Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BACEM
Jln. Raya Gembongan No. 01 Kec. Ponggok Kab. Blitar
Email: puskbacem1@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


IMUNISASI BCG
I. PENDAHULUAN
Imunisasi BCG (Bacillus Calmete Guerin) adalah salah satu dari
berbagai jenis imunisasi yang terdapat dalam program pemerintah.
Vaksin BCG adalah vaksin berbentuk beku kering yang mengandung
mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan.
Merupakan imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya
penyakit TBC yang berat sebab terjadinya penyakit TBC yang primer
atau yang ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan imunisasi BCG,
pencegahan imunisasi BCG untuk TBC yang berat seperti TBC yang
selaput otak, TBC milier (pada seluruh lapangan paru) atau TBC tulang.
Imunisasi BCG ini merupakan vaksin yang mengandung kuman TBC
yang telah dilemahkan. Frekuensi pemberian imunisasi BCG adalah satu
kali dan waktu pemberian imunisasi BCG pada umur 0-11 bulan, akan
tetapi pada umumnya diberikan pada bayi umur 2 atau 3 bulan.
Sesuai visi, misi dan tata nilai UPT Puskesmas Bacem yaitu, Visi :
Menuju kecamatan Ponggok yang lebih sejahtera, maju dan berdaya saing.

Misi :
1. Mengembangkan dan meningkatkan upaya kesehatan
masyarakat
2. Mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaraan dan upaya
kesehatan perorangan
3. Meningkatkan kemitraan dan jejaring fasyankes
4. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan
pengelolaan managerial.
Serta tata nilai komunikatif, efektif, responsif, efisien (KEREN) yang
dianut oleh Puskesmas Bacem, sehingga Puskesmas bersama masyarakat
mampu menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang ada di wilayah

1
kerja Puskesmas Bacem.
II. LATAR BELAKANG
Program imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang
terbukti paling cost efective dan telah diselenggarakan di Indonesia sejak
tahun 1956. Dengan program ini, Indonesia dinyatakan bebas cacar sejak
tahun 1974, selain itu dengan telah diperluasnya program imunisasi
menjadi Program Pengembangan Imunisasi sejak tahun 1977, angka
kesakitan dan kematian akibat PD3I sudah dapat ditekan.
Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat
population immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi sehingga PD3I
dapat dibasmi, dieliminasi atau dikendalikan. Dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, upaya imunisasi dapat semakin efektif,
bermutu dan efisien. Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan di
masyarakat mempunyai program imunisasi, yang dilakukan untuk bayi 0 sd
11 bulan, batita, Catin dan ibu hamil serta anak sekolah dasar.
Tuberculosis masih merupakan penyakit yang sangat luas didapatkan
dinegeri yang sudah berkembang seperti Indonesia, baik pada anak maupun
orang dewasa yang juga dapat menjadi sumber infeksi. Di negara yang
sedang berkembang tidak tepat bila hanya mengharapkan perbaikan sosial
ekonomi penduduk untuk dapat menurunkan morbiditas dan mortilitas
tuberculosis. Perlu dilakukan pengontrolan atas penyakit ini, salahsatunya
dengan cara memberikan imunisasi BCG (Bacillus Calmete Guerin).
Bayi yang baru lahir tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit TBC,
untuk itulah sangat penting bagi para ibu agar memberikan imunisasi BCG
pada bayinya. Selain itu kuman TBC juga dapat menyerang berbagai organ
tubuh seperti paru-paru, tulang, kelenjar getah bening, sendi, ginjal dan
hati. Untuk itu pemberian imunisasi BCG secara dini sangatlah diperlukan.

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


a. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I)
b. Tujuan Khusus
Mencegah penyakit TBC.

2
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
a. Kepala puskesmas memberikan wewenang kepada petugas koordinator
imunisasi
b. Kepala puskesmas memberikan surat tugas kepada bidan pelaksana
imunisasi
c. Bidan melaksanakan imunisasi BCG di posyandu
d. Bidan melakukan imunisasi BCG sesuai dengan SPO
e. Petugas mencatat hasil imunisasi dalam buku KMS dan kohort bayi
f. Bidan melakukan observasi terjadinya KIPI sesuai dengan SPO
penanganan KIPI
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
a. Membuat rencana kegiatan Imunisasi
Koordinator imunisasi menyusun mikropkaning kegiatan Imunisasi,
dibahas bersama lintas program dan pelaksana dalam kegiatan
praminlok.
b. Koordinasi kegiatan Imunisasi dan Sosialisasi kegiatan Imunisasi
Berkoordinasi dengan lintas program, lembaga, dengan berdasarkan SE
pelaksanaan Imunisasi
c. Pelaksanaan kegiatan Imunisasi
 Menyiapkan logistik dan prasarana Imunisasi
1. SOP (SOP BCG, SOP Anafilaktik)
2. Media Penyuluhan.(left let,bener, buku KIA)
3. Register Imunisasi (Kohort)
4. Spuit 0,05 ml, Spuit 5 ml;
5. Vaksin;
6. Kapas swab;
7. Safety Box, Kresek sampah;
8. APD (handscoon, masker, face shield, apron, hand sanitizer)
9. Peralatan anafilaktik lengkap
d. Evaluasi
Masing masing pelaksana membuat Laporan Hasil Kegiatan setiap
selesai pelaksanaan
Monitoring PJ dengan menggunakan ceklis
Pelaksana mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan

3
e. Dokumentasi
Pelaksana membuat laporan kegiatan Imunisasi

VI. SASARAN
Kelompok sasaran : Bayi 0 – 11 Bulan

VII. PERAN TERKAIT


Uraian peran lintas program dalam pelaksanaan kegiatan melibatkan
1. Coldchain : Administrasi Logistik Vaksin
Uraian peran lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan melibatkan
1. Kader : Melakukan pendataan sasaran.
2. Camat : Menggerakkan Masyarakat untuk mendapatkan imunisasi.
3. Kades/kalur : Menggerakkan Masyarakat untuk mendapatkan
imunisasi.
4. Kader / PKK: Menggerakkan Masyarakat untuk mendapatkan
imunisasi.

VIII. PEMBIAYAAN
Anggaran biaya kegiatan Program Imunisasi berasal dari anggaran BOK
Tahun 2020

IX. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12

Screening
dan
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
pelaksanaan
imunisasi

X. PENCATATAN PELAPORAN MONITORING DAN EVALUASI


Pencatatan hasil kegiatan Imunisasi dicatat dalam buku kegiatan
setiap pemegang program, dan didokumentasikan untuk menjadi acuan
dalam perencanan program. Pelaporan hasil kegiatan Imunisasi dilakukan
oleh pelaksana kegiatan ,dilakukan setiap selesai melakukan kegiatan, dan
diserahkan pada koordinator program untuk dilakukan rekap, evaluasi dan
tindak lanjut. Monitoring dilakukan oleh PJ UKM, monitoring pelaksanaan
antar teman/koordinator program, dan hasil dilaporkan kepada kepala

4
puskesmas. Evaluasi kegiatan dilakukan setelah pelaksanaan program oleh
koordinator program dan dilaporkan kepada kepala puskesmas dan
dilaporkan Dinas Kesehatan untuk dijadikan acuan pelaksanaan program
berikutnya.

Bacem, Januari 2020


Mengetahui, Penanggung Jawab Program Imunisasi
Kepala UPT Puskesmas Bacem UPT Puskesmas Bacem

dr.Purna Widiatmaka Rika Purnama Dewi, Amd.Keb.,


NIP. 19690614 200212 1 008 NIP. 19811123 200901 2 004

Anda mungkin juga menyukai