6. Diagram alir
Petugas mencuci Pastikan vaksin Memakai handscoon
tangan dalam keadaan baik
9. Rekaman
Histori No Yang Diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Diberlakukan
Perubahan
Imunisasi BCG
SOP No. dokumen :
440/UKP.VII.SOP.00111402/62/2018
No revisi : 00
Tanggal Terbit : 14 – 02 - 2018
Halaman : 1/3
UPT Yusrinza Saputra, Amd.Kep
PUSKESMAS 19880810 201103 1 001
DRIEN RAMPAK
1. Pengertian Pemberian imunisasi BCG
2. Tujuan Sebagai acuan Dalam pemberian imunisasi BCG, agar anak mempunyai
daya tahan terhadap penyakit Tuberkolosis ( TBC )
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.440/UKP.VII.SOP.0002/62/2018 Tentang
Layanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Tentang penyelenggaraan imunisasi
5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :
a. vaksin BCG
b. pelarut Vaksin
c. ADS 0,05 ml
d. ADS 0,5 ml untuk melarutkan
e. Kapas steril
f. buku KMS/registrasi imunisasi
2. Petugas yang melaksanakan :
a. bidan
b. perawat
3. Langkah – langkah :
a. Petugas mencuci tangan
b. Pastikan squit dan Vaksin BCG yang akan digunakan dalam keadaan
baik ( tanggal kadaluarsa VVM )
c. Larutkan vaksin dengan cairan pelarut BCG
d. Ambil squit 0,05 ml vaksin BCG yang telah dilarutkan tadi
e. Pakai handscoon pada kedua tangan
f. Beritahu ibu bahwa akan dilakukan penyuntikan
g. Ambil vaksin BCG
h. Letakkan anak pada posisi senyaman mungkin
i. Bersihkan lengan bagian atas dengan kapas steril
j. Suntikan secara Intracutan
k. Jelaskan kepada ibubahwa setelah beberapa hari akan timbul pustul
kecil dibagian suntikan, dan itu reaksi biasa
l. Buang squit kedalam safety box
m.Lepaskan handscoon
n. Catat dibuku KMS/ Register imunisasi
o. Petugas mencuci tangan
6. Diagram alir
Petugas mencuci Pastikan vaksin Larutkan vaksin
tangan dalam keadaan baik BCG dan ambil 0,05
vaksin yang sudah
dilarutkan
Imunisasi DPTHB-HIB
SOP No. dokumen :
440/UKP.VII.SOP.00111402/62/2018
No revisi : 00
Tanggal Terbit : 14 – 02 - 2018
Halaman : 1/3
UPT Yusrinza Saputra, Amd.Kep
PUSKESMAS 19880810 201103 1 001
DRIEN RAMPAK
1. Pengertian Pemberian imunisasi untuk mencegah terhadap penyakit difteri, tetanus,
pertusis, hepatitis B, dan infeksi haemophilus influenza tipe B
2. Tujuan Sebagai acuan Dalam pemberian imunisasi DPTHB-HIB, agar anak
mempunyai daya tahan terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis, hepatitis
B, dan infeksi haemophilus influenza tipe B
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.440/UKP.VII.SOP.0002/62/2018 Tentang
Layanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Penyelenggaraan imunisasi
5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :
a. vaksin DPTHB-HIB
b. ADS 0,5 ml
c. Kapas steril
d. buku KMS/registrasi imunisasi
e. Handscoon
2. Petugas yang melaksanakan :
a. bidan
b. perawat
3. Langkah – langkah :
a. Petugas memanggil nama pasien sesuai dengan nomor urut dan
mempersilakan orang tua pasien untuk duduk
b. Petugas menanyakan kepada orang tua tentang tujuan dibawa ke
puskesmas dan memeriksa buku KIA/KMS bayi yang berisi catatan
imunisasi bayi
c. Petugas memastikan umur bayi dan jadwal imunisasi
d. Petugas menimbang bayi dan mengukur suhu tubuh bayi
e. Petugas menerangkan pada ibu tentang efek vaksin, yaitu :
Memberikan KIE
Mengambil vaksin Suntikan secara IM pada ibu
DPTHB-HIB
Memberikan KIE
Mengambil vaksin Suntikan secara IM pada ibu
IPV dengan squit 0,5
ml
6. Diagram alir
Petugas mencuci Pastikan vaksin Mengambil vaksin
tangan dalam keadaan baik dan pelarut vaksin
MR
Memberikan KIE
Mengambil vaksin Suntikan secara pada ibu
MR dengan squit 0,5 Subkutan
ml
7. Hal- hal yang Bayi berumur tidak kurang dari 9 bulan dan Pantau bayi selama 30 menit
perlu setelah penyuntikan
diperhatikan
8. Unit Terkait a. Kepala Puskesmas
b. Kepala Desa
c. Dokter, bidan dan perawat
d. Penanggung jawab imunisasi
e. Kader posyandu
9. Dokumen terkait 1. Dokumentasi
2. Buku register/KMS
10. Rekaman
Histori No Yang Diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Diberlakukan
Perubahan
Imunisasi MR di Sekolah
SOP No. Dokumen :
440/UKP.VII.SOP.0012302/62/2018
No revisi : 00
Tanggal Terbit : 14 – 02 - 2018
Halaman : 1/3
UPT Yusrinza Saputra, Amd.Kep
PUSKESMAS 19880810 201103 1 001
DRIEN RAMPAK
1. Pengertian Pemberian imunisasi untuk mencegah terhadap penyakit meales-rubella
(MR) bagi bayi usia 9 bulan sampai anak dengan usia <15 bulan yang
diberikan oleh petugas kesehatan yang dilaksanakan di Sekolah
2. Tujuan Sebagai acuan Dalam pemberian imunisasi MR, agar anak mempunyai daya
tahan terhadap penyakit meales-rubella di sekolah
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.440/UKP.VII.SOP.0002/62/2018 Tentang
Layanan Klinis
4. Referensi Jurnis kampanye imunisasi meales-rubella (MR) direktorat jendral
pencegahan dan pengendalian penyakit kementrian kesehatan RI 2017
1. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :
a. vaccine carier
b. safety box
c. vaksin MR
d. pelarut MR
e. ADS 0,5 ml dan 5 ml
f. Kapas steril
g. Analfilatik Kit
h. Handscoon
i. Plastik untuk tempat sampah
2. Petugas yang melaksanakan :
a. bidan
b. perawat
3. Langkah – langkah :
a. Sebelum pelaksanaan petugas memastikan bahwa pihak sekolah dan
orang tua/wali murid sudah mendapatkan informasi dan kesiapan
pelaksanaan imunisasi BIAS
b. 30 menit sebelum kesekolah petugas memastikan semua vaksin dan
logistik dalam kondisi baik, tidak kadarluarsa, jumlah sesuai dengan
sasaran dan siap untuk pelaksanaan
c. Petugas harus meletakkan vaksin carier pada meja yang tidak terpapar
sinar matahari langsung, petugas meletakkan alat suntik, kapas, air
hangat, format pencatatan dan analfilatik kit disebelah petugas
d. Petugas meletakkan safety box dan pelastik sampah dibawah meja
e. Petugas mencuci tangan
f. Pastikan Vaksin yang akan digunakan dalam keadaan baik
( tanggal kadaluarsa VVM )
g. Pakai handscoon pada kedua tangan
h. Petugas mengambil alat suntik, membuang tutup alat suntik kedalam
sampah pelastik
i. Bersihkan lengan kiri atas dengan kapas DTT
j. Suntikan secara IntraMuskuler ( IM )
k. Buang squit kedalam safety box
l. Lepaskan handscoon
m.Petugas memperhatiakan kondisi anak sampai 30 menit setelah
pemberian imunisasi untuk memantau kemungkinan terjadinya efek
samping
n. Dokumentasi
o. Petugas mencuci tangan
6. Diagram alir
Petugas mencuci Pastikan vaksin Mengambil vaksin
tangan dalam keadaan baik dan pelarut vaksin
MR
6. Diagram alir
Petugas mencuci Pakai handscoon dan Mengambil vaksin
tangan Pastikan vaksin dan pelarut vaksin
MR
dalam keadaan baik
Imunisasi TD
SOP No. dokumen :
440/UKP.VII.SOP.00011802/62/2018
No revisi : 00
Tanggal Terbit : 14 – 02 - 2018
Halaman : 1/2
UPT Yusrinza Saputra, Amd.Kep
PUSKESMAS 19880810 201103 1 001
DRIEN RAMPAK
1. Pengertian Pemberian imunisasi untuk mencegah terhadap penyakit difteri, tetanus,
2. Tujuan Sebagai acuan Dalam pemberian imunisasi TD, agar mempunyai daya tahan
terhadap penyakit difteri, tetanus.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.440/UKP.VII.SOP.0002/62/2018 Tentang
Layanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Penyelenggaraan imunisasi
5. Prosedur 4. Persiapan Alat dan Bahan :
a. vaksin TD
b. ADS 0,5 ml
c. Kapas steril
d. buku registrasi imunisasi
e. Handscoon
5. Petugas yang melaksanakan :
a. bidan
b. perawat
6. Langkah – langkah :
a. Petugas memanggil nama pasien sesuai dengan nomor urut dan
mempersilakan pasien untuk duduk
b. Petugas mencuci tangan
c. Pastikan Vaksin TD yang akan digunakan dalam keadaan baik
( tanggal kadaluarsa VVM )
d. Pakai handscoon pada kedua tangan
e. Beritahu pasien bahwa akan dilakukan penyuntikan
f. Meminta pasien untuk mengatur posisi senyaman mungkin
g. Ambil vaksin DT masukan ke squt 0,5 ml
h. Bersihkan lengan kiri atas dengan kapas steril
i. Suntikan secara IntraMuskuler ( IM )
j. Anjurkan kompres hangat dibekas suntikan untuk mengurangi nyeri
k. Buang squit kedalam safety box
l. Lepaskan handscoon
m.Catat dibuku Register imunisasi
n. Petugas mencuci tangan
6. Diagram alir
Petugas mencuci Pastikan vaksin Membuka vaksin
tangan dalam keadaan baik
Surveilans KIPI
SOP No. dokumen :
440/UKP.VII.SOP.00121402/62/2018
No revisi : 00
Tanggal Terbit : 14 – 02 - 2018
Halaman : 1/3
UPT Yusrinza Saputra, Amd.Kep
PUSKESMAS 19880810 201103 1 001
DRIEN RAMPAK
1. Pengertian Merupakan proses identifikasi laporan dan penanggulangan semua reaksi
simpang/ KIPI dengan maksud merespon kasus KIPI dengan cepat dan tepat,
guna mengurangi dampak negatif imunisasi untuk kesehatan individu dan
pada program imunisasi yang merupakan indikator kualitas program
2. Tujuan 1. Untuk mendeteksi, memperbaiki dan mencegahkesalahan program
imunisasi
2. Mengidentifikasi rasio KIPI yang wajar pada bach vaksin atau merek
vaksin tertentu
3. Memastikan bahwa suatu kejadian yang diduga KIPI merupakan suatu
kebetulan
4. Menimbulkan kepercayaan masyarakat pada program imunisasi dan
memberi respon yang tepat terhadap kekhawitan orang tua atau
masyarakat tentang keamanan imunisasi ditengah kepudilian tentang
adanya resiko imunisasi
5. Memperkirakan angka kejadian KIPI pada suatu populasi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No.440/UKP.VII.SOP.0002/62/2018 Tentang
Layanan Klinis
4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014
Tentang Penyelenggaraan imunisasi
5. Prosedur 1. Persiapan Alat dan Bahan :
a. formulir KIPI
b. formulir investigasi
2. Petugas yang melaksanakan :
a. dokter
b. bidan
b. perawat
3. Langkah – langkah :
a. Pastikan kebenaran informasi laporan KIPI
b. Petugas mengidentivikasi faktor penyebab terjadinya KIPI seperti
jenis pabrikan vaksin, kadaluarsa, VVM
c. Petugas memastikan waktu pemberian imunisasi (tanggal, jam)
d. Petugas memastikan nama petugas yang bertanggung jawab dalam
pelaksanaan imunisasi
e. Petugas menayakan apakah ada KIPI pada imunisasi terdahulu
f. Petugas mengambil formulir KIPI dan formulir investigasi dengan
data yang telah terkumpul
g. Petugas memperhatikan apakah terdapat gejala lain setelah perawatan
dan sembuh
h. Petugas melakukan penilaian apakah pelacakan diperlukan
i. Bila pelacakan lebih lanjut diperlukan maka petugas segera melakukan
koordinasi :
1) Kumpulkan data tentang jenis vaksin yang diberikan dan dosis
vaksin
2) Kumpulkan data tentang sasaran yang mendapatkan imunisasi dari
vial yang sama
3) Kumpulkan data kejadian penyakit
4) Lumpulkan data penunjang diagnosa penyakit
5) Membuat kesimpulan hasil pelacakan
6) Lakukan penilaian pelayanan imunisasi
j. Petugas membuat saran perbaikan jika kasus dikarenakan kesalahan
prosedur
6. Diagram alir
Pastikan kebenaran Mengidentifikasi Pastikan waktu
KIPI faktor penyebab pemberian imunisasi
terjadinya KIPI
Evaluasi kembali
Dokumentasi
Meja 2
a. Petugas melakukan anamnesa untuk melihat kondisi kesehatan dan
mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid) dan pemeriksaan fisik
sederhana (suhu badan & tekanan darah)
b. Data skrining langsung di input ke Aplikasi Pcare vaksinasi oleh petugas
dan aplikasi akan mengeluarkan hasil
c. Jika vaksinasi ditunda, maka sasaran dirujuk ke Poli Umum untuk
pemeriksaan lebih lanjut. Sasaran sehat melanjutkan ke Meja 3.
Meja 3 (Vaksinator)
a. Petugas melakukan Penyuntikan vaksin Covid-19 sesuai prinsip
penyuntikan aman
b. Petugas menuliskan Nama, nama vaksin, nomor bacth vaksin di sebuah
memo
c. Selesai penyuntikan, petugas meminta dan mengarahkan sasaran untuk ke
Meja 4
Meja 4
a. Petugas menerima memo yang diberikan oleh petugas meja 3 dan
menginput ke dalam aplikasi Pcare atau secara manual
b. Petugas memberikan Kartu vaksinasi selesasi imunisasi kepada sasaran
c. Petugas mempersilahkan penerima vaksinasi untuk menunggu selama 30
menit di ruang observasi.
d. Jika selama observasi terjadi tanda-tanda KIPI, sasaran langsung dibawa
IGD untuk mendapat pelayanan segera
6. Diagram
alir Meja 1
Pendataan sasaran Vaksinasi
Covid -19
2. Tujuan Sebagai pedoman kerja petugas vaksinator dalam memberikan Imunisasi Covid-
19
3. Kebijakan
4. Referensi Juknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona
Virus disease (Covid-19) No.HK.02.02/4/1/ 2021
5. Prosedur 1. Vaccine Sinovac
2. ADS 0,5 ml
3. Alkohol Swab
4. Cool Pack
5. Vaccine Carier
6. Safety Box
6. Diagra
Persiapan alat dan bahan
m alir
1. Pengertian Reaksi hipersensitivitas dengan onset cepat, sistematik dan mengancam nyawa.
Jika reaksi tersebut hebat, dapat menimbulkan syok yang disebut syok anafilatik.
2. Tujuan Sebagai acuan petugas dalam penerapan langkah penanganan syok analfilatik
3. Kebijakan
4. Referensi Juknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona
Virus disease (Covid-19) No.HK.02.02/4/1/ 2021
5. Prosedur 1. Baringkan pasien dengan posisi kaki lebih tinggi
2. Nilai sirkulasi pasien, jalan nafas, pernapasan, status mental.
3. Panggil bantuan tim medis gawat darurat.
4. Segera injeksi epinefrin IM pada regio anterolateral paha. Dosis 0,01
mg/kg BB larutan 1 ; 1000 (1 mg/ml) maksimum 0,5 mg untuk dewasa
dan 0,3 mg untuk anak.
5. Catat waktu pemberian dosis dan ulangi 5-15 menit jika diperlukan.
6. Jika diperlukan, berikan oksigen aliran tinggi (6-8 liter/menit) dengan
sungkup
7. Pasang infus dan bila syok berikan NaCl 0, 9% 1-2 liter secara cepat pada
5-10 menit pertama.
8. Lakukan RJP dengan kompresi dada secar kontinu dan amankan
pernapasan
9. Monitor tekanan darah pasien, denyut dan fungsi jantung
10. Status pernapasan dan oksigenasi pasien sesering mungkin dalam interval
regular
6. Diagram
Baringkan
alir pasien
Injeksi Epinefrin
Oksigen
2. Tujuan Sebagai acuan untuk menjaga agar vaksin tetap dalam keadaan baik
3. Kebijakan
4. Referensi Juknis Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona
Virus disease (Covid-19) No.HK.02.02/4/1/ 2021
5. Prosedur a. Pemeriksaan harian
1. Lakukan pengecakan suhu dengan menggunakan thermometer atau alat
pemantauan suhu digital setiap pagi dan siang
2. Pemeriksaan apabila terjadi es dan periksa kekebalan bunga es apabila
bunga es deftosting
3. Lakukan pencatatan langsung setelah pengecekan suhu pada kartu,
pencatatan suhu setiap pagi dan siang
4. Hindari seringnya buka tutup pada lemari es
b. Pemeriksaan mingguan
1. Bersihkan bagian luar lemari es untuk menghindarkan karat (korosi)
2. Periksa steker jangan sampai kendor, bila endor kencangkan baut dengan
obeng
3. Perhatikan adanya tanda-tanda steker hangus dengan melihat perubahan
warna pada steker, jika itu terjadi diganti dengan steker yang baru
4. Sebelum membersihkan badan lemaries dicabut terlebih dahulu agar tidak
terjadi korslet
5. Bersihkan seluruh badan lemari es dengan menggunakan lap basah yang
lembut
6. Keringkan kembali badan lemari dengan lap kering
7. Colok kembali steker setelah selesai
6. Diagram -
alir
7. Hal- hal Suhu
yang perlu
diperhatika
n
8. Unit Poli Imunisasi
Terkait Posyandu
8.unit terkait -
6. Diagram alir -
7. Hal- hal yang 1. Laporan Bulanan
perlu diperhatikan
8. Unit Terkait a. Kepala Puskesmas
b. Dinas Kesehatan
9. Dokumen terkait 1. Dokumentasi
2. Buku register
10. Rekaman
Histori No Yang Diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
Diberlakukan
Perubahan