Oleh :
Puji syukur atas anugrah Tuhan Semesta Alam, berkat rahmat dan
nikmat dari Tuhanlah yang memberi kesempatan sehingga, penulis dapat
menyelesaikan asuhan keperawatan ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan
Kegawat Daruratan Diabetes Melitud Dengan Gangguan Asam Basah ” dengan
tepat waktu.
Tujuan dalam pembuatan auhan keperawatan ini untuk memenuhi salah
satu tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah KGD II, yaitu ibu Ns.
Frenalia S.Kep.,M.Kep, selaku dosen pembimbing dalam penulisan makalah
ini yang bertujuan secra umum dalam proses terselesaikannya suatu karya
ilmiah yang baik dan benar, sedangkan yang berkaitan secara khusus supaya
mahasiswa dapat mengetahui pengrtian dm, etiologi, patofisiologi,diagnosis,
penanganan, woc dan asuhan keperawatan pada pasien dm dengan gangguan
keseimangan asam basah .
Dalam penulisan asuhan keperawatan ini penulis mendapatkan
bimbingan dari dosen pembimbing ibu Ns. Fernalia S.Kep.,M.Kep. , yang telah
memberikan pengarahan tata cara pembuatan karya ilmiah yang benar, dan
penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman yang telah
membantu memberikan informasi dengan berbagai cara, baik itu berupa saran
maupun arahan,. Sehingga penulis dapat menyelesaikan asuhan keperawatan
ini dengan tepat waktu
Semoga auhan kepeawatan ini dapat bermanfaat sebagai informasi
mengenai asuhan kegawat daruratan pasien dm dengan gangguan asam basah.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari penyakit DM?
2. Apa pengertian dari penyakit Ketoasidosis Diabetik (KAD)?
3. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Ketoasidosis Diabetik
(KAD)?
4. Bagaimana WOC dari penyakit Ketoasidosis Diabetik (KAD)?
5. Bagaimana asuhan keperaatan dari penyakit Ketoasidosis Diabetik
(KAD)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit DM.
2. Untuk mengetahui pengertian dari penyakit Ketoasidosis Diabetik
(KAD).
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari penyakit Ketoasidosis Diabetik
(KAD).
4. Untuk mengetahui bagaimana WOC dari penyakit Ketoasidosis
Diabetik (KAD)
5. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperaatan dari penyakit
Ketoasidosis Diabetik (KAD).
BAB II
PEMBAHASAN
3
berlebihan. Meskipun sudah tersedia bahan bakar tersebut, sel-sel
tubuh masih tetap lapar dan terus memesan glukosa. Hanya insulin yang
dapat menginduksi transpor glukosa ke dalam sel, memberi sinyal untuk
proses perubahan glukosa menjadi glikogen, menghambat lipolisis pada
sel lemak (asam lemak bebas), menghambat glukoneogenesis pada sel
hati, dan mendorong proses oksidasi melalui siklus Krebs di mitokondria
sel untuk menghasilkan ATP yang merupakan sumber energi utama sel.
Defisiensi insulin yang menyebabkan ketoasidosis pada manusia
ternyata bersifat relatif, karena pada waktu bersamaan juga terjadi
penambahan hormon stres yang kerjanya berlawanan dengan insulin.
Glukagon, katekolamin, kortisol dan somatostatin masing-masing naik
kadarnya menjadi 450%, 760% dan 250% dibandingkan dengan kadar
normal.
Kerusakan pankreas menyebabkan defesiensi insulin sehingga glukosa
tidak dapat menerobos masuk kedalam sel mengakibatkan peningkatan
glukosa diluar sel dan menyebabkan “hiperglikemia”dalam sel.
Hiperglikemia ini menyebabkan kelaparan, sehingga penderita banyak
makan.
Salah satu efek yaitu hiperosmolaritas cairan sehingga menarik cairan
intraseluler kedalam system vaskuler yang mengakibatkan dehidrasi sel.
Apabila sel sudah mengalami dehidrasi akan menyebabkan haus yang
berlebihan sehingga memaksa orang untuk banyak minum, akibat dari
banyak minum maka akan banyak kencing.
Fungsi dari ginjal yaitu filtrasi, reabsorsi dan sekresi. Berhubungan
dengan hiperglikemia menyebabkan gangguan faal ginjal sebagai filtrasi
sehingga molekul-molekul dalam darah tidak dapat disaring (protein,
glukosa) dan dikeluarkan bersama urine yang dinamakan :” glukosuria”.
Kompensasi tubuh atas ketidakmampuan tubuh mengubah karbohidrat
menjadi energi adalah dengan cara membakar lemak dan protein sehingga
penurunan BB. Hasil akhir dari metabolisme adalah dalam benda-benda
keton dan asam lemak, jika dalam jumlah yang berlebihan akan
menyebabkan ketoasidosis dan aseton uria. Zat keton ini meracuni
tubuh dan dapat menyebabkan muntah, pusing, bingung dan akhirnya
jatuh dalam koma.
Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat
menghubungkan dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin
berikut:
- Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel-sel tubuh yang
mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa setinggi 300-1200
mg/dl.
- Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah penyimpanan lemak
yang menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal
disertai dengan endapan kolesterol pada dinding pembuluh darah.
- Berkurangnya protein dalam jaringan darah..
Pasien-pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat
mempertahankan kadar glukosa plasma puasa yang normal atau toleransi
sesudah makan. Pada hiperglikemia yang parah yang melebihi ambang
ginjal normal (konsentrasi glukosa darah sebesar 160-180 mg/100 ml),
akan timbul glikosuria karena tubulus-tubulus renalis tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan
dieresis osmotic yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium,
klorida, potasium dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan
timbul polidipsi. Akibat glukosa yang keluar bersama urin maka pasien
akan mengalami keseimbangan protein negative dan berat badan menurun
serta cenderung terjadi polofagi. Akibat yang lain adalag asthenia atau
kekurangan energy sehingga pasien menjadi cepat lelah dan mengantuk
yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan juga
berkurannya penggunaan karbohidrat untuk energy hiperglikemia yang
lama akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membrane basalis dan
perubahan pada saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren.
D. WOC
Poliuria
Dehidrasi Intraseluler
Polidipsia
DIABETES MELITUS
Kadar hormon-
hormn stres
Produksi glukosa oleh
hati dan mengganggu
penggunaan glukosa
dalam jaringan otot serta Penurunan sekresi
penumpukan
badan keton
(Ketosis)
Ketoasidosis Diabetik
(Asidosis metabolik)
E. Asuhan Keperawatan Kegawat Daruratan Diabetes Melitus Dengan
Gangguan Asam Basah
Traupeutik
Trapeutik
Kolaborasi
Terapeutik
Kolaborasi
Kolaborasi
O:
Kolaborasi
Kolaborasi
O:
1. Membran mukosa membaik
2. Nyeri abdomen menurun
3. tekanan darah membaik
4. muntah menurun
-
A : masalah teratasi sebagian no 1,2,3, dan 4
P : intervensi dihentikan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan
atau mengalihkan” (spihon). Mellitus dari bahasa latin yang bermakna
manis atau madu. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang
ditandai dengan ketiadaan absolute insulin atau penurunan relatif
insensitivitas sel terhadap insulin. (Corwin, 2009).
Keseimbangan asam basah adalah suatu keadaan dimana
konsentrasi ion hidrogen yang di produksi setara dengan konsentrasi ion
hidrogen yang di keluargan oleh sel. (keseimbangan hidrogen).Walaupun
produksi akan terus menghasilkan ion hidrogen dalam jumblah banyak
yang ternyata konsentrasi ion hidrogen di pertahanpan pada kadar rendah
Ph 7,45.Derajat kesamaan (Ph) darah manusia normalnya berkisar anatara
7,35 hingga 7,45 ,Tubuh manusia mampu mempertahankan keseimbangan
asam & basah agar proses metabolisme & fungsi organ dapat berjalan
lancar.Istilah Asidosis mengaju pada kondisi PH <7,35 dan alkalosis bila
PH >7,45.
Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat
insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak.
Keadaan ini terkadang disebut “akselerasi puasa” dan merupakan
gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan
insulin. (Price dan Wilson, 2005). Ketoasidosis diabetik (KAD)
merupakan salah satu komplikasi akut DM akibat defesiensi (absolut
ataupun relatif) hormon insulin yang tidak dikenal dan bila tidak
B. Saran
Semoga asuhan keperawatan diabetes melitus dengan gangguan
asam basah yang kami buat dapat menjadi sebuh acuan sebuah referensi
untuk pembuatan karya ilmia di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia
Edisi 1. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional
Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia,
Edisi 1, Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia,
Edisi 1,Cetakan II. Jakarta. Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia