Anda di halaman 1dari 44

MAKALAH SEMINAR ASUHAN KEPERAWATAN

PADA NY H.M DENGAN DIABETES MELITUS TIPE II

DI PUSKESMAS TARERAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Dosen Mata Kuliah :

Johana Tuegeh, S.Pd, S.SiT, M.Kes

Jon W. Tangka, M.Kes. Ns, Sp.KMB

Ns. Nurseha Djaafar, S.Pd, M.kes

Disusun Oleh :

Vanessa Claudya Runtukahu 711440120033

Wulandari Clarisa Moniung 711440120069

Teresia Monica Horoni 711440120067

Monica Jenifer Runtuwene 711440120054

Marchellino Riano Ottay 711440120071

POLTEKKES KEMENKES MANADO

PRODI DII KEPERAWATAN

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa sehingga makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik. Makalah ini ditulis sebagai tugas mata kuliah Keperawatan Medikal
Bedah 2 yang diberi tugas oleh ibu dosen Johana Tuegeh, S.Pd, S.SiT, M.Kes. Diabetes Melitus
adalah penyakit gangguan metabolik yang disebabkan oleh gagalnya organ pankreas dalam
memproduksi hormon insulin secara memadai. Penyusun makalah tidak lupa untuk
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dosen seminar keperawatan

2. Seluruh panitia pelaksanaan seminar kesehatan

3. Semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini

Tiada gading yang tak retak. Meskipun telah berusaha untuk menghindarkan kesalahan,
tetapi penulis menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kelemahan sebagai
kekurangannya. Karena itu, penulis berharap agar pembaca berkenan menyampaikan kritikan.
Dengan segala pengharapan dan keterbukaan, semoga berbagai kritik dan saran yang bersifat
membangun dapat menjadi bekal penulis untuk menyusun makalah seminar selanjutnya. Penulis
menyampaikan rasa terima kasih dengan setulus-tulusnya. Akhir kata, saya berharap agar
makalah ini dapat membawah manfaat kepada pembaca.

Manado, 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................................5
1.3 Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................7
PROPOSAL DAN SKENARIO................................................................................................................7
BAB III.....................................................................................................................................................12
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................12
31. Konsep Dasar Penyakit...........................................................................................................12
3.2 Asuhan Keperawatan Teoritis......................................................................................................20
BAB IV.....................................................................................................................................................43
PENUTUP................................................................................................................................................43
4.1 Kesimpulan........................................................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................44
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit degenerative tidak
menular yang menjadi masalah serius bagi kesehatan masyarakat di Indonesia maupun di
dunia. Pola makan dan pola hidup masyarakat saat ini semakin dimanjakan dengan
banyak kemudahan yang dapat diakses langsung oleh manusia sebagai akibat dari
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal mana menyebabkan tingkat aktivitas
individu semakin berkurang. Gaya hidup pesta pora dengan menyajikan hidangan yang
beraneka ragam membuat masyarakat lupa ancaman penyakit Diabetus Mellitus. Salah
satu penyebab penyakit Diabetus Mellitus adalah gaya hidup pesta pora dengan tingkat
aktivitas yang rendah (Suiraoka, 2012).

Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang kebanyakan


herediter dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria yang disertai dengan atau
tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik sebagai akibat dari kurangnya insulin
efektif didalam tubuh, dengan gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat
yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein (Bararah, 2013).

Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2014 Jumlah orang yang
hidup dengan Diabetes dan prevalensinya meningkat di semua wilayah di dunia. Pada
tahun 2014, berjumlah 422 juta orang dewasa (atau 8,5% penduduk dunia) terserang
Diabetes, dibandingkan pada tahun 2012 jumlah penderita sebanyak 1.5 juta orang.
Prevalensi DM tertinggi terdapat di wilayah Mediterania Timur (14%) dan terendah di
Eropa dan wilayah Pasifik Barat sebesar 8.9% (Nurlina, 2017). Berdasarkan data
International Diabetes Federation (IDF).

Indonesia menempati peringkat ke-7 di dunia dengan jumlah penyandang DM 10


juta pada tahun 2015 dan diprediksi akan mengalami kenaikan menjadi 16,2 juta pada
tahun 2040, (Aisyah, 2018). Distribusi penyakit ini juga menyebar pada semua tingkatan
masyarakatdari tingkat sosial ekonomi rendah sampai tinggi, pada setiap ras, golongan
etnis dan daerah geografis (Murwani, 2009).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) memperlihatkan peningkatan angka prevalensi
Diabetes yang cukup signifikan, yaitu dari (6,9%) di tahun 2013 menjadi (8,5%) di tahun
2018 (Kemenkes, 2018). sedangkan prevalensi diabetes di Propinsi Sulawesi Utara yaitu
sebanyak 40.772 atau sekitar (1,2%) dari total keseluruhan penderita di Indonesia.
Penderita Diabetes melitus perlu penanganan tenaga kesehatan karena berbagai masalah
keperawatan dapat muncul seperti kurang nutrisi, kerusakan integritass jaringan,
keterbatasan mobilitas fisik, nyeri, resiko penyebaran infeksi, dan ulkus (Vianasari,
2017).

Fokus asuhan keperawatan untuk penatalaksanaan kasus DM yaitu diet dengan


tujuan mengendalikan dan mencegah agar berat badan ideal kemudian olahraga yang
bertujuan untuk mengontrol kadar gula darah karena membuat insulin bekerja lebih
efektif (Sunita, 2016). Berdasarkan alasan dan permasalahan yang dikemukan tersebut
diatas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai "Asuhan
Keperawatan Pada Pasien dengan Diabetes Melitus di Puskesmas Tareran Kabupaten
Minahasa Selatan"

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah "Bagaimanakah gambaran Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
Diabtes Melitus?

1.3 Tujuan
 Tujuan Umum
Tujuan penulisan Studi kasus ini adalah menerapkan asuhan keperawatan dengan
menggunakan proses keperawatan yang komprehensif kepada Klien dengan
Diabetes Melitus dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari di Puskesmas
Tareran.
 Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada klien dengan Diabetes Melitus dalam pemenuhan
kebutuhan aktivitas sehari-hari di Puskesmas Tareran.
b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus
dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari di Puskesmas Tareran.
c. Menyusun rencana keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus dalam
pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari di Puskesmas Tareran.
d. Melakukan implementasi keperawatan pada Klien dengan Diabetes Melitus
dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari di Puskesmas Tareran.
e. Melakukan evaluasi keperawatan pada klien dengan Diabetes Melitus dalam
pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari di Puskesmas Tareran.
BAB II

PROPOSAL DAN SKENARIO


1. Latar Belakang
Diabetes Melitus adalah penyakit gangguan metabolik yang disebabkan oleh gagalnya
organ pankreas dalam memproduksi hormon insulin secara memadai. Penyakit ini bisa
dikatakan sebagai penyakit kronis karena dapat terjadi secara menahun. Berdasarkan
penyebabnya diabetes melitus di golongkan menjadi tiga jenis, diantaranya diabetes melitus
tipe 1, tipe 2 dan diabetes melitus gestasional (Kemenkes RI, 2020). Diabetes melitus tipe 1
disebabkan karena reaksi autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang
sel beta pada pankreas sehingga tidak bisa memproduksi insulin sama sekali. Sedangkan
diabetes melitus tipe 2 terjadi karena akibat adanya resistensi insulin yang mana sel-sel
dalam tubuh tidak mampu merespon sepenuhnya insulin. Diabetes gestasional disebabkan
karena naiknya berbagai kadar hormon saat hamil yang bisa menghambat kerja insulin
(International Diabetes Federation, 2019). Maka dari itu, untuk mengetahui bahwa seseorang
mengidap penyakit diabetes melitus dapat ditegakkan melalui pemeriksan klinis berupa
pemeriksaan kadar gula darah.
Oleh karena itu, kami akan mengadakan acara Seminar mengenai penyakit Diabetes
Melitus dengan sasaran yaitu mahasiswa keperawatan.

2. Tujuan Seminar
Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan ini yaitu :
- Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan mengenai penyakit “Diabetes Melitus”

- Tujuan khusus
1. Mengetahui persiapan dan kesiagaan yang diperlukan dalam mencegah
penyakit diabetes melitus
2. Mengenali bahaya penyakit diabetes melitus
3. Mengetahui cara penanganan diabetes melitus
3. Nama Keiatang
“Seminar Keperawatan Diabetes Melitus 2022”

4. Jenis Kegiatan
Kegiatan ini berupa seminar

5. Tempat dan Waktu


Seminar keperawatan dilaksanakan pada :
Hari : Sabtu
Tanggal : 11 Agustus 2022
Tempat : Kampus Jurusan Keperawatan

6. Sasaran
Sasaran seminar keperawatan yaitu seluruh mahasiswa DIII Keperawatan Tingkat 3‘B

7. Susunan Panitia
(Terlampir)

8. Susunan Acara
(Terlampir)

9. Rencana Anggaran
(Terlampir)

10. Penutup
Demikian proposal ini penyusun buat atas perhatian dan kerjasama pihak-pihak
yang terkait penyusun ucapkan terima kasih. Semoga kegiatan ini dapat berjalan dengan
lancar dan sukses serta dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Lampiran 1

SUSUNAN PANITIA SEMINAR KEPERAWATAN DIABETES MELITUS

Pelindung : Ketua Jurusan Keperawatan


(Jon Welliam Tangka, M.Kep.Ns.Sp.KMB)

Pembimbing : Bagian Kemahasiswaan Jurusan Keperawatan


1. Kusmiyati, S.Kep, Ns, M.Kes
2. Djonny Ransun, S.Pd, M.Kes

Penanggung Jawab : Johana Tuegeh, S.Pd, S.SiT, M.Kes

Ketua Panitia : Vanessa C. Runtukahu

Sekretaris : Wulandari C. Moniung

Bendahara : Marchellino Ottay

MC : Wulandari C. Moniung

Moderator : Vanessa C. Runtukahu

Pemateri : Teresia M. Horoni

Notulen : Marchellino Ottay


Lampiran 2

SUSUNAN ACARA SEMINAR KEPERAWATAN DIABETES MELITUS

No Waktu Kegiatan Tempat


1. 10.50 – 11.20 Persiapan
2. 11.20 – 11.30 Pembukaan
3. 11.30 – 11.35 Doa Kampus

4. 11.35 – 11.40 Menyanyikan lagu kebangsaan “Indonesia Raya” Jurusan

oleh seluruh peserta seminar Keperawatan

5. 11.40 – 12.10 Materi seminar keperawatan “Diabetes Melitus”

6. 12.10 – 12.20 Sesi tanya jawab


7. 12.20 – 12.25 Doa
8. 12.25 – 12.30 Penutup
Lampiran 3

RENCANA ANGGARAN

I. PEMASUKAN
a. Dana Awal Panitia
b. Pencarian Dana

II. PENGELUARAN

No Nama Barang Harga Jumlah Total Harga


Satuan Barang
1 Snack Peserta, Rp.2.000,- 50 Pcs Rp.100.000,-
Pemateri dan Panitia
2 Batrai MIC Rp.15.000,- 2 Pcs Rp. 30.000,-

3 Tissue Rp.15.000,- 2 Pcs Rp. 30.000,-

JUMLAH Rp. 160.000,-


BAB III

PEMBAHASAN
31. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi
Diabetes mellitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai
kelaianan metabolic akibat ganggouan hormonal yang menimbulkan kelainan
metabolic akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah disertai lesi pada membrane basalis
dalam pemeriksaan dengan mikroskop electron (Riyadi, 2011). Sedangkan menurut
Askandar (2001) DM adalah penyakit metabolic yang kebanyakan herediter, dengan
tanda-tanda hiperglikemia dan glukosa, disertai dengan atau tidak adanya gejala
klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif di dalam
tubuh, gangguan primer terletak pada metabolism karbohidrat yang biasanya disertai
juga gangguan metabolism lemak dan protein (Riyadi, 2011).
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan Herediter
dengan tanda-tanda hiperglikemia dan glukosuria yang disertai dengan atau tidak
adanya gejala klinik akut ataupun kronik sebagai akibat dari kurangnya insulin efektif
didalam tubuh. Gangguan primer, menurut askandar, terletak pada metabolisme
karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein
(Bararah, 2013).

2. Etiologi
Etiologi diabetes antara lain (Padila, 2012):
a. Diabetes Tipe I:
1) Faktor genetic
Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kecederungan genetik kea rah terjadinya
DM tipe I. Kecederungan genetik ini ditemkan pada individu yang
memiliki tipe antigen HLA.
2) Faktor imunologi
Adanya respon yang merupakan respons abnormal diman antobodi terarah
pada jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan
tersebut yang dianggap seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu antibody
terhadap sel-sel pulau langerhans dan insulin endogen
3) Faktor lingkungan
Virus atau toksin dapat memicu proses autuimun yang menimbulkan
destruksi selbeta. Pada penderita Diabetes tipe 1 dikenal sebagai diabetes
yang tergantung insulin. Tipe ini berkembang jika sel sel beta pankreas
memproduksi insulin terlalu sedikit atau bahkan tidak memproduksi sama
sekali. Jenis ini, biasanya muncul sebelum usia 40-an tahun, bahkan
muncul juga pada usia anak-anak. Para ilmuan percaya, bahwa faktor
lingkungan, seperti infeksi virus atau faktor gizi pada usia kanak-kanak
atau dewasa awal, dapat menyebabkan kerusakan sistem kekebalan pada
sel beta pankreas. Sampai saat ini, diabetes tipe ini tidak dapat dicegah,
karena penyebabnya bukan dari pola makan yang tidak sehat, melainkan
karena adanya kesalahan reaksi autoimunitas yang menghancurkan sel
beta pankreas. Reaksi autoimunitas tersebut tersebut dapat dipicu oleh
adanya infeksi pada tubuh. Diet dan olahraga tidak bisa menyembuhkan
ataupun mecegah diabetes tipe ini. Kebanyakan penderita diabetes tipe ini
memiliki kesehatan dan berat badan yang baik saat penyakit ini mulai
dideritanya. Selain itu, sensitivitas maupun respon tubuh terhadap insulin,
umumnya normal pada penderita diabetes tipe ini, terutama pada tahap
awal. Dengan demikian, penderita harus dirawat dengan menyuntikan
insulin dan dianjurkan untuk melakukan diet khusus diabetes, serta
melakukan pengawasan yang teliti terhadap tingakat glukosa darah
melalui alat monitor pengujian darah. Biasanya, 5-10% dari penderita
diabetes, menderita diabetes tipe 1 (Ardhilla dan Oktaviani, 2013).
b. Diabetes Tipe II
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui factor genetic yang
memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Faktor-faktor
risiko:
1. Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 tahun)
2. Obesitas
3. Riwayat Keluarga

Diabetes tipe 2 dikenal sebagai diabetes mellitus yang tidak tergantung


pada insulin. Diabetes tipe 2 ini berkembang ketika tubuh masih mampu
menghasilkan insulin, tetapi tidak cukup dalam pemenuhanya, atau bisa juga
disebabkan karena insulin yang dihasilkan mengalami resistansi insulin dimana
insulin tidak bisa bekerja secara maksimal. Sekitar 90-95% penderita diabetes,
tergolong dalam tipe diabetes 2. Penderita dirawat dengan mengatur pola makan,
latihan dan menyuntikan insulin untuk mencapai kadar gula dan tekanan darah
yang senormal mungkin (Ardhilla dan Oktaviani, 2013).

3. Manifestasi Klinis

Adanya penyakit diabetes mellitus ini pada awalnya seringkali tidak dirasakan
dan tidak disadari oleh penderita. Manifestasi klinis Diabetes Melitus dikaitkan
dengan konsekuensi metabolik defisiensi insulin. Jika hiperglikemianya berat dan
melebihi ambang ginjal untuk zat ini, maka timbul glikosuria. Glikosuria ini akan
mengakibatkan diuresis osmotic yang meningkatkan pengeluaran urine (poliuria),
poliuria merupakan keadaan dimana tubuh memproduksi air seni berlebihan atau
lebih banyak dari dari jumlah normal yakni lebih dari 2,5-3 Liter selama 24 jam pada
orang dewasa dengan tanda-tanda yaitu sering berkemih. Jika melewati ambang ginjal
untuk ekskresi glukosa yaitu 180 mg/dl serta timbulnya rasa haus (polidipsia) dengan
gejala yang dirasakan yaitu penderita sering merasa haus yang berlebihan walaupun
sudah banyak minum air. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia), gejala polifagia
yaitu penderita mengalami keadaan yang mudah lapar walaupun sudah makan
sebelumnya, keadaan ini mungkin akan timbul sebagai akibat kehilangan kalori (Price
dan Wilson, 2012). Pasien dengan diabetes tipe I sering memperlihatkan awitan
gejala yang eksplosif dengan polidipsia, pliuria, turunnya berat badan, polifagia,
lemah, somnolen yang terjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu. Pasien
dapat menjadi sakit berat dan timbul ketoasidosis, serta dapat meninggal kalau tidak
mendapatkan pengobatan segera. Terapi insulin biasanya diperlukan untuk
mengontrol metabolisme dan umumnya penderita peka terhadap insulin. Sebaliknya
pasien dengan diabetes tipe 2 mungkin sama sekali tidak memperlihatkan gejala
apapun, dan diagnosis hanya dibuat berdasarkan pemeriksaan darah di laboratorium
dan melakukan tes toleransi glukosa. Pada hiperglikemia yang lebih berat pasien
tersebut mungkin menderita polidipsia, poliuria, lemah dan somnolen. Biasanya
mereka tidak mengalami ketoasidosis karena pasien ini tidak defisiensi insulin secara
absolut namun hanya relatif. Sejumlah insulin tetap disekresi dan masih cukup untuk
menghambat ketoasidosis (Price dan Wilson, 2012).

Gejala dan tanda-tanda DM dapat digolongkan menjadi 2 yaitu gejala akut


dan gejala kronik (PERKENI, 2015):

a. Gejala akut penyakit DM


Gejala penyakit DM bervariasi pada setiap penderita, bahkan mungkin
tidakmenunjukkan gejala apa pun sampai saat tertentu. Permulaan gejala yang
ditunjukkan meliputi serba banyak (poli) yaitu banyak makan (poliphagi), banyak
minum (polidipsi), dan banyak kencing (poliuri). Keadaan tersebut, jika tidak
segera diobati maka akan timbul gejala banyak minum, banyak kencing, nafsu
makan mulai berkurang atau berat badan turun dengan cepat (turun 5-10 kg dalam
waktu 2-4 minggu), mudah lelah, dan bila tidak lekas diobati, akan timbul rasa
mual (PERKENI, 2015).
b. Gejala kronik penyakit DM
Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita DM adalah kesemutan, kulit
terasa panas atau seperti tertusuk-tusuk jarum, rasa tebal di kulit, kram, mudah
mengantuk, mata kabur, biasanya sering ganti kacamata, gatal di sekitar kemaluan
terutama pada wanita, gigi mudah goyah dan mudah lepas, kemampuan seksual
menurun, dan para ibu hamil sering mengalami keguguran atau kematian janin
dalam kandungan, atau dengan bayi berat lahir lebih dari 4 kg (PERKENI, 2015).
4. Patofisiologi
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan dengan salah
satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:
a. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh yang mengakibatkan
naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300-1200 mg/dl.
b. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak yang
menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan
endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah.
c. Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh.

Pasien-pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan


kadar glukosa plasma yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia
yang parah yang melebihi ambang ginjal normal (konsentrasi glukosa darah sebesar
160-180 mg/100ml), akan timbul glikosuria karena tubulus-tubulus renalis tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini mengakibatkan diuresis osmotik
yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium, dan pospat.
Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat glukosa yang
keluar bersama urine maka pasien akang mengalami keseimbangan protein negatif
dan berat badan menurun serta cenderung terjadi polofagi. Akibat yang lain adalah
astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat lelah dan mengantuk
yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga
berkurangnya oenggunaan karbohidrat untuk energi. Hiperglikimia yang lama akan
menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran basalis dan perubahn pada saraf
perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren (Bararah, 2013).

5. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup
penderita diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi:
a. Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki kualitas
hidup, dan mengurangi risiko komplikasi akut.
b. Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas penyulit
mikroangiopati dan makroangiopati.
c. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas DM.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengendalian glukosa darah,
tekanan darah, berat badan, dan profil lipid (mengukur kadar lemak dalam
darah), melalui pengelolaan pasien secara komprehensif.
Pada dasarnya, pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan disertai
dengan latihan jasmani yang cukup selama beberapa waktu (2-4 minggu). Bila setelah itu
kadar glukosa darah masih belum dapat memenuhi kadar sasaran metabolik yang
diinginkan, baru dilakukan intervensi farmakologik dengan obat-obat anti diabetes oral
atau suntikan insulin sesuai dengan indikasi. Dalam keadaan dekompensasi metabolik
berat, misalnya ketoasidosis, DM dengan stres berat, berat badan yang menurun dengan
cepat, insulin dapat segera diberikan.
Pada keadaan tertentu obat-obat anti diabetes juga dapat digunakan sesuai dengan
indikasi dan dosis menurut petunjuk dokter. Pemantauan kadar glukosa darah bila
dimungkinkan dapat dilakukansendiri di rumah, setelah mendapat pelatihan khusus untuk
itu (PERKENI, 2015).
Menurut Smeltzer & Bare (2015), tujuan utama penatalaksanaan terapi pada
Diabetes Mellitus adalah menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosa darah,
sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk menghindari terjadinya komplikasi.

Tatalaksana diabetes terangkum dalam 4 pilar pengendalian diabetes. 4 pilar


pengendalian diabetes, yaitu:

1) Edukasi
Penderita diabetes perlu mengetahui seluk beluk penyakit diabetes. Dengan
mengetahui faktor risiko diabetes, proses terjadinya diabetes, gejala diabetes,
komplikasi penyakit diabetes, serta pengobatan diabetes, penderita diharapkan dapat
lebih menyadari pentingnya pengendalian diabetes, meningkatkan kepatuhan gaya
hidup sehat dan pengobatan diabetes. Penderita perlu menyadari bahwa mereka
mampu menanggulangi diabetes, dan diabetes bukanlah suatu penyakit yang di luar
kendalinya. Terdiagnosis sebagai penderita diabetes bukan berarti akhir dari
segalanya. Edukasi (penyuluhan) secara individual dan pendekatan berdasarkan
penyelesaian masalah merupakan inti perubahan perilaku yang berhasil.
2) Pengaturan makan (Diit)
Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani dan perubahan perilaku
tentang makanan. Sesuai konsensus Pengelolaan Diabetes Melitus di Indonesia
(2000) oleh Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, penyakit DM dibagi menjadi 4
golongan, yaitu: Diabetes Melitus tipe I dan II, Diabetes Melitus Gestasional dan tipe
lain.
a) Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit Diabetes Melitus adalah membantu klien memperbaiki
kebiasaan makan dan olah raga untuk mendapatkan kontrol metabolik yang lebih
baik, dengan cara:
- Mempertahankan kadar glukosa darah supaya mendeteksi normal dengan
menyeimbangkan asupan makanan dengan insulin (endogeneuos atau
exogenous), dengan obat penurun glukosa oral atau aktivitas fisik.
- Mencapai dan mempertahankan kadar dan serum normal. Memberi cukup
energi untuk mempertahankan atau mencapai berat badan normal.
- Memberi atau menangani komplikasi akut klien yang menggunakan insulin
seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama serta
masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani.
- Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal.
b) Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet yang digunakan sebagai bagian dari penatalaksanaan Diabetes Melitus
dikontrol berdasarkan kandungan energi, lemak dan karbohidrat. Penetapan diet
ditentukan oleh keadaan pasien, Jenis Diabetes Melitus, dan program pengobatan
secara keseluruhan. Sebagai pedoman dipakai 8 jenis Diet Diabetes Melitus
sebagaimana dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Jenis Diet Diabetes Melitus menurut Kandungan Energi, Protein, Lemak dan
Karbohidrat

Jenis diet Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat


I 1100 43 30 172
II 1300 45 35 192
III 1500 51.5 36.5 235
IV 1700 55.5 36.5 275
V 1900 60 48 299
VI 2100 62 53 319
VII 2300 73 59 369
VIII 2500 80 62 396
Menurut Rendy & Margareth, syarat diet Diabetes Melitus hendaknya dapat:
memperbaiki kesehatan umum penderita, mengarahkan pada berat badan normal,
menormalkan pertumbuhan DM anak dan DM dewasa muda, mempertahankan kadar
glukosa darah normal, menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic,
memberikan modifikasi diet sesuai dengan keadaan penderita, menarik dan mudah
diberikan. Prinsip diet Diabetes Melitus adalah: jumlah sesuai kebutuhan, jadwal diet
ketat, jenis: boleh dimakan/tidak. Penentuan jumlah kalori diet Diabetes Mellitus
harus disesuaikan oleh status gizi penderita, penentuan gizi dilaksanakan dengan
menghitung percentage of relative body weight (BBI - Berat Badan Ideal).

c) Olahraga/Latihan Jasmani
Pengendalian kadar gula, lemak darah, serta berat badan juga
membutuhkan aktivitas fisik teratur. Selain itu, aktivitas fisik juga memiliki efek
sangat baik meningkatkan sensitivitas insulin pada tubuh penderita sehingga
pengendalian diabetes lebih mudah dicapai. Porsi olahraga perlu diseimbangkan
dengan porsi makanan dan obat sehingga tidak mengakibatkan kadar gula darah
yang terlalu rendah. Panduan umum yang dianjurkan yaitu aktivitas fisik dengan
intensitas ringan-selama 30 menit dalam sehari yang dimulai secara bertahap.
Jenis olahraga yang dianjurkan adalah olahraga aerobik seperti berjalan,
berenang, bersepeda, berdansa, berkebun, dll. Penderita juga perlu meningkatkan
aktivitas fisik dalam kegiatan sehari-hari, seperti lebih memilih naik tangga
ketimbang lift, dll. Sebelum olahraga, sebaiknya penderita diperiksa dokter
sehingga penyulit seperti tekanan darah yang tinggi dapat diatasi sebelum
olahraga dimulai.
d) Obat/Terapi Farmakologi
Obat oral ataupun suntikan perlu diresepkan dokter apabila gula darah
tetap tidak terkendali setelah 3 bulan penderita mencoba menerapkan gaya hidup
sehat di atas. Obat juga digunakan atas pertimbangan dokter pada keadaan
keadaan tertentu seperti pada komplikasi akut diabetes, atau pada keadaan kadar
gula darah yang terlampau tinggi.

3.2 Asuhan Keperawatan Teoritis


1. Pengkajian Keperawatan
a. Biodata
Nama : Ny. H.M.
Umur : 52 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Lansot, Jaga L, Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan.
Suku/Bangsa : Minahasa/Indonesia
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Status : Menikah
Tanggal MRS : 25 Juli 2019 Pukul: 09.00 Wita
Tanggal Pengkajian : 26 Juli 2019 Pukul: 14.00 Wita
No. RM : 724693
Diagnosa Medis : Diabetes Melitus Tipe II

Penanggung Jawab
Nama : Tn. R.S
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Lansot, Jaga I, Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan.
Pekerjaan : Tani
Hub dengan Klien : Suami
b. Keluhan Utama : Badan rasa lemah.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan 1 minggu sebelum masuk rumah sakit klien merasa badan lemah, mual
sampai muntah 2 x isi makanan. Klien dibawa ke Puskesmas untuk berobat, sudah
minum obat tetapi tidak ada perubahan. Tanggal 26 Juli 2019 oleh keluarga klien dibawa
ke IGD Puskesmas Tareran, di IGD diperiksa GDS 50 mg%, oleh dokter dianjurkan
untuk rawat inap dan klien dirawat di bangsal perempuan. Saat pengkajian tanggal 26 Juli
2019 jam 14.00 klien mengatakan badan masih lemah, muntah 2 x isi makanan.
d. Riwayat kesehatan dahulu
Klien mengatakan menderita DM sedah sekitar 5 tahun dan pernah dirawat di RSU
GMIM Kalooran dan minum obat teratur Metformin 500 mg 3 x 1 tablet.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Suami klien mengatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang mengalami penyakit
seperti yang diderita oleh klien.

2. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum: klien tampak lemah

Kesadaran: compos mentis

Observasi vital sign: TD: 110/80 mmHg

N: 84 x/menit

R : 24 x/menit

SB : 37°C

BB klien saat ini: 59Kg

TB klien: 162 cm
BB ideal: 56.8 kg

BMI: 22.51 (normal).

b. Pemeriksaan Kulit:

Inspeksi: nampak psoriasis di lengan dan kaki.

Palpasi: Turgor kulit kembali baik, klien mengatakan merasa gatal disekujur tubuh

c. Pemeriksaan Leher:

Inspeksi: tidak nampak pembesaran kelenjar tiroid

Palpasi: tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid.

d. Pemeriksaan Dada:

Inspeksi: bentuk dada simetris, pergerakan dada normal,

Palpasi: tidak ada nyeri tekan

Auskultasi: terdengar suara pernapasan vesicular.

e. Pemeriksaan Jantung:

Auskultasi: bunyi jantung terdengar S1 (lub), S2 (dub).

f. Pemeriksaan Abdomen:

Palpasi: teraba lemas, tidak terdapat nyeri tekan

Auskultasi: bising usus terdengar.

g. Pemeriksaan Inguinal: klien mengatakan sering BAK 8-10 x/hari.

h. Pemeriksaan Muskuloskeletal: klien mengatakan merasa kesemutan diujung-ujung jari


kaki dan tangan, klien merasa gatal di sekujur tubuh.

i. Pemeriksaan Neurologi: GCS 15, kesadaran compos mentis


 Kebutuhan Dasar Manusia
a. Pola persepsi: klien mengatakan menerima kondisi saat ini menderita penyakit
diabetes melitus
b. Pola nutrisi metabolik: klien mengatakan merasa mual yang menyebabkan
nafsu makan berkurang, badan terasa lemah.
c. Pola eliminasi: klien mengatakan sering kencing BAK 8-10 x/menit, urine
warna kuning jernih, BAB 1 x/menit konsistensi lembek.
d. Pola aktivitas dan latihan: klien merasa lemah, merasa kramp-kramp otot.
Aktivitas sehari-hari dilakukan mandiri.
e. Pola istirahat dan tidur: klien mengatakan tidak ada masalah dalam pola
istirahat dan tidur, tidur siang 2-3 jam/hari, istirahat malam 8-10 jam/hari.
f. Kognitif persepsi: sistem pancaindera, klien dapat membedakan bau alkohol
dan minyak panas, klien dapat membedakan rasa manis dan pahit, klien dapat
mendengarkan dan melihat dengan baik.
g. Persepsi dan konsep diri: saat ini klien mengatakan tidak ada masalah dalam
penerimaan diri dan keadaan fisik yang tidak mengalami banyak perubahan.
h. Peran hubungan: saat ini klien mengatakan tidak ada gangguan dalam hal
peran dalam keluarga, klien masih sebagai ibu rumah tangga dan pengatur
dalam keluarga.
i. Koping toleransi: saat interaksi klien dapat diajak berkomunikasi baik verbal
dan inverbal.
j. Nilai kepercayaan: klien mengatakan beragama Kristen Protestan dan
meyakini bahwa penyembuhan dan pengobatan berasal dari Tuhan Yesus
Kristus lewat paramedik dan medis di rumah sakit ini.
 Pemeriksaan penunjang
Parameter Hasil Nilai normal
GDS tanggal 26 Juli 2019 50 mg/dl <130 mg/dl
 Terapi Medik

Metformin 500 mg 3 x 1 tablet/ oral

Omeprazole 20 mg 1 x 1 tablet/ oral

Domperidon 8 mg 3 x 1 tablet/ oral

 Pengelompokan Data
a. Subjektif:

1) Klien mengatakan badan terasa lemah dan kramp-kramp di otot.

2) Klien mengatakan nafsu makan berkurang

3) Klien mengatakan merasa gatal di sekujur tubuh

4) Klien mengatakan mual sampai muntah 2 x isi makanan.

b. Data Objektif.

1) Klien tampak lemah

2) GDS 50 mg/dl

3) Muntah 2 x isi makanan

4) Porsi makan tidak dihabiskan

5) Makan 5 sendok makan.

6) BB 59 kg

7) Tingkat pendidikan rendah, SD

8) BMI 22.51 (normal).


Analisa Data

No. Data Penyebab Masalah


1. Ds: Hiperglikemia Kelemahan tubuh
Klien mengatakan badan terasa ↓
lemah Perubahan metabolisme
protein dan lemak
Do: ↓
GDS 50 mg/dL Penurunan energi
metabolik
2. Ds: Defisiensi insulin Gangguan integritas
Klien mengatakan merasa gatal di ↓ tubuh
sekujur tubuh Analisa protein menurun

Do: Status metabolik
Nampak psoriasis di lengan dan terganggu
kaki ↓
Perubahan sirkulasi

3. Factor risiko: Perubahan metabolisme Risiko nutrisi kurang


- Muntah 2x isi makanan protein dan lemak dari kebutuhan
- Klien mengatakan nafsu ↓
makan berkurang Peningkatan produksi
- Porsi makan tidak badan keton
dihabiskan ↓

- Makan 5 sdm Ketidakseimbangan

- BB 59 Kg asam basa

- BMI 22.51 (normal) ↓


Mual sampai muntah
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kelemahan tubuh berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik ditandai
dengan data subjektif. klien mengatakan badan terasalemah, data objektif: GDS 50
mg, GDP 137 mg.
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan perubahan sirkulasi ditandai dengan
data subjektif klien mengatakan gatal di sekujur tubuh, nampakpsoriasis di lengan dan
kaki
c. Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual sampai muntah
dengan faktor resiko: muntah 2 x isi makanan, klien mengatakan nafsu makan
berkurang, porsi makan tidak dihabiskan, makan 5 sendok makan, BB klien saat ini
59 Kg, BMI 22.51 (normal)
.
3. Perencanaan keperawatan

N Diagnosa Perencanaan Keperawatan


o Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Kelemahan Setelah dilakukan 1. Diskusikan 1. Meningkatkan
tubuh ndakan dengan pasien motivasi dan
berhubungan keperawatan 2 x kebutuhan partisipasi untuk
dengan 24 jam/hari aktivitas dapat mencapai
penurunan diharapkan kli3n misalnya kebutuhan
simpanan kalori dapat melakukan duduk aktivitas dan
ditandai dengan : aktivitas sendiri ditempat energy yang
DS : dengan kriteria tidur, berjalan harus disediakan
1) Klien hasil : ke kamar oleh tubuh
mengatak  Klien mandi
an badan mengataka 2. Aktivitas akan
terasa n badan 2. Buat jadwal lebih terarah dan
lemah tidak perencanaan menghindari
lemah aktivitas yang kelelahan
DO :  Klien tidak tidak berlebihan
1) Klien pusing saat menimbulkan
tampak berdiri kelelahan
lemah  Klien
2) GDS 50 dapat 3. Kaji kekuatan 3. Mengkaji

mg% melakukan otot kekuatan otot

aktivitas
4. Pantau nadi, 4. Mengidentifikasi
sendiri
frekuensi kan tigkat
 Skor
pernapasan pemenuhan
kekuatan
dan tekanan energy dengan
otot klien
darah, tingkat aktivitas.
baik
sebelum atau Bila kebutuhan
ekstremitas
sesudah lebih besar dari
atas dan
melakukan yang tersedia,
bawah
aktivitas maka secara
kembali
klimis nadi
normal
5. Pantau mengalami
 Ekstremita
aktivitas penurunan, nafas
s atas dan
pasien dan cepat, penurunan
bawah
jumlah energi tekanan darah.
tidak
yang masuk
kesemutan
5. Aktivitas yang
 Menunjuk
6. Tekankan dapat diproduksi
kan
pentinya dapat
perbaikan
mempertahan meningkatkan
kemampua
kan kelelahan
n untuk
pemeriksaan
berpartisip
GD setiap 6. Membantu
asi dalam
hari menciptakan
aktivitas
gambaran nyata
seperti
7. Diskusikan dari produksi
mampu
kalori yang energy metabolic
berdiri dan
dibutuhkan dari unsur
berjalan klien glukosa
 Gula darah
klien 8. Anjurkan 7. Pasien dapat
normal pasien untuk memahami
(74.0-06.0 mencukupkan keseimbangan
mg/dl) istirahat dan kalori yang
membimbing dibutuhkan dan
pasien untuk aktivitas yang
relaksasi dilakukan
psikologi
8. Mengurangi
9. Identifikasi penggunaa
gejala energy yang
hipoglikemia dipergunakan
dan untuk banyak
hiperglikemia aktivitas fisik
dan psikis

9. Dapat
meningkatkan
deteksi dan
pengobatan lebih
awal dan
mencegah
mengurangi
terjadinya
hipoglikemia
2 Gangguan Setelah dilakukan 1. Kaji kondisi 1. Dasar untuk
integritas kulit tidakan kulit klien intervensi
berhubungan keperawatan secara selanjutnya
dengan selama 2 hari keseluruhan
perubahan masalah integritas 2. Kaji Personal 2. Mengetahui pola
sirkulasi ditandai kulit teratasi hygiene kebersihan klien
dengan : dengan kriteria 3. Anjurkan klien
DS : hasil : untuk menjaga 3. Memantau status
1) Klien  Klien kebersihan metabolic klien
mengatak mengataka kulit
an gatal n tidak 4. Anjurkan 4. Mengurangi

di gatal di untuk tidak terjadi luka di

sekujur sekujur menggaruk kulit

tubuh tubuh saat gatal. Jika


terpaksa ingin 5. Memonitor kadar
 Kulit klien
DO : menggaruk gula darah yang
Nampak
1) Nampak menggunakan menyebabkan
bersih
psoriasis telapak tagan gangguan

di lengan 5. Pantau kadar metabolic

dan kaki gula darah


6. Antihistamin
secara rutin
mengurangi rasa
6. Kolaborasi
gatal
untuk
pemberian
antihistamin
3 Risiko nutrisi Setelah dilakukan 1. Timbang berat 1. Mengkaji
kurang dari tindakan badan setiap indikasi
kebutuhan keperawatan 2 x hari sesuai terpenuhinya
dengan factor 24 jam/hari dengan kebutuhan nutrisi
resiko : diharapkan indikasi dan menentukan
1) Klien kebutuhan nutrisi 2. Kaji adanya jumlah kalori
muntah klien terpenuhi nyeri abdomen yang harus
isi dengan kriteria atau perut, dikonsumsi
makanan hasil : mual, muntah penderita
2) Klien  Klien 3. Libatkan diabetes mellitus
mengatak mengataka keluarga 2. Peningkatan
an nafsu n tidak pasien pada peristaltic usu
makan mual dan perencanaan sebagai indikasi
berkuran muntah makanan peningkata
g  Klien sesuai dengan rangsangan
3) Porsi mengataka indikasi gaster
makan n badan 4. Anjurkan 3. Meningkatkan
tidak tidak pasien makan rasa
dihabiska lemah makanan keterlibatkannya
n, makan  Nafsu sedikit tapi memberikan
4-5 sdm makan sering (sesuai informasi pada
4) BB klien klien dengan kalori keluarga untuk
saat ini kembali yang boleh di memahami
59 Kg normal konsumsi) kebutuhan nutrisi
5) BM  Porsi 5. Pantau pasien
22.51 makan pemeriksaan 4. Menurunkan
(normal) dihabiskan laboratorium beban kerja

 BBI seperti glukosa gaster dan usus

normal darah sehingga

56,8 Kg 6. Kolaborasi rangsangan


dengan dokter gastrointestinal
dalam menjadi
pemberian berkurang
pengobatan 5. Intake yang
insulin secara menurun
teratur berakibat
7. Kolaborasi penurunan
dengan dokter sumber energi
dalam dan pada pasien
pemberian dengan terapi
obat anti mual insulin dapat
dan muntah berakibat
8. Lakukan hipoglikemia
konsultasi hebat kalau tidak
dengan ahli diimbangi intake
diet nutrisi
6. Insulin
memfasilitasi
masuknya
glukosa (yang
dimakan pasien)
ke dalam
jaringan
7. Mengurangi
rangsangan
gaster untuk
mengulurkan
makanan atau
minuman yang
masuk
8. Menentukan
jumlah (kalori)
nutrisi yang
harus masuk
sesuai kondisi
diabetes
melitusnya

4. Implementasi Keperawatan

No
Tanggal Dx Jam Implementasi Keperawatan Hasil
Kep
26 Juli I 14.45 1. Mendiskusikan dengan pasien 1. Klien belum bias
2019 kebutuhan aktivitas duduk beraktivitas seperti
ditempat tidur, berjalan ke duuduk di tempat
kamar mandi tidur, aktivitas
klien dibantu
seperti ke WC dan
saat makan, klien
merasa pusing saat
beraktivitas dank
lien mengatakan
badan masih terasa
lemah dan
kesemutan di
tangan dan kaki
2. Klien berpartisipasi
dalam memilih
14.55 2. Membuat jadwal perencanaan aktivitas, duduk
aktivitas yang tidak ditempat tidur,
menimbulkan kelelahan makanan di tempat
tidur
3. Klien memilih
menonton TV
4. Nadi 82 x/menit
3. Memberikan aktivitas
Tensi 120/80
alternative dengan periode
15.25 mmHg, 21 x/menit,
istirahat yang cukup tanpa
SB c
diganggu
5. Klien mengatakan
15.45 4. Memantau nadi, frekuensi
mengerti tentang
pernapasan dan tekanan darah,
apa yang dijelaskan
sebelun atau sesudah
melakukan aktivitas dan klien sudah
5. Menekankan pentingnya dilakukan
16.15 mempertahankan pemeriksaan pemeriksaan gula
GD setiap hari darah hasil
6. Mendiskusikan kalori yang pemeriksaan : GDS
16.20
dibutuhkan klien 50 mg/dl
7. Mengajurkan pasien untuk 6. Kalori yang
16.30
mencukupkan istirahat dan dibutuhkan 1900
membimbing pasien untuk kilo kalori
relaksasi psikologi 7. Klien mengatakan
8. Mengajarkan klien tentang akan melakukan
16.40
identifikasi gejala hipoglikemia sesuai yang
dan hiperglikemia dikatakan
8. Klien bias
mengungkapkan
gejala
hipoglikemia :
berkeringat dingin,
badan lemah
sampai tidak sadar
26 Juli II 14.40 1. Mengkaji kondisi kulit klien 1. Nampak psoriasis
2019 secara keseluruhan di lengan dan kaki
2. Klien mengatakan
14.50 2. Mengkaji personal hygiene mandi 1 x sehari
ganti baju
seperlunya
3. Klien mengatakan
akan mengikuti
15.00 3. Menganjurkan jkien untuk
anjuran perawat
menjaga kebersihan kulit
4. Klien mengerti
15.10 4. Menganjurkan untuk tidak
menggaruk saat gatal, jika
terpaksa ingin menggaruk
menggunakan telapak tanggan
26 Juli III 16.00 1. Menimbang berat badan 1. BB 59 kg
2019 17.15 2. Mengkaji adanya nyeri 2. Klien mengatakan
abdomen atau perut, mual, tidak adanya nyeri
muntah perut
3. Keluarga dan klien
17.25 siap untuk bekerja
3. Melibatkan keluarga pasien sama
pada perencanaan makanan 4. Klien mengatakan
17.30 sesuai dengan indikasi akan melakukan
4. Menganjurkan pasien makan sesuai anjuran dan
makanan sedikit tapi sering saat di kaji klien
(sesuai dengan jumlah kalori hanya 4-5 sdm
yang boleh dikonsumsi) jenis bubur, klien
mengatakan tidak
nafsu makan,
kalori yang
dibutuhkan klien
5. Memberikan obat anti muntah
1900 kilo kalori
Domperidon 1 tablet
5. Obat sudah
17.45
diminum dan tidak

6. Memberikan obat Metformin I dimuntahkan

tablet 6. Klien menerima


dan meminum obat
19.30
yang diberikan
27 Juli I 08.20 1. Mendiskusikan dengan pasien 1. Klien belum bias
2019 kebutuhan aktivitas misalnya beraktivitas seperti
duduk di tempat tidur, berjalan duduk di tenpat
ke kamar mandi tidur, aktivitas
klien dibantu
seperti ke WC dan
saat makan, klien
merasa pusing saat
beraktivitas dan
klien mengatakan
badan masih terasa
lemah dank ram-
kram di tangan dan
kaki
2. klien memilih
08.30 2. Membuat jadwal perencanaan nonton TV
aktivitas yang menimbulkan
kelelahan 3. Nadi 80 x/menit,
11.30 Tensi 120/80
3. Memantau nadi frekuensi
pernapasan dan tekanan darah, mmHg, SB 36ºC,
sebelum atau sesudah RR 20 x/menit
melakukan aktivitas
4. Klien mengatakan
11.15
mengerti tentang
4. Menganjurkan klien untuk tahu apa yang dijelaskan
hasil GD setiap hari dank lien sudah
dilakukan
pemeriksaan gula
darah. Hasil
pemeriksaan : GDP
137 mg%
27 Juli II 09.10 1. mengkaji kondisi kulit klien 1. Nampak psoriasis
2019 secara keseluruhan di lengan dan kaki
2. Klien mengatakan
09.15 2. mengkaji personal hygiene mandi 1 x sehari,
ganti baju
seperlunya
3. Klien mengatakan
akan mengikuti
09.20 3. mengajurkan klien untuk
anjuran perawat
menjaga kebersihan kulit
4. Klien mengerti

09.25 4. menganjurkan untuk tidak


5. GDP 137 mg%
menggaruk saat gatal, jika
menggaruk menggunakan
10.00 telapak tangan
5. memantau kadar gula darah
secara rutin
27 Juli III 09.00 1. Menimbang berat badan 1. BB 59 kg
2019 09.30 2. Mengkaji adanya nyeri 2. Klien mengatakan
abdomen atau perut, mual, tidak adanya nyeri
muntah perut
3. Keluarga dan klien
09.35 siap untuk bekerja
3. Melibatkan keluarga pasien sama
pada perencanaan makanan 4. Klien mengatakan
10.30 sesuai dengan indikasi akan melakukan
4. Menganjurkan pasien makan sesuai anjuran dan
makanan sedikit tapi sering saat di kaji klien
(sesuai dengan jumlah kalori hanya 4-5 sdm
yang boleh dikonsumsi) jenis bubur, klien
mengatakan tidak
nafsu makan,
kalori yang
dibutuhkan klien
1900 kilo kalori
5. Obat sudah
diminum dan tidak
5. Memberikan obat anti muntah
dimuntahkan
11.00 Domperidon 1 tablet
6. Klien menerima
dan meminum obat
6. Memberikan obat Metformin I
yang diberikan
13.45 tablet
28 Juli I 08.30 1. Mendiskusikan dengan pasien 1. Klien belum bias
2019 kebutuhan aktivitas misalnya beraktivitas seperti
duduk di tempat tidur, berjalan duduk di tenpat
ke kamar mandi tidur, aktivitas
klien dibantu
seperti ke WC dan
saat makan, klien
merasa pusing saat
beraktivitas dan
klien mengatakan
badan masih terasa
lemah dank ram-
kram di tangan dan
kaki
2. Klien memilih
09.00 2. Membuat jadwal perencanaan duduk di tempat
aktivitas yang menimbulkan tidur
kelelahan 3. Nadi 88 x/menit,
11.00
3. Memantau nadi frekuensi Tensi 110/70
pernapasan dan tekanan darah, mmHg, SB 36,5ºC,
sebelum atau sesudah RR 20 x/menit
melakukan aktivitas 4. Klien setuju
11.20

4. Mengajurkan pasien untuk


mencukupkan istirahat dana 5. Klien bisa
11.30 membimbing pasien untuk mengatakan GDP
relaksasi psikologi 165 mg/dl
5. Menganjurkan klien untuk tahu
hasil Gd setiap hari
28 Juli II 09.10 1. mengkaji kondisi kulit klien 1. kulit sekujur tubuh
2019 secara keseluruhan baik, tidak Nampak
psoriasis
09.15 2. mengkaji personal hygiene 2. Klien mengatakan
mandi 1 x sehari,
ganti baju
seperlunya
3. Klien mengatakan
09.20 3. mengajurkan klien untuk
akan mengikuti
menjaga kebersihan kulit
anjuran perawat
4. Klien mengerti

09.25 4. menganjurkan untuk tidak


menggaruk saat gatal, jika
5. GDP 165 mg%
menggaruk menggunakan
10.00
telapak tangan
5. memantau kadar gula darah
secara rutin
28 Juli III 09.00 1. Menimbang berat badan 1. BB 59 kg
2019 10.00 2. Mengkaji adanya nyeri 2. Keluarga
abdomen atau perut, mual, mengatakan tidak
muntah adanya nyeri perut
3. Keluarga dan klien
10.15 siap untuk bekerja
3. Melibatkan keluarga pasien sama
pada perencanaan makanan 4. Klien mengatakan
sesuai dengan indikasi akan melakukan
10.40 4. Menganjurkan pasien makan sesuai anjuran dan
makanan sedikit tapi sering saat di kaji klien
(sesuai dengan jumlah kalori hanya 4-5 sdm
yang boleh dikonsumsi) jenis bubur, klien
mengatakan tidak
nafsu makan,
kalori yang
dibutuhkan klien
1900 kilo kalori
5. Obat sudah
diminum dan tidak
5. Memberikan obat anti muntah
dimuntahkan
11.20 Domperidon 1 tablet
6. Klien menerima
dan meminum obat
6. Memberikan obat Metformin I
yang diberikan
13.00 tablet

5. Evaluasi keperawatan

Tanggal/ No Evaluasi keperawatan Paraf


Jam Dx
26 Juli I S:
2019 jam - Klien mengatakan badan masih terasa lemah
19.40 - Klien mengatakan masih pusing saat berdiri
- Klien mengatakan belum dapat beraktivitas
- Klien mengatakan masih merasa kesemutan di tanagn
dan kaki
O:
- Klien masih tamak lemah
- Aktivitas klien di bantu oleh perawat dan keluarga
- GDS: 50 mg/dL
A:
- Masalah keperawatan kelemahan belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi keperawatan
26 Juli II S:
2019 jam - Klien mengatakan gatal di sekujur tubuh
20.00 O:
- Nampak psoriasis di lengan dan kaki
A:
- Masalah gangguan inegritas kulit belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi keperawatan
26 juli III S:
2019 20.10 - Klien mengatakan masih merasa mual dan muntah
- Klien mengatakan badan masih erasa lemah
- Klien mengatakan makan hanya 4-5 sdm
- Klien mengatakan masih tidak nafsu makan
O:
- Klien masih tampak lemah
- Porsi makan tidak dihabiskan
- BB 59 Kg
- GDS: 50 mg/dL
A:
- Masalah risiko tida menjadi actual
P:
- Lanjutkan intervensi keperawatan
27 juli I S:
13.30 - Klien mengatakan badan masih erasa lemah
- Klien mengatakan masih pusing saat berdiri
- Klien mengatakan belum dapat beraktivitas
- Klien mengatakan masih merasa kesemutan di tangan
dan kaki
O:
- Klien masih tampak lemah
- Aktivitas klien dibantu oleh perawat dan keluarga
- GDP: 137 mg/dL
A:
- Masalah keperawatan belum teratasi
P:
- Lanjutkan inervensi keperawatan
27 juli II S:
2019 13.30 - Klien mengatakan gatal disekujur tubuh berkuranki
O:
- Nampak psoriasis di lengan dan kaki
A:
- Masalah gangguan integritas kulit belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi keperawatan
27 juli III S:
2019 13.45 - Kiln mengatakan mual, tidak muntah
- Klien mengatakan badan masih terasa lemah
- Klien mengatakan makan hanya 4-5 sdm
- Klien mengatakan masih tidak nafsu makan
O:
- Klien masih tampak lemah
- BB 86 Kg
- GDS: 137 mg/dL
A:
- Masalah risiko tidak menjadi actual
P:
- Lanjutkan intervensi keperawatan
28 juli I S:
2019 13.50 - Klien mengatakan badan mulai kuat
- Klien mengatakan tidak pusing
- Klien mengatakan aktivitas mandiri
- Klien mengatakan rasa kesemutan berkurang
O:
- Klien masih tampak lemah
- Aktivitas klien dibantu oleh perawat dan keluarga
- GDP: 165 mg/dL
A:
- Masalah keperawatan kelemahan belum teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi keperawatan
28 juli II S:
2019 14.00 - Klien mengatakan tidak merasa gatal
O:
- Kulit lengan dan kaki baik, Nampak psoriasis
A:
- Masalah gangguan integritas kulit teratasi
P:
- Lanjutkan intervensi keperawatan
28 juli III S:
2019 14.10 - Klien mengatakan masih merasa mual an muntah
- Klien mengatakan badan masih terasa lemah
- Klien mengatakan makan hanya 4-5 sdm
- Klien mengatakan masih tidak nafsu makan
O:
- Klien masih tampak lemah
- Porsi makan tidak dihabiskan
- GDP: 165 mg/dL
A:
- Masalah risiko tidak menjadi actual
P:
- Lanjutkan intervensi keperawatan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah pelaksanaan Asuhan Keperawatan pada klien Ny. H.M. dengan Diabetes
Melitus Tipe II pada tanggal 26 Juli sampai dengan 28 Juli 2019 di Puskesmas Tareran,
maka penulis menarik kesimpulan :

1. Pada pengkajian keperawatan ditemukan data subjektif: Klien mengatakan


badan terasa lemah, klien mengatakan nafsu makan berkurang, klien mengatakan mual
dan muntah 2 x isi makanan, dan data objektif: Klien tampak lemah, GDS: 50 mg/d, BB
59 Kg, porsi makan tidak dihabiskan, makan 5 sendok makan, BMI 22.51 (normal).

2. Dalam kasus ini penulis menegakkan tiga diagnosa keperawatan yaitu:


Kelemahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik atau peningkatan
kebutuhan energi; gangguan integritas kulit berhubungan dengan dan risiko nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan masukan oral.
3. Perencanaan keperawatan disusun berdasarkan teori sesuai diagnosa
keperawatan yang ditegakkan

4. <Tindakan keperawatan yang diimplementasikan tidak semuanya sesuai


dengan rencana intervensi yaitu melakukan konsultasi dengan ahli diet, karena ahli gizi
belum bekerja secara maksimal.

5. Pada saat dilakukan evaluasi, semua masalah keperawatan aktual teratasi dan
satu masalah risiko tidak menjadi aktual.

6. Semua tahap-tahap dari proses keperawatan ini telah didokumentasikan sesuai


dengan ketentuan/ keharusan yang ditetapkan.

DAFTAR PUSTAKA
Yeane O. Aramana (2019), Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Ny. H.M Dengan Diabetes
Melitus Tipe II di Puskesmas Tareran Kabupaten Minahasa Selatan

Anda mungkin juga menyukai