Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS WLINGI
JL.P.Sudirman No. 106 Wlingi Telp. ( 0342 ) 691144
Email : puskesmas_wlg@yahoo.com Kode Pos 66184

KERANGKA ACUAN KEGIATAN


IMUNISASI HEPATITIS B

A. PENDAHULUAN
Hepatitis B adalah salah satu penyakit menular berbahaya
yang dapat menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB) dan
termasuk masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk
Indonesia. Penyakit Hepatitis B juga merupakan penyakit infeksi
virus yang dapat menyerang hati dan selanjutnya akan
berkembang menjadi pengerasan hati maupun kanker hati
hingga menyebabkan kematian.
Penyakit Hepatitis B ini disebabkan oleh Virus Hepatitis B
(HBV) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan hati
akut atau menahun (penyakit hati kronis). Keadaan ini sangat
berbahaya karena penderita merasa tidak sakit tetapi terus-
menerus menularkan HBV kepada orang lain sehingga dapat
terjadi wabah. Hepatitis B dan juga mengalami komplikasi
penyakit yaitu pengerasan hati yang disebut liver cirhosis dan
juga dapat berkembang menjadi kanker hati yang disebut dengan
carcinoma hepatocelluler (Gunawan, 2009).
Sesuai dengan Visi UPT Puskesmas Wlingi Menuju Kabupaten
Blitar lebih sejahtera, maju dan berdaya saing. dan Misi
Puskesmas yaitu Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia
(SDM) melalui pelayanan kesehatan dan kemudahan akses yang
memadai, Mendorong kemandirian masyarakat Wlingi untuk

1
hidup sehat , Menggerakkan pembangunan berwawasan
kesehatan, Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu,
keluarga dan masayrakat serta lingkungan
Dengan adanya tata nilai puskesmas yaitu Wujudkan mutu
pelayanan, Loyal, Ikhlas, Niatkan ibadah, Guyub rukun, Inisiatif
dan inovatif
Petugas bisa bekerja dengan lebih baik, demi terwujudnya
peningkatan tatalaksana Imunisasi HEPATITIS B di UPT
Puskesmas Wlingi.
B. LATAR BELAKANG
Pada saat ini di dunia diperkirakan terdapat kira-kira 350
juta orang pengidap (carier) HbsAg dan 220 juta (78 %) di
antaranya terdapat di Asia termasuk Indonesia. Berdasarkan
pemeriksaan HbsAg pada kelompok donor darah di Indonesia,
prevalensi hepatitis B berkisar antara 2,50% - 36,17%. Selain itu
di Indonesia infeksi virus hepatitis B terjadi pada bayi dan anak,
diperkirakan 25% - 45% pengidap adalah karena infeksi perinatal.
Hal ini berarti bahwa Indonesia termasuk daerah endemis
penyakit hepatitis B sehingga termasuk negara yang diimbau oleh
WHO untuk melaksanakan upaya pencegahan imunisasi
(Achmadi, 2006).
Berdasarkan data WHO (2008), penyakit Hepatitis B
menjadi pembunuh nomor 10 di dunia dan endemis di Cina dan
bagian lain di Asia termasuk Indonesia. Indonesia menjadi negara
dengan penderita Hepatitis B terbanyak di dunia setelah Cina dan
India dengan jumlah penderita 13 juta orang. Penderita penyakit
Hepatitis B diperkirakan 1 dari 20 penduduk di Jakarta. Sebagian
besar penduduk kawasan ini terinfeksi virus Hepatitis B sejak usia
anak-anak. Sejumlah negara di Asia 8-10% populasi orang
menderita Hepatitis B kronik (Sulaiman, 2010).
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2008,

2
cakupan imunisasi Hepatitis B (0-7 hari) di Indonesia sebesar
59,19%, pada Tahun 2009 cakupan imunisasi Hepatitis B (0-7
hari) di Indonesia sebesar 48,30%. angka ini belum maksimal
dalam mendekati Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk
Universal Child Immunization (UCI) sebesar 100 % (Depkes RI,
2010). Mengingat jumlah kasus dan akibat hepatitis B, maka
diperlukan pencegahan sedini mungkin. Pencegahan yang
dilakukan meliputi pencegahan penularan penyakit hepatitis B
melalui health promotion dan pencegahan penyakit melalui
pemberian vaksinasi. Menurut WHO, pemberian vaksin Hepatitis
B tidak akan menyembuhkan pembawa kuman (carier) yang
kronis, tetapi diyakini 95 % efektif mencegah berkembangnya
penyakit menjadi carier (Fazidah, 2007).
C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS
1. TUJUAN UMUM
Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi pada anak sekolah.
2. TUJUAN KHUSUS
Mencegah penyakit Hepatitis B
D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Dilaksanakan bulan September sampai dengan November pada
tahun berjalan.
E. METODE / CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
1. Kepala puskesmas memberikan wewenang kepada
petugas koordinator imunisasi
2. Bidan melaksanakan imunisasi Hepatitis B
3. Kepala puskesmas memberikan surat tugas kepada bidan
pelaksana imunisasi
4. Bidan melakukan imunisasi Hepatitis B sesuai dengan
SPO

3
5. Petugas mencatat hasil imunisasi dalam buku KMS dan
kohort bayi
6. Bidan melakukan observasi terjadinya KIPI sesuai dengan
SPO penanganan KIPI
PEMBIYAAN
1. Pelaksanaan kegiatan tatalaksana Imunisasi Hepatitis
B dibiayai oleh dana APBD.
2. Uraian peran lintas program dalam pelaksanaan
kegiatan melibatkan
3. Farmasi : Administrasi Logistik Vaksin
4. Uraian peran lintas sektor dalam pelaksanaan kegiatan
melibatkan kader : melakukan pendataan sasaran.
5. Camat : Menggerakkan Masyarakat untuk
mendapatkan imunisasi.
6. Kades/kalur : Menggerakkan Masyarakat untuk
mendapatkan imunisasi.
7. Kader / PKK / Fatayat / Aisyah : Menggerakkan
Masyarakat untuk mendapatkan imunisasi.
F. SASARAN
Sasaran dari imunisasi Hepatitis B ini adalah bayi yang berusia 0
– 7 hari
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Maksimal 24 jam pasca persalinan
H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Evaluasi terhadap kegiatan imunisasi dilakukan setiap bulan oleh
bidan penanggung jawab wilayah dengan software selanjutnya
dilaporkan ke Puskesmas dan Dinas Kesehatan
I. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
Evaluasi terhadap kegiatan imunisasi dilakukan setiap bulan oleh
bidan penanggung jawab dengan software selanjutnya dilaporkan
ke puskesmas dan dinas kesehatan.

4
Demikian Kerangka Acuan Kegiatan penatalaksanaan imunisasi
HEPATITIS B sebagai acuan dalam melakukan kegiatan tersebut
pada tahun 2017.
Wlingi, 25 Januari 2017
Mengetahui Penanggung Jawab Program Imunisasi
Kepala UPT Puskesmas Wlingi UPT Puskesmas Wlingi

drg. HANIK TRIANA SRI HARINI,Amd.Keb


NIP.19800330 200901 2 005 NIP. 19771802 200801 2 12

Anda mungkin juga menyukai