DI SUSUN OLEH:
1. RANI PRATIWI
2. NUR HALIMAH
3. MASRIFAH
DOSEN PEMBIMBING:
IBU MUSDALINA SST, M.Kes
Alhamdulillah berkat kemudahan yang diberikan allah SAW, kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul ‘BAYI BARU LAHIR BERMASALAH’.
Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalahsebagai salah satu tugas mata kuliah
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI DAN BALITA. Kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kami dan bagi yang membacannya amin.
Kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa makalah kami banyak kekurangan dan
jauh dari kata kesempurnaan.oleh karena itu,kami mengharapkan keritikan dan saran yang
ditunjukan sebagai pembangun.
PENULIS
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa krisis perkembangan seseorang.
Dikatakan masa krisis karna pada masa ini bayi sangat peka terhadap lingkungan dan
dilatakan masa keemasan karna masa bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat
diulang kembali. Masa bayi terbagi menjadi dua priode yaitu masa neonatal dan masa
post neonatal. Masa neonatal dimulai dari 0-28 hari, sedangkan masa post neonatal
dimulai dari 29 hari sampai 11 bulan.
Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dari drajat
kesehatan masyarakat dan keberhasilan pelayanan kesehatan suatu Negara. Berdasarkan
survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKB yaitu sebesar 32 per
1000 kelahiran hidup. AKB di Indonesia mengalami penurunan menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup (SDKI) tahun 2017. Menurut kemenkes RI tahun 2019, AKB disebabkan
oleh beberapa sepsis (12,5%), tetanus (3,5%) dan sisanya sekitar 0, 36% dengan
penyebab lain. Pemerintah melalui kementrian kesehatan telah melakukan berbagai usaha
sehingga pada tahun 2024 penurunan AKB menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya
peningkatan angka kematian bayi yaitu dengan meningkatkan gerakan saying ibu dan
bayi (GSI-B) seperti yang dilakukan dirumah sakit melalui program menyelenggarakan
persalinan yang bersih dan pencegahan infeksi, mengkohrt bayi yang sakit, melaksanakan
perawatan metode kangguru (PMK) pada bayi berat rendah untuk mencegah bayi lama
dirawat dirumah sakit.
A. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui apa saja permasalahan pada bayi baru lahir
2. Untuk mengetahui apa factor dan penyebab permasalahan pada bayi bau lahir
3. Untuk mengetahui cara pencegahan masalah yang terjadi pada bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui kapan dilaksanakan imunisasi pada anak sekolah
B. Tujuan
1. Mengetahui apa saja permasalahan pada bayi baru lahir
2. Mengetahui apa factor dan penyebab permasalahan pada bayi bau lahir
3. Mengetahui cara pencegahan masalah yang terjadi pada bayi baru lahir
4. Mengetahui kapan dilaksanakan imunisasi pada anak sekolah
C. Manfaat
Dengan di buatnya makalah ini semoga dapat menambah wawasan bagi
pembacanya dan menjadi pembelajaran bagi pembaca dan penulis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah pemberian vaksin (virus yang dilemahkan) kedalam tubuh
seseorang untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Diberikan mulai dari
bayi baru lahir dampai awal masa kanak-kanak. Imunisasi yang diproleh waktu bayi
belum cukup untuk melindungi iri dari aneka penyakit maka imunisasi ulang perlu
diberikan kembali sampai usia anak sekolah.
Bulan imunisasi anak sekolah(BIAS) adalah program kesehatan secara nasional
meliputi pemberian imunisasi pada anak sekolah tingkat dasar dilakukan satu kali dalam
setahun. Adapun imunisasi yang diberikan kepada anak usia sekolah adalah imunisasi
campak rubella, difteri, tetanus dan hpv. Program imunisasi anak sekolah ini dinamakan
(BIAS) yang ditujukan peserta didik jenjang SD/MI/sederajat.
BIAS adalah salah satu bentuk kegiatan oprasional dari imunisasi lanjutan pada
anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu disetiap tahunnya dengan sasaran
seluruh anak-anak usia sekolah dasar(SD) atau sederjst(MI/SDLB), KELAS 1,2, dan 5
diseluruh Indonesia. Imunisasi lanjutan sendiri adalah imunisasi ulangan yang ditujukan
untuk mempertahankan tingkat kekebalan tubuh. Iminisasi yang diberikan berupa vaksin
difteri, tetanus,dan vaksin campak rubella.
Pemerintah menyelenggarakan imunisasi BIAS karena merasa imunisasi wakyu
bayi belum cukup untuk melindungi penyakit PD3I( penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisi) bagi usia anak sekolah. Hal ini didasarkan karna adanya penurunan imunisasi
ketika bayi.
Kesehatan merupakan salah satu unsur kesejahteraan bagi masyarakat melalui
pembangunan kesehatan dengan perencanaan terpdu. pemberian vaksin melalui program
imunisasi merupakan sak\lah satu strategi pembangunan kesehatan nasional dalam rangka
mrwujudkan Indonesia sehat. Upaya ini merupakan uoaya kesehatan yang terbukti paling
cost effective. Mulai dari tahun 1977, upaya imunisasi dikembangkan menjadi program
pengembangan imunisasi dalam rangka pencegahan penularan terhadap penyakit yang
dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), yaitu tuberculosis, disteri, campak, polio,
tetanus, dan hepatitis B.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator penting dari drajat
kesehatan masyarakat dan keberhasilan pelayanan kesehatan suatu Negara. Berdasarkan
survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 AKB yaitu sebesar 32 per
1000 kelahiran hidup. AKB di Indonesia mengalami penurunan menjadi 24 per 1.000
kelahiran hidup (SDKI) tahun 2017. Menurut kemenkes RI tahun 2019, AKB disebabkan
oleh beberapa sepsis (12,5%), tetanus (3,5%) dan sisanya sekitar 0, 36% dengan
penyebab lain. Pemerintah melalui kementrian kesehatan telah melakukan berbagai usaha
sehingga pada tahun 2024 penurunan AKB menjadi 16 per 1000 kelahiran hidup.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah terjadinya peningkatan
angka kematian bayi yaitu dengan meningkatkan gerakan saying ibu dan bayi (GSI-B)
seperti yang dilakukan dirumah sakit melalui program menyelenggarakan persalinan
yang bersih dan pencegahan infeksi, mengkohrt bayi yang sakit, melaksanakan perawatan
metode kangguru (PMK) pada bayi berat rendah untuk mencegah bayi lama dirawat
dirumah sakit.
B. SARAN
a. Memberikan dukungan pada ibu menyusui bayi secara efektif selama 6 bulan.
b. Membawa bayi keposyandu untuk pemantauan tumbuh kembang dan imunisasi
sesuai jadwal.
c. Jagalah kesehatan lingkungan rumah agar terhindar dari penyakit.
d. Segeralah bawa bayi ketenaga kesehatan apabila bayi sakit.