Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BASIC NURSINGSECIENCE 2

DIABETES MELLITUS

Kelompok 6 :

Yosef Tommy Nanda (462020025)

Eka Salsabila (462020029)

Herlina Kartika Wijayanti (462020046)

Reni Rosalina Ruuru (462020050)

Hanny Arsita Sari (462020051)

Rachel Theananda Sari (462020054)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA


2021 / 2022

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai Diabetes Mellitus.

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar─besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang membangun kami. Kritik konskruktif dari penbaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.Akhir kata semoga
makalah ini dapat memnerikan manfaat bagi kita sekalian.

Salatiga,19 Februari 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................

1.1 Latar Belakang...........................................................................

1.2 Rumusan Masalah......................................................................

1.3 Tujuan.........................................................................................

1.4 Manfaat.......................................................................................

BAB II PENGENALAN DIABETES MELLITUS............................

2.1 Definisi Diabetes Mellitus.........................................................

2.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus...................................................

2.3 Etiologi........................................................................................

2.4 Patofisiologi................................................................................

2.5 Faktor Risiko.............................................................................

2.6 Gejala klinik...............................................................................

2.7 Diagnosis....................................................................................

2.8 Komplikasi.................................................................................

BAB III PENATALAKSANAAN DIABETES MELLITUS.............

3.1 Terapi Tanpa Obat.....................................................................

3.2 Terapi Obat.................................................................................

BAB IV FARMAKOTERAPI..............................................................

4.1 Terapi Insulin.............................................................................

4.2 Terapi Obat Hipoglikemik Oral...............................................


BAB V PENUTUP.................................................................................

5.1 Kesimpulan.................................................................................

5.2 Saran............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA............................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes mellitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan


karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya akan dipikirkan bila ada
keluhan khas DM berupa poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat
badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya. Secara epidemiologik
diabetes seringkali tidak terdeteksi dan dikatakan onset atau mulai terjadinya
adalah 7 tahun sebelum diagnosis ditegakkan, sehingga morbiditas dan
mortalitas dini terjadi pada kasus yang tidak terdeteksi.

Diabetes mellitus jika tidak dikelola dengan baik akan dapat mengakibatkan
terjadinya berbagai penyakit menahun, seperti penyakit serebrovaskular,
penyakit jantung koroner, penyakit pembuluh darah tungkai, penyakit pada
mata, ginjal,dan syaraf. Jika kadar glukosa darah dapat selalu dikendalikan
dengan baik,diharapkan semua penyakit menahun tersebut dapat dicegah,
atau setidaknya dihambat. Berbagai faktor genetik, lingkungan dan cara hidup
berperan dalam per jalanan penyakit diabetes.

Penderita diabetes mellitus dari tahun ke tahun mengalami peningkatan


menurut Federasi Diabetes Internasional (IDF), penduduk dunia yang menderita
diabetes mellitus sudah mencakupi sekitar 197 juta jiwa, dan dengan
angka kematian sekitar 3,2 juta orang. Berdasarkan hasil Survey Kesehatan
Rumah Tangga (SKRT), terjadi pengukuran prevalensi Diabetes mellitus
(DM) dari tahun 2001 sebesar 7,5 % menjadi 10,4 % pada tahun 2004,
sementara hasil survey BPS tahun 2010 menyatakan bahwa prevalensi
diabetes mellitus mencapai 14,7 % di perkotaan dan 7,2 % di pedesaan.
1.2 Rumusan Masalah

a) Apa yang dimaksud dengan diabetes mellitus

b) Apa saja klasifikasi diabetes mellitus

c) Apakah etiologi penyakit diabetes mellitus

d) Bagaimana patofisiologi penyakit diabetes mellitus

e) Bagaimana factor resiko diabetes mellitus

f) Apa sajakah gejala klinis diabetes mellitus

g) Apa saja diagnosis diabetes mellitus

h) Apa saja komplikasi diabetes mellitus

i) Bagaimana Bentuk Terapi diabetes mellitus

1.3Tujuan
a) mengetahui definisi penyakit diabetes mellitus

b) mengetahui klasifikasi (pembagian) diabetes mellitus

c) mengetahui etiologi penyakit diabetes mellitus

d) mengetahui patofisiologi terjadinya penyakit diabetes mellitus

e) mengetahui factor resiko diabetes mellitus

f) memahami gejala kilinis diabetes mellitus

g) mengetahui diagnosis diabetes mellitus

h) mengetahui komplikasi diabetes mellitus

i) mengetahui bentuk terapi diabetes mellitus

1.4 Manfaat

a) Sebagai bahan ajar mata kuliah patologi

b) Sebagai acuan untuk penulisan makalh selanjutnya

c) Sebagai bahan referesi penelitian/pembuatan karya ilmiah


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Diabetes Mellitus

Diabetes adalah penyakit metabolik kronis yang ditandai dengan


peningkatan kadar glukosa darah (atau gula darah), yang dari waktu ke waktu
menyebabkan kerusakan serius pada jantung, pembuluh darah, mata, ginjal, dan
saraf. Yang paling umum adalah diabetes tipe 2, biasanya pada orang dewasa,
yang terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak
menghasilkan cukup insulin. Dalam tiga dekade terakhir, prevalensi diabetes
tipe 2 telah meningkat secara dramatis di negara-negara dengan semua tingkat
pendapatan. Diabetes tipe 1, dulu dikenal sebagai diabetes remaja atau diabetes
tergantung insulin, adalah kondisi kronis di mana pankreas menghasilkan
sedikit atau tidak ada insulin dengan sendirinya. Bagi penderita diabetes, akses
ke pengobatan yang terjangkau, termasuk insulin, sangat penting untuk
kelangsungan hidup mereka. Ada target yang disepakati secara global untuk
menghentikan peningkatan diabetes dan obesitas pada tahun 2025.

Sekitar 422 juta orang di seluruh dunia mengidap diabetes, sebagian besar
tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan 1,6 juta kematian
secara langsung dikaitkan dengan diabetes setiap tahun. Baik jumlah kasus
maupun prevalensi diabetes terus meningkat selama beberapa dekade terakhir.

2.2 Klasifikasi Diabetes Mellitus

Menurut website Halodoc yang ditinjau oleh dr. Fadhli Rizal


Makarim. Diabetes disebabkan karena adanya gangguan dalam tubuh, sehingga
tubuh tidak mampu menggunakan glukosa darah ke dalam sel, sehingga glukosa
menumpuk dalam darah. Pada diabetes tipe 1, gangguan ini disebabkan karena
pankreas tidak dapat memproduksi hormon insulin (tidak dapat memproduksi
insulin). Sedangkan pada diabetes tipe 2, gangguan ini terjadi akibat tubuh tidak
efektif menggunakan hormon tertentu atau kekurangan hormon tertentu yang
relatif dibandingkan kadar glukosa darah. Kadar glukosa yang tinggi ini dapat
merusak pembuluh darah kecil di ginjal, jantung, mata, dan sistem saraf,
sehingga mengakibatkan berbagai macam komplikasi (masih bisa memproduksi
insulin).
2.2.1 Diabetes Militus tipe 1

Diabetes militus tipe 1 adalah adalah penyakit autoimun kronis yang


terjadi ketika tubuh kurang atau sama sekali tidak dapat menghasilkan hormon
insulin. Padahal, insulin dibutuhkan untuk menjaga kadar gula darah tetap
normal.

Diabetes Melitus tipe 1 adalah penyakit gangguan metabolik yang


ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat destruksi (kerusakan) sel beta
pancreas karena suatu sebab tertentu yang menyebabkan produksi insulin tidak
ada sama sekali sehingga penderita sangat memerlukan tambahan insulin dari
luar. (tergantung insulin dari luar).

2.2.2 Diabetes militus tipe 2

Diabetes tipe 2 biasanya berkemungkinan besar terjadi pada orang


dewasa dan lansia karena faktor gaya hidup yang tidak sehat, seperti kurang
gerak dan kelebihan berat badan. Gaya hidup tak sehat menyebabkan sel-sel
tubuh kebal atau kurang sensitif merespons hormon insulin. Kondisi ini disebut
juga dengan resistensi insulin. Akibatnya, sel-sel tubuh tidak dapat memproses
glukosa dalam darah menjadi energi dan glukosa pun akhirnya menumpuk di
dalam darah.

Diabetes Melitus tipe 2 adalah penyakit gangguan metabolik yang


ditandai oleh kenaikan kadar gula darah akibat penurunan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas dan atau fungsi insulin (resistensi insulin).

2.2.3 Diabetes militus tipe 3

Diabetes tipe 3 adalah kondisi yang disebabkan oleh kurangnya suplai


insulin ke dalam otak. Minimnya kadar insulin dalam otak dapat menurunkan
kerja dan regenerasi sel otak sehingga memicu terjadinya penyakit
Alzheimer.Penyakit Alzheimer sendiri termasuk ke dalam penyakit
neurodegeneratif atau penurunan fungsi otak yang terjadi secara perlahan akibat
berkurangnya jumlah sel-sel otak yang sehat. Saat otak tidak memiliki cukup
insulin, asupan glukosa ke otak akan berkurang. Akibatnya distribusi glukosa
menuju otak tidak merata dan sel otak yang tidak mendapatkan glukosa akan
mengalami kematian dan memicu munculnya Alzheimer.
2.2.3 Diabetes gestasional

Tipe diabetes ini terjadi selama kehamilan bisa menyerang ibu hamil,
walau tidak memiliki riwayat diabetes. Diabetes ini muncul karena plasenta ibu
hamil akan terus menghasilkan sebuah hormon khusus. Akibatnya, kadar gula
darah Anda pun menjadi tidak stabil selama kehamilan.

2.2.4 Gejala Diabetes Mellitus

Menurut website Halodoc yang ditinjau oleh dr. Fadhli Rizal


Makarim, ada beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 antara lain:

a) Sering merasa haus (polidiksi bak poliuri)

b) Frekuensi buang air kecil meningkat, (enuresis)

c) Rasa lapar yang terus-menerus.(polifagia)

d) Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.

e) Lemas dan merasa lelah.

f) Pandangan yang kabur.

g) Luka yang lama sembuh

2.3 Etiologi Diabetes Mellitus

Penyebab-penyebab tertentu yang berhubungan dengan proses terjadinya


diabetes melitus tipe 2 , Menurut website Halodoc yang ditinjau oleh dr.
Fadhli Rizal Makarim yaitu : Usia (resistensi insulin cenderung meningkat
pada usia 65 tahun keatas tetapi sekarang usia 20 tahun keatas sudah terdapat
yang terserang DM tipe 2), obesitas dan riwayat keluarga. Sedangkan
berdasarkan kelompoknya Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) dan
Non Insulin Dependent Diabetes Melitus (NIDDM) tentu memiliki etiologi
yang berbeda.

a) Insulin Dependent Diabetes Melitus (IDDM) atau masih bisa


memproduksi insulin. Sering terjadi pada usia sebelum 30 tahun,
biasanya disebut dengan Juvenille Diabetes. Faktor genetik dan
lingkungan merupakan faktor pencetus IDDM. Sedangkan
lingkungan bisa berasal dari infeksi virus misalnya virus
Coxsackievirus B dan streptococcus. Virus tersebut menyerang
pulau Langerhans Pankreas sehingga produksi insulin berkurang
dan bisa saja akibat respon autoimun, dimana antibodi sendiri akan
menyerang sel β pankreas.

b) Non Insulin Diabetes Melitus (NIDDM)atau tidak bisa


memproduksi insulin.Kelebihan berat badan (overweight) memiliki
peran penting dalam terjadinya NIDDM karena overweight
membutuhkan banyak insulin 14 untuk metabolisme. Terjadinya
Hiperglikemia disaat pankreas tidak cukup untuk menghasilkan
insulin dan jumlah reseptor insulin menurun sehingga banyak gula
darah yang tidak diikat sehingga beredar didalam darah.

2.4 Patofisiologi Diabetes Mellitus

Dalam kondisi normal, konsentrasi glukosa plasma dijaga ketat secara


fisiologis oleh efek insulin, hormon perantara yang mengatur metabolisme.
Dalam keadaan puasa konsentrasi insulin rendah dalam darah dan berfungsi
untuk memodulasi produksi glukosa endogen, terutama yang bersumber di hati.
Efek ini juga diimbangi oleh berbagai hormon regulator lain, terutama
glukagon. . Setelah lama-kelamaan, maka terjadi ketidaksanggupan sel β
pankreas sehingga terjadi diabetes secara klinis yang ditandai dengan
peningkatan kadar glukosa dalam darah.
2.5Faktor Resiko
Menurut P2PTM Kemkes RI berikut adalah beberapa faktor resiko Diabetes
Mellitus :
a) Kegemukan
(Berat badan lebih /IMT > 23 kg/m2) dan Lingkar Perut (Pria > 90 cm
dan Perempuan > 80cm)

b) Kurang aktivitas fisik

c) Dislipidemia(Kolesterol HDL ≤ 35 mg/dl, trigliserida ≥250 mg/dl

d) Riwayat penyakit jantung

e) Hipertensi/ Tekanan darah Tinggi  (> 140/90 mmHg)

f) Diet tidak seimbang (tinggi gula, garam, lemak dan rendah serat).

2.6 Gejala Klinik


Menurut website Halodoc yang ditinjau oleh dr. Fadhli Rizal
Makarim, ada beberapa gejala diabetes tipe 1 dan tipe 2 antara lain:
a) Sering merasa haus (polidiksi bak poliuri)
b) Frekuensi buang air kecil meningkat, (enuresis)
c) Rasa lapar yang terus-menerus.(polifagia)
d) Berat badan turun tanpa sebab yang jelas.
e) Lemas dan merasa lelah.
f) Pandangan yang kabur
g) Luka yang lama sembuh

2.7 Diagnosis
Menurut website prodiaohi.co.id berbagai keluhan dapat ditemukan pada penyandang
diabetes. Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila terdapat kelu- han klasik DM
seperti di bawah ini:

a) Keluhan klasik DM berupa: poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat


badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
b) Keluhan lain dapat berupa: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita
Diagnosis DM dapat ditegakkan melalui tiga cara:

1. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan glukosa plasma sewaktu >200
mg/dL sudah cukup untuk menegak- kan diagnosis DM
2. Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥ 126 mg/dL dengan adanya keluhan klasik.
3. Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO dengan beban 75 g glukosa
lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa,
namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO sulit untuk
dilakukanberulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan karena
membutuhkan persiapan khusus.
2.8 Komplikasi

Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik dapat menimbulkan


komplikasi akut dan kronis. Berikut ini akan diuraikan beberapa komplikasi
yang sering terjadi dan harus diwaspadai menurut P2PTM Kemkes RI, antara
lain :

a) Penyakit kardiovaskuler
b) Retinopati diabetik
c) Neuropati diabetik
d) Nefropati diabetik
e) Ulkus diabetik

2.8.1 Hipoglikemia
Hipoglikemia lebih sering terjadi pada penderita diabetes tipe 1,
yang dapat dialami 1 – 2 kali perminggu. Pada hipoglikemia, kadar
glukosa plasma penderita kurang dari 50 mg/dl, walaupun ada orang-
orang tertentu yang sudah menunjukkan gejala hipoglikemia pada kadar
glukosa plasma di atas 50 mg/dl. Kadar glukosa darah yang terlalu
rendah menyebabkan sel-sel otak tidak mendapat pasokan energi
sehingga tidak dapat berfungsi bahkan dapat rusak.

2.8.2 Hiperglikemia

Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar gula darah melonjak


secara tiba-tiba. iperglikemia yang berlangsung lama dapat berkembang
menjadi keadaan metabolisme yang berbahaya, antara lain ketoasidosis diabetik
(Diabetic Ketoacidosis = DKA) dan (HHS), yang keduanya dapat berakibat
fatal dan membawa kematian. Hiperglikemia dapat dicegah dengan kontrol
kadar gula darah yang ketat.

Menurut website Halodoc yang ditinjau oleh dr. Fadhli Rizal Makarim,
pengobatan diabetes tipe 1, antara lain

a) Hormon tertentu untuk mengontrol glukosa darah. Pemberian hormon


ini dengan cara disuntikkan pada lapisan di bawah kulit sekitar 3-4
kali sehari sesuai dosis yang dianjurkan dokter.
c) Pola makan sehat dan olahraga teratur untuk membantu mengontrol
tingkat glukosa darah.

d) Merawat kaki dan memeriksakan mata secara berkala untuk


mencegah komplikasi lebih lanjut.
BAB III
PENATALAKSANAAN

3.1 Terapi Tanpa Obat

A. Pengaturan Diet
Diet yang baik merupakan kunci keberhasilan penatalaksanaan diabetes.
Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang seimbang
dalam hal karbohidrat, protein dan lemak, sesuai dengan kecukupan gizi
baik sebagai berikut:
• Karbohidrat : 60-70%
• Protein : 10-15%
• Lemak : 20-25%.

B. Olahraga
Olahraga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah
tetap normal.

3.2 Terapi Obat

Apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat (pengaturan diet dan olah raga)
belum berhasil mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu
dilakukan langkah berikutnya berupa penatalaksanaan terapi obat, baik dalam
bentuk terapi obat hipoglikemik oral, terapi insulin, atau kombinasi keduanya.
BAB IV
FARMAKOTERAPI

4.1 Terapi Insulin

Penderita harus mendapat insulin untuk membantu agar metabolisme


karbohidrat di dalam tubuhnya dapat berjalan normal.

4.1.1 pengendalian sekresi insulin


Pada prinsipnya, sekresi insulin dikendalikan oleh tubuh untuk
menstabilkan kadar gula darah. Apabila kadar gula di dalam darah tinggi,
sekresi insulin akan meningkat. Sebaliknya, apabila kadar gula darah
rendah, maka sekresi insulin juga akan menurun. Dalam keadaan normal,
kadar gula darah di bawah 80 mg/dl akan menyebabkan sekresi insulin
menjadi sangat rendah.

4.1.2 prinsip terapi insulin

Indikasi:
1. Semua penderita DM Tipe 1 memerlukan insulin eksogen karena
produksi insulin endogen oleh sel-sel β kelenjar pankreas tidak ada
atau hampir tidak ada.
2. Penderita DM Tipe 2 tertentu kemungkinan juga membutuhkan
terapi insulin apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat
mengendalikan kadar glukosa darah.
3. DM Gestasional dan penderita DM yang hamil membutuhkan
terapi insulin, apabila diet saja tidak dapat mengendalikan kadar
glukosa darah.

4.2 Terapi Obat Hipoglikemik Oral

Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat hipoglikemik oral dapat


dibagi menjadi 3 golongan, yaitu:

a) Obat-obat yang meningkatkan sekresi insulin, meliputi obat


hipoglikemik oral golongan sulfonilurea dan glinida (meglitinida
dan turunan fenilalanin).
b) Sensitiser insulin (obat-obat yang dapat meningkatkan sensitifitas
sel terhadap insulin), meliputi obat-obat hipoglikemik golongan
biguanida dan tiazolidindion, yang dapat membantu tubuh untuk
memanfaatkan insulin secara lebih efektif.
c) katabolisme karbohidrat, antara lain inhibitor α-glukosidase yang
bekerja menghambat absorpsi glukosa dan umum digunakan untuk
mengendalikan hiperglikemia post-prandial.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Ditinjau dari genetik, penyebab dan perjalanan penyakit, DM pada anak


dan remaja berbeda dengan DM pada orang dewasa. Diabetes mellitus pada
anak dan remaja terutama merupakan akibat kerusakan sel-sel beta pankreas
yang memproduksi insulin, sehingga suntikan insulin inerupakan satusatunya
cara pengobatan.
Diabetes mellitus tipe 2 disamping kadar glukosa tinggi, juga kadar
insulin tinggi atau normal yang disebut resistensi insulin Gejala klinik diabetes
mellitus berupa poliuria, polidipsia, lemas, berat badan menurun, kesemutan,
gatal, mata kabur, impotensia (pada pria), pruritus vulvae (pada wanita).
Manfaat olah raga : Meningkatkan kemampuan gerak Meningkatkan
derajat sehat dinamis Awet muda dalam kemampuan fungsional Meningkatkan
kualitas hidup Menyembuhkan diabetes Mencegah terjadinya penyakit
gangguan aliran darah (PJK, stroke) Menyembuhkan PJK yang ringan.

5.2 Saran

Meningkatkan penyuluhan-penyuluhan pada masyarakat, sehingga


pengertian masyarakat tentang diabetes mellitus akan bertambah. Mengerti serta
menyadari tentang seluk beluk penyakit diabetes mellitus Mengetahui tanda
bahaya dari adanya komplikasi diabetes secara dini sangat perlu agar tindakan
medis secara dini dapat dilaksanakan.
Segeralah mulai melakukan olahraga kesehatan sebelum menjadi
penyandang cacat akibat penyulit diabetes. Mengikuti semua nasehat dokter,
baik dalam melakukan olah raga, mengatur diit serta dalam cara meminum obat.
DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. Diagnosis and classification of diabetes


mellitus. Diabetes Care. 2004;27(Suppl 1):S5-S10.
http://pio.binfar.kemkes.go.id/PIOPdf/PC_DM.pdf

WHO Department of Noncommunicable Disease Surveillance Geneva.


Definition, Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus and its
Complications. Report of a WHO ConsultationPart 1: Diagnosis and
Classification of Diabetes Mellitus . 1999.
American Diabetes Association
orgwww.diabetes.org

National Diabetes Information Clearinghouse


diabetes.niddk.nih.gov

information regarding children with diabetes


http://www.childrenwithdiabetes.com/

Anda mungkin juga menyukai