PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada sisi lain pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam hal ini
melakukan pencegahan terhadap penyakit infeksi masih minim. Di tambah
lagi dengan factor lingkungan yang kurang mendukung sehingga pada
akhirnya penyakit masih menjadi masalah dan menjadi factor yang turut
menentukan derajat Kesehatan Masyarakat.
1
menyeluruh. Karenanya perang terhadap TB Paru berati perang terhadap
kemiskinan, ketidak produktifan, dan kelemahan terhadap TB.
2
bulan sehingga diperkirakan 20-30% penghasilannya turut menghilang.
Positif kuantitas sumber daya manusia. Hal ini terjadi kebanyakan kasus
menyerang pada usia produktif. ( Pedoman Nasional Penanggulangan
Tuberkulosis, Depkes Jakarta 2006 )
Hal ini sama dengan masalah yang terjadi di wilayah Puskesmas Cimanggu
sejak tahun 2009. Kasus ini banyak ditemukan di desa sukanagalih, karena
lokasi dan askes mendapatkan pelayanan lebih dekat.
B. TUJUAN
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
Strategi Penemuan
Gejala Klinis :
Batuk berdahak 2-3 minggu atau lebih ( batuk dapat diikuti dengan gejala
tambahan yaitu batuk bercampur darah, batuk darah, sesak nafas, badan
lemas, nafsu makan menurun, bb menurun, malaise, berkeringat malam
hari tanpa melakukan aktifitas, demam meriang lebih dari satu bulan ).
4
dahak dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang berupa PS ( Pagi
sewaktu ).
B. Diagnosis TB
C. Klasifikasi Penyakit.
5
Penyebab utama meningkatnya beban masalah TB antara lain adalah :
6
2. Kependudukan Wilayah Puskesmas Cimanggu
7
Table 1. Jumlah sarana Kesehatan di wilayah Kerja Puskesmas
Cimanggu Tahun 2018
Milik
Sarana
NO Pemda Depke TNI/Polri BUMN Swasta Jumlah
Kesehatan
s
1 Rumah Sakit
2 Puskesmas 1 1
Puskesmas
3 4 4
Pembantu
4 Polindes 1 1
Balai
5
Pengobatan
Rumah
6
Bersalin
7 Balai Lab Kes
8 Poskesdes 2 2
Praktek :
Dokter Umum 2 2
Dokter
9
Spesialis
Bidan 25 25
Perawat 15 15
8
BAB III
ANALISIS SITUASI
9
Prinsip pengobatan :
10
Berdasarkan serangkaian kegiatan penangggulangan Tuberculosis Paru
yang meliputi pencegahan, penemuan kasus dan pengobatan, maka berikut
dijabarkan indikator keberhasilan Program TB Paru, pada Tabel Berikut :
Target Target
Jumlah
No Desa Penemuan Penemuan
Penduduk
Suspek Kasus BTA
1 Cimanggu 4.233 95 9
2 Sukamaju 4.878 95 12
3 sukajadi 5.204 150 14
4 Boregah Indah 4.009 95 9
5 karangmekar 3.297 90 9
6 Sukamanah 4.290 95 9
Jumlah 25.911 620 62
Analisa :
2. Angka penjaringan
Adalah jumlah suspek yang diperiksa dahaknya diantara 100.000
penduduk pada suatu wilayah tertentu dalam satu tahun.
11
Jumlah suspek yang diperiksa dibagi dengan jumlah penduduk dikalikan
100.000.
Rumus :
X 100.000 =
4. Angka Konversi
Angka Konversi adalah persentase pasien TB Paru BTA Positif yang
mengalami konversi menjadi BTA Negatif setelah menjalani masa
pengobatan intensif. Angka konversi dihitung tersendiri untuk tiap
klasifikasi dan tipe pasien, BTA postif baru dengan pengobatan
kategori-1, atau BTA positif pengobatan ulang dengan kategori -2.
Indikator ini berguna untuk mengetahui secara cepat kecenderungan
12
keberhasilan pengobatan dan untuk mengetahui apakah pengawasan
langsung menelan obat dilakukan dengan benar.
Rumus :
13
Selain dihitung angka kesembuhan pasien TB Paru BTA positif, perlu
dihitung juga angka kesmebuhan pasien TB Paru BTA positif yang
mendapat pengobatan ulang dengan kategori dua.
Angka default tidak boleh lebih dari 10%, sedangkan angka gagal
untuk pasien BTA positif tidak boleh lebih dari 4% untuk daerah yang
belum ada masalah resitensi obat, dan tidak boleh lebih besar dari
10% untuk daerah yang sudah ada masalah resitensi obat. Selain
dihitung angka kesembuhan pasien TB Paru BTA Positif, perlu
dihitung juga angka kesembuhan pasien TB Paru BTA Positif yang
dapat pengobatan ulang dengan kategori dua.
14
Faktor penyebab rendahnya CDR : (1) Kesulitan suspek kasus
mengeluarkan dahak, meskipun telah diberikan mukolitik-
ekspektoran ( terutama pasien suspek TB yang telah diobati
sebelumnya dengan obat anti tuberculosis / OAT yang tidak standar);
(2) Program TB hanya mengandalkan Passive Case Finding (PCF)
untuk menjaring kasus TB; (3) Penerapan estimasi prevalensi kasus
BTA Positif TB yang seragam di seluruh Indonesia, yaitu 107
Kasus/100.000 Penduduk, untuk semua kota, kabupaten dan
kecamatan ; (4) Penyebab lain, seperti penjaringan terlalu longgar
( terlalu sensitive ), banyak orang yang tidak memenuhi kriteria
suspek terjaring, dan kualitas dahak yang diperiksa kurang baik.
Kesulitan dalam memperoleh dahak untuk pemeriksaan diagnostic
baik pada dewasa maupun anak perlu segera di atasi. Perlu dicari
prosedur alternatif pemeriksaan dahak yang bisa dilakukan di tingkat
primer.
15
X 100 % = 100 %
Sudah tercapai target untuk pengobatan 100%
Suspek TB Paru masih sangat kurang atau belum tercapai.
16
B. Situasi Sumber Daya
17
BAB IV
TARGE
SASARA TARGET
T CAKUPAN
N KEGIATAN N
1
O TB PARU 1 BULAN
TAHUN
ABS ABS KU
ABST % % % %
T T M
Cakupan
8,3 87,9
1 Suspek TB 620 100% 52 545 545
% %
Paru
2 Cakupan 62 100% 6 10% 62 62 100%
Penemuan
18
Pasien Baru
TB BTA
Positif
Cakupan
Kesembuha 97,5
3 41 90% 4 8% 40 40
n Pasien TB %
BTA Positif
Cakupan TB 16,6
4 6 10% 1 10% 1 1
Paru Anak %
Dapat dilihat pada table diatas bahwa cakupan jumlah suspek 87,9% ,
penemuan Pasien Baru TB BTA Positif 100%, cakupan kesembuhan pasien TB
BTA Positif 97,5%, dan cakupan TB Paru Anak 16,6 %. 62 orang atau
mencapai target untuk tahun 2022 100% dari target 5 Tahunan Program TB
Dinas Kesehatan.
620
700 (100% )
545
600
(87,9%)
Target
Suspek
500
CDR (+)
Target
400
Target
Target
300
Target
200 Anak
100
0
19
62 62
41 40
(100%) (100%) 6
(90%) (97,5%)
(100%)
1(10%)
Perkiraan Jumlah
Jumlah
No Desa Kasus /1.000 Kasus %
Penduduk
Penduduk CDR/BTA
1 Cimanggu 4.233 9 9 14,5%
2 Sukamaju 4.878 12 13 20,9%
3 sukajadi 5.204 14 10 16,1%
4 Boregah Indah 4.009 9 14 22,5%
5 karangmekar 3.297 9 9 14,5%
6 Sukamanah 4.290 9 7 11,2%
Jumlah 25.911 25.911 62 100%
20
Dari 6 Desa yang ada di wilayah kerja Puskesmas Cimanggu Jumlah Kasus
sebanyak Desa Boregah Indah 14 Orang yaitu 22,5 %, Desa Sukamaju 13
Orang Yaitu 20,9%, Desa Sukajadi 10 Orang yaitu 16,1 % ,Desa
Karangmekar 9 Orang Yaitu14,5%, Desa Cimanggu 9 Orang yaitu 14,5%,
dan Desa Sukamanah 7 Orang yaitu 11,2%.
21
BAB V
A. Sarana Kesehatan
Puskesmas cimanggu mempunyai sarana Laboturium untuk menunjang
pemeriksaan dahak yaitu untuk pemeriksaan deteksi Bakteri TBC.
B. Tenaga Kesehatan
Dalam Progrma P2 TB Paru, ada pemegang program TB Paru 1 orang
Analisis Kesehatan dan 2 orang Dokter Puskesmas Penanggung jawab
Pengobatan TB Paru.
C. Pembiayaan Kesehatan
Dalam Program P2 TB Paru, ada rencana kegiatan yang dilaksanakan
petugas dalam deteksi dini penemuan kasus TB dan Follow up
pengobatan TB Paru.
22
23
RENCANA AKSI PENINGKATAN IPKM PROGRAM TB PARU TAHUN 2022
24
obat hanya karena ada
perubahan akibat efek
samping obat yang
diminumnya
- Pasien tidak akan
menghentikan pengobatan
walau sudah merasa
d. Gunanya
enak / merasa sembuh
berobat teratur Pet. TB Ka. PKM
- pihak keluarga turut serta
dalam kesinambungan Setiap Pasien
pengobatan Control
e. Membuat
kesepakatan
- Lebih terfokus kepada hal-
untuk bertemu
Yang memberatkan bagi
dengan pihak
Pasien sehingga merasa
keluarga
Dihargai
f. Menganalisa
- Penyuluhan lebih terfokus
keluhan pasien
25
Kepada hal-hal penting dan
Mendesak bagi pasien Setiap
g. Menganalisa tersebut melaksanaka
situasi dan n penyuluhan
kondisi
2 Staf meeting di
puskesmas
a. Sosialisasi - Semua petugas paham 1 x Sebulan Aula PKM Pet.TB Ka. PKM BOK
26
PMO dan - Meningkatkan 1 Bulan /
Puskesmas pengetahuan kader serta Seklai Pertemuan Pet. TB dan
c. Evaluasi Hasil meningkatkan penemuan desa Promkes
Rekomendasi kasus serta meningkatkan
pasca Meeting angka kesembuhan
sebelumnya pasien.
Penyuluhan
masyarakat
3
( Posyandu /
Pertemuan Desa )
PROGRAM P2 TB PARU
27
28
BAB VI
KESIMPULAN
29
620 (100% )
700
545
(87,9%)
Target
600
Suspek
Target
400
Target
Target
300
Target
Anak
200 62 62
(100%) 41 40
(100%)
(90%) (97,5%) 6
100 (100%) 1(10%)
30
31
32
33
PENUTUP
Semoga niat baik kita semua dapat dihindari dan diberkati Allah SWT.
Amin
34