Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BACEM
Jln. Raya Gembongan No. 01 Kec. Ponggok Kab. Blitar
Email: puskbacem1@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


IMUNISASI MR (MEASLES RUBELLA)

I. PENDAHULUAN
Penyakit Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular
yang disebabkan oleh virus dan ditularkan melalui batuk dan bersin.
Gejala penyakit campak adalah demam tinggi, bercak kemerahan pada
kulit (rash) disertai dengan batuk dan/ atau pilek dan/ atau konjungtivitis
akan tetapi sangat berbahaya apabila disertai dengan komplikasi
pneumonia, diare, meningitis dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi
anak dan dewasa muda yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian
dalam kesehatan masyarakat adalah efek teratogenik apabila rubella ini
menyerang pada wanita hamil pada trimester pertama. Infeksi rubella
yang terjadi sebelum konsepsi dan selama awal kehamilan dapat
menyebabkan abortus, kematian janin atau sindrom rubella kongenital
(Congenital Rubella Syndrom/CRS) pada bayi yang dilahirkan.
Sesuai dengan visi dan misi puskesmas Bacem yaitu, Visi: Menuju
kecamatan Ponggok yang lebih sejahtera, maju dan berdaya saing.
Misi :
1. Mengembangkan dan meningkatkan upaya kesehatan
masyarakat
2. Mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaraan dan
upaya kesehatan perorangan
3. Meningkatkan kemitraan dan jejaring fasyankes
4. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan
pengelolaan managerial.
Serta tata nilai komunikatif, efektif, responsif, efisien (KEREN) yang
dianut oleh Puskesmas Bacem, sehingga Puskesmas bersama masyarakat
mampu menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang ada di wilayah
1
kerja Puskesmas Bacem.

II. LATAR BELAKANG


Campak dan Rubella merupakan penyakit infeksi menular
melalui saluran nafas yang disebabkan oleh virus Campak dan
Rubella (IDAI, 2017). Batuk dan bersin dapat menjadi jalur
masuknya virus campak maupun rubella (WHO, 2017). Campak
merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh virus genus
Morbillivirus (Kutty,et al., 2013).
Di Indonesia, rubella merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang memerlukan upaya pencegahan efektif. Data survailans
selama lima tahun terakhir menunjukkan 70% kasus rubella terjadi pada
kelompok usia <15 tahun.
Dari data insidens campak dan angka serokonversi terhadap vaksin
campak berdasarkan kelompok umur di negara yang sedang berkembang,
pemberian imunisasi pada umur 8-9 bulan diprediksi dapat menimbulkan
serokonversi pada sekurang-kurangnya 85% bayi dan dapat mencegah
sebagian besar kasus dan kematian.WHO merekomendasikan pemberian
imunisasi pada umur 9 bulan untuk program imunisasi rutin di negara
berkembang pada daerah dengan resiko mortalitas bayi berusia kurang
dari 9 bulan yang tinggi, seperti di kampung-kampung pengungsi, pada
bayi-bayi yang dirawat inap, dan bayi terinfeksi HIV (Human
Immunodeficiency Virus).
Penyakit campak sangat berbahaya bagi penderita gangguan bagi
penderita gangguan kekebalan. Vaksin campak mengakibatkan
pneumonia pada penderita gangguan sistem imun berat meskipun
demikian vaksin campak rerbukti aman, vaksin campak terbukti aman
untuk penderita HIV (Human Immunodeficiency Virus). Immonoglobulin
atau produk darah yang lain mungkin mengandung antibody terhadap
campak yang dapat mengganggu timbulnya respons imun sehingga
pemberian vaksinasi campak sebaiknya ditunda 3-11 bulan pasca–
pemberian immunoglobulin atau transfusi prodik darah,tergantung jenis
preparat yang diberikan (Gold, 2000).

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

2
a. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
b. Tujuan Khusus
1. Meningkatkan kekebalan bayi dan balita terhadap campak dan
rubella secara cepat.
2. Memutuskan transmisi virus campak dan rubella.
3. Menurunkan angka kesakitan campak dan rubella.
4. Terselenggaranya pelayanan imunisasi DPT-HB,Hib pada anak
bayi dan imunisasi lanjutan pada anak batita sesuai standar.

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


a. Kepala puskesmas memberikan wewenang kepada petugas
koordinator imunisasi
b. Kepala puskesmas memberikan surat tugas kepada bidan pelaksana
imunisasi
c. Bidan melaksanakan imunisasi MR di posyandu
d. Bidan melakukan imunisasi MR sesuai dengan SPO
e. Petugas mencatat hasil imunisasi dalam buku KMS dan kohort bayi
f. Bidan melakukan observasi terjadinya KIPI sesuai dengan SPO
penanganan KIPI

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Membuat rencana kegiatan Imunisasi
Koordinator imunisasi menyusun mikropkaning kegiatan Imunisasi,
dibahas bersama lintas program dan pelaksana dalam kegiatan
praminlok.
b. Koordinasi kegiatan Imunisasi dan Sosialisasi kegiatan Imunisasi
Berkoordinasi dengan lintas program, lembaga, dengan berdasarkan
SE pelaksanaan Imunisasi
c. Pelaksanaan kegiatan Imunisasi
 Menyiapkan logistik dan prasarana Imunisasi
1. SOP (SOP MR, SOP Anafilaktik)
2. Media Penyuluhan.(left let,bener, buku KIA)
3. Register Imunisasi (Kohort)

3
4. Spuit 0,05 ml, Spuit 5 ml;
5. Vaksin;
6. Kapas swab;
7. Safety Box, Kresek sampah;
8. APD (handscoon, masker, face shield, apron, hand sanitizer)
9. Peralatan anafilaktik lengkap
d. Evaluasi
Masing masing pelaksana membuat Laporan Hasil Kegiatan setiap
selesai pelaksanaan
Monitoring PJ dengan menggunakan ceklis
Pelaksana mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan
e. Dokumentasi
Pelaksana membuat laporan kegiatan Imunisasi

VI. SASARAN
Sasaran pelaksanaan kegiatan imunisasi MR adalah seluruh anak usia 9
bulan sampai dengan <24 bulan di wilayah kerja UPT Puskesmas Bacem

VII. PERAN TERKAIT


Uraian peran lintas program dalam pelaksanaan kegiatan melibatkan
1. Coldchain : Administrasi Logistik Vaksin

Uraian peran lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan melibatkan


1. Kader : Melakukan pendataan sasaran.
2. Camat : Menggerakkan Masyarakat untuk mendapatkan
imunisasi.
3. Kades/kalur : Menggerakkan Masyarakat untuk mendapatkan
imunisasi.
4. Kader / PKK / Fatayat : Menggerakkan Masyarakat untuk
mendapatkan imunisasi.

VIII PEMBIAYAAN
. Anggaran biaya kegiatan Program Imunisasi berasal dari anggaran BOK
Tahun 2020

IX. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

4
Bulan 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12

Screening
dan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pelaksanaan
imunisasi

X. PENCATATAN PELAPORAN MONITORING DAN EVALUASI


Pencatatan hasil kegiatan Imunisasi dicatat dalam buku kegiatan
setiap pemegang program, dan didokumentasikan untuk menjadi acuan
dalam perencanan program. Pelaporan hasil kegiatan Imunisasi dilakukan
oleh pelaksana kegiatan ,dilakukan setiap selesai melakukan kegiatan, dan
diserahkan pada koordinator program untuk dilakukan rekap, evaluasi dan
tindak lanjut.
Monitoring dilakukan oleh PJ UKM, monitoring pelaksanaan
antar teman/koordinator program, dan hasil dilaporkan kepada kepala
puskesmas. Evaluasi kegiatan dilakukan setelah pelaksanaan program
oleh koordinator program dan dilaporkan kepada kepala puskesmas dan
dilaporkan Dinas Kesehatan untuk dijadikan acuan pelaksanaan program
berikutnya

Bacem, Januari, 2020

Mengetahui : Penanggungjawab Program Imunisasi


Kepala UPT Puskesmas Bacem UPT Puskesmas Bacem

dr.Purna Widiatmaka Rika Purnama Dewi, Amd.Keb.,


NIP. 19690614 200212 1 008 NIP. 19811123 200901 2 004

Anda mungkin juga menyukai