Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN MINGGUAN

SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON (SKDR)


PENYAKIT POTENSIAL KLB MINGGU KE-22
PUSKESMAS LAKAWALI

A. Pendahuluan
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) merupakan suatu sistem yang dapat
memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu
ke waktu dan memberikan sinyal peringatan kepada pengelola program bila kasus tersebut
melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program untuk segera melakukan
respon.
Adapun tujuan dari program SKDR adalah :
1. Memonitor kecenderungan penyakit menular potensial KLB (deteksi dini)
2. Melakukan respon pengendalian KLB penyakit menular
3. Meminimalkan kesakitan/kematian yang berhubungan dengan KLB
4. Menilai dampak program pengendalian penyakit.
SKDR selain dapat mendeteksi adanya sinyal/alert ancaman KLB juga dapat
mengetahui besaran masalah penyakit potensial KLB antar Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota maupun Provinsi, dapat mengetahui trend mingguan, membantu program
dalam mengevaluasi keberhasilan programnya, dan membantu program dalam
perencanaan.
B. Langkah- langkah Kegiatan
Adapun langkah- langkah kegiatan dalam melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon yaitu :
1. Melakukan pengumpulan data tingkat Puskesmas berdasarkan sumber data sekunder.
Pengumpulan data dilakukan setiap pekan pada hari Senin. Laporan yang dikumpulkan
adalah laporan Poli Umum, UGD, MTBS, Lansia dan Laporan dari jejaring Puskesmas
Lakawali (Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Pustu Tarabbi dan Poskesdes Lakawali
Pantai). Laporan yang dikumpulkan sesuai dengan kalender epidemiologi tahun 2019.
2. Melakukan Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan diolah dalam bentuk tabulasi.
3. Melakukan Evaluasi Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis atau dievaluasi secara deskriptif berbasis
Website SKDR dan juga menggunakan MS. Excel untuk data pendukung jika ada.
4. Melakukan Penyelidikan Epidemiologi
Jika ditemukan kasus yang berpotensi KLB maka dilakukan penyelidikan epidemiologi
dengan menggunakan instrument Form Penyelidikan Epidemiologi yang sudah
terstandar berdasarkan Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa Penyakit Menular Dan Keracunan Pangan Edisi Revisi Tahun 2017.
5. Membuat Analisis Kecenderungan Laporan SKD
Analisis kecenderungan dibuat setiap 4 minggu atau setiap bulan.
6. Melakukan diseminasi informasi
Diseminasi informasi atau penyebarluasan informasi dilakukan setiap bulan pada
kegiatan loka karya mini bulanan.
C. Laporan W2 (Mingguan)

Nomor Urut Format :022-2019


LAPORAN MINGGUAN (W2) SURVEILANS

PUSKESMAS : LAKAWALI
KECAMATAN : MALILI
KABUPATEN : LUWU TIMUR

Perode pelaporan dari Minggu Tanggal 26/05/2019 Sampai Sabtu 01/06/2019


Minggu Epidemiologi Ke : 22

KODE SMS PENYAKIT JUMLAH KASUS


A Diare Akut 4
B Malaria Konfirmasi  
C Tersangka Demam Dengue  
D Pneumonia 1
E Diare berdarah atau Disentri  
F Tersangka Demam Typoid 2
G sindrom Jaundis Akut  
H Tersangka Chikungunya  
J Tersangka flu burung pada manusia  
K tersangka campak  
L tersangka difteri  
M tersangka pertussis  
N AFP  
P Kasus gigitan hewan penular rabies  
Q tersangka antraks  
R tersangka leptospirosis  
S tersangka kolera  
T klaster penyakit yg tidak lazim  
U tersangka meningitis/ Ensefalitis  
V Tersangka tetanus neonatorum  
W Tersangka tetanus  
Y ILI  
Z Tersangka HFMD  
X TOTAL 192
22LAKAWALI, A4, D1, F2, X192, JP4/4, PART 0/0
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lakawali Pengelola Surveilans

Mahfud Burhami, S.Kep., Ns Rini Aryani Yamin, SKM


NIP. 19870419 201404 1 001 NIP. 19900213 201903 2 001
D. Analisis Data
Gambar 1
Distribusi Penyakit Potensial KLB Minggu ke-22 Puskesmas Lakawali Tahun 2019

DISTRIBUSI PENYAKIT POTENSIAL KLB MINGGU KE-22


PUSKESMAS LAKAWALI TAHUN 2019
4
4
3.5
3
2
JUMLAH

2.5
2
1
1.5
1
0.5
0
Diare Akut Pneumonia Susp. Thypoid
PENYAKIT POTENSIAL KLB

Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa jumlah penyakit potensial KLB tertinggi di


minggu ke-22 yaitu diare akut sebanyak 4 kasus. Terjadi penurunan kasus diare pada
minggu ke-22 dari minggu ke- 21 yaitu dari 9 kasus menjadi 4 kasus. Upaya pencegahan
dan pengobatan diare yang dilaksanakan secara lintas program menurunkan kasus
diare.

Frekuensi KLB diare sudah berkurang di Indonesia, tetapi masih sering dilaporkan
adanya KLB diare di beberapa daerah di Indonesia. Kewaspadaan Dini terhadap
kemungkinan terjadinya KLB diare tetap harus dilakukan. Adapun kegiatan SKD KLB
Diare adalah pengamatan dan pencatatan untuk :

a. Kasus diare mingguan untuk melihat pola maksimum-minimum tahunan (trend


minimal 3 tahun)
b. Faktor risiko yaitu perubahan iklim, lingkungan, sanitasi dan PHBS.

E. Evaluasi Data
Evaluasi data surveilans dapat dilihat berdasarkan kualitas data yaitu kelengkapan
laporan dan ketepatan waktu pengumpulan laporan. Adapun jejaring pelaporan
Surveilans Puskesmas Lakawali yaitu Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Poskesdes
Lakawali Pantai, Pustu Tarabbi, Poli UGD, Poli Umum, Poli MTBS dan Poli Lansia. Jejaring
pelaporan surveilans melaporkan data kesakitan potensial KLB setiap hari minggu atau
paling lambat hari Senin jam 10.00. Setelah itu petugas Surveilans melaporkan SKDR
melalui sms ke SKDR Pusat dan Dinkes Kab maksimal hari Selasa sebelum jam 12.00
setiap pekan.
Gambar 2.
Kelengkapan dan Ketepatan Jejaring Pelaporan Surveilans
Puskesmas Lakawali Minggu ke- 22 Tahun 2019

Kelengkapan dan Ketepatan Jejaring Pelaporan Surveilans


Puskesmas Lakawali Minggu ke- 22 Tahun 2019
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
80%
60%
40%
Persentase

20% Kelengkapan
Ketepatan
0%
g li ai i S sia
un wa nt bb um GD TB
ur ka P a ar a
Um li U
i M Lan
an La li T li Po l li
M tu wa stu Po Po Po
u s a u
st Pu ak P
Pu esL
sd
s ke
Po
Jejaring Pelaporan - Week 22

Berdasarkan gambar 2 diketahui bahwa kelengkapan dan ketepatan laporan semua


jejaring pelaporan surveilans Puskesmas Lakawali yaitu 100%.
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a) Penyakit potensial KLB pada minggu ke- 22 yaitu Diare akut (4), Suspek Thypoid
(2), Pneumonia (1).
b) Belum berpotensi terjadinya KLB pada minggu ke-22 Tahun 2019 di Puskesmas
Lakawali
c) Ketepatan dan kelengkapan data jejaring pelaporan surveilans Puskesmas
Lakawali yaitu 100%.
2. Saran
a) Diharapkan melakukan survilans aktif yaitu penemuan kasus pada semua
penyakit potensial KLB.
b) Diharapkan melakukan PWS KLB Diare di setiap unit pelayanan, terutama di
Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab dengan pelaporan berjenjang sampai ke tingkat
pusat.
c) Diharapkan melakukan PWS kasus diare di laboratorium dengan melakukan
pemeriksaan spesimen pasien diare untuk mengetahui jenis bakteri penyebab
diare.

Lakawali, 03 Juni 2019

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lakawali Pengelola Surveilans

Mahfud Burhami, S.Kep., Ns Rini Aryani Yamin, SKM


NIP. 19870419 201404 1 001 19900213 201903 2 001
LAPORAN MINGGUAN
SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON (SKDR)
PENYAKIT POTENSIAL KLB MINGGU KE-23
PUSKESMAS LAKAWALI

A. Pendahuluan
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) merupakan suatu sistem yang dapat
memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu
ke waktu dan memberikan sinyal peringatan kepada pengelola program bila kasus tersebut
melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program untuk segera melakukan
respon.
Adapun tujuan dari program SKDR adalah :
1. Memonitor kecenderungan penyakit menular potensial KLB (deteksi dini)
2. Melakukan respon pengendalian KLB penyakit menular
3. Meminimalkan kesakitan/kematian yang berhubungan dengan KLB
4. Menilai dampak program pengendalian penyakit.
SKDR selain dapat mendeteksi adanya sinyal/alert ancaman KLB juga dapat
mengetahui besaran masalah penyakit potensial KLB antar Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota maupun Provinsi, dapat mengetahui trend mingguan, membantu program
dalam mengevaluasi keberhasilan programnya, dan membantu program dalam
perencanaan.
B. Langkah- langkah Kegiatan
Adapun langkah- langkah kegiatan dalam melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon yaitu :
1. Melakukan pengumpulan data tingkat Puskesmas berdasarkan sumber data sekunder.
Pengumpulan data dilakukan setiap pekan pada hari Senin. Laporan yang dikumpulkan
adalah laporan Poli Umum, UGD, MTBS, Lansia dan Laporan dari jejaring Puskesmas
Lakawali (Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Pustu Tarabbi dan Poskesdes Lakawali
Pantai). Laporan yang dikumpulkan sesuai dengan kalender epidemiologi tahun 2019.
2. Melakukan Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan diolah dalam bentuk tabulasi.
3. Melakukan Evaluasi Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis atau dievaluasi secara deskriptif berbasis
Website SKDR dan juga menggunakan MS. Excel untuk data pendukung jika ada.
4. Melakukan Penyelidikan Epidemiologi
Jika ditemukan kasus yang berpotensi KLB maka dilakukan penyelidikan epidemiologi
dengan menggunakan instrument Form Penyelidikan Epidemiologi yang sudah
terstandar berdasarkan Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa Penyakit Menular Dan Keracunan Pangan Edisi Revisi Tahun 2017.
5. Membuat Analisis Kecenderungan Laporan SKD
Analisis kecenderungan dibuat setiap 4 minggu atau setiap bulan.
6. Melakukan diseminasi informasi
Diseminasi informasi atau penyebarluasan informasi dilakukan setiap bulan pada
kegiatan loka karya mini bulanan.
C. Laporan W2 (Mingguan)

Nomor Urut Format :023- 2019


LAPORAN MINGGUAN (W2) SURVEILANS

PUSKESMAS : LAKAWALI
KECAMATAN : MALILI
KABUPATEN : LUWU TIMUR

Periode pelaporan dari Minggu Tanggal 02/06/2019 Sampai Sabtu 08/06/2019


Minggu Epidemiologi Ke : 23

KODE
SMS PENYAKIT JUMLAH KASUS
A Diare Akut 9
B Malaria Konfirmasi  
C Tersangka Demam Dengue 2
D Pneumonia 3
E Diare berdarah atau Disentri  
F Tersangka Demam Typoid  
G sindrom Jaundis Akut  
H Tersangka Chikungunya  
J Tersangka flu burung pada manusia  
K tersangka campak  
L tersangka difteri  
M tersangka pertussis  
N AFP  
P Kasus gigitan hewan penular rabies  
Q tersangka antraks  
R tersangka leptospirosis  
S tersangka kolera  
T klaster penyakit yg tidak lazim  
U tersangka meningitis/ Ensefalitis  
V Tersangka tetanus neonatorum  
W Tersangka tetanus  
Y ILI  
Z Tersangka HFMD  
X TOTAL 124
23LAKAWALI, A9, C2, D3, JP0/4, PART
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lakawali Pengelola Surveilans

Mahfud Burhami, S.Kep., Ns Rini Aryani Yamin, SKM


NIP. 19870419 201404 1 001 NIP. 19900213 201903 2 001
D. Analisis Data
Gambar 1
Distribusi Penyakit Potensial KLB Minggu ke-23 Puskesmas Lakawali Tahun 2019

DISTRIBUSI PENYAKIT POTENSIAL KLB MINGGU KE-23 DI PUSKESMAS


LAKAWALI TAHUN 2019

9
9
8
7
JUMLAH

6
5 3
4 2
3
2
1
0
Diare Akut Susp Dengue Pneumonia
PENYAKIT POTENSIAL KLB

Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa jumlah penyakit potensial KLB tertinggi di


minggu ke-23 yaitu diare akut sebanyak 9 kasus. Terjadi peningkatan kasus diare pada
minggu ke-23 dari minggu ke- 22 yaitu dari 4 kasus menjadi 9 kasus. Upaya pencegahan
dan pengobatan diare yang dilaksanakan secara lintas program untuk menurunkan
kasus diare.

Frekuensi KLB diare sudah berkurang di Indonesia, tetapi masih sering dilaporkan
adanya KLB diare di beberapa daerah di Indonesia. Kewaspadaan Dini terhadap
kemungkinan terjadinya KLB diare tetap harus dilakukan. Adapun kegiatan SKD KLB
Diare adalah pengamatan dan pencatatan untuk :

c. Kasus diare mingguan untuk melihat pola maksimum-minimum tahunan (trend


minimal 3 tahun)
d. Faktor risiko yaitu perubahan iklim, lingkungan, sanitasi dan PHBS.

Pada minggu ke-23 ditemukan kembali kasus suspek Dengue sebanyak 2 kasus.
Terjadinya kasus suspek dengue disebabkan karena perubahan musim yaitu musim
hujan sehingga ditemukan banyaknya tempat perindukan nyamuk Aedes Aegypti.
Diperlukan penegakan diagnosa melalui pemeriksaan spesimen untuk membuktikan
kasus tersebut adalah kasus DBD. Kegiatan PSN dilakukan untuk memutus mata rantai
penularan DBD.

E. Evaluasi Data
Evaluasi data surveilans dapat dilihat berdasarkan kualitas data yaitu kelengkapan
laporan dan ketepatan waktu pengumpulan laporan. Adapun jejaring pelaporan
Surveilans Puskesmas Lakawali yaitu Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Poskesdes
Lakawali Pantai, Pustu Tarabbi, Poli UGD, Poli Umum, Poli MTBS dan Poli Lansia. Jejaring
pelaporan surveilans melaporkan data kesakitan potensial KLB setiap hari minggu atau
paling lambat hari Senin jam 10.00. Setelah itu petugas Surveilans melaporkan SKDR
melalui sms ke SKDR Pusat dan Dinkes Kab maksimal hari Selasa sebelum jam 12.00
setiap pekan.
Gambar 2.
Kelengkapan dan Ketepatan Jejaring Pelaporan Surveilans
Puskesmas Lakawali Minggu ke- 23 Tahun 2019

Kelengkapan dan Ketepatan Jejaring Pelaporan Surveilans


Puskesmas Lakawali Minggu ke- 23 Tahun 2019
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
80%
60%
40%
Persentase

20% Kelengkapan
Ketepatan
0%
g li ai i S sia
un wa nt bb um GD TB
ur ka P a ar a
Um li U
i M Lan
an La li T li Po l li
M tu wa stu Po Po Po
u s a u
st Pu ak P
Pu esL
sd
s ke
Po
Jejaring Pelaporan - Week 23

Berdasarkan gambar 2 diketahui bahwa kelengkapan dan ketepatan laporan semua


jejaring pelaporan surveilans Puskesmas Lakawali yaitu 100%.
F. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
1. Penyakit potensial KLB pada minggu ke- 23 yaitu Diare akut (9), Suspek Dengue
(2), Pneumonia (3).
2. Belum berpotensi terjadinya KLB pada minggu ke-23 Tahun 2019 di Puskesmas
Lakawali
3. Ketepatan dan kelengkapan data jejaring pelaporan surveilans Puskesmas
Lakawali yaitu 100%.
b. Saran
1. Diharapkan melakukan survilans aktif yaitu penemuan kasus pada semua
penyakit potensial KLB.
2. Diharapkan melakukan PWS KLB Diare di setiap unit pelayanan, terutama di
Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab dengan pelaporan berjenjang sampai ke tingkat
pusat.
3. Diharapkan melakukan PWS kasus diare di laboratorium dengan melakukan
pemeriksaan spesimen pasien diare untuk mengetahui jenis bakteri penyebab
diare.
4. Diharapkan melakukan upaya pencegahan terjadinya DBD melalui upaya
pemutusan mata rantai penularan manusia- nyamuk- manusia dengan
pemberantasan sarang nyamuk, dan melaksanakan Gerakan 3 M+.

Lakawali, 10 Juni 2019

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lakawali Pengelola Surveilans

Mahfud Burhami, S.Kep., Ns Rini Aryani Yamin, SKM


NIP. 19870419 201404 1 001 19900213 201903 2 001
LAPORAN MINGGUAN
SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON (SKDR)
PENYAKIT POTENSIAL KLB MINGGU KE-24
PUSKESMAS LAKAWALI

A. Pendahuluan
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) merupakan suatu sistem yang dapat
memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu
ke waktu dan memberikan sinyal peringatan kepada pengelola program bila kasus tersebut
melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program untuk segera melakukan
respon.
Adapun tujuan dari program SKDR adalah :
1. Memonitor kecenderungan penyakit menular potensial KLB (deteksi dini)
2. Melakukan respon pengendalian KLB penyakit menular
3. Meminimalkan kesakitan/kematian yang berhubungan dengan KLB
4. Menilai dampak program pengendalian penyakit.
SKDR selain dapat mendeteksi adanya sinyal/alert ancaman KLB juga dapat
mengetahui besaran masalah penyakit potensial KLB antar Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota maupun Provinsi, dapat mengetahui trend mingguan, membantu program
dalam mengevaluasi keberhasilan programnya, dan membantu program dalam
perencanaan.
B. Langkah- langkah Kegiatan
Adapun langkah- langkah kegiatan dalam melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon yaitu :
1. Melakukan pengumpulan data tingkat Puskesmas berdasarkan sumber data sekunder.
Pengumpulan data dilakukan setiap pekan pada hari Senin. Laporan yang dikumpulkan
adalah laporan Poli Umum, UGD, MTBS, Lansia dan Laporan dari jejaring Puskesmas
Lakawali (Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Pustu Tarabbi dan Poskesdes Lakawali
Pantai). Laporan yang dikumpulkan sesuai dengan kalender epidemiologi tahun 2019.
2. Melakukan Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan diolah dalam bentuk tabulasi.
3. Melakukan Evaluasi Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis atau dievaluasi secara deskriptif berbasis
Website SKDR dan juga menggunakan MS. Excel untuk data pendukung jika ada.
4. Melakukan Penyelidikan Epidemiologi
Jika ditemukan kasus yang berpotensi KLB maka dilakukan penyelidikan epidemiologi
dengan menggunakan instrument Form Penyelidikan Epidemiologi yang sudah
terstandar berdasarkan Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa Penyakit Menular Dan Keracunan Pangan Edisi Revisi Tahun 2017.
5. Membuat Analisis Kecenderungan Laporan SKD
Analisis kecenderungan dibuat setiap 4 minggu atau setiap bulan.
6. Melakukan diseminasi informasi
Diseminasi informasi atau penyebarluasan informasi dilakukan setiap bulan pada
kegiatan loka karya mini bulanan.
C. Laporan W2 (Mingguan)

Nomor Urut Format : 024-2019


LAPORAN MINGGUAN (W2) SURVEILANS

PUSKESMAS : LAKAWALI
KECAMATAN : MALILI
KABUPATEN : LUWU TIMUR

Periode pelaporan dari Minggu Tanggal 09/06/2019 Sampai Sabtu


15/06/2019
Minggu Epidemiologi Ke : 24

KODE
SMS PENYAKIT JUMLAH KASUS
A Diare Akut 18
B Malaria Konfirmasi  
C Tersangka Demam Dengue  
D Pneumonia  
E Diare berdarah atau Disentri 1
F Tersangka Demam Typoid 1
G sindrom Jaundis Akut  
H Tersangka Chikungunya  
J Tersangka flu burung pada manusia  
K tersangka campak 1
L tersangka difteri  
M tersangka pertussis  
N AFP  
P Kasus gigitan hewan penular rabies 1
Q tersangka antraks  
R tersangka leptospirosis  
S tersangka kolera  
T klaster penyakit yg tidak lazim  
U tersangka meningitis/ Ensefalitis  
V Tersangka tetanus neonatorum  
W Tersangka tetanus  
Y ILI  
Z Tersangka HFMD  
X TOTAL 367
24LAKAWALI,A18,E1,F1, K1,P1,X367, JP4/4, PART2/0
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lakawali Pengelola Surveilans

Mahfud Burhami, S.Kep., Ns Rini Aryani Yamin, SKM


NIP. 19870419 201404 1 001 NIP. 19900213 201903 2 001
D. Analisis Data
Gambar 1
Distribusi Penyakit Potensial KLB Minggu ke-24 Puskesmas Lakawali Tahun 2019

DISTRIBUSI PENYAKIT POTENSIAL MINGGU KE-24


PUSKESMAS LAKAWALI TAHUN 2019
18
18
16
14
12
JUMLAH

10
8
6
4 1 1 1 1
2
0
Diare Akut Disentri Susp. Suspek GHPR
Dengue Campak
PENYAKIT POTENSIAL KLB

Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa jumlah penyakit potensial KLB tertinggi di


minggu ke-24 yaitu diare akut sebanyak 18 kasus. Terjadi peningkatan kasus diare 2 kali
lebih besar dibanding minggu sebelumnya. Upaya pencegahan dan pengobatan diare
sebaiknya dilaksanakan secara lintas program untuk menurunkan kasus diare.

Frekuensi KLB diare sudah berkurang di Indonesia, tetapi masih sering dilaporkan
adanya KLB diare di beberapa daerah di Indonesia. Kewaspadaan Dini terhadap
kemungkinan terjadinya KLB diare tetap harus dilakukan. Adapun kegiatan SKD KLB
Diare adalah pengamatan dan pencatatan untuk :

e. Kasus diare mingguan untuk melihat pola maksimum-minimum tahunan (trend


minimal 3 tahun)
f. Faktor risiko yaitu perubahan iklim, lingkungan, sanitasi dan PHBS.

Ditemukan 1 kasus suspek campak di minggu ke-24. Hal ini mengharuskan kita untuk
melakukan kewaspadaan dini agar tidak terjadi KLB Campak karena di minggu
sebelumnya tidak ditemukan kasus suspek campak. Penyelidikan lapangan kasus suspek
campak dilakukan untuk mengetahui gambaran epidemiologi berdasarkan lokasi, waktu
kejadian, umur dan status imunisasi penderita, sehingga dapat diketahui luas wilayah
terjangkit dan kelompok yang berisiko. Disamping itu juga untuk mendapatkan faktor
risiko terjadinya kasus suspek campak sehingga dapat ditindaklanjuti.

E. Evaluasi Data
Evaluasi data surveilans dapat dilihat berdasarkan kualitas data yaitu kelengkapan
laporan dan ketepatan waktu pengumpulan laporan. Adapun jejaring pelaporan
Surveilans Puskesmas Lakawali yaitu Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Poskesdes
Lakawali Pantai, Pustu Tarabbi, Poli UGD, Poli Umum, Poli MTBS dan Poli Lansia. Jejaring
pelaporan surveilans melaporkan data kesakitan potensial KLB setiap hari minggu atau
paling lambat hari Senin jam 10.00. Setelah itu petugas Surveilans melaporkan SKDR
melalui sms ke SKDR Pusat dan Dinkes Kab maksimal hari Selasa sebelum jam 12.00
setiap pekan.

Gambar 2.
Kelengkapan dan Ketepatan Jejaring Pelaporan Surveilans
Puskesmas Lakawali Minggu ke- 24 Tahun 2019

Kelengkapan dan Ketepatan Jejaring Pelaporan Surveilans


Puskesmas Lakawali Minggu ke- 24 Tahun 2019
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
80%
60%
40%
Persentase

20% Kelengkapan
Ketepatan
0%
g li ai i S ia
un wa nt abb um GD TB ns
ur a a r m il U M a
an La
k li P Ta
li U
Po li li L
M tu wa stu Po Po Po
u s a u
st Pu ak P
Pu esL
sd
s ke
Po
Jejaring Pelaporan - Week 24

Berdasarkan gambar 2 diketahui bahwa kelengkapan dan ketepatan laporan semua


jejaring pelaporan surveilans Puskesmas Lakawali yaitu 100%.
F. Kesimpulan dan Saran
a. Kesimpulan
1. Penyakit potensial KLB pada minggu ke- 24 yaitu Diare akut (18), Suspek Dengue
(1), Disentri (1), suspek campak (1), GHPR (1).
2. Belum berpotensi terjadinya KLB pada minggu ke-24 Tahun 2019 di Puskesmas
Lakawali namun perlu dilakukan kewaspadaan dini terhadap kasus suspek
campak
3. Ketepatan dan kelengkapan data jejaring pelaporan surveilans Puskesmas
Lakawali yaitu 100%.
b. Saran
1. Diharapkan melakukan survilans aktif yaitu penemuan kasus pada semua
penyakit potensial KLB.
2. Diharapkan melakukan PWS KLB Diare di setiap unit pelayanan, terutama di
Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab dengan pelaporan berjenjang sampai ke tingkat
pusat.
3. Diharapkan melakukan upaya pencegahan terjadinya DBD melalui upaya
pemutusan mata rantai penularan manusia- nyamuk- manusia dengan
pemberantasan sarang nyamuk, dan melaksanakan Gerakan 3 M+.
4. Diharapkan melakukan pemeriksaan spesimen pada kasus suspek campak

Lakawali, 17 Juni 2019

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lakawali Pengelola Surveilans

Mahfud Burhami, S.Kep., Ns Rini Aryani Yamin, SKM


NIP. 19870419 201404 1 001 19900213 201903 2 001
LAPORAN MINGGUAN
SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPON (SKDR)
PENYAKIT POTENSIAL KLB MINGGU KE-25
PUSKESMAS LAKAWALI

A. Pendahuluan
Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) merupakan suatu sistem yang dapat
memantau perkembangan trend suatu penyakit menular potensial KLB/wabah dari waktu
ke waktu dan memberikan sinyal peringatan kepada pengelola program bila kasus tersebut
melebihi nilai ambang batasnya sehingga mendorong program untuk segera melakukan
respon.
Adapun tujuan dari program SKDR adalah :
1. Memonitor kecenderungan penyakit menular potensial KLB (deteksi dini)
2. Melakukan respon pengendalian KLB penyakit menular
3. Meminimalkan kesakitan/kematian yang berhubungan dengan KLB
4. Menilai dampak program pengendalian penyakit.
SKDR selain dapat mendeteksi adanya sinyal/alert ancaman KLB juga dapat
mengetahui besaran masalah penyakit potensial KLB antar Desa, Kecamatan,
Kabupaten/Kota maupun Provinsi, dapat mengetahui trend mingguan, membantu program
dalam mengevaluasi keberhasilan programnya, dan membantu program dalam
perencanaan.
B. Langkah- langkah Kegiatan
Adapun langkah- langkah kegiatan dalam melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini dan
Respon yaitu :
1. Melakukan pengumpulan data tingkat Puskesmas berdasarkan sumber data sekunder.
Pengumpulan data dilakukan setiap pekan pada hari Senin. Laporan yang dikumpulkan
adalah laporan Poli Umum, UGD, MTBS, Lansia dan Laporan dari jejaring Puskesmas
Lakawali (Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Pustu Tarabbi dan Poskesdes Lakawali
Pantai). Laporan yang dikumpulkan sesuai dengan kalender epidemiologi tahun 2019.
2. Melakukan Pengolahan Data
Data yang dikumpulkan diolah dalam bentuk tabulasi.
3. Melakukan Evaluasi Data
Data yang telah dikumpulkan dianalisis atau dievaluasi secara deskriptif berbasis
Website SKDR dan juga menggunakan MS. Excel untuk data pendukung jika ada.
4. Melakukan Penyelidikan Epidemiologi
Jika ditemukan kasus yang berpotensi KLB maka dilakukan penyelidikan epidemiologi
dengan menggunakan instrument Form Penyelidikan Epidemiologi yang sudah
terstandar berdasarkan Buku Pedoman Penyelidikan dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa Penyakit Menular Dan Keracunan Pangan Edisi Revisi Tahun 2017.
5. Membuat Analisis Kecenderungan Laporan SKD
Analisis kecenderungan dibuat setiap 4 minggu atau setiap bulan.
6. Melakukan diseminasi informasi
Diseminasi informasi atau penyebarluasan informasi dilakukan setiap bulan pada
kegiatan loka karya mini bulanan.
C. Laporan W2 (Mingguan)

Nomor Urut Format : 025-2019


LAPORAN MINGGUAN (W2) SURVEILANS

PUSKESMAS : LAKAWALI
KECAMATAN : MALILI
KABUPATEN : LUWU TIMUR

Periode pelaporan dari Minggu Tanggal 16/06/2019 Sampai Sabtu 22/06/2019


Minggu Epidemiologi Ke : 25

KODE
SMS PENYAKIT JUMLAH KASUS
A Diare Akut 13
B Malaria Konfirmasi  
C Tersangka Demam Dengue  
D Pneumonia  
E Diare berdarah atau Disentri 1
F Tersangka Demam Typoid 1
G sindrom Jaundis Akut  
H Tersangka Chikungunya  
J Tersangka flu burung pada manusia  
K tersangka campak  
L tersangka difteri  
M tersangka pertussis  
N AFP  
P Kasus gigitan hewan penular rabies  
Q tersangka antraks  
R tersangka leptospirosis  
S tersangka kolera  
T klaster penyakit yg tidak lazim  
U tersangka meningitis/ Ensefalitis  
V Tersangka tetanus neonatorum  
W Tersangka tetanus  
Y ILI  
Z Tersangka HFMD  
X TOTAL 344
25LAKAWALI,A13,E1,F1, X344, JP4/4, PART2/0
Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lakawali Pengelola Surveilans

Mahfud Burhami, S.Kep., Ns Rini Aryani Yamin, SKM


NIP. 19870419 201404 1 001 NIP. 19900213 201903 2 001
D. Analisis Data
Gambar 1
Distribusi Penyakit Potensial KLB Minggu ke-25 Puskesmas Lakawali Tahun 2019

Distribusi Penyakit Potensial KLB Minggu ke-25


Puskesmas Lakawali Tahun 2019

13
14
12
10
Jumlah

8
6
4 1 1
2
0
Diare akut Disentri Suspek Thypoid
Penyakit Potensial KLB

Berdasarkan gambar 1 diketahui bahwa jumlah penyakit potensial KLB tertinggi di


minggu ke-25 yaitu diare akut sebanyak 13 kasus. Jika dibandingkan minggu sebelumnya
terjadi penurunan kasus dari 18 kasus menjadi 13 kasus. Upaya pencegahan dan
pengobatan diare sebaiknya dilaksanakan secara lintas program untuk menurunkan
kasus diare.

Frekuensi KLB diare sudah berkurang di Indonesia, tetapi masih sering dilaporkan
adanya KLB diare di beberapa daerah di Indonesia. Kewaspadaan Dini terhadap
kemungkinan terjadinya KLB diare tetap harus dilakukan. Adapun kegiatan SKD KLB
Diare adalah pengamatan dan pencatatan untuk :

g. Kasus diare mingguan untuk melihat pola maksimum-minimum tahunan (trend


minimal 3 tahun)
h. Faktor risiko yaitu perubahan iklim, lingkungan, sanitasi dan PHBS.

E. Evaluasi Data
Evaluasi data surveilans dapat dilihat berdasarkan kualitas data yaitu kelengkapan
laporan dan ketepatan waktu pengumpulan laporan. Adapun jejaring pelaporan
Surveilans Puskesmas Lakawali yaitu Pustu Manurung, Pustu Lakawali, Poskesdes
Lakawali Pantai, Pustu Tarabbi, Poli UGD, Poli Umum, Poli MTBS dan Poli Lansia. Jejaring
pelaporan surveilans melaporkan data kesakitan potensial KLB setiap hari minggu atau
paling lambat hari Senin jam 10.00. Setelah itu petugas Surveilans melaporkan SKDR
melalui sms ke SKDR Pusat dan Dinkes Kab maksimal hari Selasa sebelum jam 12.00
setiap pekan.
Gambar 2.
Kelengkapan dan Ketepatan Jejaring Pelaporan Surveilans
Puskesmas Lakawali Minggu ke- 25 Tahun 2019

Kelengkapan dan Ketepatan Jejaring Pelaporan Surveilans


Puskesmas Lakawali Minggu ke- 25 Tahun 2019
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
100%
80%
60%
40%
Persentase

20% Kelengkapan
Ketepatan
0%
g li ai i S sia
un wa nt bb um GD TB
ur ka P a ar a
Um li U
i M Lan
an La li T li Po l li
M tu wa stu Po Po Po
u s a u
st Pu ak P
Pu esL
sd
s ke
Po
Jejaring Pelaporan - Week 25

Berdasarkan gambar 2 diketahui bahwa kelengkapan dan ketepatan laporan semua


jejaring pelaporan surveilans Puskesmas Lakawali yaitu 100%.
F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
a. Penyakit potensial KLB pada minggu ke- 24 yaitu Diare akut (13), disentri (1),
susp. Thypoid (1).
b. Belum berpotensi terjadinya KLB pada minggu ke-25 Tahun 2019 di Puskesmas
Lakawali.
c. Ketepatan dan kelengkapan data jejaring pelaporan surveilans Puskesmas
Lakawali yaitu 100%.
2. Saran
a. Diharapkan melakukan survilans aktif yaitu penemuan kasus pada semua penyakit
potensial KLB.
b. Diharapkan melakukan PWS KLB Diare di setiap unit pelayanan, terutama di
Puskesmas, Dinas Kesehatan Kab dengan pelaporan berjenjang sampai ke tingkat
pusat.
c. Diharapkan kerjasama lintas sektor dalam hal peningkatan PHBS dan sanitasi
lingkungan masyarakat.

Lakawali, 24 Juni 2019

Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Lakawali Pengelola Surveilans

Mahfud Burhami, S.Kep., Ns Rini Aryani Yamin, SKM


NIP. 19870419 201404 1 001 19900213 201903 2 001

Anda mungkin juga menyukai