Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PENANGGULANGAN

KASUS CAMPAK RUBELA

UPTD PUSKESMAS PAYUNG REJO

A. PENDAHULUAN

Campak adalah suatu penyakit akut yang sangat menular yang disebabkan oleh
virus. Campak disebut juga rubella, morbili. Atau measles. Penyakit ini ditularkan
melalui droplet ataupun kontak dengan penderita. Penyakit ini memiliki masa
inkubasi 8 – 13 hari. Campak ditandai dengan gejala awal demam, batuk, pilek dan
konjungtivitis yang kemudian diikuti dengan bercak kemerahan pada kulit (rask).
Dampak penyakit campak di kemudian hari adalah kurang gizi sebagai akibat diare
berulang dan berkepanjangan pasca campak, sindrom radang otak pada anak
diatas 10 tahun, dan tuberculosis paru menjadi lebih parah setelah sakit campak
berat.
Untuk itu perlu adanya penanganan khusus bila ada seseorang yang menderita
penyakit campak agar tidak menimbulkan wabah. Pencegahan penyakit ini dapat
dilakukan antara lain dengan imunisasi (rutin, crash program, catch up dan bias),
penyuluhan kesehatan dan pencegahan kontak dengan penderita.

B. LATAR BELAKANG

Campak merupakan penyakit sangat menular yang disebabkan oleh virus


dan dapat mengakibatkan kematian. Kematian pada campak sebagian besar
disebabkan oleh komplikasi diantaranya diare, peumonia dan ensefalitis.
Indonesia termasuk ke dalam 10 negara dengan jumlah kasus campak terbesar
di dunia.(Global MR Initiative.org, 2016).
Rubela adalah penyakit akut dan mudah menular yang sering menginfeksi
anak dan dewasa muda yang rentan. Penyakit ini mempunyai gejala klinis yang
ringan dan 50% tidak bergejala, akan tetapi yang menjadi perhatian dalam
kesehatan masyarakat adalah efek teratogenik apabila rubela ini menyerang
pada wanita hamil terutama pada masa awal kehamilan. Infeksi rubella pada ibu
hamil dapat menyebabkan keguguran atau kecacatan permanen pada bayi yang
dilahirkan atau dikenal dengan sindrom rubela kongenital (Congenital Rubella
Syndrome/CRS).
Beban yang akan timbul akibat penyakit rubela adalah cacat seumur hidup
yang harus ditanggung oleh penderita, keluarga, bahkan bangsa dan negara.
(WHO Weekly Epidemiological Record, No. 29, 2011, 301-316).
Dengan mempertimbangkan beban penyakit rubela dan CRS yang terus
meningkat maka seluruh negara anggota WHO/SEARO termasuk juga Indonesia
telah menetapkan target pencapaian eliminasi campak dan pengendalian
rubela/CRS pada tahun 2020 (WHO SEARO, 2013).
Namun berdasarkan hasil pertemuan WHO South-East Asia regional high-level

consultation on adopting the revised goal of measles and rubella elimination


tahun 2019 menyimpulkan bahwa beberapa negara wilayah SEARO termasuk
Indonesia tidak mencapai target tahun 2020 tersebut. Oleh karena itu target
regional telah ditetapkan menjadi mencapai eliminasi campak dan rubela/CRS
pada tahun 2023, dimana target eliminasi beserta upaya pengendalian dan
penyelenggaraan surveilans campak terintegrasi dengan rubella. (WHO SEARO,
2019)

C. TUJUAN

a. UMUM

Untuk mencapai target eliminasi campak dan rubela/CRS maka dibutuhkan


kegiatan surveilans campak dan rubela yang terintegrasi di semua tingkatan
institusi kesehatan. Untuk itu perlu disusun pedoman surveilans campak dan
rubella sebagai acuan bagi petugas surveilans puskesmas, rumah sakit,
dinas kesehatan kabupaten/kota dan dinas kesehatan provinsi dalam
melaksanakan surveilans campak dan rubela.

b. KHUSUS

1) Melakukan deteksi dini dan pengobatan tepat dalam rangka pemutusan rantai
penularan

2) Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit campak Rubela

3) Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang penyakit campak Rubela

4) Penanggulangan KLB campak Rubela

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

1. Penyelidikan Epidemiologi kasus suspeck campak rubela

2. Pengambilan sampel darah

3. Pengiriman sampel serum suspeck campak ke Dinas Kesehatan

4. Penyuluhan Penyakit Campak Rubela


E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Pelaporan kasus campak mingguan dan bulanan

2. Penyuluhan kesehatan antara lain tentang pencegahan penyakit campak


dan peningkatan gizi penderita
3. Mencegah kontak dengan penderita

4. Penyelidikan KLB campak

F. SASARAN

1. Bayi dan balita di wilayah Puskesmas Payung Rejo

2. Masyarakat di wilayah Puskesmas Payung Rejo

3. Murid SD di wilayah Puskesmas Payung Rejo

G. JADWAL KEGIATAN

BULAN
N KEGIATA
O N JA FE MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DES
N B
Pelaporan
kasus
campak
mingguan
dan
bulanan
Penyuluhan
kesehatan
antara lain
tentang
pencegaha
n penyakit
campak
dan
peningkata
n gizi
penderita
Mencegah
kontak
dengan
penderita
Penyelidika
n KLB
campak

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA

Evaluasi dilakukan penanganan kasus campak di BP. dari kasus yang terjadi
dievaluasi bila ada peningkatan kasus baru atau kematian campak pada suatu
wilayah selama kurun waktu tiga minggu atau lebih berturut-turut. atau terjadinya
peningkatan kasus baru campak dua kali atau lebih dibandingkan dengan
minggu yang sama pada periode waktu tahun sebelumnya Evaluasi oleh
pelaksana ( pemegang program Campak ) dilakukan setiap minggu dan tiap
bulan hasil evaluasi dilaporkan ke Dinas Kesehatan tiap minggu dan tiap bulan.

I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan dan pelaporan dilaksanakan di dalam Form W2. Pengevaluasian


dilaksanakan setiap bulan dalam mini lokakarya Puskesmas.
Mengetahui Payung Rejo,
Kepala UPTD Puskemas Payung Rejo Pelaksana Program

Joko Wantoro S.Kep.,Ners.MM Siti Nurjanah S.Kep.,Ns

NIP.19680906.198903.1.005 NIP.19850322.201001.2.017

Anda mungkin juga menyukai