan habis
3. Lakukan kontrak perilaku(mis. Target
½ porsi
BB, tanggung jawab perilaku)
A : Masalah belum
4. Damping ke kamar mandi untuk
teratasi
pengamatan perilaku memuntahkan
kembali makanan P : Intervensi
5. Berikan penguatan positif terhadap Dilanjutkan
keberhasilan target dan perubahan
perilaku
6. Berikan konsekuensi jika tidak
mencapai target sesuai kontrak
7. Rencanakan program pengobatan untuk
perawatan dirumah (mis. Medis,
konseling)
Edukasi
2. Anjurkan
membuat catatan harian tentang
perasaan dan situasi pemicu
pengeluaran makanan (mis.
Pengeluaran yang disengaja, muntah,
aktivitas berlebihan)
3. Ajarkan
pengaturan diet yang tepat
4. Ajarkan
keterampilan koping untuk
penyelesaian masalah perilaku makan
Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi
tentang target BB, kebutuhan
kalori dan pilihan makanan
B. CATATAN PERKEMBANGAN
TANGGAL DIAGNOSIS CATATAN PERKEMBANGAN TANDA
KEPERAWATAN TANGAN
13/01/2021 (D.0130)Resiko S = Pasien mengatakan sudah tidka
lemas lagi dan tidak demam oriza
hipertermia b.d O =
- Suhu tubuh menurun
proses infeksi dd
A = Masalah teratasi
P = Intervensi dihentikan
peningkatan suhu
DAFTAR PUSTAKA
(IDF). (2015) . Idf diabetes altas sixth edition. Diakses pada tanggal 15 april 2016 dari
http://www.idf.org/sites/default/files/Atlas-poster-2015_EN.pdf
PPNI DPP SDKI Pokja Tim, 2018. Standar Diagnosia Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SIKI Pokja Tim, 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 :
Jakarta: DPP PPNI
PPNI DPP SLKI Pokja Tim, 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 : Jakarta:
DPP PPNI
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta : EGC
Tarwoto, dkk, 2012. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem Endokrin. Jakarta:
Trans Info Mediaq