Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BACEM
Jln. Raya Gembongan No. 01 Kec. Ponggok Kab. Blitar
Email: puskbacem1@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


IMUNISASI HEPATITIS B

I. PENDAHULUAN
Hepatitis B adalah salah satu penyakit menular berbahaya yang dapat
menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan termasuk masalah kesehatan
masyarakat di dunia termasuk Indonesia. Penyakit Hepatitis B juga merupakan
penyakit infeksi virus yang dapat menyerang hati dan selanjutnya akan
berkembang menjadi pengerasan hati maupun kanker hati hingga menyebabkan
kematian.
Penyakit Hepatitis B ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B (HBV) yang
menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati akut atau menahun (penyakit
hati kronis). Keadaan ini sangat berbahaya karena penderita merasa tidak sakit
tetapi terus-menerus menularkan HBV kepada orang lain sehingga dapat terjadi
wabah. Hepatitis B dan juga mengalami komplikasi penyakit yaitu pengerasan hati
yang disebut liver cirhosis dan juga dapat berkembang menjadi kanker hati yang
disebut dengan carcinoma hepatocelluler (Gunawan, 2009).
Sesuai dengan visi, misi dan tata nilai UPT Puskesmas Bacem yaitu, Visi :
Menuju kecamatan Ponggok yang lebih sejahtera, maju dan berdaya saing.
Misi :
1. Mengembangkan dan meningkatkan upaya kesehatan masyarakat
2. Mengembangkan dan meningkatkan penyelenggaraan dan upaya
kesehatan perorangan
3. Meningkatkan kemitraan dan jejaring fasyankes
4. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dan pengelolaan
managerial.
Serta tata nilai komunikatif, efektif, responsif, efisien (KEREN) yang dianut
oleh Puskesmas Bacem, sehingga Puskesmas bersama masyarakat mampu
menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas

1
Bacem.

II. LATAR BELAKANG


Program imunisasi merupakan upaya kesehatan masyarakat yang terbukti
paling cost efective dan telah diselenggarakan di Indonesia sejak tahun 1956. Dengan
program ini, Indonesia dinyatakan bebas cacar sejak tahun 1974, selain itu dengan
telah diperluasnya program imunisasi menjadi Program Pengembangan Imunisasi
sejak tahun 1977, angka kesakitan dan kematian akibat PD3I sudah dapat ditekan.
Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat population
immunity (kekebalan masyarakat) yang tinggi sehingga PD3I dapat dibasmi,
dieliminasi atau dikendalikan. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,
upaya imunisasi dapat semakin efektif, bermutu dan efisien. Puskesmas sebagai
ujung tombak pelayanan di masyarakat mempunyai program imunisasi, yang
dilakukan untuk bayi 0 sd 11 bulan, batita, Catin dan ibu hamil serta anak sekolah
dasar.Pada saat ini di dunia diperkirakan terdapat kira-kira 350 juta orang pengidap
(carier) HbsAg dan 220 juta (78 %) di antaranya terdapat di Asia termasuk
Indonesia. Berdasarkan pemeriksaan HbsAg pada kelompok donor darah di
Indonesia, prevalensi hepatitis B berkisar antara 2,50% - 36,17%. Selain itu di
Indonesia infeksi virus hepatitis B terjadi pada bayi dan anak, diperkirakan 25% -
45% pengidap adalah karena infeksi perinatal. Hal ini berarti bahwa Indonesia
termasuk daerah endemis penyakit hepatitis B sehingga termasuk negara yang
diimbau oleh WHO untuk melaksanakan upaya pencegahan imunisasi (Achmadi,
2006).
Berdasarkan data WHO (2008), penyakit Hepatitis B menjadi pembunuh
nomor 10 di dunia dan endemis di Cina dan bagian lain di Asia termasuk Indonesia.
Indonesia menjadi negara dengan penderita Hepatitis B terbanyak di dunia setelah
Cina dan India dengan jumlah penderita 13 juta orang. Penderita penyakit Hepatitis
B diperkirakan 1 dari 20 penduduk di Jakarta. Sebagian besar penduduk kawasan ini
terinfeksi virus Hepatitis B sejak usia anak-anak. Sejumlah negara di Asia 8-10%
populasi orang menderita Hepatitis B kronik (Sulaiman, 2010).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008, cakupan imunisasi
Hepatitis B (0-7 hari) di Indonesia sebesar 59,19%, pada Tahun 2009 cakupan
imunisasi Hepatitis B (0-7 hari) di Indonesia sebesar 48,30%. angka ini belum
maksimal dalam mendekati Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk Universal
Child Immunization (UCI) sebesar 100 % (Depkes RI, 2010). Mengingat jumlah

2
kasus dan akibat hepatitis B, maka diperlukan pencegahan sedini mungkin.
Pencegahan yang dilakukan meliputi pencegahan penularan penyakit hepatitis B
melalui health promotion dan pencegahan penyakit melalui pemberian vaksinasi.
Menurut WHO, pemberian vaksin Hepatitis B tidak akan menyembuhkan pembawa
kuman (carier) yang kronis, tetapi diyakini 95 % efektif mencegah berkembangnya
penyakit menjadi carier (Fazidah, 2007).

III. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


a. Tujuan Umum
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah
dengan imunisasi (PD3I)
b. Tujuan Khusus
Mencegah penyakit Hepatitis B

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

BULAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

IMUNISASI √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Membuat rencana kegiatan Imunisasi
Koordinator imunisasi menyusun mikropkaning kegiatan Imunisasi, dibahas
bersama lintas program dan pelaksana dalam kegiatan praminlok.
b. Koordinasi kegiatan Imunisasi dan Sosialisasi kegiatan Imunisasi
Berkoordinasi dengan lintas program, lembaga, dengan berdasarkan SE
pelaksanaan Imunisasi
c. Pelaksanaan kegiatan Imunisasi
 Menyiapkan logistik dan prasarana Imunisasi
1. SOP (SOP BCG, SOP Anafilaktik)
2. Media Penyuluhan.(left let,bener, buku KIA)
3. Register Imunisasi (Kohort)
4. Vaksin;
5. Kapas swab;
6. Safety Box, Kresek sampah;
7. APD (handscoon, masker, face shield, apron, hand sanitizer)
8. Peralatan anafilaktik lengkap
3
d. Evaluasi
Masing masing pelaksana membuat Laporan Hasil Kegiatan setiap selesai
pelaksanaan
Monitoring PJ dengan menggunakan ceklis
Pelaksana mendokumentasikan pelaksanaan kegiatan
e. Dokumentasi
Pelaksana membuat laporan kegiatan Imunisasi

VI. SASARAN
Sasaran dari imunisasi Hepatitis B ini adalah bayi yang berusia 0 – 7 hari

VII. PERAN TERKAIT


Uraian peran lintas program dalam pelaksanaan kegiatan melibatkan
1. Coldchain : Administrasi Logistik Vaksin
Uraian peran lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan melibatkan
1. Camat : Menggerakkan Masyarakat untuk mendapatkan imunisasi.
2. Kades/kalur : Menggerakkan Masyarakat untuk mendapatkan imunisasi.
3. Kader / PKK : Menggerakkan Masyarakat untuk mendapatkan imunisasi.

VIII. PEMBIAYAAN
Anggaran biaya kegiatan Program Imunisasi berasal dari anggaran BOK Tahun
2020

IX. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Maksimal 0-7 hari jam pasca kelahiran

X. PENCATATAN PELAPORAN MONITORING DAN EVALUASI


Pencatatan hasil kegiatan Imunisasi dicatat dalam buku kegiatan setiap
pemegang program, dan didokumentasikan untuk menjadi acuan dalam perencanan
program. Pelaporan hasil kegiatan Imunisasi dilakukan oleh pelaksana
kegiatan,dilakukan setiap selesai melakukan kegiatan, dan diserahkan pada
koordinator program untuk dilakukan rekap, evaluasi dan tindak lanjut. Monitoring
dilakukan oleh PJ UKM, monitoring pelaksanaan antar teman/koordinator program,
dan hasil dilaporkan kepada kepala puskesmas. Evaluasi kegiatan dilakukan setelah

4
pelaksanaan program oleh koordinator program dan dilaporkan kepada kepala
puskesmas dan dilaporkan Dinas Kesehatan untuk dijadikan acuan pelaksanaan
program berikutnya.

Bacem, Januari 2020

Mengetahui : Penanggungjawab Program Imunisasi


Kepala UPT Puskesmas Bacem UPT Puskesmas Bacem

dr.Purna Widiatmaka Rika Purnama Dewi, Amd.Keb.,


NIP. 19690614 200212 1 008 NIP. 19811123 200901 2 004

Anda mungkin juga menyukai