Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PELAYANAN IMUNISASI BIAS (BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH)


PUSKESMAS BUTANG BARU TAHUN 2024

Kementerian Negara / Lembaga : Kementerian Kesehatan RI


Unit Organisasi/Satuan Kerja : UPTD Puskemas Butang Baru/Dinas Kesehatan
Kabupaten Sarolangun
Program : Pelayanan Imunisasi
Sasaran Program : Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan
atau meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif
terhadap suatu penyakit, sehingga bila suatu saat
terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit
atau hanya mengalami sakit ringan
Indikator Kinerja Program : 1. Persentase imunisasi dasar lengkap (IDL)
2. Persentase UCI Desa
3. Persentase imunisasi lanjutan baduta (18 sampai
24 bln)
4. Presentase BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
5. Presentasi pemantauan KIPI
Kegiatan : Pelayanan imunisasi (imunisasi rutin,antigen
baru,BIAS, sweeping, Dofu,catc up,Ori,Blf,dll)
Sasaran Kegiatan : Anak sd kelas 1,2 dan 5
Indikator Kinerja Kegiatan : Presentase pelayanan BIAS (Bulan Imunisasi Anak
Sekolah)
Klasifikasi Rincian Output : Terlaksananya pelayanan imunisasi dasar,imunisasi
lanjutan,sweeping imunisasi,serta pemantauan KIPI,
pendokumentasian, pencatatan
Indikator KRO : BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)
Rincian Output : Pelayanan,pendokumentasian,dan pelaporan
Indikator RO : Pelayanana imunisasi bias kelas 1, 2 dan 5
Volume RO : 1031 siswa/i SD
Satuan RO : Orang
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan.
b. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara.
c. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang pentingnya imunisasi dan
menjadi kewajiban pemerintah untuk memberikannya kepada masyarakat dalam
hal ini anak-anak yang merupakan generasi masa muda.
d. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 42 Tahun 2013 tentang
penyelenggaraan imunisasi.
e. UU Pasal 132 ayat 3 tentang Imunisasi merupakan Hak Setiap Anak dan
mendapat perlindungan hukum
f. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 430/ Menkes/SK/IV/2007 tentang Pedoman
Pengendalian Penyakit Kanker;.

2. Gambaran Umum Kegiatan


Upaya pembinaan anak usia sekolah dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia
dalam bidang kesehatan salah satunya yaitu melalui Usaha Kesehatan Anak Sekolah
(UKS). Sebagai bagian dari UKS, pada 14 November tahun 1997 Kementerian Kesehatan,
Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah
mencanangkan pelaksanaan imunisasi bagi anak sekolah dasar atau sederajat.. Pelaksanaan BIAS
dari tahun 1997 sampai pada saat ini mengalami perubahan, pada saat ini BIAS untuk kelas 1
mendapatkan imunisasi Campak dan DT, kelas 2 mendapatkan imunisasi Td Tetanus eonatorum
Difteri,kelas 5 terkhusus siswi/perempuan mendapatkan imunisasi HPV dan Campak
masih merupakan masalah kesehatan diIndonesia, sebagaimana data tahun 2006
menunjukkan bahwa proporsi penyebab kematian bayi di Indonesia adalah 2 8% karena tetanus
neonatorum, 30.000 anak setiap tahunnya meninggal karena Campak serta 1401 kasus difteri
tahun 2008-2011. Attack rate tetanus neonatorum pada bayi dari ibu yang tidak mendapatkan
imunisasi tetanus sebesar 20 per 1000 kelahiran hidup dan case fatality rate antara 30% sampai
90%. Kekebalan terhadap penyakit ini hanya diperoleh melalui imunisasi tetanus minimal dua dosis.
Perlindungan jangka panjang diperoleh jika mendapatkan imunisasi tetanus sebanyak 5 dosis (status
T5). Untuk mempercepat eliminasi tetanus neonatorum kurang dari 1/1000 kelahiran hidup di
tingkat Kabupaten/Kota dalam 1 tahun sesuai ketentuan WHO, diperlukan upaya pencapaian status
T5 bagi semua WUS. Pemberian imunisasi DT dan Td pada anak sekolah dasar atau sederajat
merupakan rangkaian upaya mencapai status T5 bagi setiap individu.
Campak adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang sangat infeksius. Tanpa
imunisasi, penyakit ini akan menyerang hampir setiap anak. Komplikasi campak seperti radang paru
(pneumonia), diare, radang telinga (otitis media), dan radang otak (ensefalitis) terutama
pada anak dengan gizi buruk dapat menimbulkan cacat dan kematian. Indonesia merupakan salah
satu negara berpenduduk terbesar di dunia dengan cakupan imunisasi yang masih di bawah 80%,
sehingga Indonesia menjadi negara yang sangat rawan terhadap penyakitcampak, seperti yang
ditunjukkan oleh data tahun 2006 bahwa angka kesakitan campak 1 juta pertahun
dengan 30.000 kematian.
Penyakit kanker serviks telah menjadi beban bagi kesehatan masyarakat di
Indonesia. Sebanyak 95% kanker serviks disebabkan infeksi HPV (human papilloma
virus). Tingkat kematian, angka kejadian munculnya kasus baru (insidensi), dan total
keseluruhan kasus (prevalensi) selama lima tahun terakhir merupakan yang tertinggi
dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia Tenggara. Indonesia juga memiliki
insidens dan kematian tertinggi di antara negara-negara di Asia Tenggara. Infeksi virus
HPV ini dapat dicegah dengan imunisasi HPV.
WHO telah menargetkan eliminasi kanker leher rahim pada tahun 2030.
Indonesia sepakat untuk mengikuti target eliminasi tersebut dan sebagai langkah
konkritnya telah dilakukan upaya program demonstrasi imunisasi HPV yang diperluas
secara bertahap
Pelaksanaan kegiatan BIAS ini dilakukan secara aman melalui prosedur safe injection yang
benar. Kegiatan ini dilaksanakan dengan motto SEHAT dan Tata Nilai CERDAS (
Cermat, Empati, Responsif, Dinamis, Aman, Sopan) agar dapat memberikan pelayanan
dengan baik.

B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Memberikan perlindungan jangka panjang bagi anak terhadap penyakit
Campak, Difteri,dan Tetanus termasuk tetanus neonatorum dan HPV.

b. Tujuan Khusus
 Menyukseskan Program Pemerintah terkait pelayanan imunisasi
 Memberikan perlindungan terhadap penyakit campak seumur hidup
 Memberikan perlindungan terhadap penyakit difteri selama 10 tahun
 Memberikan perlindungan terhadap penyakit tetanus selama 25 tahun
 Memberikan perlindungan anak sebelum lulus sd terhadap penyakit kanker seviks

C. PENERIMA MANFAAT
Penerima Manfaat dari Kegiatan ini adalah Masyarakat/Anak usia sekolah,
Puskesmas, dan Pemerintah Kabupaten Sarolangun.

1. STRATEGI PENCAPAIAN
a. Metode Pelaksanaan
Metode Pelaksanaan Kegiatan ini dilakukan mulai dari Pengajuan Usulan sampai
pelaksanaan kegiatan, dilanjutkan dengan laporan hasil kegiatan.

b. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan


 Pendataan Sasaran Imunisasi
 Sosialisasi tentang Program Imunisasi
 Pelayanan Imunisasi
 Monitoring
 Pencatatan dan Pelaporan

c. Pelaksana Kegiatan
Pelaksana kegiatan yaitu, pemegang program imunisasi, Bidan/ Bidan desa.

d. Penanggung jawab Kegiatan


 Kepala Puskesmas Butang Baru,
 penanggung jawab program imunisasi puskesmas butang baru.
 Peran Lintas Sektor yang melibatkan :Kepala Sekolah : Sebagai informa tentang
data siswa dan sebagai penanggung jawab sekolah, wali murid dan masyarakat.

D. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Tempat Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini akan dilaksanakan di 14 SD di wilayah kerja Puskesmas Butang Baru
b. Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan dilaksanakan pada bulan Agustus dan November 2024
E. Biaya Penyelenggaraan
Biaya bersumber dari Dana Alokasi Khusus Non Fisik Tahun 2024.

Kepala UPT Puskesmas Butang baru

Sarodin, SKM
NIP. 19680703 199103 1 004

Anda mungkin juga menyukai