Dosen pengampu:
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia-Nya berupa nikmat
iman dan kesehatan ini akhirnya saya bisa menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan
medikal bedah I.
Makalah berjudul “DIABETES MELITUS ”. Adapun penulisan makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah 1. Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak
yang telah mendukung serta membantu penyelesaian makalah. Harapannya, semoga makalah ini
Dengan kerendahan hati, penyusun memohon maaf apabila ada ketidaksesuaian kalimat dan
kesalahan. Meskipun demikian, penyusun terbuka pada kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................
A. Latar Belakang ..............................................................................................
B. Tujuan ...........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................
1. Pengertian .......................................................................................................
2. E tiologi ...........................................................................................................
3. Manifestasi klinis.............................................................................................
4. Patofisiologi.....................................................................................................
5. Pathawy............................................................................................................
6. Penatalaksanaan...............................................................................................
7. Klasifikasi........................................................................................................
8. Gejala Klinis....................................................................................................
9. Komplikasi.......................................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................
A. Pengkajian......................................................................................................
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................
C. Rencana Asuhan Keperawatan......................................................................
BAB IV PENUTUP............................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................................
B. Saran..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tingkat prevalensi dari diabetes mellitus sangat tinggi, diduga terdapat sekitar 10 juta
kasus diabetes di Amerika Serikat dan setiap tahunnya didiagosis 600.000 kasus baru.
Diabetes merupakan penyebab kematian ketiga di Amerika Serikat dan merupakan
penyebab utama kebutaan akibat retinopati diabetik (Sylvia A. Price).
Tujuh puluh lima persen penderita diabetes akhirnya meninggal karena penyakit vaskuler.
Komplikasi yang paling utama adalah serangan jantung, payah jantung, stroke dan
ganggren. Selain itu, kematian neonatal intrauterine pada ibu-ibu yang menderita diabetes
meningkat (Sylvia A. Price).
Pada tahun 1995, tercatat penderita diabetes di Indonesia merupakan urutan ke-7 di dunia
dengan urutan pertama India, yang selanjutnya Cina, Amerika Serikat, Rusia, Jepang, dan
Brazil. Diperkirakan jumlah ini akan terus berkembang pada tahun-tahun berikutnya. Usia
harapan hidup rata-rata pasien diabetes berkurang sembilan tahun bagi laki-laki dan tujuh
tahun bagi perempuan bila dibandingkan dengan yang bukan pasien diabetes.
Pengurangan usia ini paling besar bila awitan penyakit terjadi pada usia muda.
Pasien diabetes sebenarnya relatif dapat hidup normal asalkan mereka mengetahui dengan
baik keadaan dan cara penatalaksanaan penyakit yang dideritanya. Oleh karena itu,
edukasi pasien amatlah perlu. Karena kualitas hidup semua pasien diabetes sangat
terpengaruh oleh banyaknya komplikasi yang menimbulkan bahaya. Terlebih lagi,
perlunya diet ketat dan pengobatan terus-menerus menimbulkan pergulatan emosi yang
terus-menerus pula, bagi banyak pasien. Penyebab kematian pada diabetes (urut
frekuensi) adalah infark miokard, gagal ginjal, stroke infeksi ketoasidosis koma
hiperosmolar hipoglikemia (Brunner & suddart).
B. Tujuan
1. Memahami pengertian diabetes melitus
2. Menjelaskan perbedaan antara diabetes tipe I dan tipe II
3. Menjelaskan asuhan keperawatan penyakit diabetes melitus
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Diabetes Mellitus
Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia dan
glukosuria disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik akut maupun kronik, sebagai
akibat kurangnya insulin di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme
karbohidrat yang biasanya disertai dengan gangguan metabolisme lemak dan protein
(Aspiani, 2014).
Diabetes Mellitus adalah salah satu penyakit dimana kadar gula di dalam darah
meningkat tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan insulin secara adekuat (Nabyl
R.A, 2012).
3. Manifestasi klinis
Manifestasi klinis diabetes mellitus menurut Tandra (2013) yaitu :
1. Banyak kencing (poliuri)
2. Rasa haus (polidipsi)
3. Berat badan menurun meski sudah banyak makan (polifagi) 4.Rasa seperti flu
dan lemah
4. Pandangan kabur
5. Luka yang sukar sembuh
6. Gusi merah dan bengkak
7. Kesemutan
8. Kulit kering dan gatal
9. Mudah terkena infeksi
10. Gatal pada kemaluan
4. Patofisiologi
Terjadi pada kaki diawali dengan adanya hiperglikemia pada penyandang DM yang
menyebabkan kelainan neuropati dan kelainan pada pembuluh darah. Neuropati, baik
neuropati sensorik maupun motorik dan autonomik akan mengakibatkan berbagai
perubahan pada kulit dan otot yang kemudian menyebabkan terjadinya perubahan
distribusi tekanan pada telapak kaki dan selanjutnya akan mempermudah terjadinya
ulkus. Adanya kerentanan terhadap infeksi menyebabkan infeksi mudah merebak
menjadi infeksi yang luas. Faktor aliran darah yang kurang juga akan lebih lanjut
menambah rumitnya pengelolaan kaki diabetes (Askandar, 2001 dalam Andra Safer,
2013). Ulkus diabetikum terdiri dari kavitas sentral biasanya lebih besar dibanding
pintu masuknya, dikelilingi kalus keras dan tebal. Awalnya pembentukan ulkus
berhubungan dengan hiperglikemia yang berefek terhadap saraf perifer, kolagen,
keratin, dan suplai vaskuler. Dengan adanya tekanan mekanik terbentuk keratin keras
pada daerah kaki yang mengalami beban terbesar. Neuropati sensoris perifer
memungkinkan terjadinya trauma berulang mengakibatkan terjadinya kerusakan
jaringan area kalus. Selanjutnya terbentuk kavitas yang membesar dan akhirnya
ruptur sampai permukaan kulit menimbulkan ulkus. Adanya iskemia dan
penyembuhan luka abnormal menghalangi resolusi. Mikrooranisme yang masuk
mengadakan kolonasi di daerah ini. Drainase yang inadekuat menimbulkan closed
space infection. Akhirnya sebagai konsekuensi sistem imun yang abnormal, bakteria
sulit dibersihkan dan infeksi menyebar ke jaringan sekitarnya.
Menurut Suryadi, (2004) dalam buku Andra (2013) penyakit neuropati dan vaskuler
adalah faktor utama yang mengkontribusi terjadinya luka. Masalah luka yang terjadi
pada pasien diabetik terkait dengan adanya pengaruh pada saraf yang terdapat pada
kaki dan biasanya dikenal sebagai neuropati perifer. Pada pasien dengan diabetik
sering kali mengalami gangguan pada sirkulasi. Gangguan sirkulasi ini adalah yang
berhubungan dengan “pheripheral vascular diseases”. Efek sirkulasi inilah yang
menyebabkan kerusakan pada saraf. Hal ini terkait dengan diabetik neuropati yang
berdampak pada sistem saraf autonom, yang mengontrol fungsi otot-otot halus,
kelenjar dan organ viseral.
Hiperglikemi
Oamolalitas meningkat,
viskositas darah
Faktor Resiko:
Ketidakseimbangan
produksi insulin
Neuropati sensori
perifer
(klien tidak merasakan
sakit)
Nekrosis luka
Ganggren/ ulkus
diabetikum Proses Keperawatan:
Pengkajian
Implementasi
Evaluasi
Gambar 2.2 Hubungan Antar Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien Diabtes
Mellitus dengan Kerusakan Integritas Kulit.
6. Penatalaksanaan DM
Penatalaksanaan DM menurut, Setiati (2014) yaitu:
a. Terapi Nutrisi Medis (TNM)
Terapi nutrisi medis merupakan bagian penatalaksanaan diabetes secara
total.Kunci keberhasilan TNM adalah keterlibatan secara menyeluruh dari anggota
tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain serta diabetisi dan keluarganya).
TNM ini pada dasarnya adalah melakukan pengaturan pola makan yang disasarkan
pada status gizi, kebiasaan makan dan kondisi yang telah ada atau sedang terjadi.
TNM dapat dipakai sebagai pencegahan timbulnya diabetes bagi penderita yang
mempunyai risiko diabetes, terapi pada penderita yang sudah terdiagnosa diabetes
(diabetisi) serta mencegah laju berkembangnya komplikasi diabetes.
b. Diet
Prinsip pengaturan makan pada penyandang diabetes hampir sama dengan
anjuran makan untuk masyarakat umum yaitu makanan yang seimbang dan sesuai
dengan kebutuhan kalori dan zat gizi masing-masing individu. Pada penyandang
diabetes perlu ditekankan pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan,
jenis dan jumlah makanan, terutama pada mereka yang menggunakan obat penurun
glukosa darah atau insulin.
c. Pola Hidup Sehat
Didalam praktek sehari-hari perlu dilakukan penyuluhan bagi para diabetisi agar
bisa melakukan pola hidup sehat yang meliputi pola makan dan pola latihan fisik
dengan mudah. (Askandar Tjokroprawiro, 1995-2010) menyusun sepuluh
petunjuk yaitu GULOH-SISAR = SINDROMA 10 yang akan memudahkan dalam
pola hidup sehat. GULOH-SISAR dilaksanakan dengan pedoman BNI (Batasi,
Nikmati, Imbangi) artinya bahwa bisa menikmati semua jenis makan dan juga
dibatasi yang manis. Meliputi :
1) G (Gula) : Bagi para diabetisi sebaiknya pantang gula kecuali Non-DM
membatasi asupan gula.U (Urat) : Mencegah hiperurisemia maka batasi
konsumsi yaitu, jerohan, alkhohol, sarden, burung dara, ungags, kaldu
kacang-kangan, emping dan tape.
2) L (Lemak) : Batasi telor, keju-kepiting, udang, kerrang-cumi, susu dan
santan.
3) O (Obesitas) Lakukanlah penurunan berat badan bila terjadi obesitas.
4) H (Hipertensi) : Untuk yang mempunyai hipertensi batasi ekstra garam,
ikan asin, kacang asin dan lain-lain.
5) S (Sigaret) : yaitu stop merokok
6) I (Inaktivitas) : melakukan olahraga yang mampu mengeluarkan kalori
kurang lebih 300 kcal/hari.
7) S (Stres) : Usahakan tidur 6-7 jam sehari tanpa gangguan tidur.
8) A (Alkohol) : Stop alkohol.
9) R (Reguler Check Up) : melakukan control secara teratur, konsultasi
kepada ahlinya dan terapi.
d. Latihan Fisik
Selama latihan fisik kebutuhan energi akan meningkat dan ini dipenuhi dari
pemecahan glikogen dan pembongkaran trigliserida, asam lemak bebas dari
jaringan adiposa serta pelepasan glukosa dari hepar. Kadar glukosa dipertahankan
normal untuk memenuhi kebutuhan energi otak selama latihan fisik melalui
mekanisme hormonal.
7. Klasifikasi
Klasifikasi diabetes mellitus menurut Riyadi &Sukarmin (2008) :
1. Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) yaitu defisiensi insulin
karena kerusakan sistem imunitas (kekebalan tubuh) yang kemudian
merusak sel-sel pulau langerhans di pankreas. Kelainan ini berdampak
pada penurunan produksi insulin.
2. Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) yaitu diabetes
resisten sering terjadi pada dewasa, tapi dapat terjadi pada semua umur.
Kebanyakan penderita mengalami kelebihan berat badan, ada
kecenderungan familiar, mungkin perlu insulin pada saat hiperglikemik
selama stres.
3. Diabetes type lain adalah DM yang terjadi karena penyakit lain, penyakit
pankreas, hormonal, obat atau bahan kimia, endokrinopati, kelainan
reseptor insulin, sindroma genetik tertentu.
4. Impaired Glukosa Tolerance (gangguan toleransi glukosa) yaitu kadar
glukosa antara normal dan diabetes, dapat menjadi diabetes atau menjadi
normal atau tetap tidak berubah.
5. Gestasional Diabetes Mellitus (GDM) yaitu intoleransi yang terjadi
selama kehamilan
8. Gejala Klinis
Menurut Askandar (1998) seseorang dapat dikatakan menderita Diabetes Mellitus
apabila menderita dua dari tiga gejala yaitu :
1. Keluhan TRIAS: Banyak minum, Banyak kencing dan Penurunan berat badan.
2. Kadar glukosa darah pada waktu puasa lebih dari 120 mg/dl
3. Kadar glukosa darah dua jam sesudah makan lebih dari 200 mg/dl
Sedangkan menurut Waspadji (1996) keluhan yang sering terjadi pada penderita
Diabetes Mellitus adalah: Poliuria, Polidipsia, Polifagia, Berat badan menurun,
Lemah, Kesemutan, Gatal, Visus menurun, Bisul/luka, Keputihan.
9. Komplikasi
Menurut Riyadi & Sukarmin (2008), beberapa komplikasi diabetes mellitus
adalah:
1. Komplikasi akut
2. Koma hipoglikemia
3. Koma hipoglikemis terjadi karena pemakaian obat-obatan diabetic
yang melebihi dosis yang dianjurkan singga terjadi penurunan
glukosa dalam darah. Glukosa yang ada sebagian besar difasilitasi
untuk masuk ke dalam sel
a. Ketoasidosis
Minimnya glukosa di dalam sel akan mengakibatkan sel mencari
sumber alternatif untuk dapat memperoleh energi sel. Kalau tidak ada
glukosa maka benda-benda keton akan dipakai sel. Kondisi ini akan
mengakibatkan penumpukan residu pembongkaran benda-benda keton
yang berlebih dapat mengakibatkan asidosis.
b. Koma hipersmolar non ketotik
Koma ini terjadi karena penurunan komposisi cairan intrasel dan
ekstrasel karena banyak diekresi lewat urine.
Komplikasi kronik
c. Makroangiopati
Makroangiopati yang mengenai pembuluh darah besar, pembuluh darah
jantung, pembuluh darah otak. Pembuluh darah pada pembuluh darah
besar dapat mengalami atherosklerosis sering terjadi pada
DMTTI/ NIDDM. Komplikasi magroangiopati adalah penyakit
vaskuler otak, penyakit arteri koronaria dan penyakit vaskuler
parifer.
d. Neuropati diabetika
Akumulasi orbital didalam jaringan dan perubahan metabolik
mengakibatkan fungsi sensorik dan motorik saraf menurun kehilangan
sensori mengakibatkan penurunan persepsi nyeri.
e. Infeksi
Retansi infeksi seperti tuberculusis paru, gingivitis, dan infeksi
saluran kemih.
f. Kaki diabetik
Pembuluh mikroangiopati, makroangiopati dan neuropati
menyebabkan perubahan pada ekstermitas bawah. Komplikasinya dapat
terjadi gangguan sirkulasi, terjadi infeksi, ganggren, penurunan sensasi
dan hilangnya fungsi saraf sensorik dapat menunjang terjadi trauma atau
tidak terkontrolnya infeksi yang mengakibatkan ganggren.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
DIABETES MELLITUS
A. Pengkajian
- Berat badan 20 % atau berat badan sesuai § Anjurkan pasien untuk
lebih di bawah ideal dengan tujuan meningkatkan intake Fe
Kurang pengetahuan
ttgprses penyakit
Diabetes melitus T
Hipertensi
merokok
Kelebuhan volume cairan TD, nadi, suhu tubuh Monitor status nutrisi
Gangguan mekanisme dalam batas normal Dorong masukan oral
regulasi
Tidak ada tand-tanda Kolaborasi dokter jika tanda
Disfungsi ginjal dehidrasi, elastisitas cairan berlebih muncul
turgor kulit baik, memburuk
Efek samping obat membran mukosa
lembab, tidak ada rasa Monitor tingkat Hb dan Ht
muntah
haus yg berlebihan Monitor adanya tanda gejala
gagal ginjal
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang kebanyakan herediter, dengan
tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai dengan atau tidak adanya gejala klinik
akut ataupun kronik, sebagai akibat dari kuranganya insulin efektif di dalam tubuh,
gangguan primer terletak pada metabolisme karbohidrat yang biasanya disertai juga
gangguan metabolisme lemak dan protein.
http://eprints.ums.ac.id/14984/2/BAB_I.pdf