Anda di halaman 1dari 15

Pencegahan dan

Pengendalian HIV AIDS


KELOMPOK 1
1. Siti Magfirah
2. Marwana
3. Agil Rahmah
4. Wilda
5. Alfandi
Definisi HIV/AIDS :

HIV ( Human immunodeficiency Virus ) adalah


virus pada manusia yang menyerang system
kekebalan tubuh manusia yang dalam jangka
waktu yang relatif lama dapat menyebabkan
AIDS, sedangkan AIDS sendiri adalah suatu
sindroma penyakit yang muncul secara
kompleks dalam waktu relatif lama karena
penurunan sistem kekebalan tubuh yang
disebabkan oleh infeksi HIV.
Salah satu tanda dan gejala
penderita HIV AIDS

Gejala HIV AIDS :


 Demam
 Kelelahan
 Nyeri Otot
 Ruam Kulit
 Mual,Muntah,Diare
Langkah awal yang harus dilakukan adalah dengan cek darah ke
laboratorium,Urin juga berperan dalam mendeteksi adanya HIV
AIDS. Tes selanjutnya adalah tes air liur yang bisa dilakukan dengan
2 jenis tes :
1. OraSure
2. OraQuick Advance
*

Peta Sebaran Estimasi ODHA Indonesia Tahun 2016


*

Tujuan Penanggulangan HIV/AIDS


(Permenkes No. 21 /2013 tentang Penanggulangan HIV AIDS)
u r ba c k y a rd
h e wa t e r in y o
This is why t s umm er t i m e.
pond disappear s during
Pemanfaatan ARV
Surat Edaran Dirjen No:1564/2018 (1)

Pemeriksaan HIV
fokus pada ibu hamil, bayi dari ibu HIV+, anak dengan
gejala IO, pasien IMS, pasien TBC, pasien Hepatitis,
populasi kunci, pasangan orang dengan HIV AIDS.
di Provinsi Papua dan Papua Barat dilakukan pada
semua pasien yang datang ke layanan kesehatan.
sesuai dengan ketentuan Permenkes Nomor 74 Tahun
2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes
HIV  dalam proses review.
Surat Edaran Dirjen No:1564/2018 (2)

Pengobatan Anti Retroviral (ARV) :


segera diberikan pada setiap orang yang telah didiagnosis terinfeksi HIV, dengan
ketentuan:
Diberikan dengan memberikan informasi tentang manfaat obat ARV dan manfaat
bagi ODHA jika memulai pengobatan ARV dengan segera.
Dapat diberikan pada hari yang sama saat diagosis HIV ditegakkan pada ODHA
yang siap dan jika tidak ada kontraindikasi klinis (yaitu tidak ada gejala TBC,
gejala infeksi oportunistik lain dan CD4<100 pada kasus kriptokokus meningitis)
Rejimen obat ARV serta alur pencatatan, pelaporan dan permintaan obat mengacu
pada Permenkes no. 87 tahun 2014 tentang Pedoman Pengobatan Anti Retroviral
 dalam proses review
ALUR DIAGNOSIS HIV PADA ANAK USIA ≥ 18 BLN, REMAJA, DAN DEWASA

A1

A1 (R) A1 (NR)
laporkan sebagai Non Reaktif

Tes A2
Precipit at ion is basically t he process
of wat er droplet s in t he clouds A1(R) A2(NR) atau A1(NR) A2(R)
Laporkan Inkonklusif
A1 (R) A2 (R) A1 (R) A2( NR)
falling back t o t he eart h’s surface. (tes ulang 14 hari kemudian)

This could happen


Ulang Tes A1 dan A2
in many forms.
 
A1(NR) A2 (NR)

- RainA1(R) A2(R) Laporkan Non Reaktif

- Tes A3
Sleet
- Snow
A1(R) A2(R) A3(R) Laporkan -A2Hail
A1(R) (R) A3 (NR)
Reaktif
Laporkan Inkonklusif
(tes ulang 14 hari kemudian)
Strategi Pemerintah terkait dengan Program Pengendalian HIV-AIDS

1. Meningkatkan penemuan kasus HIV secara dini :


a. Daerah dengan epidemi meluas seperti Papua dan Papua
Barat,
penawaran tes HIV perlu dilakukan kepada semua pasien yang
datang ke layanan kesehatan baik rawat jalan atau rawat inap e. Dalam hal tidak ada tenaga medis
serta semua populasi kunci setiap 6 bulan sekali. dan/atau teknisi laboratorium
b. Daerah dengan epidemi terkonsentrasi maka penawaran tes yang terlatih, maka bidan atau
HIV perawat terlatih dapat melakukan
rutin dilakukan pada ibu hamil, pasien TB, pasien hepatitis, tes HIV.
warga f. Memperluas dan melakukan
binaan pemasyarakatan (WBP), layanan KTHIV sampai ketingkat
c. Kabupaten/kota dapatmenetapkan situasi epidemi di Puskemas.
daerahnya g. Bekerja sama dengan komunitas
dan melakukan intervensi sesuai penetapan tersebut, melakukan untuk meningkatkan upaya
monitoring & evaluasi serta surveilans berkala. pencegahan melalui layanan PIMS
d. Memperluas akses layanan KTHIV dengan cara menjadikan dan PTRM
tes HIV sebagai standar pelayanan di seluruh fasilitas kesehatan
(FASKES)
Strategi Pemerintah terkait dengan Program Pengendalian HIV-AIDS

2. Meningkatkan cakupan pemberian dan retensi terapi ARV,


serta perawatan kronis
a. Menggunakan rejimen pengobatan ARV kombinasi dosis
tetap (KDT-Fixed Dose Combination-FDC),
b. Inisiasi ARV pada fasyankes seperti puskesmas
c. Mempertahankan kepatuhan pengobatan ARV dan 4. Peningkatan kualitas layanan
pemakaian kondom konsisten melalui kondom sebagai fasyankes dengan melakukan
bagian dari paket pengobatan. mentoring klinis yang dilakukan
d. Memberikan konseling kepatuhan minum obat ARV oleh rumah sakit atau FKTP. 5.
Mengadvokasi pemerintah lokal
3. Memperluas akses pemeriksaan CD4 dan viral load (VL) untuk mengurangi beban biaya
termasuk terkait layanan tes dan pengobatan
early infant diagnosis (EID), hingga ke layanan sekunder HIV-AIDS.
terdekat
untuk meningkatkan jumlah ODHA yang masuk dan tetap dalam
perawatan dan pengobatan ARV sesegera mungkin
Strategi Pemerintah terkait dengan Program Pengendalian HIV-AIDS

C. Penerapan Permenkes No. 21 tahun 2013 tentang


Penanggulangan HIV dan AIDS
1. Penerapan KTHIV di seluruh FASKES.
2. Tes HIV masuk dalam Standar Pelayanan Medis (SPM)
seperti tes laboratorium lainnya, sesuai Permenkes No 37 tahun
2012 tentang Penyelenggaran Laboratorium Pusat Kesehatan
Masyarakat beserta lampirannya.
3. Pada daerah dengan tingkat epidemi terkonsentrasi tes HIV
ditawarkan pada semua ibu hamil, penderita TB, penderita
hepatitis, penderita IMS, pasangan ODHA dan populasi kunci
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai