Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

IMUNISASI PADA ANAK SEKOLAH

DI SUSUN OLEH:

1. RANI PRATIWI
2. NUR HALIMAH
3. MASRIFAH

DOSEN PEMBIMBING:
IBU MUSDALINA SST, M.Kes

AKADEMI KEBIDANAN LANGKAT


T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat allah SWT atas segala rahmat serta kasih sayng
dan karunia-Nya yang telah di berikan kepada seluruh cipta-Nya selawat dan salam semoga
dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW.

Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan allah SAW, kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ‘BAYI BARU LAHIR BERMASALAH’.

Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalahsebagai salah satu tugas mata kuliah
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA. Kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi yang membacannya amin.

Kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa makalah kami banyak kekurangan dan
jauh dari kata kesempurnaan.oleh karena itu,kami mengharapkan keritikan dan saran yang
ditunjukan sebagai pembangun.

PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa krisis perkembangan seseorang.
Dikatakan masa krisis karna pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan
dilatakan masa keemasan karna masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat
diulang kembali. Masa bayi terbagi menjadi dua priode yaitu masa neonatal dan masa
post neonatal. Masa neonatal dimulai dari 0-28 hari, sedangkan masa post neonatal
dimulai dari 29 hari sampai 11 bulan.
Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dari drajat
kesehatan masyarakat dan keberhasilan pelayanan kesehatan suatu Negara. Berdasarkan
survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKB yaitu sebesar 32 per
1000 kelahiran hidup. AKB di Indonesia mengalami penurunan menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup (SDKI) tahun 2017. Menurut kemenkes RI tahun 2019, AKB disebabkan
oleh beberapa sepsis (12,5%), tetanus (3,5%) dan sisanya sekitar 0, 36% dengan
penyebab lain. Pemerintah melalui kementrian kesehatan telah melakukan berbagai usaha
sehingga pada tahun 2024 penurunan AKB menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya
peningkatan angka kematian bayi yaitu dengan meningkatkan gerakan saying ibu dan
bayi (GSI-B) seperti yang dilakukan dirumah sakit melalui program menyelenggarakan
persalinan yang bersih dan pencegahan infeksi, mengkohrt bayi yang sakit, melaksanakan
perawatan metode kangguru (PMK) pada bayi berat rendah untuk mencegah bayi lama
dirawat dirumah sakit.
A. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui apa saja permasalahan pada bayi baru lahir
2. Untuk mengetahui apa factor dan penyebab permasalahan pada bayi bau lahir
3. Untuk mengetahui cara pencegahan masalah yang terjadi pada bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui kapan dilaksanakan imunisasi pada anak sekolah
B. Tujuan
1. Mengetahui apa saja permasalahan pada bayi baru lahir
2. Mengetahui apa factor dan penyebab permasalahan pada bayi bau lahir
3. Mengetahui cara pencegahan masalah yang terjadi pada bayi baru lahir
4. Mengetahui kapan dilaksanakan imunisasi pada anak sekolah
C. Manfaat
Dengan di buatnya makalah ini semoga dapat menambah wawasan bagi
pembacanya dan menjadi pembelajaran bagi pembaca dan penulis
BAB II
PEMBAHASAN

A. Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian vaksin (virus yang dilemahkan) kedalam tubuh
seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Diberikan mulai dari
bayi baru lahir dampai awal masa kanak-kanak. Imunisasi yang diproleh waktu bayi
belum cukup untuk melindungi iri dari aneka penyakit maka imunisasi ulang perlu
diberikan kembali sampai usia anak sekolah.
Bulan imunisasi anak sekolah(BIAS) adalah program kesehatan secara nasional
meliputi pemberian imunisasi pada anak sekolah tingkat dasar dilakukan satu kali dalam
setahun. Adapun imunisasi yang diberikan kepada anak usia sekolah adalah imunisasi
campak rubella, difteri, tetanus dan hpv. Program imunisasi anak sekolah ini dinamakan
(BIAS) yang ditujukan peserta didik jenjang SD/MI/sederajat.
BIAS adalah salah satu bentuk kegiatan oprasional dari imunisasi lanjutan pada
anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu disetiap tahunnya dengan sasaran
seluruh anak-anak usia sekolah dasar(SD) atau sederjst(MI/SDLB), KELAS 1,2, dan 5
diseluruh Indonesia. Imunisasi lanjutan sendiri adalah imunisasi ulangan yang ditujukan
untuk mempertahankan tingkat kekebalan tubuh. Iminisasi yang diberikan berupa vaksin
difteri, tetanus,dan vaksin campak rubella.
Pemerintah menyelenggarakan imunisasi BIAS karena merasa imunisasi wakyu
bayi belum cukup untuk melindungi penyakit PD3I( penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisi) bagi usia anak sekolah. Hal ini didasarkan karna adanya penurunan imunisasi
ketika bayi.
Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan bagi masyarakat melalui
pembangunan kesehatan dengan perencanaan terpdu. pemberian vaksin melalui program
imunisasi merupakan sak\lah satu strategi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka
mrwujudkan Indonesia sehat. Upaya ini merupakan uoaya kesehatan yang terbukti paling
cost effective. Mulai dari tahun 1977, upaya imunisasi dikembangkan menjadi program
pengembangan imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), yaitu tuberculosis, disteri, campak, polio,
tetanus, dan hepatitis B.

B. Mengapa harus dilakukan BIAS


Imunisasi yang telah diproleh pada waktu bayi belum cukup melindungi terhadap
penyakit sampai usia anak sekolah. Disebabkan karna sejak anak mulai memasuki
sekolah dasar terjadi penurunan terhadap tingkat kekebalan yang diperoleh saat imunisasi
ketika bayi.
C. Dampak jika tidak imunisasi
Dampak jika bayi tidak imunisasi bisa terjadi dikemudian hari. Lebih mudah
terserang bebagai penyakit berbahaya. Anak juga lebih rentan terkena masalah kesehatan
lain akibat malnutrisi. Anak yang bersetatus gizi butuk memiliki resiko mudah terserang
infeksi akibat penurunan daya tahan tubuh.
Berikut dampak bayi tidak imunisasi:
1. Penykit TBC
Dampak bayi tidak imunisasi adalah rentan terkena TBC . unyuk mencegah terjadinya
TBC, bayi sebaiknya diberikan imunisasi Bacillus Calmette Guerin (BCG). Vaksin BCG
dapat diberikan sejak lahir, yang bertujuan untuk memberikan kekebalan terhadap tubuh.
Dan untuk pemberian vaksin BCG pada bayi diatas usia 3 bulan, terlebih dahulu lakukan
uji tubekulin, dan BCG dapat diberikan kepada bayi apabila hasil dari tubekulin negative.
Vaksin TBC ini biasanya diberikan berbarengan dengan iminisasi polio 1.
2. Hepatitis B
Dampak berikutnya adalah meningkatkan resiko terjadinya infeksi hepatitis. Hepatitis
B menjadi salah satu penyakit yang dapat mengkilangkan nyawan pada anak akibat
infeksi virus pada hati. Hevatitis B diberikan dalam rangkaian 3 dosis yaitu:
 Dosis pertama diberikan dalam waktu 24 jam setelah lahir.
 Dosis kedua diberikan 1-2 bulan setelah dosis pertama.
 Dosis ketiga diberikan antara usia 6 bulan dan 18 bulan.
3. Tetanus
Tetanus merupakan penyakit infeksi akun dan sering kali fatal aibat infeksi
bakteri clostridium tetani yang memproduksi toksin (racun). Racun inilah kemudian
akan menyebar kedalam tubuh dan mengganggu saraf, sehingga otot menjadi kaku.
Adapun vaksin yang dapat melindungi anak dari tetanus, yaitu DTaP(Difteri
Tetanus aselular pertussis) dan Tdap(Tetanus difteri dab aselular pertusis). Vaksin ini
dapat melindungki tubuh terhadap penyakit difteri dan batuk rejan. Namun imunisasi
ini tidak melindungi seumur hidup, anak membutuhkan booster dikemudian hari
untuk menjaga perlindungan
4. Radang selaput otak
Selanjutnya dalah meningkatan resiko terkena radang selaput otak. Radang selaput
otak yang biasa dikenal dengan meningitis. Vaksin menginitis B adalah vaksin yang
menawarkan perlindungan terhadap bakteri meningokokus grub B. vaksin ini
direkomendasikan untuk usia 8 minggu, diikuti dengan dosis kedua pada usia 16 minggu
dan boster pada 1 tahun.
5. Polio
Polio adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus yang sangat mudah menular
dan menyerang system saraf, khususnya pada bayi yang belum melakukan vaksinasi.
Penykit ini menyebabkan kelumpuhan karna virus yang menyerang system saraf pusat.
Iminisasi polio diberikan dalam 4 dosis yaitu:
 Saat anak berusia 2 bulan
 Saat usia 4 bulan
 Saat usia 6-18 bulan
 Saat usia 4-6 tahun.
Selain itu disarankan untuk melakukan imunisasi ketika ingin berpergian kenegara
yang beresiko tinggi menularkan infeksi. Aturan yang sama juga pada orang dewasa.
6. Cacar air
Dampak jika bayi tidak imunisasi adalah rentan terkena cacar air. Penyakit ini
ditandai dengan ruam gatal dibagian tubuh manapun, termasuk didalam mulut dan
disekitar alat kelamin. Seiring berjalannya waktu, ruam gatal menyebar ke area tubuh.
Imuniasi cacar air untuk anak dilakukan dalam dua dosis yaitu:
 Dosis pertama pada usia 12-15 bulan
 Dosis kedua pada usia 4-6 tahun
Dan direkomendasi juga untuk remaaja dan orang tua jika belum pernah terinfeksi
dan divaksinasi.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dari drajat
kesehatan masyarakat dan keberhasilan pelayanan kesehatan suatu Negara. Berdasarkan
survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKB yaitu sebesar 32 per
1000 kelahiran hidup. AKB di Indonesia mengalami penurunan menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup (SDKI) tahun 2017. Menurut kemenkes RI tahun 2019, AKB disebabkan
oleh beberapa sepsis (12,5%), tetanus (3,5%) dan sisanya sekitar 0, 36% dengan
penyebab lain. Pemerintah melalui kementrian kesehatan telah melakukan berbagai usaha
sehingga pada tahun 2024 penurunan AKB menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya peningkatan
angka kematian bayi yaitu dengan meningkatkan gerakan saying ibu dan bayi (GSI-B)
seperti yang dilakukan dirumah sakit melalui program menyelenggarakan persalinan
yang bersih dan pencegahan infeksi, mengkohrt bayi yang sakit, melaksanakan perawatan
metode kangguru (PMK) pada bayi berat rendah untuk mencegah bayi lama dirawat
dirumah sakit.

B. SARAN
a. Memberikan dukungan pada ibu menyusui bayi secara efektif selama 6 bulan.
b. Membawa bayi keposyandu untuk pemantauan tumbuh kembang dan imunisasi
sesuai jadwal.
c. Jagalah kesehatan lingkungan rumah agar terhindar dari penyakit.
d. Segeralah bawa bayi ketenaga kesehatan apabila bayi sakit.

Anda mungkin juga menyukai