Nomor : 440/018/SK/PKMBR/2022
Tanggal : 10 Januari 2022
PELAYANAN PROGRAM IMUNISASI
No. Dokumen : 001/PM-07/PKMBR/2022
No. Revisi : 02
Tanggal : 10 Januari 2022
PEDOMAN Jml Hal : 09
BAB I
DEFINISI
A. Latar Belakang
Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam bidang
kesehatan adalah upaya pembinaan anak usia sekolah melalui Usaha Kesehatan
Sekolah ( UKS ). UKS adalah segala usaha yang dilakukan dalam meningkatkan
kesehatan peserta didik pada setiap jalur, jenis dan jenjang pendidikan mulai dari
tingkat TK/RA sampai SMA/SMK/MA. UKS dilaksanakan untuk meningktkan mutu
pendidikan dan prestasi belajar anak sekolah melalui prilaku hidup bersih dan
sehat, menciptakan lingkungan sehat serta meningkatkan derajat kesehatan anak
sekolah. Hal ini memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis
dan optimal dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.
Sebagai bagian dari UKS, pada tahun 1997 telah dicanangkan pelaksanaan
pemberian imunisasi lanjutan bagi anak usia sekolah dasar yang disebut sebagai
Bulan Imunisasi Anak Nasional atau BIAN. Sasaran BIAN adalah siswa siswi kelas
Bayi baru lahir akan mendapat kekebalan alami terhadap cmpak dari ibunya
( maternal antibodi ) yang bertahan antara 6-9 bulan. Untuk itu pada usia 9 bulan
anak harus mendapat imunisasi campak dosis pertama untuk melindungi anak dari
virus campak. Namun demikian diantara anak yang telah mendapat imunisasi
campak pada usia 9 bulaan masih akan ada 10% - 15% yang tidak terbentuk
kekebalannya. Oleh karena itu diperlukan imunisasi lanjutan untuk melengkapi
perlindungan bagi anak yang memiliki perlindungan terhadap campak baik anak
yang telah diimunisasi namun belum terbentuk kekebalan maupun anak yang
belum mendapatkan imunisasi campak dosis pertama melalui kegiatan imunisasi
lanjutan pada usia 18 bulan dan BIAN.
Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan
dewasa muda yang rentan. Akan tetapi yang menjadi perhatian adalah efek
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyelenggaraan Bulan Imunisasi Anak Nasional
( BIAN ) diwilayah kerja Puskesmas Basuki Rahmat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kekebalan anak usia sekolah terhadap penyakit campak,
rubella, tetanus dan difteri, polio.
b. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit campak,
rubella, tetanus dan difteri, polio.
RUANG LINGKUP
A. Lingkup Kegiatan
B. Strategi
Strategi pelaksanaan imunisasi pada kegiatan BIAN adalah sebagai berikut :
a. Melakukan pemetaan wilayah.
b. Meningkatkan kompetensi petugas kesehatan.
c. Melakukan pemenuhan logistik imunisasi untuk pelaksanaan BIAN.
d. Meningkatkan koordinasi dengan lintas program dan lintas sektor terkait
dalam pencapaian target imunisasi pada pelaksanaan BIAN.
e. Menguatkan jejaring kerja dan kemitraan antara pemerintah dan swasta
dengan melibatkan masyarakat.
f. Mensosialisasikan dan mengadvokasi para pengambil kebijakan dan
pemangku kepentingan terkait.
g. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala.
E. Langkah Kegiatan
Sebelum kegiatan BIAN dilaksanakan, diperlukan langkah-langkah persiapan
sebagai berikut :
1. Advokasi
Advokasi dilakukan kepada pengambil kebijakan untuk memperoleh
dukungan dalam penyelenggaraan BIAN. Dukungan dapat berupa
penetapan kebijakan dan ketersediaan anggaran baik untuk biaya
operasional maupun penyediaan sarana pendukung lainnya ( vaccine
carrier, coolpack, peralatan anafilaktik syok, formulir
pencatatan/pelaporan, dll ).
2. Sosialisasi
1. Pengorganisasian
Kegiatan BIAN merupakan salah satu dari kegiatan pelayanan kesehatan
yang termasuk dalam Trias Program UKS/M yaitu penyelenggaraan pelayanan
kesehatan yang melibatkan Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan
Nasional, Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri.
2. Penyiapan vaksin dan logistik lainnya
Untuk menjaga vaksin agar tetap poten, vaksin yang belum dipakai harus
disimpan dalam Vaccine Refrigerator ( lemari es khusus vaksin ) denagn suhu
antara 2 s.d 8°C. Penyimpanan vaksin MR dalam vaccine refrigerator dapat
diletakkan dekat evaporator, sedangkan penyimpanan vaksin DT dan Td di
dalam vaccine refrigerator harus jauh dari evaporator. Untuk membawa vaksin
dan pelarut harus menggunakan vaccine carrier yang sesuai standar berisi
coolpack. Pada kegiatan BIAN MR, sehari sebelum pelaksanaan penyuntikan
pelarut MR harus disimpan pada suhu antara 2 s.d 8°C, hal ini bertujuan untuk
menyamakan suhu pelarut dan vaksin sehingga tidak terjadi shok thermal pada
vaksin.
3. Penyuluhan
Penyuluhan dilakukan sebelum dan sesudah pelayanan imunisasi kepada
guru, orang tua dan sasaran. Penyuluhan sebelum pelayanan imunisasi
dilakukan minimal satu minggu sebelum jadwal pelaksanaan, dengan materi
alasan pemberian imunisasi, manfaat, dampak serta jadwal imunisasi.
Sedangkan penyuluhan yang diberikan setelah pelayanan imunisasi bertjuan
untuk meningkatkan kembali tentang reaksi simpang yang mungkin terjadi dan
tindakan yang harus dilakukan.
4. Skrining kesehatan
Skrining kesehatan dilakukan maksimal satu minggu sebelum
pelaksanaan imunisasi, anak diberikan format skrining status kesehatan agar
diisi oelh orang tua. Format skrining yang telah diisi wajib dibawa pada saat
pelaksanaan imunisasi. Skrining tersebut bertujuan agar petugas keshatan
Indikator jangkauan :
= jumlah anak usia kelas 1 yang mendapat 1 dosis DT
X 100%
Jumlah sasaran anak usia kelas 1
Indikator perlindungan :
Catatan :
D. Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk mengetahui hasil maupun proses kegiatan bila
dibandingkan dengan target atau capaian yang diharapkan. Evaluasi yang
dapat dilakukan untuk menilai capaian program yaitu :
Evaluasi cakupan imunisasi BIAS campak rubella baik pencatatan
maupun pelaporan.
Evaluasi cakupan imunisasi DT dan Td campak rubella baik pencatatan
maupun pelaporan.
Evaluasi logistik dengan menilai indeks pemakaian vaksin.
Ya Tidak
Tanggal............................
Orangtua/wali
.........................................