Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN GERONTIK

“DIABETES MELLITUS TIPE 2”

Dosen Mata Kuliah :


T. Widya Naralia, Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.K

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Astria Novieta Rahmadina 21047
Dewi Riyanti 21053
Faros Al Ghozi 21058
Izzah Nur Hanifah 21063
Neska Rania Putri 21069
Radhita Tri Cahyani 21074
Salsabila 21079
Thalita Zulfasari Afifatus S. 21084

AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA


Jl. Angkasa No.18, Gunung Sahari, Kemayoran, Jakarta Pusat, 10610
Telp: 0821-1321-7128 e-mail: akper.pelni@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-
Nya sehingga dapat terselesaikannya Tugas Makalah yang berjudul “Diabetes Mellitus Tipe 2”.
Berkat bimbingan pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak maka Tugas ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari keterbatasan pengetahuan dan kekurangan dari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan
selanjutnya. Semoga Makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya.

2
DAFTAR ISI

JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. 3
BAB I .............................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 5
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................................................. 6
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................................ 6
2.1 Pengertian............................................................................................................................................ 6
2.2 Etiologi ................................................................................................................................................. 6
2.3 Patofisiologi ......................................................................................................................................... 7
2.4 Penatalaksanaan ................................................................................................................................. 8
BAB III ......................................................................................................................................................... 11
PENUTUP .................................................................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................... 11
3.2 Saran ............................................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................................. 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hiperglikemia yang
disebabkan oleh ketidak mampuan dari organ pancreas untuk memproduksi insulin atau
kurangnya sensitivitas insulin pada sel target tersebut. Abnormalitas pada metabolisme
karbohidrat, lemak dan protein yang ditemukan pada penderita penyakit diabetes mellitus
terjadi dikarenakan kurangnya aktivitas insulin pada sel target. Diabetes mellitus dikategorikan
menjadi empat tipe yaitu diabetes mellitus tipe-1, diabetes mellitus tipe-2, diabetes mellitus
gestational dan diabetes mellitus tipe lain yang disebabkan oleh faktor-faktor lain.(Kerner and
Brückel, 2014)
Prevalensi diabetes yang terjadi di seluruh dunia diperkirakan 2,8 % pada tahun 2000 dan
4,4 % pada 2030.Jumlah penderita diabetes diproyeksikan meningkat dari 171 juta di tahun
2000 hingga mencapai 366 juta di tahun 2030. Negara-negara Asia berkontribusi lebih dari 60%
dari populasi diabetes dunia. (Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus, 2011)
Di Indonesia prevalensi penduduk yang berumur ≥15 tahun dengan diabetes mellitus pada
tahun 2013 adalah sebesar 6,9% dengan perkiraan jumlah kasus adalah sebesar 12.191.564 juta.
Sebanyak 30,4% kasus telah terdiagnosis sebelumnya dan 73,7% tidak terdiagnosis
sebelumnya. Pada daerah bali prevalensi diabetes mellitus sebesar 1,3% dengan kota Denpasar
sebagai penyumbang terbanyak dibandingkan dengan kota lainnya yaitu sebesar 2% (Riskesdas,
2013)
Melihat kenaikan insiden diabetes mellitus secara global yang sebagian besar disebabkan
oleh perubahan pola gaya hidup yang kurang sehat, dapat diperkirakan bahwa kejadian diabetes
mellitus akan meningkat drastis. Melihat bahwa diabetes mellitus akan memberikan dampak
terhadap kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar,
maka sangat diperlukan program pengendalian dan penatalaksanan diabetes mellitus tipe-2.
Penatalaksanaan diabetes mellitus terdiri dari 5 pilar yaitu edukasi, diet, latihan fisik,
kepatuhan obat, selain itu juga termasuk pencegahan diabetes mellitus dengan pemantauan
kadar gula darah. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kenaikan kasus diabetes mellitus.
Salah satunya adalah pengetahuan. Untuk itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan pasien diabetes mellitus pada rumah sakit sanglah terhadap penatalaksanaan
daripada diabetes mellitus.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi Diabetes Mellitus Tipe 2 ?
2. Apa saja etiologi Diabetes Mellitus Tipe 2 ?
3. Bagaimana patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe 2 b/d síndrome lansia ?
4. Apa saja penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe 2 (Meliputi: Pengaturan Nutrisi, Aktivitas
fisik dan olahraga, Manajemen Stress, Obat-obatan yang di Konsumsi, Edukasi Mitos &
Fakta lansia terhadap penyakit tersebut ?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisi Diabetes Mellitus Tipe 2
2. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi Diabetes Mellitus Tipe 2
3. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi Diabetes Mellitus Tipe 2 b/d síndrome lansia
4. Mahasiswa dapat mengetahui penatalaksanaan Diabetes Mellitus Tipe 2 (Meliputi:
Pengaturan Nutrisi, Aktivitas fisik dan olahraga, Manajemen Stress, Obat-obatan yang di
Konsumsi, Edukasi Mitos & Fakta lansia terhadap penyakit tersebut

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Diabetes mellitus adalah penyakit yang ditandai dengan adanya hiperglikemia yang
disebabkan oleh ketidak mampuan dari organ pancreas untuk memproduksi insulin atau
kurangnya sensitivitas insulin pada sel target tersebut.
Diabetes mellitus tipe-2 adalah jenis yang paling umum dari diabetes mellitus Diabetes
tipe-2 ditandai dengan cacat progresif dari fungsi sel-β pankreas yang menyebabkan tubuh kita
tidak dapat memproduksi insulin dengan baik. Diabetes mellitus tipe-2 terjadi ketika tubuh tidak
lagi dapat memproduksi insulin yang cukup untuk mengimbangi terganggunya kemampuan
untuk memproduksi insulin. Pada diabetes mellitus tipe-2 tubuh kita baik menolak efek dari
insulin atau tidak memproduksi insulin yang cukup untuk mempertahankan tingkat glukosa
yang normal. (Kerner and Brückel, 2014)
Beberapa pasien dengan diabetes tipe ini akan tetap tidak terdiagnosis selama bertahun-
tahun karena gejala jenis ini dapat berkembang sedikit demi sedikit dan itu tergantung pada
pasien . Diabetes tipe-2 sering terjadi pada usia pertengahan dan orang tua, tetapi lebih umum
untuk beberapa orang obesitas yang memiliki aktivitas fisik yang kurang. (Kerner and Brückel,
2014)

2.2 Etiologi
1. Obesitas
Obesitas menurunkan jumlah reseptor insulin dari sel target diseluruh tubuh sehingga insulin
yang tersedia menjadi kurang efektif dalam meningkatkan efek metabolik.
2. Usia
Cenderung meningkat di atas 65 tahun
3. Gestasional
Diabetes mellitus (DM) dengan kehamilan (diabetes melitus gestasional DMG) adalah
kehamilan normal yang di sertai dengan peningkatan insulin resistensi (ibu hamil gagal
mempertahankan euglycemia). Pada golongan ini, kondisi diabetes di alami sementara
selama masa kehamilan. Artinya kondisi diabetes atau intoleransi glukosa pertama kali di
dapat selama kehamilan, biasanya pada trimester kedua atau ketiga.

6
2.3 Patofisiologi

7
2.4 Penatalaksanaan
1. Pengaturan Nutrisi
• Karbohidrat
Karbohidrat yang dianjurkan merupakan komponen utama dari asupan energi
karena menyangga sekitar 45-65% total asupan energi. Dalam pemilihan karbohidrat
diharapkan tidak terlalu berlebih dan tidak terlalu kurang, jadi jumlahnya tepat.
Pasien dianjurkan tetap dapat konsumsi makan dengan frekuensi 3 kali sehari,
dengan memilih karbohidrat yang biasanya bersumber dari beras seperti beras merah
yang tinggi karbohidrat, rendah indeks gula, namun kalori tetap baik, sehingga dapat
mengatasi permasalahan tingginya karbohidrat, serta jangan lupa diselingi dengan
makanan selingan seperti snack buah di sela makan pagi dan siang.
• Lemak
Asupan lemak yang dianjurkan sekitar 20-25% kebutuhan kalori, serta tidak
diperkenankan melebihi 30% total dari asupan energi. Biasanya asupan lemak tidak
bisa dihindarkan untuk dikonsumsi namun terpenting untuk menghindari konsumsi
lemak yang tergolong lemak jenuh dan lemak trans seperti contoh berupa daging
berlemak atau susu full cream.
• Protein
Protein merupakan komponen zat pembangun yang juga sangat penting.
Beberapa sumber protein yang disarankan untuk pasien DM seperti ikan, udang,
cumi, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, susu rendah lemak, kacang-kacangan,
tahu, tempe.
• Natrium
Pemeriksaan atau pemantauan tekanan darah pada pasien Diabetes ini menjadi
sangat penting terkait dengan perlu atau tidaknya pembatasan natrium dalam tubuh.
Natrium biasa didapat pada garam, seperti kita ketahui sehari hari tidak bisa
dilepaskan tanpa garam, namun seberapa jumlah yang tepat dan pas harus
disesuaikan misal pada pasien diabetes dengan hipertensi hal tersebut harus
disesuaikan.
• Serat
Jumlah konsumsi serat yang disarankan sekitar 20-35 gram per hari

8
2. Aktivitas Fisik dan Olahraga
• Latihan aerobic
Latihan aerobik dengan intensitas sedang (mencapai 64-76 % denyut jantung
maksimal) dilakukan minimal 150 menit per minggu, sedikitnya 3 hari dalam
seminggu dengan jarak antar latihan tidak lebih dari 2 hari yang berturut-turut karena
efek latihan yang bersifat sementara dalam memperbaiki kerja insulin dan dapat
meningkatkan kontrol glikemik penderita DM tipe 2. Bentuk latihan aerobik Segala
bentuk latihan aerobik yang menggunakan kelompok-kelompok otot besar dan
menyebabkan peningkatan denyut jantung yang terus-menerus akan bermanfaat
(termasuk jalan cepat, bersepeda, berenang), sehingga dianjurkan untuk melakukan
berbagai jenis aktivitas fisik.
• Latihan beban
Latihan beban harus dilakukan setidaknya dua kali seminggu pada hari yang
tidak berturut-turut, dengan intensitas sedang (50% dari 1 Repetisi Maksimal, atau
1-RM) atau berat (75–80% dari 1-RM), dan setidaknya harus mencakup 5–10 latihan
yang melibatkan kelompok-kelompok otot utama (tubuh bagian atas, tubuh bagian
bawah, dan core/inti). Latihan dilakukan 10–15 repetisi per set di tahap awal. Seiring
waktu, berat beban dapat semakin bertambah sehingga hanya dapat diangkat
sebanyak 8–10 kali. Untuk meningkatkan kekuatan otot secara optimal, dianjurkan
untuk melakukan setidaknya satu set pengulangan hingga mendekati kelelahan,
ataupun hingga 3-4 set. latihan beban dapat meningkatkan kekuatan otot penderita
diabetes tipe 2 sekitar 50% dan meningkatkan kadar HbA1C sebesar 0,57–20,18%.
• Hiking
Hiking merupakan cara terbaik untuk meningkatkan kesehatan. Hiking membantu
menurunkan kadar kolesterol yang sering kali menjadi pemicu jantung (sering kali
dikaitkan sebagai komplikasi panjang dari diabetes). Penelitian mengatakan jika
olahraga secara teratur dapat membantu menurunkan tekanan darah diastolik dan
sistolik rata-rata 10 mmHg.
• Berenang
Berenang merupakan olahraga yang cocok bagi penderita diabetes tipe 1 dan
tipe 2. Berenang dapat membantu seseorang menjadi lebih aktif dan lebih sehat. Saat
berenang, 350-420 kalori terbakar setiap jamnya. Hal ini berdampak sangat baik bagi
mereka yang sering mengalami mati rasa pada kakinya.

9
• Yoga
Latihan yoga memiliki manfaat sangat baik bagi penderita diabetes tipe 2 yang
sangat lekat dengan gaya hidup tidak sehat dan stres. Yoga yang dilakukan secara
teratur dapat meningkatkan sistem pencernaan, meningkatkan fungsi endokrin dan
neurologis organ, menjaga sirkulasi dan kekebalan tubuh serta membuat tubuh jauh
lebih berenergi. Diabetes tipe 1 dan tipe 2 disebabkan karena pankreas yang tidak
dapat melakukan fungsinya secara maksimal untuk menghasilkan insulin. Dengan
rutin berlatih yoga, tubuh akan menjadi lebih bugar sehingga fungsi organ pun dapat
berjalan dengan lebih maksimal.
3. Manajemen Stress
Manajemen stres adalah tentang bagaimana kita melakukan suatu tindakan
dengan melibatkan aktivitas berpikir, emosi, rencana atau jadwal pelaksanaan, dan cara
penyelesaian masalah, seperti tidur, olahraga, mengatur pola makan, dan Teknik
pernapasan dalam.
4. Obat-Obatan yang Dikonsumsi
a. Metformin
b. Sulfonilurea
c. Meglitinida
d. Tiazolidinediones
e. Inhibitor DPP-4
f. Agonis reseptor GLP-1
g. Inhibitor SGLT2
h. Insulin
5. Edukasi Mitos dan Fakta Lansia Terhadap Penyakit DM Tipe 2
Mitos : Lanjut usia tidak butuh olahraga karena tidak ada manfaat, dan lanjut usia harus
banyak istirahat ?
Fakta :
• Lanjut usia tetap memerlukan aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi kesehatan,
dan kemampuan fisik.
• Aktivitas fisik dan latihan fisik secara rutin akan menurunkan risiko terkena penyakit
pada lanjut usia, seperti demensia (pikun), tulang keropos (osteoporosis), penyakit
jantung, diabetes melitus (kencing manis),hipertensi (tekanan darah tinggi), kanker,
dan lain-lain.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diabetes Mellitus Tipe 2 (DM Tipe 2) adalah penyakit gangguan metabolik
yang di tandai oleh kenaikan gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh sel beta
pankreas dan atau ganguan fungsi insulin yang terjadi melalui 3 cara yaitu rusaknya
sel-sel B pankreas karena pengaruh dari luar (virus,zat kimia,dll), penurunan reseptor
glukosa pada kelenjar pankreas, atau kerusakan reseptor insulin di jaringan perifer.

3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam
penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak
luput dari kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat
diterima di hati dan kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Antari, N. K. N., Esmond, H. A., & Rai Purnami, S. P. (2017). Diabetes Melitus Tipe
2. Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, 4 (13).
RAUDATUL, J. (2022). ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA NY. N DENGAN
DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS DI DESA BURNEH (Doctoral
dissertation, STIKES HANG TUAH SURABAYA).
Dr. Ida Bagus Aditya Nugraha, M.Biomed, SpPD, FINA. (2023). Terapi Nutrisi Medis pada
Diabetes Mellitus Tipe 2 (Series 1). RSUP Sanglah Denpasar

12

Anda mungkin juga menyukai