A. Pendahuluan
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) merupakan suatu sistem yang dapat
memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu
ke waktu dan memberikan sinyal peringatan kepada pengelola program bila kasus tersebut
melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program untuk segera melakukan
respon.
Adapun tujuan dari program SKDR adalah :
1. Memonitor kecenderungan penyakit menular potensial KLB (deteksi dini)
2. Melakukan respon pengendalian KLB penyakit menular
3. Meminimalkan kesakitan/kematian yang berhubungan dengan KLB
4. Menilai dampak program pengendalian penyakit.
SKDR selain dapat mendeteksi adanya sinyal/alert ancaman KLB juga dapat
mengetahui besaran masalah penyakit potensial KLB antar Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota maupun Provinsi, dapat mengetahui trend mingguan, membantu program
dalam mengevaluasi keberhasilan programnya, dan membantu program dalam
perencanaan.
B. Langkah- langkah Kegiatan
Adapun langkah- langkah kegiatan dalam melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon yaitu :
1. Melakukan pengumpulan data tingkat Puskesmas berdasarkan sumber data sekunder.
Pengumpulan data dilakukan setiap pekan pada hari Senin. Laporan yang dikumpulkan
adalah laporan Poli Umum, UGD, MTBS, Lansia dan Laporan dari jejaring Puskesmas
Lakawali (Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Pustu Tarabbi dan Poskesdes Lakawali
Pantai). Laporan yang dikumpulkan sesuai dengan kalender epidemiologi tahun 2019.
2. Melakukan Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan diolah dalam bentuk tabulasi.
3. Melakukan Evaluasi Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis atau dievaluasi secara deskriptif berbasis
Website SKDR dan juga menggunakan MS. Excel untuk data pendukung jika ada.
4. Melakukan Penyelidikan Epidemiologi
Jika ditemukan kasus yang berpotensi KLB maka dilakukan penyelidikan epidemiologi
dengan menggunakan instrument Form Penyelidikan Epidemiologi yang sudah
terstandar berdasarkan Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa Penyakit Menular Dan Keracunan Pangan Edisi Revisi Tahun 2017.
5. Membuat Analisis Kecenderungan Laporan SKD
Analisis kecenderungan dibuat setiap 4 minggu atau setiap bulan.
6. Melakukan diseminasi informasi
Diseminasi informasi atau penyebarluasan informasi dilakukan setiap bulan pada
kegiatan loka karya mini bulanan.
C. Laporan W2 (Mingguan)
PUSKESMAS : LAKAWALI
KECAMATAN : MALILI
KABUPATEN : LUWU TIMUR
2.5
2
1
1.5
1
0.5
0
Diare Akut Pneumonia Susp. Thypoid
PENYAKIT POTENSIAL KLB
Frekuensi KLB diare sudah berkurang di Indonesia, tetapi masih sering dilaporkan
adanya KLB diare di beberapa daerah di Indonesia. Kewaspadaan Dini terhadap
kemungkinan terjadinya KLB diare tetap harus dilakukan. Adapun kegiatan SKD KLB
Diare adalah pengamatan dan pencatatan untuk :
E. Evaluasi Data
Evaluasi data surveilans dapat dilihat berdasarkan kualitas data yaitu kelengkapan
laporan dan ketepatan waktu pengumpulan laporan. Adapun jejaring pelaporan
Surveilans Puskesmas Lakawali yaitu Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Poskesdes
Lakawali Pantai, Pustu Tarabbi, Poli UGD, Poli Umum, Poli MTBS dan Poli Lansia. Jejaring
pelaporan surveilans melaporkan data kesakitan potensial KLB setiap hari minggu atau
paling lambat hari Senin jam 10.00. Setelah itu petugas Surveilans melaporkan SKDR
melalui sms ke SKDR Pusat dan Dinkes Kab maksimal hari Selasa sebelum jam 12.00
setiap pekan.
Gambar 2.
Kelengkapan dan Ketepatan Jejaring Pelaporan Surveilans
Puskesmas Lakawali Minggu ke- 22 Tahun 2019
20% Kelengkapan
Ketepatan
0%
g li ai i S sia
un wa nt bb um GD TB
ur ka P a ar a
Um li U
i M Lan
an La li T li Po l li
M tu wa stu Po Po Po
u s a u
st Pu ak P
Pu esL
sd
s ke
Po
Jejaring Pelaporan - Week 22
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lakawali Pengelola Surveilans
A. Pendahuluan
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) merupakan suatu sistem yang dapat
memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu
ke waktu dan memberikan sinyal peringatan kepada pengelola program bila kasus tersebut
melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program untuk segera melakukan
respon.
Adapun tujuan dari program SKDR adalah :
1. Memonitor kecenderungan penyakit menular potensial KLB (deteksi dini)
2. Melakukan respon pengendalian KLB penyakit menular
3. Meminimalkan kesakitan/kematian yang berhubungan dengan KLB
4. Menilai dampak program pengendalian penyakit.
SKDR selain dapat mendeteksi adanya sinyal/alert ancaman KLB juga dapat
mengetahui besaran masalah penyakit potensial KLB antar Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota maupun Provinsi, dapat mengetahui trend mingguan, membantu program
dalam mengevaluasi keberhasilan programnya, dan membantu program dalam
perencanaan.
B. Langkah- langkah Kegiatan
Adapun langkah- langkah kegiatan dalam melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon yaitu :
1. Melakukan pengumpulan data tingkat Puskesmas berdasarkan sumber data sekunder.
Pengumpulan data dilakukan setiap pekan pada hari Senin. Laporan yang dikumpulkan
adalah laporan Poli Umum, UGD, MTBS, Lansia dan Laporan dari jejaring Puskesmas
Lakawali (Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Pustu Tarabbi dan Poskesdes Lakawali
Pantai). Laporan yang dikumpulkan sesuai dengan kalender epidemiologi tahun 2019.
2. Melakukan Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan diolah dalam bentuk tabulasi.
3. Melakukan Evaluasi Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis atau dievaluasi secara deskriptif berbasis
Website SKDR dan juga menggunakan MS. Excel untuk data pendukung jika ada.
4. Melakukan Penyelidikan Epidemiologi
Jika ditemukan kasus yang berpotensi KLB maka dilakukan penyelidikan epidemiologi
dengan menggunakan instrument Form Penyelidikan Epidemiologi yang sudah
terstandar berdasarkan Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa Penyakit Menular Dan Keracunan Pangan Edisi Revisi Tahun 2017.
5. Membuat Analisis Kecenderungan Laporan SKD
Analisis kecenderungan dibuat setiap 4 minggu atau setiap bulan.
6. Melakukan diseminasi informasi
Diseminasi informasi atau penyebarluasan informasi dilakukan setiap bulan pada
kegiatan loka karya mini bulanan.
C. Laporan W2 (Mingguan)
PUSKESMAS : LAKAWALI
KECAMATAN : MALILI
KABUPATEN : LUWU TIMUR
KODE
SMS PENYAKIT JUMLAH KASUS
A Diare Akut 9
B Malaria Konfirmasi
C Tersangka Demam Dengue 2
D Pneumonia 3
E Diare berdarah atau Disentri
F Tersangka Demam Typoid
G sindrom Jaundis Akut
H Tersangka Chikungunya
J Tersangka flu burung pada manusia
K tersangka campak
L tersangka difteri
M tersangka pertussis
N AFP
P Kasus gigitan hewan penular rabies
Q tersangka antraks
R tersangka leptospirosis
S tersangka kolera
T klaster penyakit yg tidak lazim
U tersangka meningitis/ Ensefalitis
V Tersangka tetanus neonatorum
W Tersangka tetanus
Y ILI
Z Tersangka HFMD
X TOTAL 124
23LAKAWALI, A9, C2, D3, JP0/4, PART
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lakawali Pengelola Surveilans
9
9
8
7
JUMLAH
6
5 3
4 2
3
2
1
0
Diare Akut Susp Dengue Pneumonia
PENYAKIT POTENSIAL KLB
Frekuensi KLB diare sudah berkurang di Indonesia, tetapi masih sering dilaporkan
adanya KLB diare di beberapa daerah di Indonesia. Kewaspadaan Dini terhadap
kemungkinan terjadinya KLB diare tetap harus dilakukan. Adapun kegiatan SKD KLB
Diare adalah pengamatan dan pencatatan untuk :
Pada minggu ke-23 ditemukan kembali kasus suspek Dengue sebanyak 2 kasus.
Terjadinya kasus suspek dengue disebabkan karena perubahan musim yaitu musim
hujan sehingga ditemukan banyaknya tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti.
Diperlukan penegakan diagnosa melalui pemeriksaan spesimen untuk membuktikan
kasus tersebut adalah kasus DBD. Kegiatan PSN dilakukan untuk memutus mata rantai
penularan DBD.
E. Evaluasi Data
Evaluasi data surveilans dapat dilihat berdasarkan kualitas data yaitu kelengkapan
laporan dan ketepatan waktu pengumpulan laporan. Adapun jejaring pelaporan
Surveilans Puskesmas Lakawali yaitu Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Poskesdes
Lakawali Pantai, Pustu Tarabbi, Poli UGD, Poli Umum, Poli MTBS dan Poli Lansia. Jejaring
pelaporan surveilans melaporkan data kesakitan potensial KLB setiap hari minggu atau
paling lambat hari Senin jam 10.00. Setelah itu petugas Surveilans melaporkan SKDR
melalui sms ke SKDR Pusat dan Dinkes Kab maksimal hari Selasa sebelum jam 12.00
setiap pekan.
Gambar 2.
Kelengkapan dan Ketepatan Jejaring Pelaporan Surveilans
Puskesmas Lakawali Minggu ke- 23 Tahun 2019
20% Kelengkapan
Ketepatan
0%
g li ai i S sia
un wa nt bb um GD TB
ur ka P a ar a
Um li U
i M Lan
an La li T li Po l li
M tu wa stu Po Po Po
u s a u
st Pu ak P
Pu esL
sd
s ke
Po
Jejaring Pelaporan - Week 23
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lakawali Pengelola Surveilans
A. Pendahuluan
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) merupakan suatu sistem yang dapat
memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu
ke waktu dan memberikan sinyal peringatan kepada pengelola program bila kasus tersebut
melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program untuk segera melakukan
respon.
Adapun tujuan dari program SKDR adalah :
1. Memonitor kecenderungan penyakit menular potensial KLB (deteksi dini)
2. Melakukan respon pengendalian KLB penyakit menular
3. Meminimalkan kesakitan/kematian yang berhubungan dengan KLB
4. Menilai dampak program pengendalian penyakit.
SKDR selain dapat mendeteksi adanya sinyal/alert ancaman KLB juga dapat
mengetahui besaran masalah penyakit potensial KLB antar Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota maupun Provinsi, dapat mengetahui trend mingguan, membantu program
dalam mengevaluasi keberhasilan programnya, dan membantu program dalam
perencanaan.
B. Langkah- langkah Kegiatan
Adapun langkah- langkah kegiatan dalam melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon yaitu :
1. Melakukan pengumpulan data tingkat Puskesmas berdasarkan sumber data sekunder.
Pengumpulan data dilakukan setiap pekan pada hari Senin. Laporan yang dikumpulkan
adalah laporan Poli Umum, UGD, MTBS, Lansia dan Laporan dari jejaring Puskesmas
Lakawali (Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Pustu Tarabbi dan Poskesdes Lakawali
Pantai). Laporan yang dikumpulkan sesuai dengan kalender epidemiologi tahun 2019.
2. Melakukan Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan diolah dalam bentuk tabulasi.
3. Melakukan Evaluasi Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis atau dievaluasi secara deskriptif berbasis
Website SKDR dan juga menggunakan MS. Excel untuk data pendukung jika ada.
4. Melakukan Penyelidikan Epidemiologi
Jika ditemukan kasus yang berpotensi KLB maka dilakukan penyelidikan epidemiologi
dengan menggunakan instrument Form Penyelidikan Epidemiologi yang sudah
terstandar berdasarkan Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa Penyakit Menular Dan Keracunan Pangan Edisi Revisi Tahun 2017.
5. Membuat Analisis Kecenderungan Laporan SKD
Analisis kecenderungan dibuat setiap 4 minggu atau setiap bulan.
6. Melakukan diseminasi informasi
Diseminasi informasi atau penyebarluasan informasi dilakukan setiap bulan pada
kegiatan loka karya mini bulanan.
C. Laporan W2 (Mingguan)
PUSKESMAS : LAKAWALI
KECAMATAN : MALILI
KABUPATEN : LUWU TIMUR
KODE
SMS PENYAKIT JUMLAH KASUS
A Diare Akut 18
B Malaria Konfirmasi
C Tersangka Demam Dengue
D Pneumonia
E Diare berdarah atau Disentri 1
F Tersangka Demam Typoid 1
G sindrom Jaundis Akut
H Tersangka Chikungunya
J Tersangka flu burung pada manusia
K tersangka campak 1
L tersangka difteri
M tersangka pertussis
N AFP
P Kasus gigitan hewan penular rabies 1
Q tersangka antraks
R tersangka leptospirosis
S tersangka kolera
T klaster penyakit yg tidak lazim
U tersangka meningitis/ Ensefalitis
V Tersangka tetanus neonatorum
W Tersangka tetanus
Y ILI
Z Tersangka HFMD
X TOTAL 367
24LAKAWALI,A18,E1,F1, K1,P1,X367, JP4/4, PART2/0
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lakawali Pengelola Surveilans
10
8
6
4 1 1 1 1
2
0
Diare Akut Disentri Susp. Suspek GHPR
Dengue Campak
PENYAKIT POTENSIAL KLB
Frekuensi KLB diare sudah berkurang di Indonesia, tetapi masih sering dilaporkan
adanya KLB diare di beberapa daerah di Indonesia. Kewaspadaan Dini terhadap
kemungkinan terjadinya KLB diare tetap harus dilakukan. Adapun kegiatan SKD KLB
Diare adalah pengamatan dan pencatatan untuk :
Ditemukan 1 kasus suspek campak di minggu ke-24. Hal ini mengharuskan kita untuk
melakukan kewaspadaan dini agar tidak terjadi KLB Campak karena di minggu
sebelumnya tidak ditemukan kasus suspek campak. Penyelidikan lapangan kasus suspek
campak dilakukan untuk mengetahui gambaran epidemiologi berdasarkan lokasi, waktu
kejadian, umur dan status imunisasi penderita, sehingga dapat diketahui luas wilayah
terjangkit dan kelompok yang berisiko. Disamping itu juga untuk mendapatkan faktor
risiko terjadinya kasus suspek campak sehingga dapat ditindaklanjuti.
E. Evaluasi Data
Evaluasi data surveilans dapat dilihat berdasarkan kualitas data yaitu kelengkapan
laporan dan ketepatan waktu pengumpulan laporan. Adapun jejaring pelaporan
Surveilans Puskesmas Lakawali yaitu Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Poskesdes
Lakawali Pantai, Pustu Tarabbi, Poli UGD, Poli Umum, Poli MTBS dan Poli Lansia. Jejaring
pelaporan surveilans melaporkan data kesakitan potensial KLB setiap hari minggu atau
paling lambat hari Senin jam 10.00. Setelah itu petugas Surveilans melaporkan SKDR
melalui sms ke SKDR Pusat dan Dinkes Kab maksimal hari Selasa sebelum jam 12.00
setiap pekan.
Gambar 2.
Kelengkapan dan Ketepatan Jejaring Pelaporan Surveilans
Puskesmas Lakawali Minggu ke- 24 Tahun 2019
20% Kelengkapan
Ketepatan
0%
g li ai i S ia
un wa nt abb um GD TB ns
ur a a r m il U M a
an La
k li P Ta
li U
Po li li L
M tu wa stu Po Po Po
u s a u
st Pu ak P
Pu esL
sd
s ke
Po
Jejaring Pelaporan - Week 24
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lakawali Pengelola Surveilans
A. Pendahuluan
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) merupakan suatu sistem yang dapat
memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu
ke waktu dan memberikan sinyal peringatan kepada pengelola program bila kasus tersebut
melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program untuk segera melakukan
respon.
Adapun tujuan dari program SKDR adalah :
1. Memonitor kecenderungan penyakit menular potensial KLB (deteksi dini)
2. Melakukan respon pengendalian KLB penyakit menular
3. Meminimalkan kesakitan/kematian yang berhubungan dengan KLB
4. Menilai dampak program pengendalian penyakit.
SKDR selain dapat mendeteksi adanya sinyal/alert ancaman KLB juga dapat
mengetahui besaran masalah penyakit potensial KLB antar Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota maupun Provinsi, dapat mengetahui trend mingguan, membantu program
dalam mengevaluasi keberhasilan programnya, dan membantu program dalam
perencanaan.
B. Langkah- langkah Kegiatan
Adapun langkah- langkah kegiatan dalam melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon yaitu :
1. Melakukan pengumpulan data tingkat Puskesmas berdasarkan sumber data sekunder.
Pengumpulan data dilakukan setiap pekan pada hari Senin. Laporan yang dikumpulkan
adalah laporan Poli Umum, UGD, MTBS, Lansia dan Laporan dari jejaring Puskesmas
Lakawali (Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Pustu Tarabbi dan Poskesdes Lakawali
Pantai). Laporan yang dikumpulkan sesuai dengan kalender epidemiologi tahun 2019.
2. Melakukan Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan diolah dalam bentuk tabulasi.
3. Melakukan Evaluasi Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis atau dievaluasi secara deskriptif berbasis
Website SKDR dan juga menggunakan MS. Excel untuk data pendukung jika ada.
4. Melakukan Penyelidikan Epidemiologi
Jika ditemukan kasus yang berpotensi KLB maka dilakukan penyelidikan epidemiologi
dengan menggunakan instrument Form Penyelidikan Epidemiologi yang sudah
terstandar berdasarkan Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa Penyakit Menular Dan Keracunan Pangan Edisi Revisi Tahun 2017.
5. Membuat Analisis Kecenderungan Laporan SKD
Analisis kecenderungan dibuat setiap 4 minggu atau setiap bulan.
6. Melakukan diseminasi informasi
Diseminasi informasi atau penyebarluasan informasi dilakukan setiap bulan pada
kegiatan loka karya mini bulanan.
C. Laporan W2 (Mingguan)
PUSKESMAS : LAKAWALI
KECAMATAN : MALILI
KABUPATEN : LUWU TIMUR
KODE
SMS PENYAKIT JUMLAH KASUS
A Diare Akut 13
B Malaria Konfirmasi
C Tersangka Demam Dengue
D Pneumonia
E Diare berdarah atau Disentri 1
F Tersangka Demam Typoid 1
G sindrom Jaundis Akut
H Tersangka Chikungunya
J Tersangka flu burung pada manusia
K tersangka campak
L tersangka difteri
M tersangka pertussis
N AFP
P Kasus gigitan hewan penular rabies
Q tersangka antraks
R tersangka leptospirosis
S tersangka kolera
T klaster penyakit yg tidak lazim
U tersangka meningitis/ Ensefalitis
V Tersangka tetanus neonatorum
W Tersangka tetanus
Y ILI
Z Tersangka HFMD
X TOTAL 344
25LAKAWALI,A13,E1,F1, X344, JP4/4, PART2/0
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lakawali Pengelola Surveilans
13
14
12
10
Jumlah
8
6
4 1 1
2
0
Diare akut Disentri Suspek Thypoid
Penyakit Potensial KLB
Frekuensi KLB diare sudah berkurang di Indonesia, tetapi masih sering dilaporkan
adanya KLB diare di beberapa daerah di Indonesia. Kewaspadaan Dini terhadap
kemungkinan terjadinya KLB diare tetap harus dilakukan. Adapun kegiatan SKD KLB
Diare adalah pengamatan dan pencatatan untuk :
E. Evaluasi Data
Evaluasi data surveilans dapat dilihat berdasarkan kualitas data yaitu kelengkapan
laporan dan ketepatan waktu pengumpulan laporan. Adapun jejaring pelaporan
Surveilans Puskesmas Lakawali yaitu Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Poskesdes
Lakawali Pantai, Pustu Tarabbi, Poli UGD, Poli Umum, Poli MTBS dan Poli Lansia. Jejaring
pelaporan surveilans melaporkan data kesakitan potensial KLB setiap hari minggu atau
paling lambat hari Senin jam 10.00. Setelah itu petugas Surveilans melaporkan SKDR
melalui sms ke SKDR Pusat dan Dinkes Kab maksimal hari Selasa sebelum jam 12.00
setiap pekan.
Gambar 2.
Kelengkapan dan Ketepatan Jejaring Pelaporan Surveilans
Puskesmas Lakawali Minggu ke- 25 Tahun 2019
20% Kelengkapan
Ketepatan
0%
g li ai i S sia
un wa nt bb um GD TB
ur ka P a ar a
Um li U
i M Lan
an La li T li Po l li
M tu wa stu Po Po Po
u s a u
st Pu ak P
Pu esL
sd
s ke
Po
Jejaring Pelaporan - Week 25
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lakawali Pengelola Surveilans