Disusun Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah 2 yang diberi tugas oleh ibu dosen Johana Tuegeh, S.Pd, S.SiT, M.Kes. Diabetes Melitus
adalah penyakit gangguan metabolik yang disebabkan oleh gagalnya organ pankreas dalam
memproduksi hormon insulin secara memadai. Penyusun makalah tidak lupa untuk
mengucapkan terima kasih kepada :
3. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini
Tiada gading yang tak retak. Meskipun telah berusaha untuk menghindarkan kesalahan,
tetapi penulis menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kelemahan sebagai
kekurangannya. Karena itu, penulis berharap agar pembaca berkenan menyampaikan kritikan.
Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, semoga berbagai kritik dan saran yang bersifat
membangun dapat menjadi bekal penulis untuk menyusun makalah seminar selanjutnya. Penulis
menyampaikan rasa terima kasih dengan setulus-tulusnya. Akhir kata, saya berharap agar
makalah ini dapat membawah manfaat kepada pembaca.
Manado, 2022
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................7
PROPOSAL DAN SKENARIO................................................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................................12
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................12
31. Konsep Dasar Penyakit...........................................................................................................12
3.2 Asuhan Keperawatan Teoritis......................................................................................................20
BAB IV.....................................................................................................................................................43
PENUTUP................................................................................................................................................43
4.1 Kesimpulan........................................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................44
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit degenerative tidak
menular yang menjadi masalah serius bagi kesehatan masyarakat di Indonesia maupun di
dunia. Pola makan dan pola hidup masyarakat saat ini semakin dimanjakan dengan
banyak kemudahan yang dapat diakses langsung oleh manusia sebagai akibat dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal mana menyebabkan tingkat aktivitas
individu semakin berkurang. Gaya hidup pesta pora dengan menyajikan hidangan yang
beraneka ragam membuat masyarakat lupa ancaman penyakit Diabetus Mellitus. Salah
satu penyebab penyakit Diabetus Mellitus adalah gaya hidup pesta pora dengan tingkat
aktivitas yang rendah (Suiraoka, 2012).
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014 Jumlah orang yang
hidup dengan Diabetes dan prevalensinya meningkat di semua wilayah di dunia. Pada
tahun 2014, berjumlah 422 juta orang dewasa (atau 8,5% penduduk dunia) terserang
Diabetes, dibandingkan pada tahun 2012 jumlah penderita sebanyak 1.5 juta orang.
Prevalensi DM tertinggi terdapat di wilayah Mediterania Timur (14%) dan terendah di
Eropa dan wilayah Pasifik Barat sebesar 8.9% (Nurlina, 2017). Berdasarkan data
International Diabetes Federation (IDF).
1.3 Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan penulisan Studi kasus ini adalah menerapkan asuhan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan yang komprehensif kepada Klien dengan
Diabetes Melitus dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari di Puskesmas
Tareran.
Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan Diabetes Melitus dalam pemenuhan
kebutuhan aktivitas sehari-hari di Puskesmas Tareran.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus
dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari di Puskesmas Tareran.
c. Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus dalam
pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari di Puskesmas Tareran.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada Klien dengan Diabetes Melitus
dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari di Puskesmas Tareran.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus dalam
pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari di Puskesmas Tareran.
BAB II
2. Tujuan Seminar
Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yaitu :
- Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit “Diabetes Melitus”
- Tujuan khusus
1. Mengetahui persiapan dan kesiagaan yang diperlukan dalam mencegah
penyakit diabetes melitus
2. Mengenali bahaya penyakit diabetes melitus
3. Mengetahui cara penanganan diabetes melitus
3. Nama Keiatang
“Seminar Keperawatan Diabetes Melitus 2022”
4. Jenis Kegiatan
Kegiatan ini berupa seminar
6. Sasaran
Sasaran seminar keperawatan yaitu seluruh mahasiswa DIII Keperawatan Tingkat 3‘B
7. Susunan Panitia
(Terlampir)
8. Susunan Acara
(Terlampir)
9. Rencana Anggaran
(Terlampir)
10. Penutup
Demikian proposal ini penyusun buat atas perhatian dan kerjasama pihak-pihak
yang terkait penyusun ucapkan terima kasih. Semoga kegiatan ini dapat berjalan dengan
lancar dan sukses serta dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Lampiran 1
MC : Wulandari C. Moniung
RENCANA ANGGARAN
I. PEMASUKAN
a. Dana Awal Panitia
b. Pencarian Dana
II. PENGELUARAN
PEMBAHASAN
31. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Diabetes mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai
kelaianan metabolic akibat ganggouan hormonal yang menimbulkan kelainan
metabolic akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah disertai lesi pada membrane basalis
dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (Riyadi, 2011). Sedangkan menurut
Askandar (2001) DM adalah penyakit metabolic yang kebanyakan herediter, dengan
tanda-tanda hiperglikemia dan glukosa, disertai dengan atau tidak adanya gejala
klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif di dalam
tubuh, gangguan primer terletak pada metabolism karbohidrat yang biasanya disertai
juga gangguan metabolism lemak dan protein (Riyadi, 2011).
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan Herediter
dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria yang disertai dengan atau tidak
adanya gejala klinik akut ataupun kronik sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif
didalam tubuh. Gangguan primer, menurut askandar, terletak pada metabolisme
karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein
(Bararah, 2013).
2. Etiologi
Etiologi diabetes antara lain (Padila, 2012):
a. Diabetes Tipe I:
1) Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecederungan genetik kea rah terjadinya
DM tipe I. Kecederungan genetik ini ditemkan pada individu yang
memiliki tipe antigen HLA.
2) Faktor imunologi
Adanya respon yang merupakan respons abnormal diman antobodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggap seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu antibody
terhadap sel-sel pulau langerhans dan insulin endogen
3) Faktor lingkungan
Virus atau toksin dapat memicu proses autuimun yang menimbulkan
destruksi selbeta. Pada penderita Diabetes tipe 1 dikenal sebagai diabetes
yang tergantung insulin. Tipe ini berkembang jika sel sel beta pankreas
memproduksi insulin terlalu sedikit atau bahkan tidak memproduksi sama
sekali. Jenis ini, biasanya muncul sebelum usia 40-an tahun, bahkan
muncul juga pada usia anak-anak. Para ilmuan percaya, bahwa faktor
lingkungan, seperti infeksi virus atau faktor gizi pada usia kanak-kanak
atau dewasa awal, dapat menyebabkan kerusakan sistem kekebalan pada
sel beta pankreas. Sampai saat ini, diabetes tipe ini tidak dapat dicegah,
karena penyebabnya bukan dari pola makan yang tidak sehat, melainkan
karena adanya kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel
beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut tersebut dapat dipicu oleh
adanya infeksi pada tubuh. Diet dan olahraga tidak bisa menyembuhkan
ataupun mecegah diabetes tipe ini. Kebanyakan penderita diabetes tipe ini
memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai
dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respon tubuh terhadap insulin,
umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap
awal. Dengan demikian, penderita harus dirawat dengan menyuntikan
insulin dan dianjurkan untuk melakukan diet khusus diabetes, serta
melakukan pengawasan yang teliti terhadap tingakat glukosa darah
melalui alat monitor pengujian darah. Biasanya, 5-10% dari penderita
diabetes, menderita diabetes tipe 1 (Ardhilla dan Oktaviani, 2013).
b. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui factor genetic yang
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Faktor-faktor
risiko:
1. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
2. Obesitas
3. Riwayat Keluarga
3. Manifestasi Klinis
Adanya penyakit diabetes mellitus ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan
dan tidak disadari oleh penderita. Manifestasi klinis Diabetes Melitus dikaitkan
dengan konsekuensi metabolik defisiensi insulin. Jika hiperglikemianya berat dan
melebihi ambang ginjal untuk zat ini, maka timbul glikosuria. Glikosuria ini akan
mengakibatkan diuresis osmotic yang meningkatkan pengeluaran urine (poliuria),
poliuria merupakan keadaan dimana tubuh memproduksi air seni berlebihan atau
lebih banyak dari dari jumlah normal yakni lebih dari 2,5-3 Liter selama 24 jam pada
orang dewasa dengan tanda-tanda yaitu sering berkemih. Jika melewati ambang ginjal
untuk ekskresi glukosa yaitu 180 mg/dl serta timbulnya rasa haus (polidipsia) dengan
gejala yang dirasakan yaitu penderita sering merasa haus yang berlebihan walaupun
sudah banyak minum air. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), gejala polifagia
yaitu penderita mengalami keadaan yang mudah lapar walaupun sudah makan
sebelumnya, keadaan ini mungkin akan timbul sebagai akibat kehilangan kalori (Price
dan Wilson, 2012). Pasien dengan diabetes tipe I sering memperlihatkan awitan
gejala yang eksplosif dengan polidipsia, pliuria, turunnya berat badan, polifagia,
lemah, somnolen yang terjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu. Pasien
dapat menjadi sakit berat dan timbul ketoasidosis, serta dapat meninggal kalau tidak
mendapatkan pengobatan segera. Terapi insulin biasanya diperlukan untuk
mengontrol metabolisme dan umumnya penderita peka terhadap insulin. Sebaliknya
pasien dengan diabetes tipe 2 mungkin sama sekali tidak memperlihatkan gejala
apapun, dan diagnosis hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium
dan melakukan tes toleransi glukosa. Pada hiperglikemia yang lebih berat pasien
tersebut mungkin menderita polidipsia, poliuria, lemah dan somnolen. Biasanya
mereka tidak mengalami ketoasidosis karena pasien ini tidak defisiensi insulin secara
absolut namun hanya relatif. Sejumlah insulin tetap disekresi dan masih cukup untuk
menghambat ketoasidosis (Price dan Wilson, 2012).
5. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup
penderita diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi:
a. Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas
hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut.
b. Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyulit
mikroangiopati dan makroangiopati.
c. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah,
tekanan darah, berat badan, dan profil lipid (mengukur kadar lemak dalam
darah), melalui pengelolaan pasien secara komprehensif.
Pada dasarnya, pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan disertai
dengan latihan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (2-4 minggu). Bila setelah itu
kadar glukosa darah masih belum dapat memenuhi kadar sasaran metabolik yang
diinginkan, baru dilakukan intervensi farmakologik dengan obat-obat anti diabetes oral
atau suntikan insulin sesuai dengan indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik
berat, misalnya ketoasidosis, DM dengan stres berat, berat badan yang menurun dengan
cepat, insulin dapat segera diberikan.
Pada keadaan tertentu obat-obat anti diabetes juga dapat digunakan sesuai dengan
indikasi dan dosis menurut petunjuk dokter. Pemantauan kadar glukosa darah bila
dimungkinkan dapat dilakukansendiri di rumah, setelah mendapat pelatihan khusus untuk
itu (PERKENI, 2015).
Menurut Smeltzer & Bare (2015), tujuan utama penatalaksanaan terapi pada
Diabetes Mellitus adalah menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosa darah,
sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk menghindari terjadinya komplikasi.
1) Edukasi
Penderita diabetes perlu mengetahui seluk beluk penyakit diabetes. Dengan
mengetahui faktor risiko diabetes, proses terjadinya diabetes, gejala diabetes,
komplikasi penyakit diabetes, serta pengobatan diabetes, penderita diharapkan dapat
lebih menyadari pentingnya pengendalian diabetes, meningkatkan kepatuhan gaya
hidup sehat dan pengobatan diabetes. Penderita perlu menyadari bahwa mereka
mampu menanggulangi diabetes, dan diabetes bukanlah suatu penyakit yang di luar
kendalinya. Terdiagnosis sebagai penderita diabetes bukan berarti akhir dari
segalanya. Edukasi (penyuluhan) secara individual dan pendekatan berdasarkan
penyelesaian masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil.
2) Pengaturan makan (Diit)
Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani dan perubahan perilaku
tentang makanan. Sesuai konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia
(2000) oleh Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, penyakit DM dibagi menjadi 4
golongan, yaitu: Diabetes Melitus tipe I dan II, Diabetes Melitus Gestasional dan tipe
lain.
a) Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit Diabetes Melitus adalah membantu klien memperbaiki
kebiasaan makan dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih
baik, dengan cara:
- Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendeteksi normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin (endogeneuos atau
exogenous), dengan obat penurun glukosa oral atau aktivitas fisik.
- Mencapai dan mempertahankan kadar dan serum normal. Memberi cukup
energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal.
- Memberi atau menangani komplikasi akut klien yang menggunakan insulin
seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta
masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani.
- Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal.
b) Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet yang digunakan sebagai bagian dari penatalaksanaan Diabetes Melitus
dikontrol berdasarkan kandungan energi, lemak dan karbohidrat. Penetapan diet
ditentukan oleh keadaan pasien, Jenis Diabetes Melitus, dan program pengobatan
secara keseluruhan. Sebagai pedoman dipakai 8 jenis Diet Diabetes Melitus
sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Jenis Diet Diabetes Melitus menurut Kandungan Energi, Protein, Lemak dan
Karbohidrat
c) Olahraga/Latihan Jasmani
Pengendalian kadar gula, lemak darah, serta berat badan juga
membutuhkan aktivitas fisik teratur. Selain itu, aktivitas fisik juga memiliki efek
sangat baik meningkatkan sensitivitas insulin pada tubuh penderita sehingga
pengendalian diabetes lebih mudah dicapai. Porsi olahraga perlu diseimbangkan
dengan porsi makanan dan obat sehingga tidak mengakibatkan kadar gula darah
yang terlalu rendah. Panduan umum yang dianjurkan yaitu aktivitas fisik dengan
intensitas ringan-selama 30 menit dalam sehari yang dimulai secara bertahap.
Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga aerobik seperti berjalan,
berenang, bersepeda, berdansa, berkebun, dll. Penderita juga perlu meningkatkan
aktivitas fisik dalam kegiatan sehari-hari, seperti lebih memilih naik tangga
ketimbang lift, dll. Sebelum olahraga, sebaiknya penderita diperiksa dokter
sehingga penyulit seperti tekanan darah yang tinggi dapat diatasi sebelum
olahraga dimulai.
d) Obat/Terapi Farmakologi
Obat oral ataupun suntikan perlu diresepkan dokter apabila gula darah
tetap tidak terkendali setelah 3 bulan penderita mencoba menerapkan gaya hidup
sehat di atas. Obat juga digunakan atas pertimbangan dokter pada keadaan
keadaan tertentu seperti pada komplikasi akut diabetes, atau pada keadaan kadar
gula darah yang terlampau tinggi.
Penanggung Jawab
Nama : Tn. R.S
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Lansot, Jaga I, Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan.
Pekerjaan : Tani
Hub dengan Klien : Suami
b. Keluhan Utama : Badan rasa lemah.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan 1 minggu sebelum masuk rumah sakit klien merasa badan lemah, mual
sampai muntah 2 x isi makanan. Klien dibawa ke Puskesmas untuk berobat, sudah
minum obat tetapi tidak ada perubahan. Tanggal 26 Juli 2019 oleh keluarga klien dibawa
ke IGD Puskesmas Tareran, di IGD diperiksa GDS 50 mg%, oleh dokter dianjurkan
untuk rawat inap dan klien dirawat di bangsal perempuan. Saat pengkajian tanggal 26 Juli
2019 jam 14.00 klien mengatakan badan masih lemah, muntah 2 x isi makanan.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan menderita DM sedah sekitar 5 tahun dan pernah dirawat di RSU
GMIM Kalooran dan minum obat teratur Metformin 500 mg 3 x 1 tablet.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Suami klien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit
seperti yang diderita oleh klien.
2. Pemeriksaan fisik
N: 84 x/menit
R : 24 x/menit
SB : 37°C
TB klien: 162 cm
BB ideal: 56.8 kg
b. Pemeriksaan Kulit:
Palpasi: Turgor kulit kembali baik, klien mengatakan merasa gatal disekujur tubuh
c. Pemeriksaan Leher:
d. Pemeriksaan Dada:
e. Pemeriksaan Jantung:
f. Pemeriksaan Abdomen:
Pengelompokan Data
a. Subjektif:
b. Data Objektif.
2) GDS 50 mg/dl
6) BB 59 kg
- BB 59 Kg asam basa
aktivitas
4. Pantau nadi, 4. Mengidentifikasi
sendiri
frekuensi kan tigkat
Skor
pernapasan pemenuhan
kekuatan
dan tekanan energy dengan
otot klien
darah, tingkat aktivitas.
baik
sebelum atau Bila kebutuhan
ekstremitas
sesudah lebih besar dari
atas dan
melakukan yang tersedia,
bawah
aktivitas maka secara
kembali
klimis nadi
normal
5. Pantau mengalami
Ekstremita
aktivitas penurunan, nafas
s atas dan
pasien dan cepat, penurunan
bawah
jumlah energi tekanan darah.
tidak
yang masuk
kesemutan
5. Aktivitas yang
Menunjuk
6. Tekankan dapat diproduksi
kan
pentinya dapat
perbaikan
mempertahan meningkatkan
kemampua
kan kelelahan
n untuk
pemeriksaan
berpartisip
GD setiap 6. Membantu
asi dalam
hari menciptakan
aktivitas
gambaran nyata
seperti
7. Diskusikan dari produksi
mampu
kalori yang energy metabolic
berdiri dan
dibutuhkan dari unsur
berjalan klien glukosa
Gula darah
klien 8. Anjurkan 7. Pasien dapat
normal pasien untuk memahami
(74.0-06.0 mencukupkan keseimbangan
mg/dl) istirahat dan kalori yang
membimbing dibutuhkan dan
pasien untuk aktivitas yang
relaksasi dilakukan
psikologi
8. Mengurangi
9. Identifikasi penggunaa
gejala energy yang
hipoglikemia dipergunakan
dan untuk banyak
hiperglikemia aktivitas fisik
dan psikis
9. Dapat
meningkatkan
deteksi dan
pengobatan lebih
awal dan
mencegah
mengurangi
terjadinya
hipoglikemia
2 Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji kondisi 1. Dasar untuk
integritas kulit tidakan kulit klien intervensi
berhubungan keperawatan secara selanjutnya
dengan selama 2 hari keseluruhan
perubahan masalah integritas 2. Kaji Personal 2. Mengetahui pola
sirkulasi ditandai kulit teratasi hygiene kebersihan klien
dengan : dengan kriteria 3. Anjurkan klien
DS : hasil : untuk menjaga 3. Memantau status
1) Klien Klien kebersihan metabolic klien
mengatak mengataka kulit
an gatal n tidak 4. Anjurkan 4. Mengurangi
4. Implementasi Keperawatan
No
Tanggal Dx Jam Implementasi Keperawatan Hasil
Kep
26 Juli I 14.45 1. Mendiskusikan dengan pasien 1. Klien belum bias
2019 kebutuhan aktivitas duduk beraktivitas seperti
ditempat tidur, berjalan ke duuduk di tempat
kamar mandi tidur, aktivitas
klien dibantu
seperti ke WC dan
saat makan, klien
merasa pusing saat
beraktivitas dank
lien mengatakan
badan masih terasa
lemah dan
kesemutan di
tangan dan kaki
2. Klien berpartisipasi
dalam memilih
14.55 2. Membuat jadwal perencanaan aktivitas, duduk
aktivitas yang tidak ditempat tidur,
menimbulkan kelelahan makanan di tempat
tidur
3. Klien memilih
menonton TV
4. Nadi 82 x/menit
3. Memberikan aktivitas
Tensi 120/80
alternative dengan periode
15.25 mmHg, 21 x/menit,
istirahat yang cukup tanpa
SB c
diganggu
5. Klien mengatakan
15.45 4. Memantau nadi, frekuensi
mengerti tentang
pernapasan dan tekanan darah,
apa yang dijelaskan
sebelun atau sesudah
melakukan aktivitas dan klien sudah
5. Menekankan pentingnya dilakukan
16.15 mempertahankan pemeriksaan pemeriksaan gula
GD setiap hari darah hasil
6. Mendiskusikan kalori yang pemeriksaan : GDS
16.20
dibutuhkan klien 50 mg/dl
7. Mengajurkan pasien untuk 6. Kalori yang
16.30
mencukupkan istirahat dan dibutuhkan 1900
membimbing pasien untuk kilo kalori
relaksasi psikologi 7. Klien mengatakan
8. Mengajarkan klien tentang akan melakukan
16.40
identifikasi gejala hipoglikemia sesuai yang
dan hiperglikemia dikatakan
8. Klien bias
mengungkapkan
gejala
hipoglikemia :
berkeringat dingin,
badan lemah
sampai tidak sadar
26 Juli II 14.40 1. Mengkaji kondisi kulit klien 1. Nampak psoriasis
2019 secara keseluruhan di lengan dan kaki
2. Klien mengatakan
14.50 2. Mengkaji personal hygiene mandi 1 x sehari
ganti baju
seperlunya
3. Klien mengatakan
akan mengikuti
15.00 3. Menganjurkan jkien untuk
anjuran perawat
menjaga kebersihan kulit
4. Klien mengerti
15.10 4. Menganjurkan untuk tidak
menggaruk saat gatal, jika
terpaksa ingin menggaruk
menggunakan telapak tanggan
26 Juli III 16.00 1. Menimbang berat badan 1. BB 59 kg
2019 17.15 2. Mengkaji adanya nyeri 2. Klien mengatakan
abdomen atau perut, mual, tidak adanya nyeri
muntah perut
3. Keluarga dan klien
17.25 siap untuk bekerja
3. Melibatkan keluarga pasien sama
pada perencanaan makanan 4. Klien mengatakan
17.30 sesuai dengan indikasi akan melakukan
4. Menganjurkan pasien makan sesuai anjuran dan
makanan sedikit tapi sering saat di kaji klien
(sesuai dengan jumlah kalori hanya 4-5 sdm
yang boleh dikonsumsi) jenis bubur, klien
mengatakan tidak
nafsu makan,
kalori yang
dibutuhkan klien
5. Memberikan obat anti muntah
1900 kilo kalori
Domperidon 1 tablet
5. Obat sudah
17.45
diminum dan tidak
5. Evaluasi keperawatan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Setelah pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien Ny. H.M. dengan Diabetes
Melitus Tipe II pada tanggal 26 Juli sampai dengan 28 Juli 2019 di Puskesmas Tareran,
maka penulis menarik kesimpulan :
5. Pada saat dilakukan evaluasi, semua masalah keperawatan aktual teratasi dan
satu masalah risiko tidak menjadi aktual.
DAFTAR PUSTAKA
Yeane O. Aramana (2019), Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Ny. H.M Dengan Diabetes
Melitus Tipe II di Puskesmas Tareran Kabupaten Minahasa Selatan